DISUSUNOLEH:
ZULFIANI.AR
D11108301
JURUSANSIPIL
FAKULTASTEKNIK
UNIVERSITASHASANUDDIN
1
2012
PENDAHULUAN
Campuran aspal beton (ACWC)
adalah salah satu lapisan permukaan pada
konstruksi perkerasan lentur jalan raya.
Komposisinyaterdiriatas;aspal,split,pasir
dan abu batu. Split agregat mempunyai
peranan yang sangat penting dalam
campuran aspal beton (ACWC) dalam
menentukan daya dukung pada campuran.
Variasi ukuran agregat sangat diharapkan
agar berfungsi saling mengunci antara
agregat dalam campuran. Aspal berfungsi
sebagai bahan pengikat untuk menyatukan
fraksifraksi agregat, namun diharapkan
menyisahkan rongga udara sesuai yang
dianjurkanspesifikasi.
Penelitian menunjukkan bahwa
semakinkecilVIM,semakinmeningkatkan
stabilitas.NilaiVIMidealadalahdari3.5%
5%.JikakadaraspaldinaikkanVIMakan
mengecil, tetapi VIM yang kecil (< 3%),
menyebabkan deformasi plastis, karena
aspaldalamcampuranterlalubesar.Apabila
kadaraspalditurunkan,menyebabkanVIM
menjadibesaryangmengancamretakpada
jalan. Penulis melakukan upaya
menurunkan (mengecilkan) nilai VIM tapi
mengurangi kadar aspal. Kadar aspal
1
2
Poli
(vinilklorida)
PVC
polistirena
PS
Bahan
bangunan,
pipa tegar,
bahan untuk
lantai, isolasi
kawat dan
kabel, film
danlembaran
Bahan
pengemas
(busa dan
film) isolasi
busa,
perkakas,
perabotan
rumah,
barang
mainan
Perkerasan lentur
Gambar 1. PermukaanTipisPolyetilene.
Tabel 1. Plastik-plastik Komoditi
Type
Singkatan Kegunaan
utama
Polietilena
LDPE
Lapisan
masa jenis
pengemas,
benda
isolasi kawat
dan kabel,
barang
mainan, botol
fleksibel,
perabotan,
bahan
pelaspis.
Polietilena
HDPE Botol, drum,
massa jenis
pipa, saluran,
tinggi
lembaran,
film, isolasi,
kawat dan
kabel
Polipropilena
PP
Bagian
bagian mobil
dan perkakas,
tali,anyaman,
karpet,film.
Agregat
Berdasarkan
besar
partikel-partikel
agregat dibedakan atas:
1. Agregat kasar : agregat > 4,75 mm
menurut ASTM atau > 2 mm menurut
AASHTO.
2. Agregat halus : agregat < 4,75 mm
menurut ASTM atau < 2 mm dan
>0.075 mm menurut AASHTO.
3. Abu batu/mineral filler : agregat halus
yang umumnya lolos saringan no. 200.
Aspal
Aspal merupakan material yang
berwarna hitam kecoklatan. Melunak dan
mencair bila mendapat cukup pemanasan.
Aspal merupakan suatu produk berbasis
minyakyangmerupakanturunandariproses
penyulinganminyakbumi,dikenaldengan
nama aspal keras, aspal juga terdapat di
alam secara alamiah, aspal ini dinamakan
aspalalami.Sedangaspalyangdibuatdari
menambahkanbahantambahkedalamaspal
yang bertujuan untuk memperbaiki atau
memodifikasi sifat rheologinya sehingga
menghasilkanjenisaspalbarudisebutaspal
modifikasi(R.AnwarYamin,2002).
Menurut Silvia Sukirman (1999),
aspal didefinisikan sebagai material
berwarna hitam atau coklat tua, pada
temperatur ruang berbentuk padat sampai
agak padat. Jika dipanaskan sampai suatu
temperatur tertentu aspal dapat menjadi
lunakataucairsehinggadapatmembungkus
partikel agregat pada waktu pembuatan
aspalbetonataudapatmasukkedalampori
pori yang ada pada penyemprotan atau
penyiraman pada perkerasan macadam
ataupun peleburan. Jika temperatur mulai
turun, aspal akan mengeras dan mengikat
agregatpadatempatnya(sifattermoplastis).
Aspal yang digunakan sebagai
materialperkerasanjalanberfungsisebagai
berikut:
1. Bahanpengikat,memberikanikatanyang
kuatantaraaspaldanagregatdanantara
sesamaaspal.
Untuk
mengetahui
temperatur
pencampuran dan pemadatan
Tabel 2. Gradasi Untuk Campuran Aspal
Ukuran
Ayakan
ASTM
1
3/8
No.4
No.8
No.16
No.30
No.50
No.100
No.200
(mm)
25
19
12,5
9,5
4,75
2,36
1,18
0,600
0,300
0,150
0,075
% Berat yang
Lolos
LASTON LAPIS
AUS-2
(AC WEARING
COURSE)
SPESIFIKASI
100
90 - 100
72 - 90
54 - 69
39,1 - 53
31,6 - 40
23,1 - 30
15,5 - 22
9 - 15
4 - 10
AC-WC
Maks
1,2
50
Min
3,5
Maks
5,0
Min
15
Min
65
Min
800
Pelelehan (mm)
Min
Min
250
Min
90
Min
2,5
Rongga dalam
campuran (VIM) (%)
Rongga dalam agregat
(VMA) (%)
Rongga terisi aspal
(VFB) (%)
Marshall Quotient
(kg/mm)
Stabilitas Marshall Sisa
(%) setelah perendaman
selama 24 jam, 60C
Rongga dalam
campuran (%) pada
Kepadatan membal
(refusal)
Maks
Hasil
Uji
Agregat
No Sifat Fisik
3.00
1,390
2.626
2,663
2,726
40
25,49
25
13,47
25
3,494
Persyaratan
Min
a. Agregat (1-2)
Penyerapan (%)
a. Berat Jenis
2.50
Bulk (gr/cc)
b. Berat Jenis
2.50
SSD (gr/cc)
c. Berat Jenis
2.50
Semu (gr/cc)
Keausan
Agregat (%)
Indeks
Kepipihan (%)
Indeks
Kelonjongan (%)
b. Agregat (0,5-1)
Penyerapan (%)
a. Berat Jenis
2.50
Bulk (gr/cc)
b. Berat Jenis
2.50
SSD (gr/cc)
c. Berat Jenis
2.50
Semu (gr/cc)
Keausan
Agregat (%)
Indeks
Kepipihan (%)
Indeks
Kelonjongan (%)
Semen
Tonasa
SNI
1520491994
330
> 280
a. Awal (menit)
100
> 45
b.Akhir (menit)
250
> 375
0,05
< 0,08
215
< 125
300
> 200
Kehalusan
Dengan alat Blaine
(m2/kg)
Waktu Pengikat
Kekekalan
Pemuaian dalam
Auto Clave (%)
Kuat Tekan
a. 3 hari (kg/cm2)
3.00
b. 7 hari (kg/cm )
2.006
2.597
2.641
2.716
40
27,82
25
15,03
25
2,850
3.00
2.306
2.50
2,575
2.50
2.634
2.50
2.738
50
87,83
b. Abu Batu
Penyerapan (%)
a. Berat Jenis
Bulk (gr/cc)
b. Berat Jenis
SSD (gr/cc)
c. Berat Jenis
Semu (gr/cc)
Sand Equivalent
(S.E), (%)
c. 21 hari (kg/cm )
5
Pengikatan semu
(Falseset)
Penetrasi Akhir (%) 75
> 50
(%)
Chipping 1-2
Chipping 0,5-1
Abu Batu
Filler
13
38
47
2
Hasil
Pengujian
Penetrasisebelum
kehilanganberat
TitikLembek
Daktilitas ( 25
C,5cm/menit)
Titik
Nyala
(COC)
BeratJenis
Kehilanganberat
163C,5
jam(thinfilm
oventest)
Penetrasi setelah
kehilanganberat
Viscositas170Cst
(Temp.
pencampuran)
Viscositas280Cst
(Temp.
pemadatan)
Yang
disyaratkan
Aspal
Minyak
60/70
Satuan
Rata
rata
Min
Max
66,7
60
79
49
48
58
150
100
cm
286
200
1,03
gr/cc
0,8
%
Berat
semula
82,6
55
0,1
mm
156
132
0,26
0,1
mm
Tabel7.Hasilpengujiansifatfisik
karakteristikaspalminyak60/70
Karakteristik Marshall
Stabilitas
Stabilitas merupakan ukuran
kemampuan campuran untuk memikul
beban lalu lintas sampai terjadi kelelehan
plastis. Berdasarkan hasil analisis gambar 4
menunjukkan
bahwa nilai stabilitas
meningkat dengan bertambahnya kadar
aspal dan kemudian kembali menurun
setelah melewati kadar aspal tertentu yang
dapat diindikasikan sebagai kadar aspal
optimum campuran. Nilai-nilai stabilitas
penggunaan aspal Minyak pada proporsi
campuran laston AC-WC menghasilkan
Gambar7. HubunganKadarAspalMinyak
denganVMA
Pengujian perendaman
Marshall
menunjukkan ukuran ketahanan campuran
beraspal terhadap kerusakan akibat
pengaruhcuaca,suhu,danair.
Pengujian perendaman
Marshall
dilakukan menurut prosedur pengujian,
yaitu direndam selama 30 menit dengan
kondisisuhuairselamaperendamanadalah
60 0C. Nilai rata rata karakteristik
Marshallcampurandalamkondisioptimum
setelahperendaman30menitdisajikan
dalamtabel8.
Tabel 8. Nilai Karakteristik Marshall
CampuranDalamKondisiOptimum
Karakteristik Marshall
VIM
(%)
VMA VFB
(%)
(%)
Stabilitas Flow
(kg)
(mm)
MQ
(kg/
mm)
4,99
4,93
4,87
4,84
4,76
4,75
4,67
15,90
15,70
15,57
15,46
15,32
15,21
15,05
1307,66
1457,91
1799,11
1987,27
2456,01
2833,16
2959,77
252,40
284,58
359,15
399,93
505,61
638,17
706,57
68,74
68,75
68,76
68,77
69,01
70,09
70,56
5,18
5,12
5,01
4,97
4,86
4,46
4,19
Karakteristik Marshall
Stabilitas
Pada table 9 di atas, memberikan
gambaran bahwa dengan masuknya plastik
dapat meningkatkan kemampuan campuran
dalam menerima beban lalulintas. Namun
kemampuan ini terbatas pada proporsi 2,5 %
saja terhadap berat aspal. Hal ini disebabkan
karena dalam pengujian korelasi aspal
terhadap plastik (uji Daktilitas dan
Penetrasi), ada kecendrungan aspal tidak
lagi memenuhi syarat sebagai aspal
penetrasi 60/70. Jika di campur hingga
konsentrasi 3 % atau lebih, stabilitas
memang naik, tapi konstruksi AC-WC
cenderung kaku yang terancam patah dan
retak.
Flow
Dari tabel 9 di atas dapat dijelaskan
bahwa semakin bertambah kadar plastik
kedalam campuran AC-WC, semakin
mengurangi kelenturan campuran. Hal ini
diakibatkan oleh mengerasnya aspal jika
plastik tergabung ke dalam campuran. Oleh
karena itu penelitian ini membatasi kadar
plastik sampai dengan 2,5 % berat terhadap
aspal. Karena pada posisi ini flow 4,57 mm,
sedang spesifikasi membatasi minimal 3
mm.
KarakteristikMarshall
VMA VFB Stabilitas Flow
(%)
(%)
(kg)
(mm)
MQ
(kg/
mm)
Gambar14.HubunganKadarAspaldengan
PlastikTerhadapVFB/VFWA
Gambar 12.HubunganKadarAspaldengan
PlastikTerhadapVIM
VMA (Void in Mineral Agregat)
Dari hasil analisis data pada tabel 9,
menunjukkan bahwa dengan masuknya
plastik sebagai bahan subtitusi ke dalam
campuran AC-WC, memberikan pengaruh
terhadap berat isi campuran yang nilainya
cenderung bertambah yang mengakibatkan
penurunan nilai VMA.
MQ (Marshall Quotient)
Hasil Bagi Marshall atau Marshall
Quotient (MQ) adalah perbandingan antara
nilai stabilitas dan nilai kelelehan (flow)
yang juga merupakan indikator terhadap
kekakuan campuran secara empiris.
Stabilitas naik, flow menurun sehingga
menjadikan
kenaikan MQ. Menurut
pandangan spesifikasi MQ tidak boleh
kurang dari 250 kg/mm. Dengan masuknya
plastik
kedalam
campuran
AC-WC
mempengaruhi nilai MQ menjadi naik.
Tidak ada pembatasan spesifikasi sampai
dimana besar angka MQ. Sehingga
dikatakan bahwa dengan masuknya plastik
kedalam
campuran
AC-WC,
akan
memperbaiki konstruksi tersebut dari segi
MQ.
Gambar13.HubunganKadarAspaldengan
PlastikTerhadapVMA
VFB (Void Filled with Bitumen)
Dari hasil analisis data pada tabel 9,
dapat dikatakan bahwa dengan masuknya
plastik sebagai bahan subtitusi ke dalam
campuran
aspal
AC-WC,
akan
mengakibatkan
semakin
mengecilnya
rongga dalam campuran akibat berat jenis
aspal dengan plastik yang semakin
meningkat. Bertambahnya nilai VFB dalam
penelitian ini diakibatkan oleh mengecilnya
rongga dalam campuran (VIM) yang
merupakan bagian dari pembagi dalam
menentukan nilai VFB. Selain itu, dengan
masuknya plastik kedalam campuran maka
penyerapan aspal kedalan pori material
(absorbsi) akan semakin mengecil.
]
Gambar 15. HubunganKadarAspaldengan
PlastikTerhadapMarshallQuotient
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan penelitian, dapat disimpulan bahwa :
1. Serpih plastik dapat larut didalam
aspal penetrasi 60/70 pada suhu 154oC
berdasarkan dari data yang didapat dari
pengujian.
2. Substitusi Serpih plastik terhadap aspal
penetrasi 60/70
dapat menghemat
10
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Saran Saran
Kesimpulan diatas belum cukup
untuk memberikan gambaran secara utuh
dan menyeluruh tentang bagaimana
pengaruh serpihan sampah plastik terhadap
karakteristik campuran aspal beton AC-WC,
oleh karena itu penulis menyarankan :
1. Melakukan penelitian tentang pengaruh
sampah plastik terutama plastik limbah
rumah sakit dan puskesmas terhadap
Campuran
HRA.
Medan
:
Departemen Civil and Engineering
USU.
Yusrianti, 2010. Studi Pengaruh
Penambahan Buton Rock Asphalt
(BRA
Terhadap
Karakteristik
Campuran Aspal Beton (AC-BC).
Makassar ; Badan Penerbit Pasca
Sarjana Unhas.
12