Anda di halaman 1dari 12

Komponen& Fungsinya Transmisi Otomatis Pada Mobil

1.Planetary gear unit


Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan
menurunkan kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai
untuk bergerak maju. Pada dasarnya planetary gearunit dipakai mesin untuk menghasilkan
tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan.
Hubungan antara kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai berikut:
Pada saat kendaraan berhenti dan mau berjalan dibutuhkan momen yang besar, dan pada
posisi ini dibutuhkan gigi yang rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada
kecepatan yang tinggi maka akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk
menjaga laju kendaraan.
Berikut ini adalah bagian-bagian dari planetary gear unit:
Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.
Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi
pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya.
Gigi pinionmempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari.
Oleh karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrierdikombinasikan dalam
unit planetary carrier.
Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk
deselerasi, mundur, hubungan langsung dan akselerasi.
Komponen
O/D clutch
O/D Brake
O/D one way
clutch
Forward Clutch
Direct Clutch

Fungsi
. Menghubungkan/memutuskan putaran O/D carrier dan O/D sun gear.
. Menahan supaya O/D sun gear tidak berputar.
. Menghubungkan O/D carrier dan O/D sun gear ketika diputar mesin.

. Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan intermediate shaft.


. Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan front dan rear sun
. gear.
2nd Coast Brake . Menahan / mengunci front dan rear sun gear supaya tidak berputar.
2nd Brake
. Menahan one way clutch 1 supaya front dan rear sun gear berputar
. berlawanan arah jarum jam.
Reverse Brake . Menahan putaran front planetary carrier.
One way clutch 1 . Menahan front dan rear sun gear supaya tidak berputar berlawanan
jarum

. jam ketika 2nd brake bekerja.


One way clutch 1 . Menahan supaya front planetary carrier berputar berlawanan jarum
jam.
Perpindahan gigi secara otomatis sesuai dengan posisi tuas, terdapat 6 posisi yaitu, posisi P,
R, N, D, 2 dan L. sedangkan untuk Over Drive (O/D) menggunakan switch yang ada pada
tuas transmisi, demikian pula untuk meningkatkan performa kerja transmisi khususnya waktu
perpindahan gigi terdapat 2 posisi switch yang ditempatkan di console box, yaitu Power dan
Normal (P/N) mode.

Posisi tuas transmisi sebagai berikut :

Posisi P (Park)

Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat
dihidupkan.Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk
keperluan mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.

Posisi R (Reverse)

Posisi ini jadi digunakan untuk menggerakan kendaraan mundur.

Posisi N (Netral)

Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat
dihidupkan.Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi
netral, biasanya digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan atau
ketika kendaraan berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di
perempatan jalan.

Posisi D (Drive)

Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan dapat
mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan ON,
transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi
ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.

Posisi 2

Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis
hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya digunakan
untuk jalanan menanjak atau turunan tajam.

Posisi L

Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi
gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang sangat
tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.

Tipe transmisi otomatis


Transmisi yang dipakai pada kendaraan mesin depan penggerak depan (front engine, front
wheel drive (FF)) di buat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai
pada mesin depan penggerak roda belakang (front engine, rear drive (FR)) karena langsung
dihubungkan dengan mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut
sebagai transaxle.

Differensial pada transaxle menjadi satu dengan mekanisme pemindah tenaga yang lain
berbeda dengan transmisi untuk penggerak roda belakang yang differensialnya terpisah
dengan mekanisme yang lain.
Pada prinsipnya, kedua jenis transmisi tersebut mempunyai cara kerja yang sama baik unutk
penggerak roda depan maupun untuk penggerak roda belakang.
Transmisi otomatis secara garis besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu:
a.

Torque converter

b. Planetary gear unit


c. Hydraulic control unit
1. Torque Converter
Torque converter di pasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga
terdapat ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor
starter untuk menghidupkan mesin.
Fungsi dari torque converter adalah :

Melipatgandakan momen yang dihasilkan oleh mesin


Menjadi kopling otomatis yang mengirimkan momen mesin menuju ke transmisi
Menyerap getaran mesin
Melembutkan putaran mesin
Sebagai pompa oli ke hidraulic control system
Torque converter berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin
menuju ke transmisi. Komponen utama dari torque conveter adalah pump impeller, turbine
runner, dan stator.
Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan
yang di pakai pada hidraulic control unit pada saat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan di
derek dan roda yang berhubungan dengan drive axle, output shaft dan intermediate shaft serta
bearing tidak terdapat pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan di derek pada
jarak yang jauh atau pada kecepatan yang cukup tinggi.

2. Lock up mechanism
Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan
perbandingan 1 : 1, tapi ada sebagian kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal ini
tentunya sangat merugikan karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Untuk
menghindari hal tersebut di buat mekanisme lock up mechanism yang akan mengunci torquer
converter ketika kendaraan berjalan pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi.
Ketika mekanisme ini bekerja maka tenaga putar dari mesin akan di salurkan 100 % menuju
ke transmisi.
3.Hydraulic control unit

Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan
yangdiperoleh dari pompa oli.Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai
berikut:
1.Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik
Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan
tekanan hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan
menggerakkan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin).

2. Menyesuaikan tekanan hidrolik


Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama.
Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output
mesin
3. Mengalihkan (shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem)Ketika operasi
kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (switch), roda gigi dialihkan.
Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan
lendaraan meningkat, signal sikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECT ECU
(Electronic Control Unit). Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindahan
(shifting) roda gigi
Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut:

Pompa oli
Valvebody
Primaryregulatorvalve
Manual valve
Shift valve
Solenoid valve
Throttle valve

Automatic Transmision Fluid


Minyak transmisi otomatis mempunyai kualitas yang tinggi dengan berbagai macam bahan
tambah. Minyak transmisi otomatis ini di kontrol oleh katup hidrolik melalui transmisi ke
gear shift dan melumasi komponen yang berputar dari transmisi otomatis.
Minyak transmisi otomatis harus memenuhi syarat-syarat sebagiberikut:

Kekentalan yang sesuai


Stabil terhadap panas dan oksidasi
Tidakberbusa
Koefisien gesek yang sesuai
Berwarna
mempunyai bahan tambah yang lain
Minyak transmisi otomatis (ATF) mempunyai macam-macam viskositas dan koefisien
geseknya. Hal ini perlu diketahui karena pengunaan miyka transmisi otomatis bisa berbeda
tiap tipe kendaraan.
Penggunaan miyak transmisi otomatis yang tidak benar tidak hanya menurunkan tenaga,
tetapi juga bisa menyebabkan bunyi serta kerusakan yang lain.
Perhatikan Buku pedoman reparasi untuk mengetahui jenis minyak pelumas yang digunakan
pada kendaraan.
CARA KERJA TRANSMISI OTOMATIS
Begini blok diagramnya:Poros Engkol >> Torque Converter >> Planetary Gear >>
[Differential >> Drive Shaft >>Roda] pada penggerak roda belakang, bagian didalam
kurungkotak diganti [As Kopel>> Gardan/Differential>>Roda].
1.

Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi manual. Lewat torque
converter ini torsi disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam torque converter
terdapat 3buah baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung dengan
mesin. Yang kedua "turbin" dikopel langsung dengan planetray gear. Dan yang terakhir
adalah stator. Cara kerjanya, baling-baling yang terkopel pada mesin berputar untuk
memompakan Oli transmisi didalam sebuah ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut
mendorong turbin layaknya air bertekanan yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air.
Konsep sederhananya, anda menyalakan sebuah kipas angin lalu tepat didepannya anda
letakkan kipas angin yang lain dalam keadaan mati. Maka kipas angin yang mati tadi akan
berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas angin yang menyala. Dari sistem
tersebut, didapatkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM pada mesin meningkat. Karena
itulah perlengkapan ini disebut torque converter. Karena dia merubah putaran tinggi pada
mesin menjadi torsi saat dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi
bahan bakar pada mobil matik meningkat. Karena pompa dan turbin tidak akan pernah
berputar 1:1 saat berbeban. Oleh karena itu, pada pengembangannya di aplikasikan perangkat
"lock up" yang akan mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk mendapatkan
efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu fungsi stator? Nah stator adalah pengembangan
sistem dua baling-baling menjadi 3 baling baling. Dimana baling diantara pompa dan turbin

tidak bergerak. Oleh karena itu dinamakan stator (statis:diam) dan fungsinya adalah
mengoptimalkan arah tekanan oli untuk menggerakkan turbin.
2.

Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk
merubah rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda
dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling saat
menjalankan mobil. Namun desain fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear
tidak ada dua barisan roda gigi yang saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda. Tetapi
sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki
gigi dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search engine. Karena cukup
sulit menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah, disinilah Valve body bekerja. Valve
body mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulis.
Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil2 yang bersliweran saat ini.
Torque converter menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang selip. Dan
planetary gear menyebabkan mobil seperti memindahkan giginya secara otomatis.
Untuk transmisi CVT kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley yang
diameter drivingnya dapat berubah-ubah sehingga rasio putaran dari dua buah pulley tersebut
juga berubah-ubah. Dari sistem CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan
perpindahan percepatan (rasio) yang sangat halus. Seperti yang anda rasakan pada motor
matic dengan CVT. Namun perubahan rasio CVT pada mobil tidaklah dilakukan secara
mekanikal layaknya sepeda motor. Namun hal itu dilakukan secara elektro hidrolis yang
diatur oleh ECU mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai dengan beban mobil,
injakan pedal gas, putaran mesin dan lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga yang
optimal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi Itulah garis besar prinsip kerja dari sistem
transmisi otomatis.
Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi
matik untuk setiap posisi tuasnya:
P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini
memberikan efek seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisiiniuntukparkir
dengan beban yang cukup berat. ex: tanjakan.
R: saya rasa semua sudah tau posisi ini. Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah
belakang(mundur).
N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada
mekanisme pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk menggunakan

posisi N dan aktifkan rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti untuk meninggalkan
mobil.
D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam transmisi anda selama
perjalanan. dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota
biasanya terdapat D,2,1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.
D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada
beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan
transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin.

Cara perawatan transmisi otomatis


sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak orang. Perawatan transmisi
otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap transmisi manual,
berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis (hampir sama dengan
minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasukoli) dan kebocoran dari
packing packin yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manul
Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana
semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer.
Malah sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala BengkelPT
Hyundai Mobil Indonesia.
Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli
transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan
langsung. Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan
dengan roda gila.
Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa
menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan
benar dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami
kerusakan dengan sendirinya.Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan
ketika harus didorong, bagian roda mobil yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat.
Tidak boleh menyentuh jalan ketikaditarik, jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil
Indonesia tersebut.Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut
dipindahkan untuk memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi
percepatan tersebut. Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana
putaran roda akan menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin

tidak dihidupkan.Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak
transmisitersebut yang akan rusak,
Tergantung PemakaianNamun cepat atautidaknya, baik transmisi otomatis maupun
manual tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya
yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban lebih.
Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka
yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan
bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar
hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak
seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan
menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi
D ini sama artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau
normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam
waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan
putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja
dengan gigi 4.
Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5
percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya
adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari
posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika
memarkirkan

kendaraan.

Mobil tidak akan jalan ketika di starter, ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan
dari Reverse, artinya digunakan untuk mundur. (ian)
Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan
banyak orang.
Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan
terhadap transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis
(hampir sama dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli)
dan kebocoran dari packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.
Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana
semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer.

Malah sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel
PT Hyundai Mobil Indonesia.Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien
karena berdaya tahan lama dari oli transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak
transmisi dan tidak bergesekan langsung. Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem
kopling kering yang bersentuhan dengan roda gila.Kesan bahwa transmisi otomatis
perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa menanganinya adalah memang benar.
Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan benar dalam artian dirawat dengan
baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.
Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda
mobil yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika
ditarik, jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.
Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan
untuk memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan
tersebut. Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran
roda akan menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak
dihidupkan.
Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi
tersebut yang akan rusak, jelas Agus.
Tergantung PemakaianNamun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun
manual tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya
yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban lebih.
Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka
yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan
bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar
hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak
seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan
menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi
D ini sama artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau
normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam
waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan
putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja
dengan gigi 4.

Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5
percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya
adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari
posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika
memarkirkan

kendaraan.

Mobil tidak akan jalan ketika di starter, ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari
Reverse, artinya digunakan untuk mundur.

GAMBAR KOPLING OTOMATIS

Anda mungkin juga menyukai