NIM
: 04011281320031
SKENARIO A
Tn. Amir umur 58 tahun, memiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM tipe 2. Sejak 1,5
tahun yang lalu dia mengalami kelemahan separuh tubuh sebelah kanan tapi masih bisa jalan.
Sejak 1 tahun terakhir dia sering lupa meletakkan benda, sering ketinggalan belanjaan di
pasar dan sering lupa jalan pulang ke rumah. 6 bulan terakhir, dia juga lupa waktu makan dan
mandi. Dia juga sering mudah marah dan tersinggung. Lalu dia dibawa oleh keluarganya ke
dokter.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium: GDS 240 mg/dL, kolesterol total 260 mg%, LDL 180 mg%
Hasil Pemeriksaan Penunjang: CT scan kepala: Infark lacunar di lobus temporalis kiri
Hasil Pemeriksaan Kognitif: MMSE 15/30
: Demensia vascular dapat diderita oleh siapa saja, namun lebih banyak
terjadi pada orang tua dikarenakan faktor umur. Hal ini dikarenakan kerusakan
pembuluh darah lebih sering terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut. Hal ini juga
diperkuat apabila terdapat jantung dan stoke.
Jenis Kelamin : Demensia vaskular paling sering terjadi pada laki-laki, khususnya pada
mereka dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya atau faktor resiko kardiovaskular lain.
Pada kauss ini Tn. Amin (58 tahun) memeiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM.
Gangguan terutama mengenai pembuluh darah serebral berukuran kecil dan sedang, yang
mengalami infark dan menghasilkan lesi parenkim multipel yang menyebar pada daerah otak
yang luas.
juga disebabkan oleh penyakit substansia alba iskemik atau sekuale dari hipotensi
atau hipoksia.
d. Bagaimana SKDI dari diagnosis pada kasus?
Demensia
SKDI 3A
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
LI
Anatomi dan Fisiologi Otak yang Berhubungan dengan Fungsi Luhur
Fungsi luhur terdiri dari :
1. Kognitif
2. Memori
Kemampuan memori seseorang tersimpan dalam korteks prefrontal, lobus temporalis,
dan hipokampus
Klasifikasi Memori
Secara umum memori dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Memori jangka pendek
Memori jangka pendek yaitu memori yang berlangsung beberapa detik atau paling
lama beberapa menit. Penjelasan terjadinya memori jangka pendek ini sebenarnya
kurang dipahami namun terdapat penjelasan bahwa mekanisme memori ini oleh
karena adanya fasilitasi dan inhibisi prasinaptik. Hal ini terjadi pada sinap-sinap
yang terletak pada fibril-fibril saraf terminal segera sebelum fibril-fibril tersebut
bersinaps dengan neuron berikutnya. Neurotransmitter yang disekresikan pada
terminal seperti itu seringkali menyebabkan fasilitasi atau inhibisi yang
berlangsung selama beberapa detik sampai menit.
2. Memori jangka menengah
Memori jangka menengah adalah memori yang berlangsung beberapa hari sampai
beberapa minggu, tetapi kemudian menghilang. Memori jangka menengah ini
terjadi akibat dari proses fasilitasi dan habituasi pada prasinaps.
Habituasi
Efek habituasi pada terminal sensorik terjadi akibat pennutupan secara progresif
kanal-kanal kalsium pada membrane terminal. Ion kalsium dapat berdifusi ke
dalam terminal terhabituasi ini lebih sedikit daripada jumlah normal dan akan
semakin sedikit transmitter sensorik terminal yang dilepaskan karena pemasukan
ion kalsium merupakan stimulus utama bagi pelepasan transmitter.
Fasilitasi
1. Perangsangan terminal fasilitator prasinaptik yang bersamaan dengan
perangsangan sensorik menyebabkan pelapasan serotonin pada sinaps
fasilitator dipermukaan terminal sensorik.
2. Serotonin bekerja pada serotonin receptor pada membrane terminal sensorik
akan mengaktifkan enzil adenil-siklase yang membentuk cAMP
3. cAMP lalu megaktifkan protein kinase yang menyebabkan pfosfolirasi protein
yang merupakan bagian dari kanal kalium di membran terminal sinaps
sensorik. Keadaan ini akan menghambat konduktans kalium pada kanal.
Penghambatan ini dapat berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa
minggu
4. Berkurangnya konduktans kalium akan menyebabkan timbulnya potensial aksi
yang semakin lama pada terminal prasinaps karena keluarnya ion kalium dari
terminal tersebut diperlukan untuk repolarisasi.
5. Potensial aksi yang lama menyebabkan aktivasi yang semakin lama pada
kanal-kanal kalsium, sehingga banyak sekali ion kalsium memasuki sinaps
sensorik dan menyebabkan peningkatan pelepasan transmitter oleh sinapssinaps, sehingga menyebabkan fasilitasi transmisi sinaps secara bermakna ke
neuron selanjutnya.
3. Memori jangka panjang
Memori ini yang sekali disimpan dapat diingat kembali selama bertahun-tahun
kemudian atau bhakan seumur hidup.
Memori jangka panjang ini teradi karena adanya perubahan structural, bukan
hanya perubahan kimiawi pada sinaps. Perubahan struktur yang terjadi adalah
1. Peningkatan tempat-tempat pelepasan vesikel untuk menyekresikan bahanbahan transmitter.
2. Peningkatan jumlah vesikel-vesikel transmitter yang dilepaskan,
3. Peningkatan jumlah terminal prasinaptik.
banyak
bagian
satu
ujung
hipokampus berbatasan
dengan
amigdaloid
nukeli
serta
sepanjang
perbatasan
lateralnya
bersatu
hipokampus hampir selalu dapat menyebabkan salah satu dari berbagai pola
perilaku, misalnya kepuasan, rasa marah, ketidakpedulian, atau dorongan seks
yang berlebih.
Pada evolusi pembentukan otak di masa yang sangat awal, hipokampus mungkin
merupakan sekumpulan neuron yang mempunyai mekanisme penentu pada
keadaan kritis, yang menentukan makna sinyal sensorik penting yang masuk.
Segera setelah kemampuan untuk membuat keputusan kritis ini terbentuk, diduga
sisa bagian otak lainnya juga mulai berhubungan dengan hipokampus untuk
pembuatan keputusan. Oleh karena itu, jika hipokampus memberikan sinyal
bahwa masukan neuron tertentu bersifat penting, kemungkinan besar informasi
tersebut akan disimpan menjadi memori.
Telah diduga bahwa hipokampus yang menyebabkan timbulnya dorongan untuk
mengubah memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang-artinya,
hipokampus mengirimkan sinyal atau sinya-sinyal yang tampaknya membuat
pikiran berulang-ulang melatih informasi baru sampai menjadi memori yang
Area Wernicke
Area Wenicke terletak di
belakang
korteks
di
lobus
temporalis.
Area
merupakan
pertemuan
ini
dari area asosiasi somatik, visual, dan auditorik. Area ini mempunyai peran
paling besar dalam fungsi pemahaman otak tingkat tinggi (intelegensia).
Gyrus angularis
Area ini terletak pada region anterolateral pada lobus oksipitaslis. Terdapat
area asosiasi penglihatan yang memasok informasi penglihatan dari kata-kata
yang dibaca ke dalam area Wernicke. Gyrus angularis ini diperlukan untuk
mengartikan kata-kata yang diterima secara visual. Mekanisme kerja dari
gyrus angularis ini adalah dengan menyalurkan informasi visual dari bacaan
ke area Wernicke pada hemisfer yang dominan.
Area Broca
Area ini terletak di korteks prefrontal bagian posterior lateral dan sebagian lagi
di daerah premotorik. Are ini bekerja dalam perencanaan dan pola-pola
motorik untuk menyatakan kata-kata atau bahkan kalimat.
4. Visuospasial
Area ini disebut juga sebagai area pengenalan wajah, terdapat pada sisi bawah medial
dari kedua lobus oksipitalis dan sepanjang permukaan medioventral lobus temporalis.
5. Emosi
Emosi diatur oleh sistem limbik. Area ini ditemukan di belahan anterior dari lobus
temporalis, dibagian ventral lobus frontalis, dan di gyrus singuli yang terletak pada
bagian dalam fisura longitudinalis dipermukaan tengah setiap emisferium serebri.
Area ini berhubungan dengan tingkah laku, emosi, dan motivasi.
Fungsi amigdala
Amigdala merupakan kompleks beragam nukelus kecil yang terletak tepat di bawah
korteks serebri dan tiang medial anterior setiap lobus temporalis. Pada manusia,
terdapat bagian dari amigdala (nuckelus basolateralis) lebih berkembang daripada
bagian olfaktorius tersebut, dan perannya penting pada banyak aktivitas perilaku ang
umumnya tidak berhubungan dengan stimulus olfaktorius. Pada umumnya
perangsangan amigdala ini menyebabkan efek yang hampir sama degan efek akibat
perangsangan langsung hipotalamus, ditambah dengan efek lain. Efek yang diawali
dari amigdala kemudian dikirim melalui hiptalamus melalui (1) peningkatan atau
penutunan tekanan arteri, (2) meningkatkan atau menurunkan frekuensi tekanan arteri,
(3) meningktakan atau menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal, (4) defekasi
atau mikturisi, (5) dilatasi pupil atau, kadangkala konstriksi, (6) piloereksi, (7)
seksresi
berbagai
hormone
hipofisis
anterior
terutama
gonadotropin
dan
korteks
prefrontal
serebri
dengan
struktur-struktur
limbik
subkortikal. Kerusakan pada area ini menyebabkan rasa marah di septum dan
hipotalamus terlepas dari pengaruh hambatan prefrontal.
Anatomi yang Berhubungan dengan Lobus Temporal
Lobus temporal terletak pada fossa medial cranii yang berikatan pada sayap tulang sphenoid
pada bagian anterior, pada bagian inferior berikatan pada permukaan superior dari lobus
temporal, pada bagian lateral berbadatas dengan lobus temporal yang pipih dan
berdampingan dengan tulang parietal. Durameter melekat pada tulang-tulang ini dan
dipisahkan oleh arachnoid, subarachnoid, dan piamater. Permukaan dalam sphenoid, parietal,
dan tulang pipih temporal dilelkukan oleh cabang arteri meningeal media, yang memasuki
cavitas crania melalui foramen spinosum dibawah gyrus fusiform. Tentorium cerebellu
terletak dibawah posterior dan medial dari lobus temporal, dengan ujung insisura tentorium
berada dibawah ujung rostal dari gyrus parahippocampus, disebelah lateral dari uncus dan
disebelah posterior dari sulcus rhinal. Perlekatan yang memisahkan tentorium adalah sinus
transversal di bagian medial dan sinus sphenoparietal pada bagian anterolateral. Bagian yang
keras pada tulang temporal berisi struktur relinga dalam dan mastoid, yang merupakan
kelanjutan dari telinga tengah dan nasofaring.
Arteri karotis internal masuk ke dalam cranium diatas dan medial dari bagian ujung anterior
dari gyrus parahippocampal, melewati sinus carvenosa dan masuk dianatara optik kiasma dan
bagian anterior daari lobus temporal sebelum bercabang menjadi arteri cerebral anterior dan
media. Arteri seberal media menuju sulkus lateral dari atas, memperdarahi cabang frontal,
parietal dan temporal yang memperdarahi bagian lateral permukaan lobus. Arteri seberal
media juga membentuk bagian anterolateral dari arteri sentral (arteri striae lateral) yang
masuk ke otak melalui substansi berlubang pada bagian anterior dan banyak menyuplai
corpus striatum dan kapsul internal dan eksternal.
Arteri serebral posterior yang menanjak melalui tentorial notch dan cabang pertamanya
(arteri komunikans posterior) dekat dengan permukaan medial lobus temporal yang terletak
diantara uncus dan saraf okulomotor.
Saraf okulomotor yang muncul dari permukaan medial pendikulus serebral, melewati ruang
subarachnoid menuju sinus carvenosa dan fissure orbital superior.
Suplai Darah dan Drainase Vena
Lobus temporal menerima darah dari kedua arteri karotis dan system vertebrobasiler. Arteri
koroidal anterior yang merupakan cabang preterminal arteri
karotis interna berjalan disepanjang traktus optikus dan
fisura koroid, yang mengindentasi permukaan medial lobus
temporal, memisahkan fimbria hipokampus dari stria
terminalis dan ekor nucleus kaudatus.
Bagian lobus temporal yang diperdarahi oleh arteri koroid
anterior adalah bagian akhir gyrus rapahippocampal, uncus,
amigdala dan pleksus koroidalis pada tanduk temporal dari
ventrikel lateral.
Arteri serebral media, cabang terminal dari arteri karotis
interna, menyilang insula pada dasar sulkus lateral, memperdarahi cabang yang menyuplai
korteks gyrus temporal pada bagian superior dan media dan tiang temporal.
Arteri serebral posterior memperdarahi dua dari empat cabang temporal, sebelum bercabang
menjadi arteri calcarinal dan parietooccipital yang memperdarahi lobus oksipital. Cabang
temporal dari ateri serebral posterior menyumplai permukaan inferior lobus temporalis,
namun tidak menyuplai tiang temporal.
Drainase vena pada korteks temporal dan substansi alba berjalan anterior ke vena serebral
media superficial, dalam sulkus lateral dan ke vena anastomosis inferior (vein of Labbe),
yang menghubungkan vna serebral media superfisialis dengan sinus transverses. Darah dari
bagian dalam lobus, termasuk amigdala, hipokampus, dan fornix, megalir ke vena koroidalis
posterior. Pembuluh darah ini terletak disepanjang pleksus koroidalis dari ventrikel lateral,
menuju dan bergabung dengan vena thalamostarie secara langsung di belakang formaen
interventicular dan membentuk vena serebral interna. Vena serebral interna bagain kanan dan
kiri berjalan kea rah posterior di dalam fisura transversal di antara krura fornix dan diatas
splenium
korpus
callosum,
dimana
mereka
Daftar Pustaka
Hall. 2011. Hall dan Guyton Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Keduabelas. Singapore :
Elsevier p. 753-777.
J.A. Kiernan. 2011. Review Article : Anatomy of Temporal Lobe. Hindawi Publishing
Corporation Epilepsy Research and Treatment Volume 2012, Article ID 176157 12 pages.