Menggapai Gunung Filsafat
Menggapai Gunung Filsafat
Socrates
Plato
Aristoteles
George Berkely
Rene Descartes
David Hume
Immanuel Kant
Hegel
Brouwer
Russell
Wittgenstein
Hilbert
Godel
Husserll
Einstein
Lakatos
Ernest
3. Gunung mana yang kamu suka?
Jawab :
Gunung Immanuel Kant
Tanggapan :
Setiap orang berhak memilih dan mengikuti gunung manapun yang dia suka.
Saya juga suka terhadap Gunung Immanuel Kant.
4. Mengapa kamu suka gunung tersebut?
Jawab :
Karena gunung Immanuel Kant paling lengkap, essensial, dan mencover
gunung-gunung sebelumnya.
Tanggapan :
Immanuel Kant adalah seorang filsuf yang menggabungkan beberapa
pendapat para filsuf sebelumnya. Beliau menggabungkan pikiran sekaligus
pengalaman. Sebelumnya, pengalaman adalah kesatuan terpisah dari
Aristoteles, dan pikiran dari Plato. Karena Immanuel Kant lebih lengkap
dalam menggabungkan teori maka saya lebih cenderung memilih beliau.
5. Bagaimana cara menggapai puncak gunung?
Jawab :
Berpikir kritis, berhati ikhlas, dan menetapkan hati sebagai komandan.
Tanggapan :
Itu secara umum Mbak. Kalau cara yang lebih real dan rinci bagaimana ya?
6. Kapan gunung terbentuk?
Jawab :
Mulai Jaman Yunani yaitu filsuf Sokrates dan Aristoteles.
Tanggapan :
Menurut Peter Soedjono:2004, awal perkembangan filsafat juga sama
dengan awal perkembangan ilmu pengetahuan. Jaman pertama yaitu Jaman
Pra Sejarah (sebelum 500 SM). Peradaban manusia boleh dikatakan berawal
di Babilonia dan Mesir sekitar 5000 tahun sebelum masehi. Ilmu
pengetahuan di jaman ini pada dasarnya bersifat terapan. Bangsa Babilonia
mengembangkan ilmu astronomi khususnya yang berkaitan dengan
astrologi, bermotifkan kepercayaan bahwa nasib dan kehidupan di bumi
amat dipengaruhi bahkan ditentukan oleh konstelasi dan letak benda-benda
angkasa, yaitu bumi, bulan, matahari, serta bintang-bintang satu sama lain.
Jaman Yunani Kuno; Ilmu pengetahuan murni yakni yang berkembang
atas dasar kegairahan ingin tahu semata-mata, baru lahir dan berkembang
dalam peradaban Yunani Kuno antara 600 tahun sebelum Masehi sampai
sekitar 100 tahun sesudah Masehi. Bangsa Yunani yang meletakkan dasardasar filsafat yang melandasi peradaban umat manusia sampai sekarang.
Ilmu pengatahuan di jaman Yunani kuno bercorak filsafat yaitu bersifat
murni, rasional, dan analitik.
7. Gunung bisa membelokkan dan menutup aliran sungai, apakah gunung juga
bisa memperlebar aliran sungai?
Jawab :
Bisa. Filsuf baru muncul mendukung aliran yang sudah ada dari aliran
sebelumnya.
Tanggapan :
Setuju. Jika ada filsuf baru yang muncul dengan aliran barunya (sungainya),
lalu ternyata aliran tersebut mendukung atau mengembangkan aliran dari
filsuf sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa gunung baru bisa
menyebabkan sungai menjadi lebar. Layaknya yang terjadi di alam. Sungai
kecil bergabung dengan sungai kecil maka akan menjadi sungai besar.
8. Siapa yang menjadi objek gunung?
Jawab :
Filsafatnya
Tanggapan :
Objek gunung adalah yang ada dan yang mungkin ada. Karena gunung
adalah sebuah filsuf maka objeknya adalah segala sesuatu yang dapat
dipikirkan, atau yang masih di luar pikiran.
9. Gunung, subjeknya siapa?
Jawab :
Tuhan
Tanggapan :
Saya belum tahu jawabannya, masih bingung. Mungkin bisa Tuhan karena
Allah yang menciptakan gunung. Tapi kalau kaum spiritual bisa tidak?
Bukankah spiritual di atas filsafat?
10. Gunung paling tinggi apa?
Jawab :
Gunung yang tidak sombong, tidak memiliki rasa memiliki dari apa yang
dimilikinya
Tanggapan :
Saya bingung. Kalau yang disebutkan oleh Mbak Dewi itu adalah syarat agar
dapat melihat gunung nomor 3. Apakah ini juga merupakan gunung
tertinggi?
11. Gunung apa yang paling rendah?
Jawab :
Gunung yang sombong, yang merasa memiliki, dan merasa paling benar.
Tanggapan :
Saya setuju dengan pendapat Mbak Dewi, namun masih agak bingung.
Mengapa gunung yang merasa memiliki dianggap paling rendah?
12. Apa normatifnya gunung?
Jawab :
Filsuf
Tanggapan :
Setuju. Gunung adalah sesuatu yang tinggi, identik dengan filsuf, dia orang
yang mau berpikir tinggi.
13. Apa formalnya gunung?
Jawab :
Dataran tinggi, daratan yang menonjol,
Menurut sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung
prasasti peringatan tanggal suatu kejadian, dll. Adapun normatifnya batu adalah
ketika batu digunakan sebagai materi yang menyangkut dengan etik dan estetik
misalnya batu akik, batu perhiasan, dll. Sedangkan spiritualnya batu adalah ketika
batu digunakan untuk aktifitas spiritual atau digunakan dalam rangka
berkomunikasi dengan Tuhan.