Anda di halaman 1dari 2

KETIKA BUDAYA BACA TAK MENJADI BUDAYA

BANGSA
Setiap selesai sholat subuh, saya melihat para
ustadz dan para kyai selalu membaca buku. Kalimat
dan perkataan yang keluar dari bibirnya adalah
manfaat dari membaca. Mereka membaca buku suci
yang berasal dari kalam ilahi dan disusun oleh
mereka yang berilmu pengetahuan.
Itulah mengapa mereka seperti mata air yang
tak pernah habis diambil airnya. Mereka sangat
mumpuni di bidangnya karena banyak membaca.
Segala macam pengetahuan khususnya pengetahuan
di bidang keagamaan pasti diketahui oleh mereka
karena kebiasaan membaca. Olah pikir, olah rasa, dan
olah karya seolah menyatu dalam raga mereka.
Saya melihat budaya membaca sudah mulai
bergeser dalam kehidupan kita. Mungkin arus
globalisasi dan kemajuan teknologi membuat orang
merubah gaya membaca. Mereka tidak lagi membaca
lewat buku langsung. Tetapi lewat ponsel pintar
mereka. Dunia serasa berada dalam gengggaman.
Berbagai macam buku digital ada di sana.
Bahkan berbagai kitab suci dengan berbagi versi
dapat dibuka dan dibaca secara online dan offline.
Teknologi memudahkan semuanya. Dimana saja dan
kapan saja kita bisa membaca. Teknologi seharusnya
memudahkan kita dalam membaca.
Sayangnya, teknologi yang semakin canggih ini
terkadang tidak digunakan untuk meningkatkan
kompetensi membaca kita. Lihatlah anak-anak kita
lebih senang bermain games daripada membaca. Oleh

karena itu perlu dicari solusi agar budaya baca tetap


menjadi budaya kita. Mungkin perlu dibuat games
yang membuat anak senang membaca. Mereka yang
senang membaca biasanya akan pandai menata
bahasa. Para ahli TIK ditantang untuk membuatnya.
Ketika budaya baca tak menjadi budaya kita,
maka tunggulah kehancurannnya. Anak-anak kita
menjadi rabun membaca, dan pada akhirnya lumpuh
menulis. Mereka tak lagi kompeten di bidangnya dan
kurang menguasai ilmunya. Mereka yang lahap
membaca biasanya akan lancar dalam menulis.
Mari kita belajar dari para ustadz dan para kyai
yang selalu jadi contoh teladan para santrinya.
Mereka sudah seperti mata air pengetahuan yang tak
pernah habis. Hobi dan minat membaca mereka
sangat tinggi. Tak heran bila perkataan yang keluar
dari bibirnya banyak mengandung hikmah, karena
mereka banyak membaca. Baik sesuatu yang tersurat
maupun yang tersirat.
Budaya baca harus menjadi budaya kita sebagai
bangsa. Mari kita perbanyak membaca dalam
kehidupan sehari hari. Dengan membaca anda seperti
berkeliling dunia. Mari kita membiasakannya.

Anda mungkin juga menyukai