Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANAK AGUNG ANOM

NIM

: 030.10.026

JUDUL : INFEKSI SALURAN KEMIH

INFEKSI SALURAN KEMIH

1.Pendahuluan

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu infeksi yang terjadi karena pertumbuhan
mikroorganisme di saluran kemih. Menurut National Kidney and Urologic Diseases Information
Clearinghouse (NKUDIC), ISK merupakan penyakit infeksi kedua tersering setelah infeksi
saluran nafas dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan setiap tahun.
Pada umumnya wanita lebih sering mengalami infeksi saluran kemih daripada laki-laki,
namun pada masa neonatus ISK lebih banyak terjadi pada laki-laki (2,7%) yang tidak di
sirkumsisi dibandingkan dengan wanita (0,7). Dengan bertambahnya usia, insiden ISK terbalik
yaitu pada wanita (3%) dan laki-laki (1,1%)
2. Klasifikasi
ISK berdasarkan anatominya dibagi menjadi infeksi saluran kemih atas dan saluran
kemih bawah. Infeksi saluran kemih atas terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Pielonefritis akut
2. Pielonefritis kronik
Sedangkan, infeksi saluran kemih bawah terbagi menjadi :
1.
2.
3.
4.

Uretritis
Sistitis
Prostatitis
Epididimitis

3.Patogenesis

Sejauh ini, saluran kemih bebas dari mikroorganisme atau steril. Pada keadaan normal,
bakteri pada saluran kemih dapat segera menghilang karena adanya efek pengenceran dan
pembilasan ketika membuang air kecil. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme
masuk ke dalam saluran kemih dan berkembang biak dalam media urin. Mikroorganisme
memasuki saluran kemih melalui 4 cara yaitu :
1.
2.
3.
4.

Ascending
Hematogen seperti pada M Tuberculosis atau S Aureus
Limfogen
Langsung dari organ sekitar yang terinfeksi
Infeksi saluran kemih dapat terjadi karena adanya gangguan keseimbangan antara

mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai
host. Gangguan keseimbangan ini bisa disebabkan karena pertahanan tubuh host menurun seperti
pada kehamilan, penyakit imunosupresif, jenis kelamin, atau virulensi agent yang meningkat.
1. Jenis kelamin
Jenis kelamin memengaruhi kejadian ISK karena terdapat perbedaan anatomi saluran
kemih seperti uretra. Uretra wanita lebih pendek daripada uretra laki-laki sehingga akan
memudahkan untuk terjadinya ISK.
2. Usia lanjut
Pada usia lanjut, terjadi penurunan respon imun sehingga akan memudahkan terjadinya
infeksi.
3. Penyakit imunosupresif

4. Kehamilan
Kecenderungan infeksi saluran kemih pada kehamilan karena adanya penurunan
kekuatan ureter dan peristaltik ureter sehingga mikroorganisme dapat diam di dalam
saluran kemih dan menyebabkan infeksi.
5. Virulensi

Bakteri diperlengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di permukannya.


Pili berfungsi untuk menempel pada uretolium melalui reseptor. Ditinjau dari jenis
pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang mempunyai virulensi berbeda,yaitu bakteri tipe pili 1
yang banyak menimbulkan infeksi pada sistitis dantipe pili P yang sering menimbulkan
infeksi berat pielonefritis akut. Selain itu beberapa bakteri menghasilkan enzim urease
yang dapat merubah suasana urin menjadi basa sehingga mudah untuk menjadi tempat
berkembang biak mikroorganisme.

3.1 Infeksi saluran kemih bagian atas


1. Pielonefritis
Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang
disebabkan karena adanya infeksi oleh mikroorganisme. Infeksi ini paling sering akibat
infeksi ascenden dari traktus urinarius bagian bawah. Proses invasi mikroorganisme
secara hematogen sangat jarang ditemukan, kemungkinan merupakan akibat lanjut dari
bakterimia.
Menurut penelitian di Swedia, insidens pielonefritis meningkat pada usia 1-2
tahun, kemudian menurun sesuai dengan pertumbuhan usia. Pada usia dewasa kasus ini
sering timbul pada wanita dewasa muda (usia subur), salah satu kemungkinan adalah
karena proses dari kehamilan (obstetric history). 20-30% wanita hamil dengan bakteriuri
asimptomatik selanjutnya akan berkembang menjadi pielonefritis. Hal ini disebabkan
karena pada kehamilan terjadi penurunan kekuatan ureter, peristaltik ureter, dan
inkompetensi sementara katup vesikoureteral.
Pielonefritis dibedakan menjadi 2 yaitu : - pielonefritis akut
- pielonefritis kronik
- Pielonefritis akut
Adalah reaksi inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada pielum ginjal dan
parenkim ginjal. Pada umunya kuman yang menyebabkan infeksi ini berasal dari saluran

kemih bagian bawah yang naik ke ginjal melalui ureter (ascending infection). Gambaran
klinis dari pielonefritis akut adalah demam tinggi disertai menggigil, nyeri di perut dan
pinggang, disertai mual dan muntah. Kadang terdapat gejala iritasi buli-buli. Pada
pemeriksaan fisik, terdapat nyeri pinggang dan perut, suara usus melemah. Pada
pemeriksaan darah ditemukan leukositosis, LED yang meningkat, hematuria, piuria,
bakteriuria.
-Pielonefritis kronis
Pielonefritis kronik merupakan lanjutan dari pielonefritis akut. Terjadi karena
infeksi yang berulang pada kedua ginjal yang biasanya disebabkan karena terdapat
sumbatan pada saluran kemih.
Terapi pada pielonefritis ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan ginjal
yang lebih parah dan memperbaiki kondisi pasien yaitu berupa terapi suportif dan
pemberian antibiotika berupa amoksisilin 500mg ditambah dengan asam klavulanat.
2.Uretritis
3.Sistitis
Sistitis adalah infeksi dari mukosa buli-buli yang disebabkan oleh bakteri.
Mikroorganisme penyebab infeksi ini terutama adalah E.Coli, enterococci, Proteus yang
masuk ke buli-buli terutama melalui uretra. Wanita lebih sering mengalami serangan
sistitis karena uretra wanita lebih pendek dari uretra laki-laki.

Disamping itu, cairan prostat mempunyai efek bakterisidal sehingga relative tahan
terhadap infeksi saluran kemih. Diperkirakan bahwa paling sedikit 10-20% wanita pernah
mengalami serangan sistitis selama hidupnya dan kurang lebih 5% dalam satu tahun
pernah mengalami serangan ini.
Sistitis dapat terjadi karena adanya kerusakan dari urotelium yang berfungsi
sebagai barier dari kandung kemih. Kerusakan pada urotelium akan memroduksi sitokin
dan sitokin akan mengaktivasi sel mast.

Setelah sel mast teraktivasi, maka akan

menghasilkan neurotransmitter dan menstimulasi sel mast untuk berdegranulasi lalu


mengeluarkan mediator inflamasi seperti histamine, leukotriene, prostaglandin.
Reaksi inflamasi akan menyebabkan mukosa buli-buli menjadi eritema, edama,
dan hipersensitif sehingga jika buli-buli terisi air akan mudah terangsang sehingga ingin
mengeluarkan isinya (frekuensi). Kontraksi buli-buli menyebabkan rasa sakit dan nyeri
didaerah suprapubik dan eritema mukosa buli-buli mudah berdarah sehingga
menimbulkan hematuria.
Pada pemeriksaan urin, urin berwarna keruh dan bau serta pada urinalisis
didapatkan piuria, hematuria, bakteriuria. Pada sistitis, cukup diberikan terapi dengan
antimikroba yaitu nitrofurantoin 100mg 2 kali sehari selama 5 hari, atau
trimethtropin/sulfametoksasol 160/800 2 kali sehariselama 3 hari.

4.Prostatitis
Berdasarkan

klasifikasi

dari

National

Institute

of

Health,

prostatitis

diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu :


1. Prostatitis bacterial akut
2. Prostatitis bacterial kronis
3. Prostatitis non bakterial kronis atau sindrom pelvic kronik. Pada kategori ini terdapat
keluhan nyeri dan perasaan tidak nyaman di daerah pelvis yang telah berlangsung
selama 3 bulan. Kategori 3 dibagi menjadi 3A yaitu sindroma pelvic kronis dengan
inflamasi dan 3B sindroma pelvic non inflamasi.
4. Prostatitis inflamasi non asimtomatik
1. Prostatitis bakterial akut
Prostatitis bakterial akut dapat terjadi karena masuknya mikroorganisme kedalam
prostat. Masuknya bakteri kedalam prostat bisa melalui 4 cara yaitu melalui ascending
infection, refluks urin yang terinfeksi ke dalam duktus prostatikus, limfogen melalui organ
disekitar yang terinfeksi, dan hematogen. Bakteri yang sering menyebabkan infeksi adalah
E.coli, Proteus, Pseudomonas.
Pasien yang mengalami prostatitis bakterial akut tampak sakit, demam, menggigil,
rasa sakit di daerah perianal, dan mengeluh adanya gangguan miksi. Pada pemeriksaan colok
dubur, akan teraba prostat yang membengkak, hangat, dan nyeri. Terapi pada prostatitis
bakterial akut menggunakan antibiotika trimetoprim-sulfametoksazol, fluroquinolone, dan

aminoglikosida. Apabila ada gangguan miksi, retensi urine maka dapat dilakukan
pemasangan kateter suprapubik.
2.

Prostatitis bakterial kronis


Prostatitis bakterial kronis terjadi karena adanya infeksi saluran kemih yang sering

kambuh.Gejala yang sering dirasakan pasien adalah disuria, urgensi, frekuensi, nyeri
perianal dan kadang-kadang nyeri pada saat ejakulasi. Pada pemeriksaan colok dubur
mungkin teraba krepitasi yang merupakan tanda dari kalkulosa prostat. Antibiotika yang
dapat diberikan pada prostatitis bakterial kronis d

Anda mungkin juga menyukai