Fungsi
. Menghubungkan/memutuskan putaran O/D carrier dan O/D sun gear.
. Menahan supaya O/D sun gear tidak berputar.
. Menghubungkan O/D carrier dan O/D sun gear ketika diputar mesin.
Posisi P (Park)
Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat
dihidupkan.Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk
keperluan mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.
Posisi R (Reverse)
Posisi N (Netral)
Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat
dihidupkan.Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi
netral, biasanya digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan atau
ketika kendaraan berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di
perempatan jalan.
Posisi D (Drive)
Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan dapat
mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan ON,
transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi
ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.
Posisi 2
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis
hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya digunakan
untuk jalanan menanjak atau turunan tajam.
Posisi L
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi
gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang sangat
tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.
Differensial pada transaxle menjadi satu dengan mekanisme pemindah tenaga yang lain
berbeda dengan transmisi untuk penggerak roda belakang yang differensialnya terpisah
dengan mekanisme yang lain.
Pada prinsipnya, kedua jenis transmisi tersebut mempunyai cara kerja yang sama baik unutk
penggerak roda depan maupun untuk penggerak roda belakang.
Transmisi otomatis secara garis besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu:
a.
Torque converter
2. Lock up mechanism
Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan
perbandingan 1 : 1, tapi ada sebagian kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal ini
tentunya sangat merugikan karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Untuk
menghindari hal tersebut di buat mekanisme lock up mechanism yang akan mengunci torquer
converter ketika kendaraan berjalan pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi.
Ketika mekanisme ini bekerja maka tenaga putar dari mesin akan di salurkan 100 % menuju
ke transmisi.
3.Hydraulic control unit
Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan
yangdiperoleh dari pompa oli.Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai
berikut:
1.Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik
Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan
tekanan hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan
menggerakkan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin).
Pompa oli
Valvebody
Primaryregulatorvalve
Manual valve
Shift valve
Solenoid valve
Throttle valve
Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi manual. Lewat torque
converter ini torsi disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam torque converter
terdapat 3buah baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung dengan
mesin. Yang kedua "turbin" dikopel langsung dengan planetray gear. Dan yang terakhir
adalah stator. Cara kerjanya, baling-baling yang terkopel pada mesin berputar untuk
memompakan Oli transmisi didalam sebuah ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut
mendorong turbin layaknya air bertekanan yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air.
Konsep sederhananya, anda menyalakan sebuah kipas angin lalu tepat didepannya anda
letakkan kipas angin yang lain dalam keadaan mati. Maka kipas angin yang mati tadi akan
berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas angin yang menyala. Dari sistem
tersebut, didapatkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM pada mesin meningkat. Karena
itulah perlengkapan ini disebut torque converter. Karena dia merubah putaran tinggi pada
mesin menjadi torsi saat dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi
bahan bakar pada mobil matik meningkat. Karena pompa dan turbin tidak akan pernah
berputar 1:1 saat berbeban. Oleh karena itu, pada pengembangannya di aplikasikan perangkat
"lock up" yang akan mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk mendapatkan
efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu fungsi stator? Nah stator adalah pengembangan
sistem dua baling-baling menjadi 3 baling baling. Dimana baling diantara pompa dan turbin
tidak bergerak. Oleh karena itu dinamakan stator (statis:diam) dan fungsinya adalah
mengoptimalkan arah tekanan oli untuk menggerakkan turbin.
2.
Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk
merubah rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda
dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling saat
menjalankan mobil. Namun desain fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear
tidak ada dua barisan roda gigi yang saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda. Tetapi
sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki
gigi dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search engine. Karena cukup
sulit menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah, disinilah Valve body bekerja. Valve
body mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulis.
Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil2 yang bersliweran saat ini.
Torque converter menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang selip. Dan
planetary gear menyebabkan mobil seperti memindahkan giginya secara otomatis.
Untuk transmisi CVT kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley yang
diameter drivingnya dapat berubah-ubah sehingga rasio putaran dari dua buah pulley tersebut
juga berubah-ubah. Dari sistem CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan
perpindahan percepatan (rasio) yang sangat halus. Seperti yang anda rasakan pada motor
matic dengan CVT. Namun perubahan rasio CVT pada mobil tidaklah dilakukan secara
mekanikal layaknya sepeda motor. Namun hal itu dilakukan secara elektro hidrolis yang
diatur oleh ECU mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai dengan beban mobil,
injakan pedal gas, putaran mesin dan lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga yang
optimal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi Itulah garis besar prinsip kerja dari sistem
transmisi otomatis.
Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi
matik untuk setiap posisi tuasnya:
P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini
memberikan efek seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisiiniuntukparkir
dengan beban yang cukup berat. ex: tanjakan.
R: saya rasa semua sudah tau posisi ini. Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah
belakang(mundur).
N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada
mekanisme pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk menggunakan
posisi N dan aktifkan rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti untuk meninggalkan
mobil.
D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam transmisi anda selama
perjalanan. dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota
biasanya terdapat D,2,1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.
D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada
beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan
transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin.
tidak dihidupkan.Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak
transmisitersebut yang akan rusak,
Tergantung PemakaianNamun cepat atautidaknya, baik transmisi otomatis maupun
manual tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya
yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban lebih.
Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka
yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan
bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar
hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak
seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan
menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi
D ini sama artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau
normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam
waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan
putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja
dengan gigi 4.
Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5
percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya
adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari
posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika
memarkirkan
kendaraan.
Mobil tidak akan jalan ketika di starter, ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan
dari Reverse, artinya digunakan untuk mundur. (ian)
Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan
banyak orang.
Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan
terhadap transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis
(hampir sama dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli)
dan kebocoran dari packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.
Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana
semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer.
Malah sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel
PT Hyundai Mobil Indonesia.Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien
karena berdaya tahan lama dari oli transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak
transmisi dan tidak bergesekan langsung. Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem
kopling kering yang bersentuhan dengan roda gila.Kesan bahwa transmisi otomatis
perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa menanganinya adalah memang benar.
Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan benar dalam artian dirawat dengan
baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.
Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda
mobil yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika
ditarik, jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.
Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan
untuk memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan
tersebut. Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran
roda akan menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak
dihidupkan.
Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi
tersebut yang akan rusak, jelas Agus.
Tergantung PemakaianNamun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun
manual tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya
yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban lebih.
Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka
yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan
bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar
hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak
seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan
menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi
D ini sama artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau
normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam
waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan
putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja
dengan gigi 4.
Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5
percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya
adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari
posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika
memarkirkan
kendaraan.
Mobil tidak akan jalan ketika di starter, ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari
Reverse, artinya digunakan untuk mundur.