1.
BAB VI
1.
METODE PELAKSANAAN
1.
6.1 UMUM
2.
6.2
c. Pos jaga, yang berfungsi sebagai tempat pengawasan alat dan material
d. Gudang, sebagai tempat penyimpanan bahan yang akan dipakai.
e. Pendatangan alat berat seperti crane, ponton, hammer hydraulik untuk
keperluan pemancangan tiang pancang.
VI - 1
4.
6.2.1.1
PEMANCANGAN
2 buah ponton
1 Crane
1 hydraulic hammer
Gambar 6.2. Cek titik tiang pancang dari darat dengan Alat Teodolit
Pertama-tama ponton crane mengambil tiang pancang yang berada pada areal
penumpukan, dan kemudian memindahkan tiang pancang dari ponton crane ke
ponton pancang, lalu kemudian dilaksanakan pemancangan.
Pada saat pemancangan, langkah-langkah pekerjaan
yang dilakukan
adalah ponton pancang diarahkan ke titik yang dituju, dengan bantuan alat teodolit
untuk menentukan ketepatan titik serta kelurusan/kemiringan tiang. Setelah
semuanya sesuai, tali pengikat tiang pada hydraulic hammer dikendorkan sehingga
tiang pancang akan turun sampai seabed dan diukur kembali ketepatannya dengan
teodolit. Apabila sudah sesuai kembali, baru mulai dipancang dengan hydraulic
hammer sampai kedalaman yang direncanakan (lihat gambar 6.3). Untuk
kepastian pemberhentian pemancangan, pada pemancangan tiang terakhir
dilakukan kalendering, apabila S rencana > S lapangan , pemancangan dapat
diberhentikan. Langkah-langkah ini dilakukan sampai semua tiang pancang
perencanaan terpancang pada posisinya.
Setelah beberapa tiang pancang selesai dipancang, dapat dilakukan
pemotongan tiang pancang yang berlebih dengan menggunakan hammer ban
sampai pada elevasi tiang yang direncanakan. Apabila pemotongan
6.
6.2.1.2
PENGECORAN POER
dengan perakitan bekisting poer diatas landasan yang telah ada, sesuai dengan
ukurannya.
Untuk bagian vertikal dari bekisting poer ditopang dengan kayu
perancah ke balok yang menghubungankan antar tiang pancang (Gambar 6.6).
Setelah bekisting poer selesai , dilakukan pemasangan tulangan beton
pengisi tiang dan tulangan poer. Pengecoran dilakukan sekaligus sehingga antara
beton pengisi tiang dan poer monolit.
7.
6.2.1.3
ukuran rencana dan ditopang dengan kayu ke landasan yang telah terpasang
pada langkah sebelumnya (Gambar 6.8), pengecoran dilakukan monolit
(sekaligus) dengan pelat dermaga, balok fender. Sebelum
pengecoran
dilakukan, angker bolder dan fender dipasang pada posisinya dengan dilas
dengan tulangan balok untuk perkuatan .
8.
6.2.3.1
PEMASANGAN BOLDER
10.
6.2.3.2
PEMASANGAN FENDER
11.
6.2.3.3