Anda di halaman 1dari 47

Mandiri PBL Repro SK 1

1102013230

Putri Cantika RevieraSASBEL

LI. 1 MM Anatomi Genitalia Feminina


1.1 Makroskopik
1.2 Mikroskopik
LI. 2 MM Fisiologis Keputihan
LI.3 MM Patologis Keputihan
3.1 Definisi
3.2 Etiologi dan Klasifikasi
3.3 Patof
3.4 MK
3.5 Diangnosis dan DD
3.6 Penatalaksanaan
3.7 Komplikasi
3.8 Prognosisi
3.9 Pencegahan
LI. 4 MM Pemeriksaan Pap Smear
LI.5 MM Thaharah

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Mons pubis
Mons pubis merupakan daerah kulit yang menonjol di atas simpisis pubis. Terdapat
banyak bubes, rambut dan jaringan lemak. Mons pubis meluas ke bawah belakang ke
labium majora, fungsinya melindungi organ seksual dan reproduksi bagian dalam.
Labia mayor
Merupakan lipatan kulit yang jaringan ikatnya menyatu dengan mons pubis. Labium
majus dextra dan sinistra dapat menyatu di dorsocaudal menjadi commisura labiorum
posterior, dan menyatu di ventrocranial menjadi commisura labiorum anterior. Celah
yang dibatasi oleh kedua labium majus adalah rima pudendi. Berfungsi menutup dan
melindungi struktur alat kelamin, homolog dengan scrotum pria.
Labia minor
Labia minor terletak di antara dua labium mayor. Kedua labium minor menyatu di
dorsocaudal membentuk frenulum labiorum minor, dan menyatu di ventrocranial
membentuk preputium clitoridis yang menutupi gland clitoridis serta terdapat kelenjar
skene.
Klitoris
Ujung proksimal corpus cavernosum clitoridis melekat didataran medial ramus
inferior ossis pubis dengan dataran lateralnya. Ke ventral kedua crura clitoridis
bersatu membentuk corpus clitoridis, terdapat glad clitoridis yang dibentuk oleh
corpus cavernosum glandis, bertanggung jawab untuk ereksi klitoris, homolog dengan
penis
vulva

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Bagian alat kadungan luar yang berbentuk lonjong, berukuran panjang dri klitoris,
labia minor, perineum, osteum uretra externa, dan osteum vagina
Vestibulum
Terletak di bawah selaput lendir vulva, terdiri dari bulbus vestibuli, dan dapat di
temukan kelenjar bartholini dan kelenjar vestibuli minor. Yang bermuara ke
vestibulum vaginae adalah: Uretra, Vagina, Glandula parauretralis, Glandula
vestibularis minor dan mayor
Perineum
Perineum merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
anus. Perineum membentuk dasar badan perineum. Terletak diantara commisura
labiorum posterior dan anus, dan terdapat rape perinae, yaitu lipatan batas anus
dengan vagina.
ostium vagina
Muara vagina (introitus), terdapat fosa navicularis antara intraitus vaginae dan
frenulum labiorum minorum.
selaput hymen
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang membentuk :
semilunaris, anularis, tapias, septa, inferatus atau fimbrie.

Diaphragma pelvis

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

1. Pelvis Major (False pelvis / Cavitas Pelvic Spuria/ Panggul besar)


disebelah cranial, yang berisi saluran pencernaan, vesica urinaria, ureter,
sistem genitalis.
2. Pelvis Minor (True pelvic/ Pelvic vera) disebelah caudal linea terminalis.
Terbagi 4 bidang khayal :
Aditus Pelvis ( Apertura pelvis superior/ Pintu atas panggul/ Pelvis
inlet)
a. Conjugata vera (anatomica) ialah jarak antara pinggir atas pubis
sampai promotorium. Penting untuk menentukan dapat tidaknya bayi
melewati, sehingga dapat menentukan tindak lanjut persalinan
pervaginam atau sectio secaria. Ukuran coonjugata vera dapat diukur
dengan menngukur conjugata diagonalis (dengan vaginal touche
sampai promotorium) kemudian dikurangi 1,5 cm. Nilai normal 11
13 cm
b. Conjugata tranversa diukur dari titik terjauh linea terminalis kiri dan
kanan tegak lurus dengan conjugata vera. Nilai normal 13 14,5 cm.
c. Conjugata obstetrica ialah jarak antara promotorium ke pinggir tengah
symphisis pubis. Merupakan bagian conjugata vera terpenting, karena
bagian aditus pelvis tersempit. Nilai normalnya 10,6 cm
Ukuran panggul terluas / terlebar ialah bidang yang diukur dari
pertengahan bagian belakang symphisis pubis sampai pertemuan vertebra
sacralis II, III dan ke lateral (pertengahan acetabulum kiri dan kanan).
Mid pelvis ialah bidang yang dibentuk oleh apex arcus pubis, spina
ischiadica, dan ujung os sacrum. Paling sempit, berbentuk oval, sering
terjadi kemacetan pada persalinan.
Exitus pelvis (Pintu bawah pelvis/ Outlet pelvis/ Apertura pelvis
inferior)
a. Potongan antero-posterior : pinggir bawah symphisis pubis sampai
sacrum. Nilai normal 9,5 11,5 cm.
b. Potongan tranversa : antara tuber ischiadicum kanan dan kiri. Nilai
normalnya 10,5 11 cm.
c. Potongan sagitalis posterior : ujung os sacrum dengan perpotongan
antara potongan antero-posterior dengan potongan transversa. Nilai
normalnya 10,5 11 cm.
Bidang bidang Hodge merupakan bidang yang digunakan sebagai
petunjuk turunnya bagian bawah fetus, terdiri atas :
a. Bidang Hodge I

: Bidang yang sama dengan pintu atas panggul

b. Bidang Hodge II
: Bidang yang sejajar dengan H I setinggi
pinggir bawah symphisis pubis.

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

c. Bidang Hodge III


ischiadica.

: Bidang yang sejajar dengan H I melalui spina

d. Bidang Hodge IV
os sacrum.

: Bidang yang sejajar dengan H 1 setinggi ujung

Genitalia Interna wanita

1. Uterus
Organ muskuler yang tebal, memiliki rongga dan berada di antara vesika
urinaria disebelahanterior dan rektum disebelah posterior. Panjang uterus 7.5 cm
dan lebar 4 5 cm denganberat sekitar 60 gram.Suatu organ muskular berbentuk
seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai
tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saatpersalinan dengan
adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isikonsepsi
dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.Bagian
uterus diatas isthmus disebut corpus uteri dan bagian dibawah isthmus disebut
servik. Dalam keadaan normal posisi uterus adalah antefleksi anteversi. Servik
uteri dibagi menjadi 2 bagian: pars vaginalis dan pars supravaginalis ; dibagian
dalam servik terdapat kanalis servikalis. Uterus pada kehamilan lanjut. Fundus
berbentuk kubah dan insersi tuba serta ligamentumrotundum dibagian atas corpus
uteri. Terlihat pasokan vaskular yang hipertrofis.
5

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

a. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama:
otot polos, jalinan (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam
rongga vagina yaitu portiocervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara /
primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat
melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks
mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya
karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan
mukosa dan viskositas lendir serviksdipengaruhi siklus haid.
Perdarahan Uterus
Arteri
: Arteri uterina, sebagai cabang arteri iliaca interna
Venae
: Vena uterina mengikuti arteri uetrina dan bermuara ke dalam vena
iliaca interna.
Aliran lymfe : Pembuluh lymfe dari fundus uteri berjalan bersama arteri ovarica
dan
mengalirkan lymfeke nodi para aorticisetinggi vertebra L1.
Persarafan
: Saraf simpatis dan parasimpatis, berasal dari plexus hypogastricus
inferior.
2. Corpus uteri
Merupakan bagian terbesar uterus; dibagian anterior menempel pada vesika
urinaria dan dibagian posterior menempel pada intestinum ; dibagian lateral
menempel pada berbagai struktur yang berada didalam ligamentum latum ( tuba
falopii ligamentum rotundum ligamentum ovarii proprium vasa uterina dan
ureter ).
Arteria uterina menyilang ureter sebelum berjalan di dinding lateral uterus.
Titik persilangan tersebut kira-kira 1.5 cm dari fornix lateralis. Cavum uteri
berbentuk segitiga dengan kubah yang berada pada bidang setinggi kedua ostium
tuba falopii dan apex bagian bawah setinggi ostium uteri internum. Dinding uterus
terdiri dari 3 lapisan:
a. Serosa (peritoneum visceralis) yang melekat pada ligamentum latum uteri di
intraabdomen
b. Miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut
ototlongitudinal, anyaman dan sirkular)
c. Endometrium yang melapisi dinding cavum uteriSelama kehamilan, serabut
otot tersebut tidak bertambah banyak namun mengalamihipertrofi.
Endometrium adalah lapisan berongga yang lunak yang mengandung sejumlah
kelenjar dandilapisi dengan ciliated collumnar epithelium; bentuk kelenjar dan
stroma bervariasi sesuai dengan siklus haid; ketebalan pasca menstruasi dini 1
2 mm dan menjelangmenstruasi 4 7 mm.

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Perdarahan Corpus Uteri


Arteria
: Arteri ovarica yang berasal dari aorta abdominalis setinggi VL 1
Vena
: Venae ovarica dextra bermuara ke vena cava inferior sedangkan
vena ovarica sinistra kevena renalis sinistra.Aliran
Aliran Limfe : Pembuluh lymfe ovarium mengikuti arteri ovarica dan mengalirkan
limfe ke nodi paraaortici, setinggi VL1
Persarafan :Persarafan ovarium berasal dari plexus ovarica dan mengikuti
perjalanan arteri ovarica
3. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulo
pelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
4. Tuba Falopii
Dua buah saluran muskuler yang terbentang dari sudut superior uterus kearah
lateral dengan panjang masing-masing sekitar 8 14 cm. Saluran ini
menghubungan cavum uteri dengan cavum peritoneale.Tuba dapat dibagi menjadi
4 bagian :
a. Pars uterina / interstitsialis
b. Pars Isthmica ( penamang melintang paling sempit )
c. Pars Ampullaris
d. Pars Infundibularis [fimbriae]
Dinding Tuba Falopii terdiri dari 3 lapisan :
a. Lapisanserosa
b. Lapisan muskularis
c. Lapisan mucosa
Mukosa tuba dilapisi selapis sel kolumnar yang sebagian memiliki bulu-getar
(silia) dan sebagian lain memiliki kelenjar.
5. Ovarium

Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah almond
yang berada disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada
lapisan posterior ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii.Ovarium
berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel
epitelgerminal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi
(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh
teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Panjang
kira-kira 2.5 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 3.0 cm. Masing-masing
memiliki permukaan medial dan lateral. Masing-masing ovarium memiliki tepi
anterior (mesovarium) dan tepi posterior yang bebas. Difiksasi oleh
o Lig suspensorium ovarii (lig infundibulopelvicum) : lig ini menggantungkan
uterus pada dinding panggul antara sudut tuba.
o Pada yang ke ovarium terdapat lig ovarii propium

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

o Lig teres uteri (lig rotundum) : terdapat d bag atas lateral dari uterus, caudal
dari tuba, kedua lig ini melalui canalis inguinalis ke bag cranial labium
majus. Pada saat kehamilan mengalami hipertrofi dan dapat diraba dengan
pemeriksaan luar.
Pembuluh darah ovarium terutama berasal dariarteri ovarica yang merupakan
cabang aorta abdominalis dan selanjutnya dialirkan keluar ovarium melalui vena
ovarica. Ovarium terbungkus oleh tunica albuginea yang mirip dengan yang
dijumpai pada testis. Bagian luar ovarium disebut cortex yang memiliki gameet
dan dibagian dalam disebut medula yang mengandung banyak pembuluh darah
besar serta syaraf. Cortex ovarium relatif avaskular dan dijumpai sejumlah folikel
ovarium kecil. Masing-masing folikel mengandung ovum immature (oosit) yang
terbungkus dengan satu atau beberapa lapisan sel. Bila oosit hanya dilapisi oleh
satu lapisan sel, sel tersebut dinamakan sel folikel, bila dilapisi oleh beberapa
lapisan sel-sel tersebut dinamakan sel granulosa.
Dibagian cortex terdapat sejumlah folikel dengan berbagai derajat maturasi.
Pada folikel primordial, oosit dilapisi oleh satu lapisan sel pipih (sguamoues
epithelium). Folikel primer memiliki dua atau lebih lapisan sel granulosa kubis
yang mengitari oosit. Folikel sekunder mengandung ruang-ruang berisi cairan
diantara sel granulosa. Ruangantersebut sering mengalami penyatuan (coalesence)
membuat cavum sentral yang disebutsebagai antrum. Folikel dgraf atau folilkel
vesikuler yang matur memiliki antrum yang sangat dominan dan folikel biasanya
menonjol keluar permukaan ovarium.Setiap bulan, pada wanita dewasa, satudari
folikel yang masak mengeluarkan oosit dari ovarium, peristiwa ini disebut
Ovulasi.
Perdarahan Ovarium
Arteri
: Arteri uterina merupakan cabang arteri iliaca interna sedangkan
arteri ovarica cabang dariaorta abdominalis.
Vena
: Vena uterina
Aliran Lymfe : Pembuluh lymfe mengikuti jalannya arteri dan bermuara ke nodi
iliaca interni dan paraaortci.
Persarafan : Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hypogastricus
inferior.
VAGINA

Bentuk tabung muskular, muali servix sampai genitalia externa.


Panjang antara 8-12 cm.
Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina disebut portio vaginalis
Cervicis uteri. Bagian cervix proximalnya disebut portio supravaginalis
cervicis uteri.

Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis disebut fornix yang
dapat dibedakan fornix lateralis dextra dan sinistra, fornix anterior dan

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

posterior.

o
o

o
o

o
o
o
o
o

Tunika mukosa membentuk rugae yang transversal pada dinding vebtral dan
dorsal disebut columna rugarum.
Fascia endopelvis memadat menjadi ligamentum fasialis yang berfungsi
menunjang servix dan vagina.
Ligamentum-ligamentum yang ikut memfiksasi uterus diantaranya :
Lig.Cardinale (Mackenrodts)/lig.cervicalis lateralis : melewati sebelah lateral
servix dan bagian atas vagina ke dinding pelvis.
Lig.utero-sacrale/lig.recto uterina : melewati bagian belakang servix dan fornix
vagina ke fascia yang melapisi sendi sacro-iliaca. Mulai dari isthmus ke jaringan
pengikat disebelah lateral dari rectum setinggi vertebrata sacralis III,
mengandung otot polos.
Lig,puboservicale : meluas ke anterior dari lig.cardinale ke pubis (puboprostatica
pada pria).
Lig.pubovesicale : dari belakang symphisis pubis menuju collum vesica urinaria.
Fiksasi yang utama pada uterus ke vagina adalah : lig.cardinale & utero-sacrale.
Fungsi : alat bersenggama, jalan lahir waktu partus, saluran keluar uterus yang
dapat mengalirkan darah pada waktu menstruasi dan sekret dari uterus.
Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh suatu selaput yang
disebut hymen. Menurut bentuknya dapat dibedakan :
Hymen anularis (cincin)
Hymen semilunaris (bulan sabit)
Hymen cribriformis (berlubang-lubang sebagai saringan)
Hymen fimbriatus ( dengan tepi sebagai jari-jari)
Hymen imperforatus (tidak berlubang)

Setelah diadakan coitus berulang-ulang hanya terdapat sisa-sisanya


sebagai tonjolan-tonjolan yang disebut carunculae hymenales yang
hilang setelah melahirkan.
A.uterina pergi ke ventrocaudal setinggi isthmus uteri, membeok ke
medial berjalan di pangkal lig.latum, cranial lig.cardinale uteri membentuk
cabang a.vaginalis ke dinding vagina, pangkalnya kearah fundus kemudian
bercabang-cabang menjadi :

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

o r. Ovaricus, melalui lig.ovarii proprium menuju ovarium.


o A.ligamenti teretis uteri, mengikuti lig.teres uteri.
o r.tubarius, mengikuti tuba uterina.
Saraf-saraf otonom system urogenitale wanita :
N.Pudendus, meninggalkan pelvis melalui foramen infrapiriformis, dorsal
spina ischiadica, masuk ke foramen ischiadicum minus sebagai
n.clitoridis. Cabang yang lain : n.hemorrhoidalis inferior untuk sphincter
ani externus dan ke kulit pada regio analis. N.perinealis berakhir sebagai
n.labialis untuk labium majus, ia memberi ke rr.cutanei ke kulit.

Vasa lymphatica dan nodi lymphatici (lymphonodi)


o Bagian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a.uternae ke
Inn.Iliaci interni.
o Bagian medial mengikuti kembali r.vaginali a.vesicalis inferior ke
Inn sepanjang a.vesicalis inferior ke Inn.Iliaci interni.
o Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vagina, labium
minora, labium majora pergi ke Inn inguinale superficialis.

LI.1.2 Memahami dan Menjelaskan Mikroskopis Alat Reproduksi Wanita


Genitalia externa wanita
Labia
Labia mayor terdiri dari lipatan-lipatan kulit yang menutupi kumpulan jaringan
adiposa. Pada orang dewasa, permukaan luar ditutupi oleh rambut kasar dengan
kelenjar keringat dan sebasea. Labia majora adalah homolog dengan skrotum pada
pria. Labia minora terdiri dari inti yang sangat vaskular, jaringan ikat longgar tertutup
oleh epitel skuamosa berlapis yang sangat menjorok oleh papilla jaringan ikat. Kedua
permukaan labia minora tidak terdapat rambut, tetapi banyak terdapat kelenjar
sebasea besar.
Klitoris
Klitoris adalah suatu badan yang terbentuk dari dua corpora cavernosa yang tertutup
dalam lapisan jaringan ikat fibrosa dan dipisahkan oleh septum yang tidak lengkap.
Ujung bebas dari klitoris berakhir dalam tuberkulum, kecil membulat,serta kelenjar
clitoridis. Klitoris dibungkus oleh lapisan tipis epitel skuamosa berlapis
nonkeratinized , juga terkait dengan banyak ujung saraf khusus. Klitoris tidak
memiliki korpus spongiosum , oleh karena itu tidak dilalui oleh uretra.
Kelenjar vestibulum
Vestibulum adalah celah antara labia minora yang di dalamnya merupakan bukaan
vagina dan uretra. dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan mengandung banyak
kelenjar vestibular kecil. Terdapat kelenjar lendir tubuloalveolar yang mengeluarkan
cairan, pelumas jelas berlendir. Kelenjar utama sesuai dengan kelenjar bulbourethral
dari laki-laki.

10

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Genitalia Interna Wanita


Ovarium

Ovarium dilapisi oleh satu lapis sel kuboid rendah atau gepeng yaitu epitel
germinal, yang bersambungan dengan mesotelium peritoneum viscerale. Dibawah
epitel germinal adalah jaringan ikat padat yang disebut tunia albuginea.
Ovarium memiliki korteks ditepi, dan medula ditengah, tempat ditemukannya
banyak pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Daerah korteks mengandung
banyak folikel telur yang masing-masing terdiri dari sebuah oosit yang diselaputi oleh
sel-sel folikel. Sel-sel folikel adalah oosit beserta sel granulose yang mengelilinginya.
Selain folikel, korteks mengandung fibrosit dengan serat olagen dal retikular. Medula
adalah jaringan ikat padat tidak teratur yang bersambungan dengan lugamentum
mesovarium yang menggantungkan ovarium. Pembuluh darah besar di medula
membentuk pembuluh darah yang lebih kecil yang menyebar diseluruh korteks
ovarium.
1.
2.
3.
4.

Macam-macam folikel yaitu :


Folikel primordial : terdiri atas oosit primer yang berinti agak ke tepiyang dialapisi sel
folikel berbentuk pipih.
Folikel primer : terdiri oosit primer yang dilapisi sel folikel (sel granulose) berbentuk
kubus dan terjadi pembentukan zona pelusida yaitu suatu lapisan glikoprotein
yang terdapat diantara oosit dan sel-sel granulose.
Folikel sekunder : terdiri oosit primer yang dilapisi sel granulose berbentuk kubus
berlapis banyak atau disebut staratum granulose.
Folikel tersier : terdiri dari oosit primer, volume stratum granulosanya bertambah
besar. Terdapat beberap celah antrum diantara sel-sel granulose. Dan jaringan ikat
stroma di luar stratum granulose membentuk theca intern (mengandung banyak
pembuluh darah) dan theca extern (banyak mengandungserat kolagen).

11

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

5. Folikel Graff : disebut juga folikel matang. Pada folikel ini, oosit sudah siap
diovulasikan dari ovarium. Oosit sekunder dilapisi oleh beberapa lapissel
granulose berada dalam suatu jorokan ke dalam stratum disebut cumulus ooforu.
Sel-sel granulose yang mengelilingi oosit disebut korona radiate. Antrum berisi
liquor follicul yang mengandung hormone esterogen.
Tuba Fallopii

Berdasar struktur histologi terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan
serosa.
1. Lapisan mukosa : tersusun atas epitel selapis silindri dan terdapat 2 jenis sel :
a. Epitheliocytus ciliatus / epitel bersilia : berfungsi menciptakan arus ke arah
uterus yang menuntun oosit kedalam infundibulumtuba uterina.
b. Epitheluocytus tubarius angutus / epitel tidak bersilia : berfungsi sebagai sel
sekretori dengan menghasilkan bahan nutritif yang penting bagi ovum.
2. Lapisan otot : berupa otot polos sirkular dalam, berfungsi untuk kontrasi
peristaltik yang menuntun ovum dan membuat fimbrae berdekatan dengan ovum
untuk menangkap ovum.
3. Lapisan serosa

12

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Uterus

Uterus manusia adalah organ berbentuk buah pir dengan dinding berotot tebal.
Badan atau korpus membentuk bagian uterus. Bagian atas uterus yang membulat dan
terletak diatas pintu masuk tuba uterina disebut fundus. Bagian bawah uterus yang
lebih sempit dan terletak dibawah korpus adalah serviks. Serviks menonjol dan
bermuara ke dalam vagina.
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan :
1. Perimetrium : bagian luar yang dilapisi oleh serosa atau adventitia
2. Miometrium : terdapat 3 lapisan otot yang batas-batasnya kurang jelas. Tiga lapisan
otot tersebut adalah ;

13

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

a. Lapisan Sub vascular : serat-serat otot tersusun memanjang


b. Lapisan Vaskular : lapisan otot tengah tebal, serat tersusun melingkar dan
serong dengan banyak pembuluh darah.
c. Lapisan Supravaskular : lapisan otot luar memanjang tipis.
3. Endometrium : dilapisi oleh epitel selapis silindris yang turun kedalam lamina propia
untuk membentuk banyak kelenjar uterus. Umunya endometrium dibagi menjadi
dua lapisan fungsional, Stratum functionale di luminal, dan stratum basale di
basal. Pada wanita yang tidak hamil , stratum functionale superfisial dengan
kelenjar uterus dan pembuluh darah terlepas atau terkelupas selama menstruasi,
meninggalkan stratum basale yang utuh dengan sisa-sisa kelenjar uterus basal
sebagai sumber untuk regenerasi stratum functionale yang baru.
Arteri uterina di lugamentum latum membentuk arteri arkuata. Arteri ini
menembus dan berjalan melingkari miometrium uterus. Pembuluh darah aruata
membentuk arteri rectae (lurus) dan spiralis yang mendarahi endometrium.
Serviks

Serviks adalah bagian bawah uerus. Kanalis servikalis dilapisi oleh epitel
kolumnar tinggi penghasl mukus yang berbeda dari epitel uterus, yang bersambungan
dengannya. Epitel serviks juga dilapisi oleh kelenjar serviks tubular bercabang yang
meluas membentuk sudut terhadap kanalis servikalis ke dalam lamina propia.
Sebagian kelenjar serviks mungkin tersumbat dan berkembang menjadi kista
glandular kecil.
Selama fase proliferatif daur haid, sekresi dari kelenjar serviks sedikit dan
encer. Jenis sekresi ini memungkinkan sperma mudah menembus serviks dan masuk
ke dalam uterus. Selama fase sekretori (luteal) daur haid dan peningkatan progesteron,
dan juga saat kehamilan, sekresi kelenjar serviks berubah menjadi lebih kental,
membentuk sumbat mukus (obturamentum cervicale) di kanalis servikalis. Sumbat
mukus adalah tindakan protektif yang meghalangi lewatnya sperma dan
mikroorganisme dari vagina ke dalam corpus uterus. Karena itu kelenjar serviks
memiliki fungsi penting dalam membantu pembuahan oosit dan perlindungan
individu yang sedang berkembang.

14

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Vagina

Mukosa vagina tidak rata dan memperlihatkan banyak plica mucosae. Epitel
permukaan kanalis vaginalis adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Papila jaringan ikat dibawahnya tampak menonjol dan membentuk indentasi epittel.
Lamina propia mengandung jarinagn ikat padat tidak teratur dengan serat elastik yang
meluas ke dalam tunika muskularis berupa serat interstisial. Jaringan limfoid difus,
nodulus limfoid, dan pembuluh darah kecil terdapat di lamina propia. Tunika
muskularis dinding vagina terutama terdiri dari berkas longitudinal dan berkas oblik
otot polos. Berkas transversal otot polos jauh lebih sedikit tetapi lebih sering
ditemukan di lapisan dalam. Jaringan ikat interstisial kaya serat elastik. Pembuluh
darah dan berkas saraf banyak ditemukan di adventisia.
Dinding vagina terdiri dari mukoasa, lapisan otot polos, dan adventisia.
Kelenjar tidak terdapat di mukosa vagina. Permukaan kanalis vaginalis tetap lembab
dan licin oleh sekresi yang dihasilkan oleh kelenjar serviks. Glikogen adalah
komponen utama di epitel vagina. Selama fase folikular daur haid, glikogen
menumpuk di epitel vagina, mencapai kadar maksimal sebelum ovulasi. Epitel vagina
memperlihatkan perubahan minimal selama daur haid. Selama fase ploriferatif
(folikular) daur haid dan akibat meningkatnya rangsangan estrogen, epitel vagina
bertambah tebal. Selain itu, esterogen merangsang sel-sel vagina untuk menyintesis
dan menimbun banyak glikogen sewaktu sel-sel ini bermigrasi ke arah lumen vagina,
tempat sel-sel terkelupas atau mengalami deskuamasi. Flora bakteri di dalam vagina
melakukan metabolisasi glikogen menjadi asam laktat. Peningkatan keasaman di
kanalis vaginalis melindungi organ terhadap mikroorganisme atau invasi patogen.

15

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

LI. 2 MM Fisiologis Keputihan


Physiological discharge vaginal discharge

normal and healthy for women of reproductive age to have some degree of vaginal
discharge

quantity and type of cervical mucus changes during the menstrual cycle as a result
of hormonal fluctuations

prior to ovulation, estrogen levels increase, altering cervical mucus from non-fertile
(thick and sticky) to fertile (clearer, wetter, stretchy and slippery). After ovulation,
estrogen levels fall and progesterone levels increase; cervical mucus becomes
thick, sticky and hostile to sperm.

The vagina is colonised with commensal bacteria (normal vaginal flora)

rising estrogen levels at puberty lead to colonisation with lactobacilli which


metabolise glycogen in the vaginal epithelium to produce lactic acid. Thus the
vaginal environment is acidic and normally has a pH <=4.5

other commensal bacteria include anaerobes, diphtheroids, coagulase-negative


staphylococci and alpha-haemolytic streptococci.

some commensal organisms can cause a change in discharge if they 'overgrow'


o

includes Candida albicans, Staphylococcus aureus and Streptococcus


agalactiae (Group B streptococcus).

16

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

LI.3

Putri Cantika Reviera-

MM Patologis Keputihan
LO 2.1. Memahami dan menjelaskan Definisi Keputihan

Fluor albus ( Duh tubuh, Leukorea, White Discharge, Keputihan ) adalah


nama gejala yang diberikan pada cairan yang dikeluarkan dari alat genital yang tidak
berupa darah. Cairan ini dapat berupa sekret, transudasi yang berlebih atau eksudat
dari organ atau lesi di saluran genital. Sumber cairan ini dapat berasal dari sekresi
vulva, cairan vagina, sekresi serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba falopii, yang
dipengaruhi fungsi ovarium.
Fluor albus vagina merupakan gejala umum pada pasien penyakit kelamin.
Gejala ini biasanya diketahui pasien karena adanya sekret yang mengotori celananya.
Fluor albus yang berkaitan dengan infeksi menular seksual ( IMS ) adalah terjadinya
perubahan bau, warna, dan atau jumlah yang tidak normal. Keluhan ini dapat diserta
gatal, edema genitalia, disuria, nyeri abdomen bagian bawah atau nyeri pinggang.
Bentuk anatomis dari traktus urogenitalis wanita menyebabkan infeksi sering
asimptomatis.

LO 2.2. Memahami dan menjelaskan Etiologi Keputihan


Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Disini cairan
mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau,
seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri
dapat menyebabkan leukorea patologik; pada adneksitis gejala tersebut dapat pula
timbul. Selanjutnya leukorea ditemukan pada neoplasma jinak atau ganas, apabila
tumor itu dengan permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen
saluran alat-alat genital. Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya
ditemukan pada daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada
dinding lateral dan anterior vagina.
1.

Bacterial Vaginosis
Bacterial vaginosis paling sering menyebabkan vaginosis, terhitung dari 50%
kasus. Bacterial vaginosis disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari
organisme seperti Gardnerella vaginalis ( bakteri gram coccobacillus),
Mobiluncus species, Mycoplasma hominis, and Peptostreptococcus species.
Faktor resiko terjadi pada wanita hamil, pemakaian IUD (intrauterine device),
dan douching yang sering.

Gardnerella vaginalis

Gardnerella vaginalis pada keadaan normal ditemukan dalam saluran


pernapasan. Namun, bakteri ini terdapat pada kira-kira 30% flora normal
vagina wanita normal. Organisme ini merupakan basil gram negatif yang

17

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

biasanya ditemukan bersamaan dengan keberadaan bakteri anaerob. Mungkin


terjadi penularan melalui hubungan seksual, karena 90% laki-laki terinfeksi.

Chlamydia trachomatis

Chlamydia trachomatis merupakan salah satu dari empat spesies genus


chlamydia yang merupakan bakteri khusus yang hidup sebagai parasit intrasel.
Chlamydia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang ditemukan
diseluruh dunia. Chlamydia trachomatis bersifat dimorfik yaitu organisme ini
terdapat dalam dua bentuk, dalam bentuk infeksiosa, Chlamydia trachomatis
merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis, dan
mengandung DNA dan RNA serta di sebut badan elementer. Sferoid-sferoid
ini memperoleh akses ke sel penjamu melalui endositosis dan setelah berada
didalam berubah menjadi organisme yang secara metabolis aktif yang bersaing
dengan sel penjamu memperebutkan nutrien. Organisme ini memicu
timbulnya siklus replikasi dan setelah kembali memadat menjadi EB sampai
sel penjamu pecah, terjadi ratusan EB untuk menginfeksi sel-sel sekitarnya.
Chlamydia trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, serviks, dan
konjungtiva mata. Pada laki-laki uretritis,epididimitis dan prostatitis adalah
manifestasi infeksi tersering. Pada perempuan yang tersering adalah servisitis,
diikuti oleh uretritis, bartolinitis dan akhirnya penyakit radang panggul. Dapat
juga menginfeksi faring dan rektum orang yang melakukan hubungan seks
oral atau anal reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan dan
mengalami konjungtivitis dan pneumonia. Infeksi oleh Chlamydia trachomatis
tidak menimbulkan imunitas terhadap infeksi di kemudian hari.

2.

Vaginal Candidiasis
Candida species (seperti C albicans, C tropicalis, C glabrata) adalah airborne
fungi yang alamiah hidup pada vagina sekitar 50% wanita. Vaginal
candidiasisadlah penyebab kedua tersering vaginitis. Faktor resiko terjadi pada
pemakaian alat kontasepsi oral, penggunaan IUD, intercourse pertama pada
saat muda, hubungan seksual yang sering, receptive cunnilingus, diabetes,
HIV dan penyakit imunocompromised lainnya, penggunaan jangka panjang
antibiotik, kehamilan.

Candida albicans

Secara normal dapat ditemukan di mulut, tenggorokan, usus, dan kulit


laki-laki dan pada perempuan sehat sering di jumpai di vagina perempuan
asimtomatik. Candida albicans merupakan spesies penyebab pada lebih dari
80%- 90% kasus infeksi kandida pada genitalia. Pertumbuhan berlebihan
candida albicans adalah penyebab tersering vaginitis dan vulvovaginitis.
C.tropicalis dan C.glabrata adalah dua spesies lain yang menyebabkan
vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap ditularkan secara
seksual, namun Candida albicans dapat dibiak dr penis 20% laki-laki pasangan
perempuan yang mengidap vulvovaginitis kandida rekurens.
Candida albicans bersifat dimorfik, selain ragi-ragi dan pseudohifa, ia
juga bisa menghasilkan hifa sejati. Dalam media agar atau dalam 24 jam pada
18

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

suhu 37 C atau pada suhu ruangan, spesies candida menghasilkan koloni


halus, berwarna crem dengan aroma ragi. Dua tes morfologi sederhana
membedakan Candida albicans yang paling patogen dari spesies candida
lainnya yaitu setelah inkubasi dalam serum selama sekitar 90 menit pada suhu
37, sel-sel ragi candida albicans akan mulai membentuk hifa sejati atau tabung
benih, dan pada media yang kekurangan nutrisi, candida albicans
menghasilkan chlamydospora bulat dan besar.

3.

Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
Trikomiasis disebabkan oleh protozoa parasitik tricomonas vaginalis.
T.vaginalis adalah protozoa oval atau fusiform berflagela yang berukuran
setara dengan sebuah leukosit. Organisme terdorong oleh gerakan-gerakan dari
flagelnya. Organisme ini paling sering menginfeksi sel epitel vagina,
kemudian menginfeksi juga endocervix, urethra, kelenjar Bartholin dan Skene
juga. Trigomonad mengikat dan akhirnya mematikan sel-sel penjamu, memicu
respon imun humoral dan seluler yang tidak bersifat protektif terhadap infeksi
berikutnya. Agar dapat bertahan hidup, trikomonad harus berkontak langsung
dengan eritrosit, dan hal ini dapat mejelaskan mengapa perempuan lebih
rentan terhadap infeksi daripada laki-laki. Trichomonas vaginalis tumbuh
paling subur pada pH antara 4,9 dan 7,5 dengan demikian haid, kehamilan,
pemakaian kontrasepsi oral, dan tindakan sering mencuci vagina merupaka
predisposisi timbulnya trikomoniasis. Bayi perempuan yang lahir dari ibu
yang terinfeksi dapat mengalami infeksi Trikomonas vaginalis. Bayi
perempuan rentan karena pengaruh hormon ibu pada epitel vagina bayi.
Dalam beberapa minggu, seiring dengan dimetabolismenya hormon-hormon
ibu, epitel vagina bayi menjadi resisten terhadap Trichomonas vaginalis dan
infeksi sembuh bahkan tanpa pengobatan. Faktor resiko juga terjadi pada
perokok, pengguna IUD.
Infeksi Trichomonas vaginalis ditularkan hampir secara eksklusif
melalui hubungan seksual. Walaupun trikomonad diketahui dapat bertahan
hidup sampai 45menit pada fomite, namun cara penularan fomite ini sangat
jarang terjadi. Risiko terinfeksi Trichomonas vaginalis meningkat seiring
dengan jumlah pasangan seks dan lama aktivitas seksual.
(Sylvia. 1995. Brooks.2005)

4.

Virus

Human papillomavirus

Salah satu anggota grup papilovirus, dapat menyebabkan kondiloma


akuminata. Virus ini ditularkan secara seksual umumnya mengenai kedua
pasangan dan menyerang kelompok umur yang sama dengan penyakit lainnya.
HPV diketahui sebagai penyebab kanker kongenital, termasuk
karsinoma serviks. Papillomavirus menggambarkan konsep bahwa strain virus
alamiah bisa berbeda dalam potensi onkogenik. Yang paling sering di temukan

19

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

HPV-16 atau HPV-18, walaupun beberapa kanker mengandung DNA dari


HPV tipe 31 atau tipe 45.

20

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Herpes simplek virus

Terdapat dua tipe virus herpes yang berbeda tipe 1 dan tipe 2. Susunan
genom mereka sama dan menunjukan kesesuaian urutan substansi. Tetapi
mereka dapat dibedakan melalui analisis pembatasan enzim dari DNA virus.
Keduanya secara serologis bereaksi silang, tetapi terdapat beberapa protein
unik pada setiap tipe. Cara penularan mereka berbeda, HSV-1 menyebar
melalui kontak, biasanya melibatkan air liur yang terinfeksi sementara HSV-2
ditularkan secara seksual atau melalui infeksi genitalia maternal kepada bayi
yang baru lahir. Ini menimbulkan gambaran klinis yang berbeda pada infeksi
manusia.

Molluscum contagiosum

Molluscum contagiosum adalah virus yang autoinokulasi (masuknya


virus dari tubuh pasien sendiri) dengan masa tunas 1-4 minggu. Umumnya
timbul tumor kulit epitel berwarna merah muda hingga abu-abu, tanpa gejal,
menyebar, dan berukuran kurang dari 1 cm di vulva. Gambaran histologik
menunjukan sejumlah badan inklusi dalam sitoplasma sel

5.

Adanya Benda Asing


Terdapatnya benda asing seperti kondom yang digunakan saat
bersenggama, penggunaan tampon saat menstruasi, penggunaan cincin
pesarium oleh wanita atau benda asing lain yang masuk dan tertinggal didalam
vagina dapat merangsang hipersekresi cairan vagina. Jika rangsangan ini
menimbulkan inflamasi maka menimbuklan keputihan dan dapat
mempermudah infeksi bakteri dan menimbulkan masalah keputihan berbau.
Menimbulkan reaksi alergi atau iritasi.

6.

Keganasan/Neoplasia.
Kanker merupakan penyebab keputihan hal ini karena meningkatanya
proliferasi sel-sel genital yang cepat dan mudah rusak. Sehingga timbul
nekrosis sel yang menyebabkan ikut pecahnya pembulu darah. Pada kasus
seperti ini maka akan keluar cairan bercampur darah yang berbau busuk.

7.

Menopause
Pada wanita yang telah mengalami menopause terjadi penurunan
aktivitas hormonal seperti estrogen yang berdampak pada penurunan aktivitas
organ genital. Seperti vagina menjadi lebih keras, menipisnya epitel dan
kurangnya degenerasi sel epitel. Hal ini dapat mempermudah terjadinya
infeksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan keputihan.

8.

Atrophic vaginitis
Disebabkan oleh defisiensi esterogen
21

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

9.

Putri Cantika Reviera-

Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obat imunosupresan seperti kortikosteroid dan
penggunaan antiseptik genital secara berlebihan dapat menurunkan
kemampuan imunitas organ genital dan juga menyebabkan kematian flora
normal organ genital. Hal ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi daerah
vagina yang dapat menimbulkan keputihan.

LO 2.3. Memahami dan menjelaskan Klasifikasi Keputihan

Leukorea fisiologis
Leukorea fisiologis adalah cairan yang keluar dari vagina yang bukan darah
dengan sifat yang bermacam-macam baik warna, bau, maupun jumlahnya. Leukorea
fisiologis terdapat pada bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, karena
pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin; saat menars, karena
pengaruh estrogen dan biasanya akan hilang dengan sendirinya; rangsangan seksual
sebelum dan pada waktu koitus akibat transudasi dinding vagina; saat ovulasi, berasal
dari sekret kelenjar serviks uteri yang menjadi lebih encer; saat kehamilan, mood
(perasaan hati), stress; saat pemakaian kontrasepsi hormonal; pembilasan vagina
secara rutin.1
Pada keadaan normal, cairan yang keluar dari vagina wanita dewasa sebelum
menopause terdiri dari epitel vagina, cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi
dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas dalam jumlah
yang bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama laktobasilus
doderlein.1
Basil doderlein mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga
suasana vagina dengan menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis karena basil
doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang
terlepas menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam dengan pH
3,0 4,5 pada wanita dalam masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah
tumbuhnya mikroorganisme patologis.1
Apabila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan
oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil doderlein dengan
berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi basil doderlein berkurang maka
22

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

terjadi aktivitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora
normal vagina. Progresivitas mikroorganisme patologis secara kinis akan memberikan
suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu
fungsi dari basil doderlein sehingga terjadi pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah
leukorea.1
Sekret vagina secara normal mengandung: sel epitel vagina, terutama yang
paling luar (superfisial) yang terkelupas dan dilepaskan ke dalam rongga vagina;
beberapa sel darah putih (leukosit). Bakteri-bakteri yang normal terdapat dalam
vagina antara lain basil doderlein yang berbentuk batang-batang gram positif dan
merupakan flora vagina yang terbanyak, beberapa jenis kokus seperti streptokokus,
stapilokokus, dan eschericia coli.1
leukorea normal bisa merupakan kombinasi hasil sekresi dari vulva, vagina,
tuba fallopi, uterus, dan serviks. Jumlah, konsistensi, dan warna dari leukorea
berubah-ubah sesuai dengan perubahan hormon di dalam tubuh kita menurut siklus
haid. Tabel di bawah ini menjelaskan leukorea normal.7
Leukorea patologis
Leukorea patologis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus,
benda asing, menopause, neoplasma/keganasan pada alat genitalia, dan erosi. Infeksi
oleh bakteri diantaranya gonokokkus, klamidia trakomatis, gardnerella vaginalis,
treponema pallidum. Leukorea patologis oleh jamur biasanya disebabkan oleh spesies
kandida, cairan yang keluar dari vagina biasanya kental, berwarna putih susu, dan
sering disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan akibat peradangan. Etiologi
terbanyak leukorea karena parasit biasanya disebabkan trikomonas vaginalis. Cara
penularan penyakit ini melalui senggama, walaupun jarang dapat juga ditularkan
melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset. Cairan yang keluar dari
vagina biasanya banyak, berbuih, menyerupai air sabun dan berbau. Leukorea oleh
parasit ini tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri
bila ditekan atau perih bila berkemih. Leukorea akibat infeksi virus sering disebabkan
oleh kondiloma akuminata dan herpes simpleks tipe 2. Cairan di vagina sering berbau,
tanpa rasa gatal.1
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang
dipakai pada waktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita
dengan prolapsus uteri dapat merangsang pengeluaran cairan vagina yang berlebihan.
Jika rangsangan ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta
dari flora normal yang berada di dalam vagina sehingga timbul keputihan.1
Kanker akan menyebabkan leukorea patologis akibat gangguan pertumbuhan
sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat secara
abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan perdarahan akibat
pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen
pada sel kanker tersebut. Pada keadaan seperti ini akan terjadi pengeluaran cairan
yang banyak disertai bau busuk akibat terjadinya proses pembusukan tadi dan
seringkali disertai oleh adanya darah yang tidak segar.1
Leukorea pada menopause tidak semua patologis. Pada saat menopause sel
sel pada serviks uteri dan vagina mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat

23

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

tidak adanya hormon pemacu, yaitu estrogen. Vagina menjadi kering dan lapisan sel
menjadi tipis, kadar glikogen menurun dan basil doderlein berkurang. Keadaan ini
memudahkan terjadinya infeksi karena tipisnya lapisan sel epitel sehingga mudah
menimbulkan luka dan akibatnya timbul leukorea.1
Pada masa reproduksi wanita, umumnya epitel kolumnar endoserviks lebih
keluar ke arah porsio sehingga tampak bagian merah mengelilingi ostium uteri
internum. Bila daerah merah ini terkelupas akan memudahkan terjadinya infeksi
penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul leukorea. Menurut Hamperl dan
Kaufman (1959) penyebab erosi ini tidak diketahui, kemungkinan terjadi akibat
kenaikan estrogen.1
LO 2.4. Memahami dan menjelaskan Patofisiologis Keputihan

Gambar Estrogen dan Biologi Vagina


Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan
oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan
berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi basil Doderlein berkurang maka
terjadi aktivitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora
normal vagina. Progresifitas mikroorganisme patologis secara klinis akan
memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja
membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran lekosit PMN
maka terjadilah fluor albus.
a. Infeksi bakteri
o Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap
sebagai bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina karena sering
ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan
membentuk bentukan khas dan siebut dengan clue cell. Gardnerella
menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang
menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak warna keabuabuan.
24

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

o Clamidia trachomatis
Clamidia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang paling
banyak di jumpai di amerika. Bakteri ini terdpat dalam 2 bentuk (dimorfik).
Dalam bentuk infeksiosa C. trachomatis merupakan sferoid berukuran kecil,
tidak aktif secara metabolis dan mengandung DNA dan RNA sehingga disebut
badan elementer (EB). Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu
melalui endositosis dan setelah berada di dalam berubah menjadi organisme
yang secara metabolis aktif dan bersaing dengan sel pejamu memperebutkan
nutrient. Organisme ini memicu timbulnya siklus replikasi dan setelah kembali
memadat menjadi EB untuk menginfeksi sel-sel di sekitarnya.
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan
konjungtiva mata. Pada laki-laki, urethritis, epididymis dan prostatitis adalah
infeksi bakteri yang tersering.Pada perempuan yang tersering adalah servisitis,
diikuti oleh urethritis, bartolinitis dan akhirnya penyakit radang panggul
(PID).
C.trachomatisdapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang melakukan
hubungan seksual oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu
dilahirkan dan mengalami konjungtivitis dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini
tidak menimbulkan imunitas terhadap infeksi di kemudian hari.
Kaum muda yang berusia antara 15-19 tahun merupakan 40% kasus
klamidia yang di laporkan. Resiko tertinggi tertularnya bekteri ini adalah
wanita karena konsentrasi ejakulat yang terinfeksi tertahan di vagina sehingga
pemajanan memanjang.
Bakteri ini dapat ditemukan pada cairan vagina dan terlihat melalui
mikroskop setelah diwarnai pewarnaan Giemsa; sulit ditemukan pada
pemeriksaan pap smear akibat siklus hidupnya yang tak mudah dilacak.
o Gonorhea
Gonorhea disebabkan oleh invasi di bakteri diplokokus gram-negative,
Neisseria gonorrhoeae. Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi berwarna
kekuningan yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih
yang mengandung Neisseria gonorrhoeae berbentuk pasangan dua-dua pada
sitoplasma sel. Bakteri ini melekat dan menghancurkan membaran epitel yang
melapisi selaput lendir, terutama epitel yang melapisi kanalis endoserfiks dan
uretra. Infeksi ekstragenetalial di faring, anus, rectum, dapat di jumpai pada
wanita dan pria.
Untuk dapat menular harus ada kontak langsung mukosa ke mukosa.
Namun tidak semua yang terpajan gonorea terjadi penyakit. Resiko penularan
dari pria ke wanita lebih tinggi kerena luasnya selaput lendir yang terpajan dan
cairan eksudat yang terdiam lama di vagina. Setelah terinokulasi, infeksi dapat
tersebar ke prostat, vas deferent, vesikula seminalis, epididymis dan testis
pada laki-laki dan ke uretra, kelenjar skene, kelenjar bartolin, endometrium,
tuba fallopi, merupakan penyebab penyakit radang panggul (PID) yang
merupakan penyebab utama infertilitas pada perempuan.
Infeksi gonokokus dapat menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan
bakterimia
gonokokus.
Bakterimia
lebih
sering
terjadi
pada
perempuan.Perempuan juga beresiko tinggi mengalami penyebaran infeksi
saat haid, penularan perinatal kepada bayi saat lahir melalui os serviks yang
25

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

terinfeksi, dapat mneyebabkan konjungtifitis dan akhirnya dan kebutaan pada


bayi apabila tidak di ketahui dan di obati.
Setelah infeksi oleh Neisseria gonorrhoeae, tidak timbul imunitas alami,
sehingga infeksi dapat terjadi lebih dari satu kali. Angka infeksi tertinggi pada
usia muda dengan teringgi wanita umur 15-19 tahun dan laki-laki berusia 2024 tahun dan pada laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama jenis.
o Sifilis
Adalah infeksi yang sangat menular yang di sebabkan oleh bakteri
berbentuk spiral, Treponema pallidum. Kecuali penularan neonates, sifilis
hampir selalu di tularkan melalui kontak seksual dengan pasangan yang
terinfeksi. Namun, spiroketa T.pallidum dapat menembus sawar plasenta dan
menginfeksi neonates.
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah
terinfeksi dengan setiap kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau
mukosa penjamu. Sifilis dapat di sembuhkan pada tahap-tahap awal infeksi.
Tetapi apabila di biarkan penyakit ini dapat menjadi infeksi yang sistemik dan
kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di bagi menjadi , sifillis primer, sekunder
(sifilis laten, dini dan lanjut) dan tersier. Pada perkembangan penyakit dapat
terlihat kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang disebut kondiloma lata.
Bakteri kadang dapat terlihat pada pemeriksaan pap smear, tetapi biasanya
bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan pewarnaan Gram.
b. Infeksi Jamur
o Candida albicans
C.albicans merupakan spesies penyebab infeksi candida pada genitalia
lebih dari 80% yaitu vaginitis dan vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis
tidak dianggap di tularkan secara seksual.
Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi pejamu
atau flora bakteri local. Faktor predisposisi pada wanita adalah kehamilan,
haid, diabetes mellitus, pada pemakaian kontrasepsi dan terapi antibiotic. Baju
dalan yang ketat, konstriktif dan sintetik, sehingga menimbulkan lingkungan
yang hangat dan lembab untuk kolonisasi dapat menyebabkan infeksi rekurent.
Pada sebagian perempuan, reaksi hipersensitifitas terhadap produk-produk,
misalnya pencuci vagina, semprotan deodorant dan kertas toilet dapat berperan
menimbulkan kolonisasi. Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat
salah satu factor diatas sedangkan pada laki-laki umunya terjangkit infeksi
melalui kontak seksual dengan perempuan yang mengidap kandidiasis
vulvovagina. Keadaan yang saling menularkan antara pasangan suami istri ini
desebut femoma ping pong.
c. Infeksi parasit
o Trikomoniasis Vaginalis
Adalah organisme oral berflagel.Trikomonad mengikat dan akhirnya mematikan selsel pejamu, memicu respon imun humoral dan selular yang tidak bersifat protektif
terhadap infeksi berikutnya.Agar dapat bertahan hidup trikomonad harus berkontak
langsung dengan eritrosit, dan dalam hal ini dapat menjelaskan mengapa perempuan
lebih rentan terhadap infeksi dari pada laki-laki.

26

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

T.vaginalis paling subur pada pH antara 4,9-7,5. Keadaan yang meningkatkan pH


vagina, misalnya haid, kehamilan, pemakaina kontrasepsi oral, dan tindakan sering
mencuci vagina merupakan predisposisi timbulnya trikomoniasis.
Bayi perempuan yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat menularkan infeksinya.Bayi
perempuan rentan karena pengaruh hormone ibu pada epitel vagina bayi.
Infeksi T.vaginalis di tularkan hampir secara eksklusif melalui hubungan kelamin.
Walaupun trikomonad di ketahui dapat hidup sampai 45 menit pada fomite, namun
cara penularan melalui fomite ini sangat jarang terjadi.
Walaupun jarang dapat ditularkan melalui perlengkapan mandi seperti hsnduk dan
bibir kloset. Flour albus tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan nyeri
ditekan, dan perih berkemih. Cairan vagina biasanya banyak, berbuih, menyerupai air
sabun dan berbau.
d. Infeksi virus
o Virus Herpes Simpleks (HSV)
Adalah penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lendir
dan system syaraf.Macamnya ada HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 menyerang
daerah orofaring, menyebabkan lesi di wajah, mulut dan bibir.Walaupun virus
ini dapat juga menyebabkan harpes genitalis primer. HSV-2 pterdapat di
daerah genital. HSV tidak dapat di sembuhkan.Pada orang yang
imunokompeten.Infeksi biasanya ringan dan swasirna.
HSV disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau
setiap kerusakan di kulit.Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan
yang lembab. HSV mempunyai kemampuan untuk menginvasi beragam sel
melalui fusi langsung dengan membrane sel. Untuk dpat masuk ke dalam sel,
tidak memerlukan proses endositosis.
HSV-1 dan HSV-2 menanyebabkan infeksi kronik yang di tandai dengan
masa-masa infeksi aktif dan latensi. Pada infeksi primer aktif, virus
menginvasi sel penjamu dan cepat berkembang biak menghancurkan sel
penjamu dan melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi sel-sel di
sekitarnya. Dan virus menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar limfe
regional dan menyebabkan limfadenopati.Tubuh melakukan imunitas seluler
dan humoral yang menahan infeksi tetapi tidak dapat mencegah kekambuhan
infeksi aktif.
Setelah infeksi awal, timbul masa laten. Selama masa ini, virus masuk ke
dalam sel-sel sensorik yang mensyarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi
di sepanjang akson untuk bersembunyi di dalam ganglion radiksdorsalis
tempat virus berdiam tanpa menimbulkan sitotosisitas atau gejala pada
manusia pejamunya. Virion dapat menular baik, dalam fase aktif maupun masa
laten.
HSV lebih sering di jumpai pada wanita, mungkin karena luas permukaan
mukosa saluran genitalia perempuan yang lebih luas dan terjandinya
kerusakan mikro di mukosa selama hubungan kelamin.Dibandingkan dengan
populasi umum, orang yang terinfeksi HIV lebih rentan terhadap infeksi HSV
dan menularkan penyakit ini. Karena infeksi HSV tidak mengancam jiwa dan
sering ringan atau asimtomatik, sehingga banyak orang yang tidak menyadari
akan besarnya penyakit ini.

27

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Pada awal infeksi tampak kelainan kulit sepert melepuh terkena air panas
yang kemudian pecah dan menimbulkan luka seperti borok, dan pasien merasa
sakit.
o Virus Papiloma Manusia (HPV)
Adalah suatu pathogen DNA yang menyebabkan timbulnya berbagai
tumor jinak, (kutil), dan beberapa lesi pramaligna dan maligna. Ditandai
dengan kutil-kutil yang kadang sangat banyak dan dapat bersatu membentuk
jengger ayam yang berukuran besar. Cairan di vagina sering berbau tanpa rasa
gatal.
Virus ini mampu berikatan dengan beragam sel dan subtype-subtipe
tertentu, memperlihatkan preferensi untuk tempat-tempat anatomis tertentu.
Infeksi HPV dapat menyebabkan kanker serviks, penis dan anus. HPV tipe-6
dan 11 merupakan penyebab utama kutil genital dan tidak berkaitan dengan
keganasan.
HPV sangat menular yang sering terjadi di amerika. Penularan HPV
genital hanya semata-mata melalui hubungan kelamin, walaupun autoinokulasi
dan penularan melalui fomite juga dapat terjadi. Infeksi dapat di tularkan
kepada neonates saat persalinan. Factor resiko terbesar untuk timbulnya HPV
adalah jumlah pasangan seks, merokok, pemakaian kontrasepsi oral (KO) dan
kehamilan dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HPV. Sebagian
besar infeksi HPV akan sembuh dan tidak terdeteksi setelah 2 tahun. Imunitas
yang terbentuk bersifat spesifik-tipe, sehingga individu masih rentan terhadap
infeksi oleh HPV tipe lain.
e. Benda asing
Menimbulkan rangsangan pengeluaran cairan vagina yang jika berlebihan
menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal
dalam vagina.
f. Neoplasia/Keganasan
Terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat pembusukansel
abnormal, seringkali disertai darah yang tidak segar.
g. Menopause
Estrogen turun vagina menjadi kering dan lapisan sel tipis, kadar glikogen
berkurang, dan basil doderlein berkurang memudahkan infeksi karena lapisan
sel epitel tipis, mudah menimbulkan luka flour albus
h. Erosi
Daerah merah sekitar ostium uteri internum yakni epitel kolumner endoserviks
terkelupas, mudah terjadi infeksi penyerta dari flora normal di vagina sehingga
timbul fluor albus.
i. Stress
Stressor dapat merangsang sekresi adenokorteks yang berakibat meningkatkan
glukokortikoid dan aktivitas saraf simpatis, diikuti pelepasan katekolamin.
Hipotalamus bereaksi mengontrol sekresi Adrenocorticopin (ACTH) yang
berhubungan dengan sekresi hormon peptida termasuk vasopresin, oksitosin, dan
Corticotropin Releasing Factor (CRF). Hormon peptida ini berperan mengatur
fungsi imun. Dalam keadaan stres, sekresi Growth Hormone (GH) juga
meningkat, stress yang lama dapat menekan fungsi gonad. Reseptor spesifik yang
terdapat pada neuroendokrin dapat mempengaruhi aktifitas sel. Sel makrofag yang
28

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

telah aktif akan melepaskan suatu mediator yaitu interleukin 1 (IL-1). Mediator ini
sangat bermanfaat bagi limfosit lain sehingga dapat membunuh sel-sel asing.
LO 2.5 Memahami dan menjelaskan Manifestasi klinik Keputihan
Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina
merupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali
muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan
beberapa gejala fluor albus:
- Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.
- Sekret vagina yang bertambah banyak
- Rasa panas saat kencing
- Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal
- Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk
Vaginosis bacterial Sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga
kekuning-kuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah
setelah hubungan seksual.
Trikomoniasis Sekret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan,
berbusa dan berbau amis.
Kandidiasis Sekret vagina menggumpal putih kental. Gatal dari sedang hingga
berat dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak didaerah genital Tidak ada
komplikasi yang serius.
Infeksi klamidia Biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang berwarna
kuning seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang
abnormal.
LO 2.6 Memahami dan menjelaskan Pemeriksaan Keputihan
Anamnesis
Yang harus diperhatikan dalam anamnesis adalah:
Usia. Harus dipikirkan kaitannya dengan pengaruh estrogen. Bayi wanita atau
pada wanita dewasa, leukorea yang terjadi mungkin karena pengaruh estrogen
yang tinggi dan merupakan leukorea yang fisiologis. Wanita dalam usia
reproduksi harus dipikirkan kemungkinan suatu penyakit hubungan seksual
(PHS) dan penyakit infeksi lainnya. Pada wanita dengan usia yang lebih tua
harus dipikirkan kemungkinan terjadinya keganasan terutama kanker serviks.
Metode kontrasepsi yang dipakai. Pada penggunaan kontrasepsi hormonal
dapat meningkatkan sekresi kelenjar serviks. Keadaan ini dapat diperberat
dengan adanya infeksi jamur. Pemakaian IUD juga dapat menyebabkan infeksi
atau iritasi pada serviks yang meragsang sekresi kelenjar serviks menjadi
meningkat.
Kontak seksual. Untuk mengantisipasi leukorea akibat PHS seperti gonorea,
kondiloma akuminata, herpes genitalis, dan sebagainya. Hal yang perlu
ditanyakan adalah kontak seksual terakhir dan dengan siapa dilakukan.
Perilaku. Pasien yang tinggal di asrama atau bersama dengan teman-temannya
kemungkinan tertular penyakit infeksi yang menyebabkan terjadinya leukorea
cukup besar. Contoh kebiasaan yang kurang baik adalah tukar menukar
peralatan mandi atau handuk.
29

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Sifat leukorea. Hal yang harus ditanyakan adalah jumlah, bau, warna, dan
konsistensinya, keruh/jernih, ada/tidaknya darah, frekuensinya dan telah
berapa lama kejadian tersebut berlangsung. Hal ini perlu ditanyakan secara
detail karena dengan mengetahui hal hal tersebut dapat diperkirakan
kemungkinan etiologinya.
Menanyakan kepada pasien periode terakhir menstruasi.
Masa inkubasi. Bila leukorea timbulnya akut dapat diduga akibat infeksi atau
pengaruh zat kimia ataupun pengaruh rangsangan fisik.
Menanyakan kejadian leuchorrhea yang lalu
Menanyakan penggunaan produk kebersihan personal dan penggunaan
douching (mencuci vagina dengan suatu cempuran air, antiseptik, dan
fragrance)
Menanyakan penggunaan antibiotik dan riwayat medis
Menanyakan adanya gejala sistemik seperti sakit pada bagian abdominal,
demam, mual, dan muntah
Pemeriksaan fisik
Pada wanita dewasa dan pada masa pubertas dilakukan pemeriksaan pelvis komplit.
Pada masa pubertas juga diperhatikan perkembangannya sesuai dengan Tanner stage.
Pemeriksaan pelvis termasuk inspeksi visual eksternal, pemeriksaan dengan
speculum, sitologi test, pemeriksaan bimanual.
Pemeriksaan vulvar
Pemeriksaan pada vulva termasuk perkiraan perkembangan normal atau tidak,
kesimetrisannya, pertumbuhan, kualitas dan distribusi rambut, kelainan pada
kulit, adanya pembengkakan, luka, pertumbuhan pada genitalia eksterna yang
bernilai (tumor, ruam, luka goresan, tindik, memar, dan discharge. Dianjurkan
juga untuk melihat kebersihan general. Vulvar varicosities dapat diperiksa
dengan palpasi. Dengan jari pada perineum dan jari telunjuk pada opening
vagina, pada labia dapat teraba adanya benjolan, tumor, nyeri, atau
limfadenopati. Pemeriksaan pada labia minora termasuk inspekai lipatan labia,
kesimetrisan, adanya luka goresan.
Pemeriksaan vaginal
Pemeriksaan urethra dengan memeriksa opening urethra, glandula Skene,
adanya discharge, tenderness atau kemerahan, atau adnya eversi atau prolaps
dari meatus urethra. Dengan bantuan spekulum dsn lubrikan. Pada dinding
vagina diinspeksi discharge, esterogenization ( ada atau tidaknya), erythema,
dan lesi. Pada serviks diperiksa bentuk, adanya erosi, bentuk os serviks
eksternal ( patulous, scarred, parous, nonparous), discharge, luka goresan,
polip, neoplasia, dan lesi. Pada ibu hamil, servikks berwarna keunguan.
Pemeriksaan bimanual
Pemeriksaan bimanual untuk menentukan ukuran uterus dan ada tidaknya
adnexal massa. Menilai juga mobilitas dan konsistensi uterus. Dilakukan
dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah ke vagina, dan tangan

30

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

lainnya memegang abdomen untuk palpasi dengan jari. Serviks harus dipalpasi
untuk menentukan bentuk, kondisi, dan konsistensi.
Pemeriksaan rectal
Pemeriksaan rectal disertai dengan lubrikan. Dengan memasukkan satu jari .
Area pararectal dan parametrial dapat dipalpasi. Fecal meterial dapat teraba.
Bila tidak dapat dilakukan pemeriksaan bimanual, penilaian uterus dapat
dilakukan melalui rectal, terkadang pembesaran massa adnexal juga dapat
teraba. Pemeriksaan rectovaginal (dengan memasukkan jari telunjuk ke vagina
dan jari tengah ke rektum) penting pada pasien yang terkena infeksi,
endometriosis, atau kanker.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Lini Pertama :
1.
Saline wet mount
Pada tes ini diletakkan setetes vaginal discharge pada slide dan diberi
1-2 tetes larutan isotonic sodium chloride 0.9%, lalu di periksa pada
pembesaran tinggi (400x).
2.
Whiff test
Vaginal discharge ditempatkan pada slide dengan larutan potassium
hydroxide (KOH) 10%. Hasil tes positif jika terbentuk bau amine
(amis) setelah pemberian KOH ke vaginal discharge. Bau ini dapat
terbentuk karena pelepasan amin seperti putrescine, cadaverine,
histamine, dan trmethylamine.
3.
pH test
pH vagina dapat ditentukan dengan kertas litmus. Intercourse yang
sering, penggunaan douching, mukus serviks, dan darah dapat
menunjukkan hasil false- positif.
Pemeriksaan Lini Kedua :
4.
Kultur
5.
Nucleic acid amplification
6.

Pewarnaan (Giemsa, Papanicolaou, Schiff)

7.

Latex agglutination

8.

Gas liquid chromatography

9.

Penilaian histologi

LO 2.7 Memahami dan menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding


Keputihan
Ansmnesis
Bacterial vaginosis
Bacterial vaginosis asimptomatis pada 50 % wanita. Apabila muncul discharge
biasanya dengan tipe tipis, homgen, malodor, bewarna putih keabu-abuan atau putih
kekuningan. Nyeri pada vagina atau iritasi vulvar biasanya jarang. Pruritus mungkin

31

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

muncul. Bacterial vaginosis sering ditemukan pada wanita hamil dan terkait pada
kelahiran premature.
Vaginal candidiasis
Candidiasis adalah infeksi jamur yang sering terjadi pada wanita subur. Pruritus
adalah gejala yang paling khas, biasanya disertai dengan vaginal discharge yang
berwarna putih, tebal, tidak berbau, dengan penampakan seperti keju. Biasanya
disertai dengan vulvar candidiasis dengan nyeri vulvar, dyspareunia, dan vulvar
dysuria (nyeri yang timbul ketika urin menyentuh kulit vulva). Sering kali pasien
memiliki riwayat infeksi jamur berulang atau riwayat pengobatan antibiotic. Gejala
candidiasis juga sering muncul sebelum mens. Faktor lain seperti imunosepresi,
diabetes mellitus , kehamilan dan terapi penggantian hormaon juga mempengaruhi.
Biasanya candidiasis tidak ditularkan melalui sexual partner. Sekitar 75% dari wanita
pernah mengalami setidaknya satu kali episode candidiasis dalam hidupnya.
Trichomoniasis
Infeksi T vaginalis adalah penyakit menular seksual non viral yang paling sering
terjadi. Sekitar 20 -50% pasien asimptomatik. Bila ditemukan discharge biasanya
ditemukan dalam jumlah yang sangat banyak dan berbusa, dengan warna putih, abuabu, kuning, atau hijau ( warna kuning dan hijau isebabkan oleh sel darah putih).
Nyeri local dan iritasi sering terjadi. Dysuria (20%), pruritus (25%), dan pendarahan
postcoital karena cervicitis adalah kemungkinan gejala yang terjadi. Gejala sering
kali memuncak saat sesudah menstruasi.
Pemeriksaan fisik
Bacterial vaginosis
Ditemukan vaginal discharge yang homogen, berbusa, dapat berwarna abu-abu
keputihan hingga kuning keputihan. Discharge menempel pada mucosa vagina. Tidak
ditemukan erythema. Pada 50% wanita dengan bacterial vaginosis tidak ditemukan
gejala. Diagnosis dapat ditegakkan bila terdapat 3 dri 4 kriteria dibawah ini :
Discharge homogen, putih, dan adherent
pH vaginal > 4,5
Pada whiff test, ketika pemberiaan potassium hydroxide (KOH) tercium bau
amine (amis) padavaginal discharge.
Pada tes wet mount didapatkan clu ecell. Clue cell merupakan sel epitel vagina
yang ditutupi oleh berbagai bakteri vagina sehingga memberikan gambaran
granular dengan batas sel yang kabur karena melekatnya bakteri batang atau
kokus yang kecil (Endang, 2003).
Vaginal candidiasis
Pada pemeriksaan dapat ditemukan erythema pada vulva disertai lesi satelit
(pustulopapular yang khas) dan dikelilingi kemerahan. Vulva, vagina dan wilayah
sekitarnya menjadi bengkak dan erymatous, mungkin disertai ekskoriation dan fisura.
Discharge vaginal yang tebal, adherent, dan menyerupai cottage cheese dapat terlihat.
Biasanya serviks tampak normal.
32

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Trichomoniasis
Vulva tampak eritema dan bengkak disertai eksoriasi. Vaginal discharge jumlahnya
banyak, berbusa, homogen, dan dapat berwarna putih, abu-abu, kuning, atau hijau.
Small punctate servikal dan pendarahan vagina disertai luka dapat diamati. Disebut
strawberry serviks atau colpitis macularis spesifik tinggi terjadi pada infekssi
Trichomonas dan 2-5% dari pasien dapat ditemukan strawberry serviks saat
pemeriksaan. Dikarenakan diagnosis infeksi Trichomonas melalui pemeriksaan klinis
dan gejalan kurang dapat diandalkan, maka wajib melakukan konfirmasi
laboratorium.
Pemeriksaan penunjang
Bacterial vaginosis
Pada tes saline wet mount, tes ini 60% sensitif dan 98% spesifik untuk bacterial
vaginosis. Ditemukan Clue cell pada sel epitel vagina ditutupi oleh banyak bakteri
vagina batang dan kokus, menghasilkan gambaran titik-titik atau granular. Penurunan
jumlah lactobacilli dapat ditemui dan tidak ditemukan sel darah putih. Whiff test
terkait pada bacterial vaginosis karena menghasilkan bau amine pada saat tes, tetapi
tidak memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi untuk menegakkan diagnosis.
pH sekitar 5-6.
Vaginal candidiasis
Pada tes saline wet mount, dapat ditemukan hifa dan budding yeast. Whiff test
menghasilkan hasil yang negatif, sensitif sekitar 65-85% infeksi candidal, sekita 30 %
kasus dengan candidiasis simptomatik memberikan hasil false negative. pH kurang
dari 4,5.
Trichomoniasis
Pada tes saline wet mount, tes ini sensitif sekitar 80-90 % pada inveksi T vaginalis
terhadap wanita yang bergejala. Terjadi peningkatan jumlah sel darah putih ( > 10 per
lapangan pandang besar) dan sel-sel epitel. Whiff test dapat positif pada Trichomonas
vaginitis. pH sekita 5-7.
Diagnosis Banding
Cervicitis
Servisitis sering asimptomatik pada infeksi gonorrhea, chlamydia, dan T vaginalis.
Gejala biasanya tidak spesifik. Gejala dapat seperti meningkatnya vaginal discharge,
dysuria, urinary frequency, dan pendarahan pada intermenstrual atau postcoital. Bila
infeksi sudah lama terjadi, low abdominal atau low back pain dapat terjadi.
Endometriosis
Gejala pada endometriosis bisa bermacam-macam, tergantung pada area yang terlibat.
Gejalanya seperti dysmenorrhea, heavy or irregular bleeding, pelvic pain, lower
abdominal or back pain, dyspareunia, dyschezia(nyeri pada saat buang air besar),
bengkak, mual, dan muntah, inguinal pain.
Pelvic Inflammatory Disease
33

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Gejalanya adalah pelvic atau lower abdominal pain, suhu badan lebih dari 38,3 C
( 101 F), cervical atau vaginal mucopurulent discharge yang abnormal.
Urinary Tract Infection
Gejala utamanya adalah dysuria, disertai urgency dan sering buang air kecil. Gejala
dysuria yang disertai riwayat vaginal dicharge dapat disebabkan oleh vaginitis,
cervicitis, atau pelvic inflammatory disease, oleh karena itu harus dilanjutkan dengan
pemeriksaan pelvic.
LO 2.8 Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Keputihan
Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur,
bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan
Menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang
digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol
untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi
bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral ( tablet, kapsul ), topikal
seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang
vagina.
Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga
diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual
selama masih dalam pengobatan.
Tujuan dari pengobatan mengatasi fluor albus adalah :
- Menghilangkan gejala
- Memberantas penyebabnya
- Mencegah terjadinya infeksi ulang
- Pasangan diikutkan dalam pengobatan
Untuk fluor albus yang fisiologis, tidak ada penatalaksanaan khusus yang
perlu dilakukan. Cukup dengan mengedukasi pasien agar kecemasan berkurang.
Sedangkan pada fluor albus yang patologis, pengobatan dilakukan berdasarkan
etiologi yang telah ditentukan dalam diagnosis. Yaitu :
a. Trikomniasis
Metronidazole
Indikasi:
1. Trikomoniasis, seperti vaginitis dan uretritis yang disebabkan oleh Trichomonas
vaginalis.
2. Amebiasis, seperti amebiasis intestinal dan amebiasis hepatic yang disebabkan oleh
E. histolytica.
3. Sebagai obat pilihan untuk giardiasis.
34

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Dosis: Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau
250 mg 3xsehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis
Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih baik secara mitraseksual.
Untuk infeksi Gardnerella vaginalis
Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan intoleransi
terhadap alkohol.
Kontra indikasi : Metronidazol tidak boleh diberikan pada trimester pertama
kehamilan.
Cara Kerja: Metronidazole adalah antibakteri dan antiprotozoa sintetik derivat
nitroimidazoi yang mempunyai aktifitas bakterisid, amebisid dan trikomonosid.
Dalam sel atau mikroorganisme metronidazole mengalami reduksi menjadi produk
polar. Hasil reduksi ini mempunyai aksi antibakteri dengan jalan menghambat sintesa
asam nukleat. Metronidazole efektif terhadap Trichomonas vaginalis, Entamoeba
histolytica, Gierdia lamblia. Metronidazole bekerja efektif baik lokal maupun
sistemik.
Interaksi Obat: Metronidazole menghambat metabolisme warfarin dan dosis
antikoagulan kumarin lainnya harus dikurangi. Pemberian alkohol selama terapi
dengan metronidazole dapat menimbulkan gejala seperti pada disulfiram yaitu mual,
muntah, sakit perut dan sakit kepala.
Tinidazole
Indikasi: Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas
infeksi Protozoa, Amuba.
Efek samping : obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak
perlu minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya.
Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa
dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk sediaan yang ada adalah
vaginal tablet.
Obat lain
- Preparat nomidazole 2 x 250 mg selama 6 hari jika ada ISK
- Nimirazol 2 gram dosis tunggal
- Tinidazol 2 gram dosis tunggal
- Omidazole 1,5 gram dosis tunggal
- Klotrimazole 100 mg vaginal tablet selama 7 hari, pada malam hari
b. Kandidiasis Vulvovaginalis
Clotrimazole
Indikasi: Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan
vulvovaginitis yang disebabkan oleh Candida albicans.
35

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Efek samping: pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal
dan urtikaria
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1%
dioleskan 2 kali sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali
sehari pada malam hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis tunggal.
Nystatin
Indikasi: Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif
terhadap obat ini termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh,
tetapi dengan sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk
digunakan sebagai obat pemakaian luar saja.
Kontra indikasi : Penggunaannya harus hati-hati jangan digunakan pada luka
terbuka.
Obat lain
- Topikal
Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari
- Sistemik
Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
Nimorazol 2 gram dosis tunggal
Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
c. Vaginosis Bakterial
Nimorazole
Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam sediaan
tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya (Chloramphenicol
dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.
Penisilin
Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya
makanan dalam saluran cerna
Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak
terhambat makanan dalam absorbsinya.
Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin
terhadap susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar
Sediaan dan posologi :
Ampisilin : - Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg
Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial
Amoksisilin :Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan
sirup125mg/5mL dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari

36

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Obat lain
Metronidazole 2 x 500 mg
Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
d. Klamidiasis
- Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari
- Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari
- Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
- Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
- Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari
e. Gonnorhea
- Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
- Amoksisiklin 3 gr im
- Ampisiillin 3,5 gram im atau
Ditambah :
- Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau
- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Tiamfenikol 3,5 gram oral
- Kanamisin 2 gram im
- Ofloksasin 400 mg/oral
Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilin :
- Seftriaxon 250 mg im atau
- Spektinomisin 2 mg im atau
- Ciprofloksasin 500 mg oral
Ditambah :
- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau
- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

37

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari


f. Herpes Simpleks
Anti Virus : Asiklovir
Hambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral, injeksi dan krim
untuk mengobati herpes dilabia.
Efek samping :
Oral : pusing, mual, diare,sakit kepala
Topikal : Kulit kering dan rasa terbakar dikulit.
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamilBelum ada obat yang dapat
memberikan kesembuhan secara tuntas. Saat ini dapat dipakai :
- Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari
- Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
- Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder
Antiseptik : Povidone Iodin
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi dengan
alat douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang
disebabkan jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai
pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif
pemakaian harus dihentikan.
LO 2.9 Memahami dan menjelaskan Komplikasi Keputihan
1. Pada kasus yang tidak diobati, infeksi vagina sederhana dapat menyebar ke
traktus reproduksi bagian atas dan menyebabkan penyakit lain yang lebih
serius, dan dalam waktu yang lama dapat terjadi infertilitas
2. Seperti halnya apabila benda asing bertahan di dalam tubuh dapat terjadi
toxic shock syndrome
3. Polip servikalis umumnya tidak membahayakan walaupun dapat
menyebabkan infertilitas pada waktu berkembang sangat besar
4. Adanya komplikasi yang spesifik berhubungan dengan leukorea pada
kehamilan seperti kelahiran prematur, ruptur membrane yang prematur,
berat badan bayi lahir rendah, dan endometritis paska kelahiran.
5. Bacterial vaginosis dihubungkan deng pelvic inflammatory disease (PID),
endometritis, dan vaginal cuff cellulitis ketika menggunakan prosedur
invasif. Prosedur ini seperti endometrial biopsi, cesarean section, uterine
curettage, dan pemasangan intrauterine device (IUD).
6. Penyakit sistemik yang dihasilkan oleh gonorrhea yang menyebar dapat
terjadi.

38

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

LO 2.10 Memahami dan menjelaskan Prognosis Keputihan


Secara garis besar, prognosisnya sangat baik : karena sebagian besar dari infeksi dapat
sembuh. Namun, infeksi vaginal yang berulang dapat menggiring ke iritasi kronik,
eksoriasi, dan perlukaan, dimana dapat menyebabkan disfungsi seksual.
Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata-rata 70 80% dengan
regimen pengobatan yang telah dibahas sebelumnya.
Kandidiasis mengalami kesembuhan rata-rata 80 - 95%.
Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata-rata 95%.

LO 2.12 Memahami dan menjelaskan Pencegahan Keputihan


Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
Memakai alat pelindung. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan
tertularnya penyakit karena hubungan seksual, salah satunya dengan
menggunakan kondom. Kondom dinilai cukup efektif dalam mencegah
penularan PHS.
Pemakaian obat atau cara profilaksis. Pemakaian antiseptik cair untuk
membersihkan vagina pada hubungan yang dicurigai menularkan penyakit
kelamin relatif tidak ada manfaatnya jika tidak disertai dengan pengobatan
terhadap mikroorganisme penyebab penyakitnya. Pemakaian obat antibiotik
dengan dosis profilaksis atau dosis yang tidak tepat juga akan merugikan
karena selain kuman tidak terbunuh juga terdapat kemungkinan kebal terhadap
obat jenis tersebut. Pemakain obat mengandung estriol baik krem maupun obat
minum bermanfaat pada pasien menopause dengan gejala yang berat.
Pemeriksaan dini. Kanker serviks dapat dicegah secara dini dengan melakukan
pemeriksaan pap smear secara berkala. Dengan pemeriksaan pap smear dapat
diamati adanya perubahan sel-sel normal menjadi kanker yang terjadi secara
berangsur-angsur, bukan secara mendadak.
LI.3 Memahami dan Menjelaskan PAP' SMEAR dan Inflamasi Cervix
a. Definisi Pap Smear
Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk
melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio
(displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi,
Irwanto, Sulistyanto, 2008). Pap Smear merupakan suatu metode
pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa
di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan
telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan
yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Diananda, 2009). Pemeriksaan ini
mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa dilakukan setiap saat,
kecuali pada saat haid (Dalimartha, 2004). Pap Smear pertama kali
diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel
Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943 (Purwoto & Nuranna,
2002).

39

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

b. Manfaat Pap Smear


Pemeriksaan Pap Smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring
(skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini
sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi
lebih murah dan mudah (Dalimartha, 2004). Pap Smear mampu
mendeteksi lesi prekursor pada stadium awal sehingga lesi dapat
ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif (Crum, Lester, &
Cotran, 2007). Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai
berikut (Manuaba, 2005):

Diagnosis dini keganasan Pap Smear berguna dalam mendeteksi


dini kanker serviks, kanker korpus endometrium, keganasan tuba
fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.
Perawatan ikutan dari keganasan Pap Smear berguna sebagai
perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat kemoterapi
dan radiasai.
Interpretasi hormonal wanita Pap Smear bertujuan untuk mengikuti
siklus menstruasi dengan ovulasi atau t a n p a o v u l a s i , m e n e
n t u k a n m a t u r it a s k e h a m i l a n , d a n m e n e n t u k a n
kemungkunan keguguran pada hamil muda.
Menentukan proses peradangan Pap Smear berguna untuk
menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri dan
jamur.

c. Petunjuk Pemeriksaan Pap Smear


American Cancer Society (2009) merekomendasikan semua wanita
sebaiknya memulai skrining 3 tahun setelah pertama kali aktif secara
seksual. Pap Smear dilakukan setiap tahun. Wanita yang berusia 30 tahun
atau lebih dengan hasil tes Pap Smear normal sebanyak tiga kali,
melakukan tes kembali setiap 2-3 tahun, kecuali wanita dengan risiko
tinggi harus melakukan tes setiap tahun. Selain itu wanita yang telah
mendapat histerektomi total tidak dianjurkan melakukan tes Pap Smear
lagi. Namun pada wanita yang telah menjalani histerektomi tanpa
pengangkatan serviks tetap perlu melakukan tes Pap atau skrining lainnya
sesuai rekomendasi di atas. Menurut American College of Obstetricians
and Gynecologists (1989) dalam Feig (2001), merekomendasikan setiap
wanita menjalani Pap Smear setelah usia 18 yahun atau setelah aktif secara
seksual. Bila tiga hasil Pap Smear dan satu pemeriksaan fisik pelvik
normal, interval skrining dapat diperpanjang, kecuali pada wanita yang
memiliki partner seksual lebih dari satu. Pap Smear tidak dilakukan pada
saat menstruasi. Waktu yang paling tepat melakukan Pap Smear adalah 1020 hari setelah hari pertama haid terakhir. Pada pasien yang menderita
peradangan berat pemeriksaan ditunda sampai pengobatan tuntas. Dua hari
sebelum dilakukan tes, pasien dilarang mencuci atau menggunakan
pengobatan melalui vagina. Hal ini dikarenakan obat tersebut dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Wanita tersebut juga dilarang

40

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

melakukan hubungan seksual selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan Pap


Smear (Bhambhani, 1996).

d. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear


Menurut Soepardiman (2002), Manuaba (2005), dan Rasjidi (2008),
prosedur pemeriksaan Pap Smear adalah:

Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum bivalve


(cocor bebek), spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau
tanda, dan alkohol 95%.
Pasien berbaring dengan posisi litotomi.
Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks
posterior, serviks uterus, dan kanalis servikalis.
Periksa serviks apakah normal atau tidak.
Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks,
dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360 searah jarum jam.
Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang
telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45 satu kali usapan.
Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit.
Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim
ke ahli patologi anatomi.

e. Interpretasi Hasil Pap Smear


Terdapat banyak sistem dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan Pap
Smear, sistem Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithelial Neoplasma
(CIN), dan sistem Bethesda. Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil
pemeriksaan menjadi 5 kelas (Saviano, 1993), yaitu:
Kelas I , Kelas II , Kelas III , Kelas IV , Kelas V
: tidak ada sel abnormal.: terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak
ada indikasi adanya keganasan.: gambaran sitologi yang dicurigai
keganasan, displasia ringansampai sedang.: gambaran sitologi dijumpai
displasia berat. : keganasan.
Sistem CIN pertama kali dipublikasikan oleh Richart RM tahun 1973 di
Amerika Serikat (Tierner & Whooley, 2002). Pada sistem ini,
pengelompokan hasil uji Pap Semar terdiri dari (Feig, 2001):
1. CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma
pada kurang dari sepertiga lapisan epitelium.
2. CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga
epitelium.
3. CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang
dimana telah melibatkan sampai ke basement membrane dari
epitelium. Klasifikasi Bethesda pertama kali diperkenalkan pada

41

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

tahun 1988. Setelah melalui beberapa kali pembaharuan, maka saat


ini digunakan klasifikasi Bethesda 2001. Klasifikasi Bethesda 2001
adalah sebagai berikut (Marquardt, 2002):
Sel skua mosa

Atypical Squamous Cells Undetermined Significance (ASCUS) Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion (LSIL)
High Grade Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL)
Squamous Cells Carcinoma

Sel glandular

Atypical Endocervical Cells


Atypical Endometrial Cells
Atypical Glandular Cells
Adenokarsinoma Endoservikal In situ
Adenokarsinoma Endoserviks
Adenokarsinoma Endometrium
Adenokarsinoma Ekstrauterin
Adenokarsinoma yang tidak dapat ditentukan asalnya
(NOS)

a. Definisi Kanker
Kanker berasal dari kata Latin untuk kepiting tumor melekat erat ke
semua permukaan yang dipijaknya, seperti kepiting (Kumar, Cotran, &
Robbin, 2007).
Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma
ganas. Neoplasma secara harfiah berarti pertumbuhan baru, yaitu massa
abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi. Sel-sel neoplasma
berasal dari sel-sel normal, namun selama mengalami perubahan
neoplastik mereka memperoleh derajat otonomi tertentu yaitu tumbuh
dengan kecepatan yang tidak terkoordinasi dengan kebutuhan hospes dan
fungsi yang sangat tidak bergantung pada pengawasan homeostasis
sebagian besar sel tubuh lainnya (Wilson, 2005).

b. Definisi Kanker Serviks


Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, yaitu suatu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah
rahim yang terletak antara uterus dengan vagina (Diananda, 2009).

c. Etiologi Kanker Serviks


Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui (Mardjikoen,

42

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

2007). Namun HPV (Human papilomavirus) dapat ditemukan pada 8590% lesi pra-kanker dan neoplasma invasif (Crum, Lester, & Cotran,
2007).
Menurut Crum, Lester, & Cotran (2007), HPV yang menginfeksi serviks
uterus terdiri dari dua kategori, yaitu tipe risiko rendah (6, 11, 42, dan 44)
dan tipe risiko tinggi (16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 56, 58, dan 59). HPV
tipe risiko tinggi ditemukan pada 50-80% kasus SIL dan 90% kanker
invasif. Sedangkan HPV tipe risiko rendah ditemukan pada Low-Grade
SIL (Garcia, 2009).
Tipe virus risiko tinggi menghasilkan protein yang dikenal dengan protein
E6 dan E7 yang mampu berikatan dan menonaktifkan protein p53 dan pRb
epitel serviks. P53 dan pRb adalah protein penekan tumor yang berperan
menghambat kelangsungan siklus sel. Degan tidak aktifnya p53 dan pRb,
sel yang telah bermutasi akibat infeksi HPV dapat meneruskan siklus sel
tanpa harus memperbaiki kelainan DNA-nya (Edianto, 2006).
Penyebaran virus ini terutama secara kontak langsung melalui hubungan
seksual (Edianto, 2006).
d. Faktor Risiko Kanker Serviks
Meskipun banyak wanita mengandung HPV , hanya sebagian yang
menderita kanker serviks. Ini mengisyaratkan bahwa faktor lain berperan
pada risiko kanker. Faktor risiko penting terjadinya kanker invasif pada
serviks adalah usia dini saat mulai berhubungan kelamin (di bawah usia 16
tahun), memiliki banyak pasangan seksual, pasangan seksual memiliki
riwayat banyak memiliki pasangan seksual, merokok, imunodefisiensi
eksogen atau endogen, dan infeksi persisten oleh HPV risiko tinggi (Crum,
Lester, & Cotran, 2007).
nsidensi karsinoma in situ meningkat sekitar lima kali lipat pada
perempuan yang terinfeksi oleh virus imunodefisensi manusia jika
dibandingkan dengan kontrol (Crum, Lester, & Cotran, 2007).
Wanita perokok memiliki risiko dua kali lipat terhadap kanker serviks
dibandingkan dengan wanita bukan perokok (Dalimartha, 2004). Bahan
karsinogenik spesifik dari tembakau seperti nikotin dijumpai dalam lendir
serviks wanita perokok. Bahan ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa
dan bersama dengan infeksi HPV mencetuskan transformasi malignansi
(Edianto, 2006).
Kanker serviks jarang ditemukan pada perawan dan pada wanita yang
pasangan seksualnya telah disirkumsisi. Insideni kanker serviks lebih
tinggi pada mereka yang menikah daripada yang tidak menikah dan pada
wanita dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Selain itu insidensinya juga
meningkat dengan tingginya paritas, apa lagi bila jarak persalinan
terlampau dekat (Mardjikoen, 2007).
Resiko noninvasif dan invasif kanker serviks telah menunjukkan hubungan

43

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

dengan pemakaian kontrasepsi oral. Namun, penemuan ini hasilnya tidak


selalu konsisten dan tidak semua studi dapat membenarkan perkiraan
risiko ini. Beberapa studi yang lebih lanjut memerlukan konfirmasi atau
menyangkal observasi mengenai kontrasepsi oral ini (Rasjidi, Irwanto, &
Wicaksono, 2008).
Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat
dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta
mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita
yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (Diananda, 2009).

e. Perkembangan Kanker Serviks


Kanker serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoserviks
(porsio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut sebagai squamocolumnar junction (Mardjikoen, 2005). Daerah ini disebut juga zona
transformasi (Putra & Moegni, 2006).
Serviks yang normal, secara alami mengalami proses metaplasia (erosi)
akibat saling mendesaknya kedua jenis epitel yang melapisi (Mardjikoen,
2005). Pemahaman tentang metaplasia skuamosa merupakan kunci
pemahaman konsep dari zona transformasi dan karsinogenesis serviks
(Putra & Moegni, 2006).
Dengan masuknya mutagen, porsio yang erosif dapat berubah menjadi
patologis (displastik) menjadi tingkatan CIN I, CIN II, dan CIN II, dan
karsinoma in situ untuk kemudian akhirnya menjadi karsinoma invasif
(Mardjikoen, 2005).
Periode laten dari CIN I sampai dengan karsinoma in situ tergantung daya
tahan tubuh penderita. Umumnya fase pra-invasif berkisar antara 3-20
tahun (Mardjikoen, 2005).
Karsinoma serviks tersering adalah karsinoma sel skuamosa (75%), diikuti
oleh adenokarsinoma dan karsinoma adenoskuamosa (20%), serta
karsinoma neuroendokrin sel kecil (kurang dari 5%).

f. Gejala dan Tanda Klinis Kanker Serviks


Menurut Feig (2001), simptom kanker serviks menjadi jelas terlihat saat
lesi servikal berada pada ukuran sedang, yaitu seperti cauliflower.
Simptom kanker serviks terdiri dari beberapa tahap, yaitu (Feig, 2001) :
a. Tahap Awal
Asimptomatik
Pendarahan vagina yang ireguler atau berkepanjangan
Pink discharge
Pendarahan pasca koitus atau brownish discharge

44

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

b. Tahap Pertengahan
Pendarahan pasca defekasi
Disuria atau hematuria
c. Tahap Lanjut
Penurunan berat badan
Pendarahan, discharge berbau busuk
Nyeri hebat, penyebaran ke pleksus sakralis.
Tanda dini kanker serviks tidak spesifik seperti adanya sekret vagina
yang agak banyak dan kadang-kadang disertai bercak pendarahan
(Edianto, 2006). Pendarahan abnormal vagina ini merupakan simptom
yang paling sering terjadi pada kanker serviks invasif. Pendarahan
dapat terjadi pasca koitus, intermenstrual, atau pasca menopause
(Hacker, 2004). Tanda yang lebih klasik adalah bercak pendarahan
yang berulang, atau bercak pendarahan setelah bersetubuh atau
membersihkan vagina (Edianto, 2006). Anemia akan menyertai sebagai
akibat pendarahan pervaginam yang berulang (Mardjikoen, 2007).
Perdarahan spontan saat defekasi terjadi akibat tergesernya tumor
eksofitik dari serviks oleh skibala (Mardjikoen, 2007). Pada kanker
serviks juga dapat dijumpai sekret vagina yang berbau terutama
dengan massa nekrosis lanjut. Nekrosis terjadi karena pertumbuhan
tumor yang cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan pembuluh
darah agar mendapat aliran darah yang cukup. Nekrosis ini
menimbulkan bau yang tidak sedap dan reaksi peradangan nonspesifik
(Edianto, 2006). Pada stadium lanjut dapat ditemui nyeri yang
menjalar ke pinggul atau kaki ketika tumor telah menyebar ke luar dari
serviks dan melibatkan jaringan di rongga pelvis seperti ureter, dinding
panggul, atau nervus skiatik. Beberapa penderita mengeluhkan nyeri
berkemih, hematuria, sulit berkemih, dan konstipasi (Edianto, 2006).
Sebelum tingkat akhir (terminal stage), penderita meninggal akibat
pendarahan yang eksesif, kegagalan faal ginjal akibat infiltrasi tumor
ke ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan
obstruksi total (Mardjikoen, 2007).

g. Pencegahan Kanker Serviks


Pencegahan kanker serviks terdiri dari beberapa tahap, yaitu (Sukardja,
2000) :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya dalam mengurangi atau
menghilangkan kontak individu dengan karsinogen untuk mencegah
terjadinya proses karsinogenesis. Pencegahan primer juga dapat
dilakukan dengan menghindari berbagai faktor risiko, seperti dengan
menunda aktivitas seksual sampai usia 20 tahun, berhubungan secara
monogami, serta penggunaan vaksin HPV (Rasjidi, Irwanto, &
Wicaksono, 2009).
45

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan kasus-kasus
dini kanker serviks, sehingga kemungkinan penyembuhan dapat
ditingkatkan. Pencegahan sekunder termasuk skrining dan deteksi
dini seperti Pap Smear, kolposkopi, servikografi, Pap net, dan
inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier merupakan pencegahan komplikasi klinik ndan
kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan
pengobatan yang tepat berupa operasi, kemoterapi, atau radioterapi.

LO.4 Memahami dan Menjelaskan Thaharah dan Hukum Keputihan


Keputihan adalah jenis cairan yang keluar dari kelamin wanita dan tidak termasuk
darah haid, nifas ataupun istihadhah. Keputihan juga tidak termasuk wadi atau madzi.
Sepengetahuan kami, keputihan adalah jenis cairan yang bersifat penyakit dan
karenanya tidak dialami oleh semua wanita. Jenis cairan ini dalam bahasa Arab
disebut sebagai ruthubah. Ada bebarapa penjelasan ulama tentang hukum ruthubah
ini. Syaikh Muhammad al-Utsaimin misalnya, menjelaskan dalam Fatawa al-Marah,
( susunan Syaikh Muhammad al-Musnid ) bahwa banyak ulama yang
menggolongkannya sebagai najis secara mutlak. Alasannya, setiap yang keluar dari
dua jalan ( kelamin dan dubur ) adalah najis, kecuali sperma. Seperti diketahui,
sperma tidak termasuk najis, seperti dijelaskan dalam hadits riwayat Aisyah ( HR
Bukhari dan Muslim ). Dengan sendirinya, keputihan ini termasuk najis. Ini pendapat
pertama.
Tapi, Syaikh Muhammad al-Utsaimin menambahkan, untuk wanita yang selalu keluar
cairan keputihan ini, bahkan di dalam shalat sekalipun, maka hukumnya tidak
merusak wudhunya dan shalatnya tetap sah. Artinya, jika wanita tersebut sudah
berwudhu dan shalat, lalu keluar cairan keputihan dalam keadaan shalat, maka
shalatnya tetap sah. Argumentasi beliau adalah menyamakan kedudukannya dengan
orang yang menderita penyakit beser ( selalu keluar cairan kencing dari kelaminnya
dan seringkali tanpa ia sadari ). Kondisi seperti ini tak membuat shalat orang tersebut
batal.
Kesimpulannya, menurut Syaikh Utsaimin adalah, jika hanya keluar sesekali saja, itu
harus dibersihkan dan membatalkan wudhu dan shalat. Namun, jika cairan itu sangat
sering keluar, maka hal itu tidak membatalkan shalat karema sudah berada di luar
kemampuan dia.
46

Mandiri PBL Repro SK 1


1102013230

Putri Cantika Reviera-

Pendapat yang lebih kuat dikemukakan oleh Syaikh Mushthafa al-Adawy dalam Jami
Ahkam an-Nisa ( hlm. 67-68 ). Beliau berpendapat, cairan keputihan tersebut tidak
termasuk najis. Alasannya, pertama : tidak ditemukannya dalil yang menajiskan cairan
tersebut. Kedua, keterangan bahwa setiap yang keluar dari dua jalan ( dubur dan
kelamin ) adalah najis hanyalah kesimpulan para ulama. Tak ada keterangan dari alQuran dan Sunnah yang tegas menyebutkan bahwa setiap yang keluar dari dua jalan
itu najis. Ketiga, cairan jenis tersebut keluar dari saluran rahim dan bukan keluar dari
saluran kencing yang sifatnya najis. Keempat, menganalogikan keputihan dengan
darah istihadhah. Darah istihadhah hukumnya tidak membatalkan shalat. Wanita
hanya diharuskan untuk berwudhu setiap kali hendak shalat atau mandi dengan
menjama shalatnya. Jika darah istihadhah saja yang juga merupakan penyakit tidak
membatalkan shalat, demikian pula halnya dengan darah keputihan.
Kesimpulan :
Pendapat terakhir inilah yang insya Allah paling kuat. Adapun jika Anda ingin
mengulang wudhu setelah keluar cairan tersebut dengan maksud berhati-hati ( ihtiyath
), hal itu tidak mengapa dilakukan. Yang penting, harus disadari bahwa mengulang
wudhu bukanlah keharusan. Jika terjadi di dalam shalat, Anda tidak perlu mengulang
shalat Anda. Wallahu alam.
Berikut definisi dari keempat cairan di atas, yang dari definisi tersebut bisa dipetik sisi
perbedaan
di
antara
mereka:
1. Kencing: Masyhur sehingga tidak perlu dijelaskan, dan dia najis berdasarkan AlQur`an,
Sunnah,
dan
ijma.
2. Wadi: Cairan tebal berwarna putih yang keluar setelah kencing atau setelah
melakukan pekerjaan yang melelahkan, misalnya berolahraga berat. Wadi adalah najis
berdasarkan kesepakatan para ulama sehingga dia wajib untuk dicuci. Dia juga
merupakan
pembatal
wudhu
sebagaimana
kencing
dan
madzi.
3. Madzi: Cairan tipis dan lengket, yang keluar ketika munculnya syahwat, baik
ketika bermesraan dengan wanita, saat pendahuluan sebelum jima, atau melihat dan
mengkhayal sesuatu yang mengarah kepada jima. Keluarnya tidak terpancar dan
tubuh tidak menjadi lelah setelah mengeluarkannya. Terkadang keluarnya tidak terasa.
Dia juga najis berdasarkan kesepakatan para ulama berdasarkan hadits Ali yang akan
datang
dimana
beliau
memerintahkan
untuk
mencucinya.
4. Mani: Cairan tebal yang baunya seperti adonan tepung, keluar dengan terpancar
sehingga terasa keluarnya, keluar ketika jima atau ihtilam (mimpi jima) atau onani
(wal iyadzu billah), dan tubuh akan terasa lelah setelah mengeluarkannya.

47

Anda mungkin juga menyukai