Pres Radiology
Pres Radiology
Sales Pousror
Achmad Syarif H
G99141168
Alfian Noor HK
G99141169
Jinan Fairuz AR
G99141170
Pembimbing
Rachmi Fauziah Rahayu,dr.,Sp.Rad
G99141171
G99141172
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PENUTUP
PENDAHULUAN
Hinchey et
al.
1996
sakit
kepala
kejang
gangguan
visual
perubahan
status
mental
kesatuan
clinicalneuroradiologi
cal
temuan radiologis
berupa edema pada
substansia alba yang
divaskularisasi oleh
sirkulasi otak bagian
posterior
DEFINISI
Posterior reversible encephalaopathy
syndrome (PRES)
kumpulan gejala nyeri kepala, kebingungan,
kejang dan gangguan visus, yang dapat
didiagnosis dengan pemeriksaan MRI berupa
hiperintensistas T2 di bagian posterior
hemisfer serebri bilateral
EPIDEMIOLOGI
Kejadian posterior
reversible
encephalaopathy
syndrome (PRES)
secara keseluruhan
masih belum diketahui
secara pasti
penelitian retrospektif
dilakukan pada tahun
1988-2008
ANATOMI ENCEPHALON
Hemispherium
Cerebralis
Truncus
Encephali
Cerebellum
lobus
mid brain
otak kecil
sulkus
pons
Medulla
oblongata
ETIOLOGI
Sepsis
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
manifestasi klinis
Hipertensi
Kanker
Gagal Ginjal
Perdarahan Intracranial
Penyakit Autoimun
Kemoterapi Kanker
Transplantasi
Infeksi/Sepsis/Syok
Drug Abuse
PENATALAKSANAAN
PENUTUP
Posterior reversible encephalaopathy
syndrome (PRES) merupakan kumpulan gejala
nyeri kepala, kebingungan, kejang dan
gangguan visus, yang dapat didiagnosis
dengan adanya manifestasi klinis dan
pemeriksaan MRI berupa hiperintensistas T2 di
bagian posterior hemisfer serebri bilateral
Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
radiologis diperlukan untuk membantu
menegakkan diagnosis posterior reversible
encephalaopathy syndrome (PRES
saran
Perlunya studi lebih lanjut untuk menetapkan
standarisasi diagnosis posterior reversible
encephalaopathy syndrome (PRES) yang
didasarkan dari perolehan anamnesis,
pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan radiologis.
Perlunya studi lebih lanjut untuk
mendeskripsikan Posterior reversible
encephalaopathy syndrome (PRES) secara
mendalam sehingga PRES memiliki batasanbatasan yang lebih jelas.