Ilustrasi Kasus
Ilustrasi Kasus
KONFIDENSIAL
RAHASIA
MR : 121088
: 85 tahun
Alamat
25
DATA DASAR
Nama lengkap: Tn. S
12
30
88
1. Data identitas lengkap harap ditanyakan ulang dengan melihat lembar identitas rawat jalan
ANAMNESIS (Auto/Allo, Hubungan ..........)
KELUHAN UTAMA :
Nyeri perut bagian bawah sejak 7 hari SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
2
tahun
yang
lalu
pasien
sering
kehilangan
kontrol
untuk
26
Riwayat DM disangkal
Riwayat HT (-)
Riwayat Maag (+)
Riwayat penyakit jantung (-)
RIWAYAT
PEKERJAAN,
SOSIAL
EKONOMI,
KEJIWAAN
&
KEBIASAAN:
Pekerjaan : pasien tidak bekerja
Kebiasaan : pasien mempunyai kebiasaan makan-makanan yang bercabe/ pedas,
bersantan dan berlemak. Pasien juga jarang berolah raga. sering
mengonsumsi garam berlebih. Sering mengkonsumsi pil tupai jantan
yang dibeli di warung.
Ekonomi : menengah
Kejiwaan : tidak ada gangguan
Riwayat konsumsi obat : pasien sering mengkonsumsi obat atau pil tupai jantan
yang dibeli diwarung untuk menambah stamina tubuh.
27
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN UMUM:
Kesadaran
: Composmentis
Keadaan umum
: baik
Keadaan gizi
: sedang
Nadi
: 88 x/menit
Tinggi badan
: 160 cm
Suhu
: 37 o C
Berat badan
: 63 kg
Pernafasan
: 20 x/mnt
PEMERIKSAAN FISIK:
Kepala : normocephal
Kulit dan wajah
: tidak sembab
Mata
Lidah
: Tidak kotor
Leher
Thoraks :
Paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
28
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas :
Atas
Bawah
: Akral hangat, CRT < 2 detik, palmar eritem (-), nyeri pada
sendi lutut (-), bengkak pada sendi (-), edema tungkai (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Darah rutin :
- Hb
: 12,2 gr/dl
- Leukosit
: 12,900mm3
- Ht
: 34,7 %
- Trombosit : 449.000 mm3
Kimia darah
- Gula darah sewaktu : 86 mg/dL
- SGOT
: 13
- SGPT
:10
- Ureum
: 35
- Kreatinin
: 0,9
Urinalisa
- Warna
- BJ
- pH
: kuning
: 1,015
:5
29
leukosit: nitrit : protein: glukosa: keton: urobilinogen: bilirubin: eritrosit: sedimen: eritrosit: 0-1
leukosit: 0-1
epitel: 0-1
RESUME :
Dari anamnesis didapatkan sejak 2 tahun yang lalu pasien sering
kehilangan kontrol untuk menyeimbangkan posisi tubuh sehingga membuat
pasien mudah terjatuh. Pasien sering terjatuh kira-kira 10 kali dalam sebulan. 2
minggu yang lalu pasien tiba-tiba terjatuh. 2 minggu SMRS pasien juga
mengeluhkan BAB cair > 5 kali dalam sehari. Pasien mengeluhkan sulit untuk
menahan BAB. BAB bewarna coklat kehitaman. Selain itu pasien mengeluhkan
mual dan nyeri ulu hati. Nafsu makan pasien menurun. 7 hari SMRS pasien
mengeluhkan nyeri saat BAK, pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut bagian
bawah dan rasa tidak puas saat BAK. Pasien juga mengaku BAK sulit ditahan dan
sering BAK.. Pasien mengaku sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan
istrinya sejak sekitar 7 tahun yang lalu karena tidak bisa mempertahankan ereksi
sehingga tidak mencapai aktivitas seksual yang memuaskan. Pasien juga mengaku
mengkonsumsi Pil Tupai Jantan berupa kemasan obat berwarna pink dengan
tiga butir pil sekali konsumsi ini dipasarkan dengan harga Rp. 1.500. Jika pasien
mengkonsumsi obat ini, pasien merasa bersemangat dan tidak cepat lelah.
Dari pemeriksaan fisik pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan
eigastrium dan nyeri tekan suprapubik. Sedangkan dari pemeriksaan penunjang
didapatkan leukositosis yaitu 12,900/mm3.
PENGKAJIAN MASALAH DAN PERENCANAAN
Nama lengkap: Tn. S
DAFTAR MASALAH :
30
31
Pakailah celana dalam dari bahan katun untuk menjaga area tersebut
kering
Hindari memakai celana yang terlalu ketat yang akan membuat panas
& basah/berkeringat, membuat area tersebut mudah ditumbuhi bakteri
2. Nyeri suprapubik
PENGKAJIAN :
Nyeri ini terjadi akibat overdistensi vesika urinaria yang
mengalami retensi urin atau terdapat inflamasi pada vesika urinaria.
PERENCANAAN:
Pemeriksaan:
Pemeriksaan urinalisa
Pemeriksaan ultrasonografi ginjal untuk mengetahui kelainan struktur
32
Pengobatan:
Ceftriaxon 2x1 gr
Hyoscine Butylbromide 1x 10 mg
Penyuluhan:
Mendapat asupan cairan cukup
Perawatan higiene daerah perineum dan periuretra
3. Peningkatan frekuensi BAK
PENGKAJIAN :
Peningkatan frekuensi buang air kecil lebih dikenal dengan
overactive bladder (OAB). overactive bladder (OAB) diartikan sebagai
kumpulan gejala: urgensi, dengan atau tanpa inkontinensia urgensi,
biasanya disertai dengan frekuensi dan nokturia. Ada tiga gejala penting
yang harus diperhatikan ketika mendiagnosis OAB yaitu urgensi,
frekuensi, dan nokturia. Urgensi yaitu gejala keinginan tiba-tiba yang kuat
untuk berkemih dan sulit ditahan, dengan atau tanpa inkontinens
(mengompol) atau kesulitan menahan buang air kecil dan biasanya
diakhiri dengan mengompol atau urgent incontinence. Frekuensi, yakni
keluhan dari pasien di mana berkemih terlalu sering dalam satu hari (sama
dengan poliuri), frekuensi pada OAB didefinisikan sebagai sering
berkemih sebanyak lebih dari 8 kali per hari (24 jam). Sedangkan nokturia,
yaitu keluhan berkemih pada malam hari atau terbangun pada malam hari
untuk berkemih lebih dari 1 kali dalam 1 malam.
Berikut kemungkinan penyebab peningkatan frekuensi BAK pada
pasien, yaitu:
ISK merupakan penyebab utama peningkatan frekuensi BAK.
Pembesaran prostat dapat menyebabkan frekuensi kencing lebih
sering karena iritasi kandung kemih, yang membuat dorongan lebih
sering untuk berkemih. Prostat yang menekan uretra juga membuat
pengosongan kandung kemih tidak sempurna dan sebagian urin masih
tersisa. Hal ini membuat vesika urinaria lebih cepat penuh dan sering
buang air kecil.
33
keluar.
PERENCANAAN:
Pemeriksaan:
Pemeriksaan urinalisa : ada kuman, piuria, torak leukosit
Pemeriksaan ultrasonografi untuk mengetahui kelainan struktur ginjal
refluks.
Pemeriksaan pielografi intra vena (PIV) untuk mencari latar belakang
infeksi saluran kemih dan mengetahui struktur ginjal serta saluran
kemih.
Pengobatan:
Ceftriaxon 2x1 gr
Penyuluhan:
34
lagi sesudah kencing dan keluarnya sisa kencing atau tetesan urine
pada akhir berkemih .Yang termasuk gejala iritatif (iritasi) adalah
frekuensi kencing yang tidak normal (terlalu sering), terbangun di
tengah malam karena sering kencing, sulit menahan kencing, dan rasa
sakit waktu kencing. Terkadang bisa juga terjadi hematuria (kencing
berdarah).
Infeksi Saluran kemih. Kadang menimbulkan gejala keinginan sering
berkemih dan desakan berkemih sehingga menyebabkan dribbling/
tetesan.
PERENCANAAN
Pemeriksaan:
Pemeriksaan Rektal Toucher
Pemeriksaan Urinalisa
USG
Pengobatan:
Ceftriaxon 2x1 gr
Terapi pembedahan yaitu Trans Uretrhal Resectio (TUR), yaitu : Suatu
tindakan untuk menghilangkan obstruksi prostat dengan menggunakan
cystoscope melalui urethra. Tindakan ini dlakukan pada BPH grade I.
Penyuluhan:
Jangan minum terlalu banyak menjelang tidur di malam hari.
Kurangi minuman berkafein (kopi, teh, cokelat, coke).
5. BAK sulit ditahan
PENGKAJIAN:
Inkontinensia urin stress yaitu tidak terkendalinya aliran urin akibat
meningkatnya tekanan intraabdominal, seperti pada saat batuk, bersin atau
ketawa. Umumnya disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul,
merupakan penyebab tersering inkontinensia urin pada lansia di bawah 75
tahun. Selain itu inkontinensia urin overflow bisa juga terjadi yaitu tidak
terkendalinya pengeluaran urin dikaitkan dengan distensi kandung kemih
yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh obstruksi anatomis, seperti
pembesaran
prostat,
yang
menyebabkan
berkurang
atau
tidak
35
berkemih)
Membiasakan berkemih pada waktu-waktu yang telah ditentukan
6. BAB cair
PENGKAJIAN
Inkontinensia alvi yang merupakan hilangnya kemampuan otot
dalam mengontrol pengeluaran feses. Gejala yang dihasilkan umumnya
berupa merembesnya feses cair. Inkontinensia alvi simtomatik dapat
merupakan penampilan klinis dari macam-macam kelainan patologik yang
dapat menyebabkan diare. Keadaan ini mungkin dipermudah dengan
adanya perubahan berkaian dengan bertambahnya usia dari proses kontrol
yang rumit pada fungsi sfingter terhadap feses yang cair, dan gangguan
pada saluran anus bagian atas dalam membedakan flatus dan feses yang
cair.
Beberapa penyebab diare yang mengakibatkan inkontinensia alvi
simtomatik ini antara lain gastroenteritis, divertikulitis, proktitis, kolitisiskemik, kolitis ulceratif, karsinoma kolon/rektum. Penyebab lain dari
inkontinensia alvi simtomatik misalnya kelainan metabolik, contohnya
diabetes mellitus, kelainan endokrin seperti tiroksikosis, kerusakan
sfingter anus sebagai komplikasi dari operasi hemoroid yang kurang
berhasil dan prolapsus rekti.
36
PERENCANAAN
Pemeriksaan:
Pemeriksaan feses
Sigmoidoscopy
Pengobatan
Lacto b 3x1
Penyuluhan
Mengatur pola makan yang sehat
Bowel training
7. Nyeri Ulu Hati
PENGKAJIAN :
Nyeri ulu hati merupakan nyeri yang berasal dari ulu hati atau di
epigastrium, rasa nyeri dapat berupa serperti rasa perih seperti ditusuktusuk, seperti diremas-remas dan rasa panas atau pun tidak nyaman. Dapat
terjadi pada pasien dengan peningkatan asam lambung.
PERENCANAAN:
Pemeriksaan:
Pemeiksaan fisik Abdomen
Endoskopi
Pengobatan:
Omeprazol 3 x 20 mg
Suclarfat 3 x 1 Cth
Penyuluhan:
Makan teratur
Hindari strees
Istirahat cukup
Jangan makan makanan yang asam, pedas,kopi
8. Mual
PENGKAJIAN :
Mual adalah sensasi tidak nyaman pada perut yang muncul
sebelum muntah. Sensasi mual dapat disebabkan oleh stimulasi akibat
iritasi mukosa gaster dan bisa juga akibat produksi lendir yang melindungi
lambung sudah berkurang pada lansia, sehingga ada kecenderungan rasa
penuh atau rasa mual.
PERENCANAAN:
Pemeriksaan:
Endoskopi
Pengobatan:
Omeprazol 2x 20 mg
Suclarfat 3 x 1 Cth
Penyuluhan:
37
38
minuman beralkohol
Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan,
berjalan
Diberikan latihan fleksibilitas gerakan, latihan keseimbangan fisik dan
koordinasi keseimbangan.
Melakukan evaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam
melakukan gerakan pindah tempat dan pindah posisi.
Penyuluhan:
tangga) serta lantai yang tidak licin dan penerangan yang cukup.
Usahakan pelan-pelan jika akan merubah posisi.
Menggunakan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat
ketiak) dan walker.
11. Impotensi
PENGKAJIAN :
39
40
S:
2
tahun
yang
lalu
pasien
sering
kehilangan
kontrol
untuk
: Composmentis
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Suhu
: 37 o C
Pernafasan
: 20 x/mnt
2. Pemeriksaan penunjang:
Darah rutin :
- Hb
: 12,2 gr/dl
- Leukosit
: 12,900mm3
- Ht
: 34,7 %
- Trombosit : 449.000 mm3
Kimia darah
- Gula darah sewaktu : 86 mg/dL
- SGOT
: 13
- SGPT
:10
- Ureum
: 35
- Kreatinin
: 0,9
Urinalisa
- Warna
: kuning
41
BJ
: 1,015
pH
:5
leukosit: nitrit : protein: glukosa: keton: urobilinogen: bilirubin: eritrosit: sedimen: eritrosit: 0-1
leukosit: 0-1
epitel: 0-1
A:
P:
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxon 2x1 gr
Omeprazol 2x 40 mg
Buscopan 2x1 gr
42
KU
Kesadaran
TD
Nadi
Pernafasan
Suhu
:
:
:
:
:
:
PERENCANAAN
IVFD RL 20 Tpm
Ceftriaxon 2x1 gr
Omeprazol 2x 1
Buscopan 1 amp/im
43
Mual (+)
Belum BAB (+)
Objectif:
Vital sign :
KU
Kesadaran
TD
Nadi
Pernafasan
Suhu
:
:
:
:
:
:
PERENCANAAN
KU
Kesadaran
TD
Nadi
Pernafasan
Suhu
: 88 X/mnt
: 20 X/mnt
: 36,5 oC
Hb : 10,1
PERENCANAAN
Ht : 28,5
Leuk : 6,5
Trombosit : 96.000
Trombosit Indirect : 100.000
KU
Kesadaran
TD
Nadi
Pernafasan
Suhu
:
:
:
:
:
:
Sanmol 3 x 1
Imunos 1x1
Trombopit 2 x 1
Omeprazol 1x1
Artesunat 3 table sehari
45
46
BAB III
PEMBAHASAN
Seorang pasien pria 85 tahun datang dengan keluhan nyeri saat buang air
kecil sejak 7 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut bagian
bawah. Hal ini berkaitan dengan iritasi atau peradangan pada saluran kemih
terutama vesika urinaria, prostat atau uretra, sedangkan keluhan rasa tidak puas
saat BAK, BAK sulit ditahan dan sering BAK umumnya disebabkan oleh
melemahnya otot dasar panggul, merupakan penyebab tersering inkontinensia urin
pada lansia di bawah 75 tahun.
2 minggu SMRS pasien juga mengeluhkan BAB cair > 5 kali dalam
sehari. BAB bewarna coklat kehitaman. Pasien mengeluhkan sulit untuk menahan
BAB. Inkontinensia alvi yang merupakan hilangnya kemampuan otot dalam
mengontrol pengeluaran feses. Gejala yang dihasilkan umumnya berupa
merembesnya feses cair. Inkontinensia alvi simtomatik dapat merupakan
penampilan
klinis
dari
macam-macam
kelainan
patologik
yang
dapat
47
48
sekresi sel parietal lambung. Selain itu diberi juga Hyoscine Butylbromide 10 mg.
Obat ini termasuk golongan anti-kolinergik atau anti-spasmodik. Hyoscine
berfungsi mengurangi kontraksi otot polos organ-organ di perut.
49
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiati S dan Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam .Sudoyo
AW et al. editor. Jakarta : Interna Pulishing ;2009 : 865-875
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia.
3. UU Republik Indonesia No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia.
4. Dini, AA. Sindrom Geriatri (Imobilitas, Instabilitas, Gangguan Intelektual,
Inkontinensia, Infeksi, Malnutrisi,Gangguan Pendengaran). Medula,
Volume 1, Nomor 3, Oktober 2013
5. Maryam, Siti. 2013. Pedoman pencegahan jatuhbagi lansia dirumah.
Jakarta
6. Darmojo, R.B.& Martono, H.H. (2004). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
7. Feder, G., Cryer, C., Donovan, S., & Carter, Y. (2000). Guideline for the
prevention of falls in people over 65. British Medical Journal, 321, 10071011.
8. Kane, R.L., Ouslander, J.G., & Abrass, I.B. (1989). Essentials of Clinical
Geriatrics. (2nd Edition). US: McGraw-Hill.
9. Newton, R.A.(2003). Balance and falls among older people. Journal The
American Society on Aging, 1, 27-31
10. Urol IJ. Prevalence and risk factors of urinary incontinence in Indian
women: A hospital-based survey. Indian Journal of Urology. 2013; 29(1):
3136
11. Setiati S, Pramantara IDP. Buka ajar ilmu penyakit dalam. Inkontinensia
urin dan kandung kemih hiperaktif. Jilid I. Edisi ke-5. Jakarta:
InternaPublishing; 2009
1. Ocallaghan CA. The renal system at a glance. 2nd ed. Jakarta: erlangga;
2006.
2. Kong TK. Clinical Guidelines on Geriatric Urinary Incontinence.
Desember 2003.
3. Abrams P, et al. Guidelines on Urinary Incontinence. European
Association of Urology. 2006.
4. Abrams P, Cardozo L, Fall M, et al: The standardization of terminology of
lower urinary tract infection: Report from the Standardization Subcommittee of the International Continence Society. Neurourol Urodyn
2002; 21:167-178.
5. Brocklehurst, J.C. and S.C. Allen, eds. Geriatric Medicine for Students. 3
ed. Multidimensional
50
51