Anda di halaman 1dari 7

1.

PEMILIHAN MAKANAN
Memperhatikan pemberian nutrisi pada anak sangat diutamakan. Sebab, jumlah nutrisi
yang tepat, selain dapat membuat fisik anak tumbuh lebih baik, juga dapat menghindarkan
mereka dari risiko penyakit seperti kegemukan, kekeroposan tulang, dan diabetes. Agar
anak-anak memperoleh nutrisi terbaik, lakukan hal-hal ini:

Menyajikan jenis makanan yang beragam

Melakukan olahraga yang seimbang

Memilih makanan dari jenis gandum, sayuran, dan buah-buahan

Memilih makanan rendah lemak dan non kolesterol

Mengonsumsi gula dan garam secara wajar

Memilih makanan dengan kadar kalsium dan zat besi yang cukup, untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan anak-anak

2. PENGOLAHAN MAKANAN
pengolahan makanan yang menyangkut aspek, antara lain penjamah makanan, cara
pengolahan makanan, tempat pengolahan makanan, serta perlengkapan (peralatan) dalam
pengolahan makanan. Pemanasan yang cocok untuk mematikan patogen, suhu yang cocok dan
efektif dalam membunuh bakteri patogen. Misalnya pemanasan untuk mematikan bakteri
Salmonella dan Staphylococcus adalah antara suhu 73,9 - 76,7 0C.
penyimpanan makanan. Kualitas makanan yang telah diolah dipengaruhi suhu, yang terdapat
titik-titik rawan bakteri patogen/pembusuk. Misalnya, mendinginkan makanan, kemungkinan
pertambahan bakteri tidak terjadi. Makanan yang dingin harus disimpan pada alat pendingin
pada suhu 0 0F (-17,8 0C). Faktor yang memengaruhi dalam penyimpanan dingin untuk
makanan olahan, meliputi suhu, lama penyimpanan, dan kelembaban.
Keenam, penyajian makanan. Hal ini meliputi tempat penyajian, alat penyajian, dan tenaga
penyaji. Tempat penyajian haruslah memenuhi syarat kesehatan, misalnya lantai terbuat dari
bahan kedap air, tersedia air bersih yang cukup, dan lain-lain. Kemudian alat penyajian

haruslah disimpan dalam tempat tertutup yang bersih, permukaan alat-alat yang berhubungan
langsung dengan makanan terlindung dari pencemaran konsumen maupun perantara. Dan
tenaga penyaji pun setidaknya memahami arti personal higiene dalam mengantisipasi adanya
kontaminasi dalam makanan.
3. PENYAJIAN MAKANAN
Untuk memperoleh jumlah nutrisi yang tepat, anak harus mengonsumsi beragam jenis
makanan. Perlu diperhatikan bahwa selera makan akan menurun dan anak akan lebih memilih
jenis makanannya ketika tingkat pertumbuhannya semakin lambat. Peningkatan berat badan
tidak akan menjadi masalah apabila diimbangi dengan aktivitas yang sesuai. Bila ia tidak
boleh lagi mengonsumsi banyak makanan, tawarkan beragam jenis makanan dengan jumlah
porsi yang lebih sedikit.
Kelompok Gandum.
Meliputi satu potong roti, setengah cangkir nasi atau pasta, setengah gelas sereal masak
dikombinasikan dengan sedikit sereal siap saji. Sajikan sebanyak 6 kali sehari.
Kelompok Nabati.
Meliputi setengah gelas sayuran potong atau satu gelas sayuran daun. Sajikan sebanyak 3 kali
sehari.
Kelompok Buah-buahan.
Meliputi satu jenis buah, gelas jus buah murni, gelas buah kaleng atau gelas buah
kering. Sajikan sebanyak 2 kali sehari.
Kelompok Susu.
Meliputi satu gelas susu/yogurt atau 2 ons keju. Sajikan sebanyak 2 kali sehari.
Kelompok Daging

Meliputi 2-3 ons daging lunak masak/unggas/ikan, gelas kacang kering masak. Satu ons
daging dapat menggantikan dua sendok makan mentega atau satu butir telur. Sajikan 2 kali
sehari.
Lemak, Minyak dan Gula
Kandungan lemak dalam makanan yang disajikan tidak boleh lebih dari 30%. Jenis lemak
yang dikonsumsi juga penting untuk diketahui. Saturated Fats (lemak jenuh), terdapat pada
daging, produk susu dan kelapa, dan dapat meningkatkan kadar kolesterol. Unsaturated dan
Polyunsaturated Fats (lemak tak jenuh), terdapat pada zaitun dan kacang jagung. Batasi lemak
jenuh sebanyak 10% dalam konsumsi kalori sehari-hari.

4. JADWAL DAN FREKUANSI MAKAN


Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang
diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:

Pagi hari waktu sarapan.

Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.

Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

Pukul 16.00 sebagai selingan

Pukul 18.00 pada waktu makan malam.

Sebelum tidur malam, tambahkan susu.

Pada usia balita, anak mulai memiliki daya ingat yang kuat dan tajam, sehingga apa yang
diterimanya akan terus melekat erat sampai usia selanjutnya. Dengan memperkenalkan anak
pada jam-jam makan yang teratur dan variasi jenis makanan, diharapkan anak akan memiliki
disiplin makan yang baik. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola gizi
seimbang, yaitu pemenuhan zat-zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan
diperoleh melalui makanan sehari-hari. Dengan makan makanan bergizi seimbang secara
teratur, diharapkan pertumbuhan anak akan berjalan optimal. Disadari maupun tidak, Anda
sedang mengajarkan pola hidup teratur dan sehat pada anak sejak dini.

5. PENYEDIAAN MAKANAN
Anak-anak, terutama yang masih kecil, memiliki kecenderungan untuk menyantap setiap jenis
makanan yang disediakan orangtuanya di rumah. Oleh karena itu, kita perlu memerhatikan dan
mengatur persediaan bahan makanan dengan seksama. Caranya? Ikuti saja petunjuk dasar ini:

Selalu menyediakan buah-buahan dan sayuran setiap hari.

Mudahkan anak untuk memilih makanan ringan yang sehat dengan membuat buahbuahan dan sayuran menjadi makanan siap saji. Juga sediakan makanan ringan sehat
lainnya seperti yogurt atau biskuit gandum dan keju.

Sajikan daging tanpa lemak dan sumber protein yang baik seperti telur dan kacang.

Pilih roti gandum dan sereal agar anak-anak mendapatkan lebih banyak zat besi.

Batasi asupan lemak dengan menghindari makanan yang digoreng dan pilkih metode
masak yang lebih sehat seperti bakar, rebus, panggang, atau kukus

Batasi masakan siap saji dan makanan ringan yang kurang bergizi, seperti
keripik dan permen. Namun, jangan memberlakukan aturan yang
terlampau keras dengan melarang makanan semacam itu terhidang di meja
makan. Boleh saja kedua jenis makanan itu disajikan sesekali, supaya
anak-anak tidak merasa kehilangan.

Batasi minuman yang mengandung gula, seperti soda dan minuman rasa
buah. Lebih baik sajikan air putih dan susu. Susu menambah banyak
asupan kalsium, yang penting untulk tulang yang sehat. Kebutuhan
kalsium untuk usia 6-8 tahun adalah 800 mg sehari dan 1300 mg sehari
untuk usia lebih dari 9. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan:
1. 1 cangkir susu (300 mg kalsium)
2. 1 cangkir jus jeruk yang diperkaya kalsium (300 mg kalsium)
3. 2 ons keju (300 mg kalsium)

4. 1 cangkir yogurt (315 mg kalsium)


5. cangkir buncis putih yang dimasak (120 mg kalsium)

Kurangi gorengan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Jurusan Kimia Lingkungan
> Universitas Stockholm bekerja sama dengan Badan Pengawas Makanan
> Nasional Swedia (The Swedish National Food Administration, NFA)
> menunjukkan bahwa proses pengolahan suhu sangat tinggi, yaitu proses
> pemanggangan dan penggorengan bahan pangan kaya karbohidrat-misalnya
> kentang-ternyata akan menyebabkan pembentukan akrilamida.
>
> Masalahnya adalah bahwa akrilamida-yang secara kimia disebut juga 2> Propenamide; ethylene carboxamide; acrylic amide; atau vinyl amide> merupakan senyawa kimia yang dicurigai bersifat karsinogenik
> (menyebabkan kanker) pada manusia.
Namun demikian, konsumen hendaknya disarankan untuk lebih
> memperhatikan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), terutama dengan
> memperbanyak konsumsi buah, sayuran, dan mengurangi konsumsi produk
> gorengan yang kaya lemak. Selanjutnya, sesuai dengan hasil penelitian
> ini juga, konsumen perlu kembali diingatkan tentang saran umum yang
> telah sering diberikan, yaitu bahwa akan lebih baik dan sehat untuk
> merebus atau mengukus makanan daripada menggoreng pada suhu yang
> tinggi.
>
> Selanjutnya, karena semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu proses
> pemanasan akan semakin memperbanyak kandungan akrilamida pada bahan
> pangan, maka kepada industri pangan perlu disarankan untuk melakukan
> optimasi proses termal; sedemikian rupa sehingga pemanasan yang
> dilakukan tidak berlebihan. Proses pengolahan pangan yang perlu
> diteliti dan dioptimasi dengan cermat dalam aspek pembentukan

> akrilamida ini adalah proses penggorengan (baik penggorengan biasa


> ataupun penggorengan rendam/deep-frying), pemanggangan (baik proses

Makan Bersama Mendorong Kebiasaan Makan Sehat


Langkah-langkah di bawah ini dapat membantu Anda menumbuhkan hal tersebut:

Mengadakan acara makan bersama keluarga secara teratur.

Menyediakan makanan sehat dan makanan ringan yang beragam.

Menerapkan pola makan sehat untuk diri kita sendiri.

Menghindari perdebatan tentang makanan.

Melibatkan anak dalam proses.

Sebab, kebiasaan ini membuat anak dan orang tua dapat bertemu muka dan merasa lebih dekat
ketimbang keluarga yang biasa makan sendiri-sendiri. Selain itu, Anda juga dapat mengecek
menu makan anak tanpa mereka merasa dipaksa. Sebab, apa yang ada di meja makan, bukan
hanya untuk anak, tapi juga untuk Anda.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak yang rutin makan bersama
keluarga cenderung menyukai buah, sayuran, dan biji-bijian, tidak menyukai
camilan yang tidak sehat, antirokok, dan tidak minum alkohol.
Keuntungan lain dari makan bersama adalah kemudahan memperkenalkan menumenu baru pada anak.

NUTRISI
Sebenarnya ada banyak cara untuk mengukur keseimbangan gizi buah hati Anda. Salah
satunya dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) yang bisa diperoleh di Posyandu
(Posko Pelayanan Terpadu). Di dalamnya terdapat grafik yang membandingkan usia dengan
berat badan dan tinggi badan anak. Kalau anak berada di bawah garis merah pada grafik,
berarti ia di bawah standar gizi ideal. Sebaliknya, kalau di atas berarti masih dalam batas
normal, dan paling atas berarti kegemukan.
Untuk mengoptimalkan nutrisi untuk anak, buatlah suasana makan yang enak untuk anak dan
buatlah pola menu makan sehari-hari yang seimbang dan variasi; baik variasi dalam jenis
makanan yang dimakan, cara penyajiannya dan juga suasananya.
Selain itu, anak juga ada kalanya lebih suka makanan yang dijual di luar daripada di rumah.
Dan Anda biasanya khawatir karena menganggap semua makanan yang dijual di luar rumah
adalah junk food atau makanan yang tidak mengandung gizi. Padahal tidak semua makanan
yang dijual di luar adalah junk food dan sebenarnya bisa Anda padukan dengan makanan
yang Anda hidangkan di rumah agar anak tidak bosan. Misalnya, kalau anak suka makan mi di
luar, Anda dapat membuat mi yang dicampurkan dengan ayam, jamur dan sayuran. Dengan
demikian ia tetap mendapatkan asupan karbohidrat, protein dan lemak.
Jangan lupa bahwa suasana juga tak kalah penting dari pola menu seimbang dan variasi
penyajian makanan. Buatlah suasana yang enak untuk makan agar putra-putri Anda senang
makan di rumah bersama keluarga.

Anda mungkin juga menyukai