PENGAWAS
MENELAN OBAT
(PMO) PENDERITA
TB PARU
oleh
KKN PPM 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
booklet yang berjudul Panduan Bagi Pengawas Menelan Obat
(PMO) Penderita TB Paru. Booklet ini dibuat untuk bahan
bacaan PMO di kecamatan Tanggul dalam rangka pelaksanaan
Program Santun TB (PESAT TB) yang dilaksanakan dalam
KKN PPM 2014.
Penyusunan booklet ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. dr. Sujono Kardis, Sp. KJ. selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Jember;
2. Murtaqib, S.Kp., M.Kep, dan Ns. Nur Widayati S.
Kep., M. N., selaku dosen pembimbing lapangan;
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca agar booklet ini bisa mencapai
kesempurnaan. Penulis berharap booklet ini dapat bermanfaat
dan menjadi bahan bacaan bagi masyarakat di Kecamatan
Tanggul.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................. 2
BAB 2. ISI........................................................................... 3
2.1 Apa yang dimaksud PMO ................................... 3
2.2 Pengetahuan Dasar TB Paru ............................... 6
2.3 Pemeriksaan Penderita TB Paru ........................ 8
2.4 Cara Pencegahan TB Paru .................................. 10
2.5 Cara Pengobatan TB Paru ................................. 14
BAB 3. PENUTUP ............................................................. 21
3.1 Kesimpulan ........................................................... 21
3.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan ........................ 22
DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 23
LATAR BELAKANG
Pengobatan TB memerlukan jumlah obat yang cukup
banyak (minimal 4 obat/hari pada fase awal dan 2 obat/hari
pada fase lanjutan) dan lama pengobatan yang panjang
(minimal 6 bulan). Bila ada penyakit lain maka jumlah obat
menjadi lebih banyak lagi dan pada beberapa jenis TB
memerlukan masa pengobatan yang lebih panjang. Masalah
lain adalah masyarakat sering menghindari kontak dengan
penderita TB, mengisolasi, memisahkan peralatan makan,
kebersihan, pakaian dan lain-lain.
Keadaan tersebut membuat penderita TB merasa malu,
rendah diri dan bahkan bisa
depresi,
sehingga
ada
kemungkinan pasien tidak
mau konsultasi ke petugas
kesehatan, malas minum
obat, atau menghentikan
pengobatan.
Penderita TB paru yang
tidak berobat atau minum obat tapi tidak sesuai pedoman akan
berisiko penyakitnya makin parah dan menulari orang di
sekitarnya saat yang bersangkutan batuk atau bersin. Akibatnya
jumlah penderita TB makin banyak dan program
pemberantasan TB jadi semakin berat. Salah satu usaha untuk
menjamin pasien tetap semangat menelan obat sampai sembuh
adalah menyiapkan seseorang untuk mendampingi pasien TB,
disebut PMO (Pengawas Menelan Obat).
1
3
TUJUAN
Pengawas Menelan Obat (PMO) memiliki pengetahuan lebih
untuk dapat mengarahkan penderita Tb menyelesaikan
pengobatannya hingga sembuh.
MANFAAT
Dapat digunakan menjadi buku bacaan bagi PMO dan menjadi
buku catatan minum obat pasien yang menjadi
tanggungjawabnya.
mengawasi,
memberikan
penyuluhan
penderita
Paru
TB
kepada
dan
anggota
keluarga
menyarankann
anggota
4
7
11
adalah
suatu
penyakit
menular
yang
Mengetahui
Seseorang
Menderita TBC?
Seseorang
dicurigai
menderita
TBC
bila
kadang-kadang dahaknya
bercampur darah.
Selain itu dapat disertai gejala-gejala berikut:
Sesak nafas dan nyeri dada
Berkeringat pada malam hari walaupun
tidak melakukan kegiatan
13
dalam
dahak
seseorang
ditemukan
ke
serangga,
ataupun
orang
lain,
tranfusi
melalui
bukan
darah,
alat
air
makan
melalui
susu
ibu
minum
penderita
TBC dapat menyerang siapa saja (tua,
muda, laki-laki, perempuan, miskin, kaya)
meskipun
golongan
darahnya
berbeda
dengan penderita
bila
sulit
Pastikan penderita
memeriksakan dahak ulang
untuk melihat kemajuan dan
kesembuhan penyakitnya
9
17
BAGI PASIEN
a. Menutup mulut ketika batuk & bersin.
b. Gunakan masker atau kain untuk menutup mulut.
c. Membuang ludah & dahak di tempat khusus dengan
penutup yang berisi sabun lalu membuangnya di lubang
WC atau menguburnya di tanah yang terkena sinar
matahari.
d. Makan makanan yang bergizi.
e. Tidur dan istirahat yang cukup
f. Tidak merokok dan tidak minum minuman yang
mengandung alkohol
g. Perlu diingat bahwa orang yang sudah pernah
menderita tuberculosis dan sudah pernah diobati, dapat
kembali terkena tuberculosis jika tidak mencegahnya
dan menjaga kesehatan tubuh dengan baik
2.
BAGI MASYARAKAT
a. Makan makanan yang bergizi.
b. Mengurangi kontak dengan penderita tuberculosis paru
c. Menjaga standar hidup yang baik dengan makanan
yang bergizi, lingkungan yang sehat dan berolahraga
d. Jangan biarkan lingkungan dalam keadaan lembab, atau
ventilasi lingkungan yang baik
e. Membuka jendela dan mengusahakan sinar matahari
masuk ke ruang tidur dan ruangan-ruangan lain
f. Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC)
vaksin ini secara rutin diberikan pada balita
10
19
Sumber : www.tbonline.info
11
12
21
13
23
TBC?
Pengobatan penderita diberikan sesuai
dengan anjuran petugas kesehatan.
Pengobatan dilakukan 2 tahap yaitu tahap
awal dan tahap lanjutan.
Pada tahap awal, satu papan obat (blitser)
diminum
sekaligus
setiap
hari.
Lama
bulan
tergantung
berat
ringannya
penyakit.
Pada tahap lanjutan, satu papan obat
(blitser)
diminum
sekaligus
kali
2.
pengobatan
(BP4)
Rumah sakit
14
penyakit
Paru-Paru
3. BAGAIMANA
MENELAN
OBAT
YANG
BENAR?
Sebaiknya satu papan (blitser) ditelan
sekaligus
sebelum
makan
pagi
atau
dari
waktu
yang
ditentukan,
menelan
obat
dengan
Pastikan obat
diminum sesuai
dengan anjuran
petugas
kesehatan
15
25
4.
Gambar obat
Efek
Tidak ada
nafsu
makan,
16
mual, sakit
Sumber: www.tbonline.info
Pirazinamid
perut
Nyeri sendi
Sumber: www.answers.com
INH
Kesemutan
(Isoniazid)
sampai
dengan rasa
terbakar di
Sumber: www.tbonline.info
Rifampisin
Sumber: www.tbonline.info
kaki
Warna
kemerahan
pada
air
seni
b. Efek samping Berat
No. Nama obat
117 Semua jenis
Obat
anti
Gambar
Efek samping
Gatal dan
kemerahan
tuberkulosis
kulit
Sumber: www.tbonline.info
streptomisin
Tuli
Gangguan
keseimbangan
Sumber: www.tbonline.info
Hampir
Kulit
semua obat
menguning
anti
tuberkulosis
4
Sumber: www.tbonline.info
Hampir
Bingung dan
semua obat
muntah-
anti
muntah
Gangguan
penglihatan
27
healthy.kaiserpermanente.o
rg
Rifampisin
Bintik-binti
merah pada
kulit
Sumber: www.tbonline.info
18
6. Bagaiamana
mengetahui
kemajuan
pengobatan?
Keluhan berkurang atau hilang
Berat badan meningkat atau bertambah
Mau makan dan minum
Pemeriksaan dahak pada akhir tahap awal menunjukkan
hasil negatif
7. Hasil Pengobatan
Sembuh
Penderita
dinyatakan
sembuh
apabila
hasil
adanya
kuman
TBC.
Serta
hasil
Pengobatan lengkap
19
29
Meninggal
Penderita meninggal dalam masa pengobatan karena
sebab apapun
Pindah
Penderita yang pindah berobat ke unit lain dan hasil
pengobatannya tidak diketahui
Putus obat
Penderita yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut
atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai
Gagal
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif
atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau
lebih selama pengobatan
KESIMPULAN
TB Paru merupakan penyakit menular yang dapat
disembuhkan dengan cara rutin meminum obat selama 6 bulan
penuh dan melakukan tindakan pencegahan penularan untuk
melindungi orang-orang disekitar anda, serta kenali tanda dan
gejala agar segera dapat ditangani sebelum menjadi parah.
Jangan jauhi penderita TB Paru namun bersama-sama
memberantas TB merupakan jalan keluar menghentikan TB
Paru di lingkungan kita.
21
31
22
DAFTAR PUSTAKA
(tanpa nama). 2010. Gerak Sehaty. Jakarta: Salemba Medika
Dahlan, Zul. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.
Kumar, Vinay. Et.al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Vol.2
Ed. 7. Jakarta : EGC.
N. Richard, Mitchell. Et.al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis
Penyakit Robbins dan Coutran. Jakarta : EGC.
Nugroho, Wahyudi. 1995. Perawatan Usia Lanjut. Jakarta:
EGC.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Reevers, Charlene J, et all. 2000. Keperawatan Medika Bedah.
Jakarta : Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2000. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Susanto, S, dkk. 2012. Buku Penuntun Praktikum
Keperawatan Komunitas 2. Tidak dipublikasikan. Jember
33