Anda di halaman 1dari 12

TATA CARA PERHITUNGAN STRUKTUR BETON UNTUK BANGUNAN GEDUNG [ SNI ]

PASAL 9 : DETAIL PENULANGAN


9.1 : Kait standar
Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sbb :
9.1.1 : bengkokan 180o ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak < 60 mm, pada ujung bebas kait.
9.1.2 : bengkokan 90o ditambah perpanjangan 12db, pada ujung bebes kait.
9.1.3 : untuk sengkang dan kait pengikat :
a.) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90 o ditambah perpanjangan 6db, pada
ujung bebas kait /
b.) Batang D-19, D-22 dan D-25, bengkokan 90o ditambah perpanjangan 12db, pada ujung
bebas kait /
c.) Batang D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 90 o ditambah perpanjangan 6db, pada
ujung bebas kait.
9.2 : Diameter bengkokan minimum
TABEL 6 : DIAMETER BENGKOKAN MINIMUM

Ukuran tulangan

Diameter minimum

D-10 s/d D-25

6db

D-29, D-32, dan D-36

8db

D-44 dan D-56

10db

TABEL 7 : TOLERANSI UNTUK TINGGI SELIMUT BETON

Toleransi untuk d

Teleransi untuk selimut beton


minimum

d 200 mm

10 mm

- 10 mm

d > 200 mm

13 mm

- 13 mm

9.7 : Pelindung beton untuk tulangan


9.7.1 : untuk beton bertulang, tebal selimut beton minimum harus memenuhi ketentuan :
a.) Beton yang dicor langsung diatas tanah dan selalu berhubungan dengan tanah......75 mm
b.) Beton yang berhubungan dengan tanah / cuaca :
Batang D-19 hingga D-56 .. 50 mm
Batang D-16 jaring kawat polos P16 atau kawat ulir d16 dan yang lebih kecil...40 mm
c.) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca / beton yang tidak langsung
berhubungan dengan tanah :
Pelat dinding, pelat berusuk :

Batang D-44 dan D-56..40 mm


Batang D-36 dan yang lebih kecil...20 mm
Balok, kolom :
Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral....40 mm
Komponen struktur cangkang, pelat lipat :
Batang D-19 dan yang lebih besar.20 mm
Batang D-16, jaring lawat polos P16 / ulir D16 dan yang lebih kecil...15 mm
9.7.2 : untuk beton pracetak, tebal minimum selimut beton sbb :
a.) Beton yang berhubungan dengan tanah / cuaca :
Panel dinding :
Batang D-44 dan D-56..40 mm
D-36 dan yang lebih kecil. ...20 mm
Komponen struktur lain nya :
Batang D-44 dan D-56..50 mm
Batang D-19 sampai batang D-36. ....40 mm
Batang D-16, jaring lawat polos P16 / ulir D16 dan yang lebih kecil....30 mm
b.) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah / cuaca :
Pelat dinding, pelat berusuk :
Batang D-44 dan D-56..30 mm
Batang D-36 dan yang lebih kecil...15 mm
Balok, kolom :
Tulangan utamadb (tetapi tidak < 15 dan tidak perlu > 40 )
Sengkang pengikat, sengkang, lilitan spiral....10 mm
Komponen cangkang, pelat lipat :
Batang D-19 dan yang lebih besar.15 mm
Batang D-16, jaring lawat polos P16 / ulir D16 dan yang lebih kecil....10 mm
9.7.3

: Beton prategang

9.7.3.1 : Tebal selimut minimum beton prategang / non-prategang, selongsong :


a.) Beton yang dicor langsung diatas tanah dan selalu berhubungan dengan tanah......75 mm
b.) Beton yang berhubungan dengan tanah / cuaca :
Dinding panel, slab, balok berusuk25 mm
c.) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca / beton yang tidak langsung
berhubungan dengan tanah :
Pelat dinding, pelat berusuk....20 mm
Balok, kolom :
Tulangan utama, ......40 mm
Sengkang engikat, sengkang, lilitan spiral25 mm
Komponen struktur cangkang, pelat lipat :
Batang D-16, jaring lawat polos P16 / ulir D16 dan yang lebih kecil...10 mm
Tulangan lainnya. db (tetapi tidak < 15)
9.10.4.2 : untuk konstruksi yang dicor di tempat, ukuran diameter batang spiral tidak boleh
kurang dari 10mm.

9.10.4.3 : Jarak bersih antar tulangan spiral tidak boleh melebihi 75mm dan tidak kurang dari
25mm.
9.10.4.4 : penjangkaran tulangan atau kawat spiral harus disediakan dengan memberikan 1
lilitan ekstra pada tiap ujung unit spiral.
9.10.4.5 : Penyambungan spiral harus menggunakan metode antara lain :
a.) Sambungan lewatan yang tidak kurang dari nilai terbesar dari 300mm dan panjang yang
dihasilkan dari salah satu ketentuan :
1.) Batang / kawat ulir tanpa lapisan.48db
2.) Batang / kawat polos tanpa lapisan.72db
3.) Batang / kawat ulir berlapis...72db
4.) Batang atau kawat polos tanpa lapisan dengan sengkang / kait pengikat standar
(9.1.3) pada ujung-ujung tulangan spiral yang disambung lewatkan. Kait-kait tersebut
harus tertanam didalam inti beton yang terkekang oleh tulangan spiral...48db
5.) Batang atau kawat ulir berlapis epoksi dengan sengkang / kait pengikat standar
(9.1.3) pada ujung-ujung tulangan spiral yang disambung lewatkan. Kait-kait tersebut
harus tertanam didalam inti beton yang terkekang oleh tulangan spiral...48db
b.) Sambungan mekanis dan las penuh yang sesuai dengan (14.14.3)
9.10.5.1 : semua batang tulangan non-prategang harus di ikat dengan sengkang ikat lateral,
paling sedikit ukuran D10 untuk tulangan longitudinal lebih kecil dari D-32, dan paling tidak D-13
untuk tulangan D-36, D-44, D-56, dan bundle tulangan longitudinal. Boleh menggunakan kawat
ulir / jarring kawat las dengan uas penampang ekivalen.
9.10.5.2 : spasi vertical sengkang dan sengkang ikat tidk boleh melebihi 16 kali diameter
longitudinal, 48 kali diameter batang / kawat sengkang / sengkang ikat, / ukuran kecil dari
komponen struktur.
9.12.2.1 : Tulangan susut dan suhu harus paling sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap
luas bruto penampang beton sbb, tetapi tidak kurang dari 0,0014.
a.) Pelat dengan batang tulangan ulir mutu0,0020
b.) Pelat dengan batang tulangan ulir / jarring kawat las (polos/ulir) mutu 400....0,0018
c.) Pelat dengan tulangan tegangan leleh melebih 400 MPa yang diukur pada regangan
leleh sebesar 0,35%......................................................................................0,0018 x
400/fy
9.12.2.2 : tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari 5 kali tebal pelat
/ 450 mm.
PASAL 10 : ANALISIS DAN PERENCANAAN
10.3.3.5 : Komponen struktur adalah prismatic.
1.) Momen positif
Batang ujung :
-

Ujung tak menerus tak terkekang.....wu ln2/11


Ujung tak menerus menyatu dengan pendukung..wu ln2/14
Bentang interiorwu ln2/16

2.) Momen negative pada muka eksterior pendukung interior pertama


- 2 bentang..wu ln2/19
- Lebih dari 2 bentang...wu ln2/10

3.) Momen negative pada muka lain nya dari pendukung interiorwu ln2/11
4.) Momen negative pada muka dari semua pendukung untuk :
-

Pelat dengan bentang tidak lebih dari 3m da balok dengan rasio dari jumlah kekakuan
kolom terhadap kekakuan balok melebihi 8 pada masing* tumpuan.wu ln2/12

5.) Momen negative pada muka interior dari pendukung eksterior untuk komponen struktur
yang dibuat menyatu dengan pendukung
- Pendukung adalah balok keliling (spandrel).. wu ln2/24
- Pendukung adlah kolom wu ln2/16
6.) Geser pada komponen struktur ujung pada muka dari pendukung interior
pertama1,15 wu ln2/19
7.) Geser pada mka dari semua pendukung lainnya... wu ln2/2
10.5 : Modulus Elastisitas
10.5.1 : untuk nilai wc diantara 1500 kg/m3 dan 2500 kg/m3, nilai modulus elastisitas beton Ec
dapat diambil sebesar wc1,50,043(fc') (MPa). Untuk beton normal Ec dapat diambil sebesar
4700(fc').
10.5.2 : Modulus elastisitas untuk tulangan non prategang Ec boleh diambil sebesar 200.000
MPa.
10.5.3 : modulus elastisitas untuk tendon prategang Es ditentukan melalui pengujian atau data
pabrik.
10.7 : Panjang Bentang
10.7.1 : Panjang bentang dari komponen struktur yang tidak menyatu dengan struktur
pendukung dihitung sebagai bentang bersih ditambah dengan tinggi dari komponen struktur.
Besarnya bentang tsb tidak perlu melebihi jarak pusat ke pusat dari komponen struktur yg ada.
10.7.2 : dan analisis untuk menentukan momen pada rangka atau struktur menerus, panjang
bentang harus diambil sebesar jarak pusat ke pusat komponen strukktur pendukung.
10.7.3 : balok yang menyatu dgn komponen strutur pendukung, momen pd bidang muka
tumpuan dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan penanmpang.
10.7.4 : pelat/pelat berusuk, yang bentang bersihnya tidak lebih dari 3m dan dibuat menyatu
dengan komponen struktur pendukung dapat d analisis sebagai pelat menerus.
10.10 : Konstruksi Balok T
10.10.2 : lebar pelat efektif sebagai bagian dari sayp balok T tidak boleh melebihi bentang
balok dan lebar efektif sayap dari masing* sisi badan balok tidak boleh melebihi :
10.10.2.1 : 8 kali tebal pelat.
10.10.2.2 : jarak bersih antar balok yg bersebelahan
10.10.3 : balok dengan pelat hanya pada satu sisi, lebear efektif sayap dari sisi badan tidak
boleh lebih dri :

10.10.3.1 :

1
12

dari bentang balok

10.10.3.2 : 6 kali tebal pelat.


10.10.3.3 : jarak bersih antara balok yang bersebelahan.
10.10.5.2 : tulangan transversal harus dipasang dengan spasi tidak melebihi 5 kali tebal pelat
dan tidak melebih 500 mm.

PASAL 11 : KETENTUAN MENGENAI KEKUATAN & KEMAMPUAN LAYAN


11.2 : kuat perlu
11.2.1 : kuat perlu U untuk menahan beban mati D paling tidak harus sama dengan U= 1,4 D
Kuat perlu U untuk beban mati D, beban hidup L & beban atap A / beban hujan R tidak harus
sama dengan U = 1,2 D + 1,6L + 0,5(A / R).(5)
11.2.2 : Bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam
perencanaan maka pengaruh kombinasi beban D, L & W harus ditinjau untuk menentukan nilai
U yg terbesar U = 1,2 D + 1,0L 1,6W + 0,5(A / R)
Kombinasi beban jga harus memperhitungkan beban hidup L yang penuh dan kosong untuk
mendapatkan kondisi yg paling berbahaya ; U = 0,9D 1,6W
Perlu dicatat untuk setiap kombinasi beban D, L & W kuat perlu U tidak boleh kurang dari
persamaan 5
11.3 : Kuat Rencana
11.3.2 : factor reduksi kekuatan sbb :
11.3.2.1 : lentur tanpa beban aksial.0,80
11.3.2.2 :beban aksial, & beban aksial dengan lentur (untuk beban aksial dengan lentur, kedua
nilai kuat nominal dari beban aksial dan momen harus dikalikan dengan nilai tunggal yang
sesuai.
a.) Aksial tarik dan aksial tarik degnan lentur.....0,80
b.) Aksial tekan dan aksial dengan lentur.
Komponen struktur dengan tulangan spiral yang sesuai dengan 12.9.3..0,70
Komponen strutur lain nya.. 0,65
Kecuali untuk nilai aksial tekan yang rendah, nilai boleh ditingkatkan berdasarkan
aturan sbb :
Untuk komponen struktur dimana fy tidak melampaui 400 MPa dengan tulangan simetris
dan dengan ( h-d-ds)/h tidak kurang dari 0,70, maka nilai boleh ditingkatkan secara
linear menjadi 0,80 dgn berkurangnya nilai Pn dari 0,10fcAg ke nol.
11.3.2.3 : Geser dan torsi..0,75
Kecuali pada struktur yang bergantung pada system rangka pemikul momen khusus atau system
dinding khusus untuk menahan pengaruh gempa :

a.) Factor reduksi untuk geser pada komponen struktur penahan gempa yang kuat geser
nominalnya lebik kecil dari pada gaya yang timbul sehubungan dengan pengembangan
kuat lentur nominalnya 0,55
b.) Factor reduksi untuk geser pada diafragma tidak boleh melebihi factor reduksi minimum
untuk geser yang digunakan pada komponen vertical dari system pemikul beban lateral.
c.) Geser pada hubungan balok-kolom dan pada balok perangkal yang diberi tulangan
diagonal 0,80
11.4 : Kuat rencana tulangan
perencanaan tidak boleh didasarkan pada kuat leleh tulangan fy yang melebihi 550 MPa kecuali
untuk tendon pategang.

Tabel 8 : TEBAL MINIMUM BALOK NON-PRATEGANG / ALAT PELAT SATU ARAH BILA
LENDUTAN TIDAK DIHITUNG

Tebal minimum,h

Komponen
struktur

Terdukung
sederhana

Satu ujung
menerus

Kedua ujung
menerus

kantilever

Komponen struktur tidak mendukung atau tidak dihubungkan dengan partisi


atau konstruksi lainnya yang mungkin rusak oleh lendutan yang besar

Pelat masif satu


arah

l/20

l/24

l/28

l/10

Balok atau pelat


rusuk satu-arah

l/16

l/18,5

l/21

l/8

Catatan :
Panjang bentang dalam mm
Nilai yang diberikan harus digunaan langsung untuk komponen struktur dengan beton normal
(wc = 2400 kg/m3 ) dan tulangan BJTD 40, untuk kondisi lain :
a.) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis diantara 1500 kg/m3 sampai 2000 kg/m3
nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65 0,0003wc)tetapi tidak kurang dari 1,09 dimana
wc adalah berat jenis dalam kg/m3
b.) Untuk fy selain 400 MPa nilainya harus dikalikan dengan ( 0,4 + fy/700)

Tabel 9 : Lendutan ijin maksimum

Jenis komponen struktur

Lendutan yang diperhitungkan

Batas
lendutan

Atap datar yang tidak menahan


atau tidak disatukan dengan
komponen nonstructural yang
mungkin akan rusak oleh
lendutan yang besar

Lendutan seketika akibat beban


hidup (L)

la
180

Lantai yang tidak menahan /


tidak disatukan dengan
komponen nonstructural yang
mungkin akan rusak oleh
lendutan yang besar
Konstruksi atap / lantai yang
menahan / tidak disatukan
dengan komponen
nonstructural yang mungkin
akan rusak oleh lendutan yang
besar
Konstruksi atap / lantai yang
menahan / tidak disatukan
dengan komponen
nonstructural yang mungkin
tidak akan rusak oleh lendutan
yang besar

Lendutan seketika akibat beban


hidup (L)

l
360

Bagian dari lendutan total yang


terjadi setelah pemasangan
komponen nonstructural (jumlah
dari lendutan jangka panjang
akibat semua beban tetap yang
bekerja dan lendutan seketika
akibat penambahan beban hidup )

l
480

ld
240

11.5.3.2 : tebal minimum pelat tanpa balok interior yang menghubungkan tumpuan* dan
mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari 2, harus
memenuhi ketentuan tabel 10 dan tidak boleh kurang dari nilai :
a.) Pelat tanpa penebalan 120 mm
b.) Pelat dengan penebalan. 100 mm
TABEL 10 : TEBAL MINIMUM PELAT TANPA BALOK INTERIOR

Tanpa penebalan b
Tegangan
leleh, fya
MPa

Panel luar
Tanpa
Dengan
balok
balok
pinggir
pinggir
ln/33
ln/36

Dengan penebalan b

Panel
dalam

ln/36

Panel luar
Tanpa
Dengan
balok
balok
pinggir
pinggir
ln/36
ln/40

Panel
dalam

ln/40

300

ln/30

ln/33

ln/33

ln/33

ln/36

ln/36

ln/28

ln/31

ln/31

ln/31

ln/34

ln/34

400
500
a.) Untuk tulangan dengan tegangan leleh diantara 300 MPa dan 400 MPa dan 500 MPa
gunakan interpolasi linear.

b.) Penebalan panel didefinisikan dalam 15.3.7.1 dan 15.3.7.2.


c.) Pelat dengan balok diantara kolom*nya disepanjang tepi luar. Nilai untuk balok tepi
tidak boleh kurang dari 0,8.
11.5.3.3 : tebal pelat minimum dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisi
nya harus memenuhi ketentuan sbb :
a.) Untuk m yang sama / lebih kecil dari 0,2 harus menggunakan 11.5.3.2
b.) Untuk m lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0 ketebalan pelat minimum harus
memenuhi

m 0,2

36+5
h
f
l n 0,8+ y
1500

dan tidak boleh kurang dari 120 mm.


c.) Untuk m lebih besar dari 2,0 ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari

fy
1500
36 +9

l n 0,8+

dan tidak boleh kurang dari 90 mm.


d.) Pada tepi yang tidak menerus balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan tidak kurang
dari 0,8 / sebagai alternative ketebalan minimum yang ditentukan persamaan 16 / 17
harus dianikan paling tidak 10% pada panel dengan tepi yang tidak menerus.
PASAL 14 : PENYALURAN DAN PENYAMBUNGAN TULANGAN
14.1.2 : nilai

f 'c

yang dipakai pasal ini tidak boleh melebihi 25/3 MPa

14.1.2 : Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik

TABEL 11 : PANJANG PENYALURAN BATANG ULIR DAN KAWAT ULIR

Batang D-19 dan lebih kecil /


kawat ulir

Batang D-22 lebih besar

Spasi bersih batang* yang


disalurkan / disambung tidak
kurang dari db, dan sengkang /
sengkang ikat yang dipasang
sepanjang
ld
persyaratan
minimum sesuai peraturan

l d 12 f y
=
d b 25 f ' c

Atau

l d 3 f y
=
db 5 f ' c

Spasi bersih batang* yang


disalurkan / disambungkan
tidak kurang dari 2db dan
selimut beton bersih tidak
kurang dari db.

l d 18 f y
=
d b 25 f ' c

Kasus*lain

l d 9 f y
=
d b 10 f ' c

14.2.3 : untuk batang ulir / kawat ulir, ld/db harus diambil :

ld
9f y

=
d b 10 f ' c c+ k tr
db

( )

Dalam persamaan diatas nilai

c+ k tr
db

( )

tidak boleh diambil lebih besar dari 2,5.

14.2.4 : factor yang digunakan pada persamaan* untuk penyaluran batang ulir dan kawat ulir
yang berada dalam kondisi tarik pada pasal 14 sbb :
= factor lokasi penulangan
tulangan horizontal yang ditempatkan sedemikian hingga lebih dari 300 mm beton segar
dicor pada komponen dibawah panjang penyaluran / sambungan yang ditinjau..1,3
Tulangan lain 1,0
= factor pelapis
batang / kawat tulangan berlapis epoksi dengan selimut beton kurang dari 3db atau spasi
bersih kurang dari 6db .1,5
batang / kawat tulangan berlapis epoksi lainnya.1,2
tulangan tanpa pelapis1,0
= factor ukuran batang tulangan
batang D-19 / lebih kecil dari kawat ulir....0,8
batang D-22 atau lebih besar 1,0
= factor beton agregat ringan
apabila digunakan agregat ringan.1,3
walupun demikian, apabila fct disyaratkan maka boleh diambil sebesar

f 'c

/ (1,8

fct) tetapi tidak kurang dari


1,0
apabila digunakan beton berat normal.1,0

c = spasi atau dimensi selimut beton, mm


Ktr = indeks tulangan transversal
=

A tr f yt
10 sn

dimana :
Atr =luas penampangtotal dari semua tulangan transversal yang berada dalam rentang
daerah berspasi s dan yang memotong bidang belah potensial melalui tulangan yang
disalurkan, mm2

f yt
s=

= kuat lele yang disyaratkan untuk tulangan transversal, MPa


spasi maksimum sumbu ke sumbu tulangan transversal yang dipasang

sepanjang ld mm

n= jumlah batang / kawat yang disalurkan sepanjang bidang belah.

PASAL 16 : DINDING
16.3 : Tulangan minimum
16.3.2 : Rasio minimum untuk luas tulangan vertical terhadap luas bruto beton adalah :
-

16.3.2.1 : 0,0012 untuk batang ulir yang tidak lebih besar darp pada D16 dengan
tegangan leleh yang kurang dripada 400 MPa /
16.3.2.2 : 0,0015 untuk batang ulir lainnya.
16.3.2.3 : 0,0012 untuk jaring kawat baja las (polos / ulir) yang tidak lebih besar daripada
P16 / D16

16.3.3 : Rasio minimum untuk lluas tulangan horizontal terhadap luas bruto beton harus :
-

16.3.3.1 : 0,0020 untuk batang ulir yang tidak lebih besar darp pada D16 dengan
tegangan leleh yang kurang dripada 400 MPa /
16.3.3.2 : 0,0025 untuk batang ulir lainnya.
16.3.3.3 : 0,0020 untuk jaring kawat baja las (polos / ulir) yang tidak lebih besar daripada
P16 / D16

16.3.5 : jarak antara tulangan* vertical dan horizontal tidak boleh lebih besar dari pada 3 kali
ketebalan dinding dan tidak lebih besar dari 500 mm.
16.3.6 : tulangan vertical tidak perlu di beri tulangan pengikat lateral bila luas tulangan vertical
tidak lebih besar daripada 0,01 kali luas bruto.
16.5 : Metode perencanaan empiris
16.5.1 : Dinding dengan penampang persegi empat yang masih boleh direncanakan bila resultan
seluruh beban terfaktor terletak didalam daerah sepertiga tengah ketebalan dinding total.
16.5.2 : kuat aksial rencana Pnw sebuah dinding yang memenuhi :

[ ( )]

klc
P nw=0,55 f ' c A g 1
32 h

Dimana = 0,70 dan factor panjang efektif k adalah :

Untuk dinding yang ditahan pada bagian puncak dan dasarnya terhadap tranlasi lateral
16.5.2.1 : di kekang terhadap rotasi pada salah satu atau kedua ujungnya (puncak&/dasar).0,8
16.5.2.2 : bebas berotasi pada kedua ujung 1,0
Untuk dinding yang tidak ditahan terhadap translasi lateral.. 2,0
16.5.3 : ketebalan minimum dinding yang direncanakan dengan metode empiris.
16.5.3.1 : ketebalan dinding pendukung tidak boleh kurang dari pada 1/25 tinggi / panjang bagian
dinding yang ditopang secara lateral, diambil yang terkecil, dan tidak < 100 mm.
16.5.3.2 : ketebalan dinding luar bawah tanah dan dinding fondasi tidak bolek < 190 mm.
16.6 : Dinding non pendukung
Tebal dinding non pendukung tidak boleh < 100 mm, dan tidak < 1/30 jarak terpendek antara
komponen* struktur yg memberikan topangan lateral.
16.8 : Perencanaan alternative untuk dinding langsing
16.8.2.3 : Rasio tulangan, tidak boleh melebihi 0,6 b.
16.8.2.4 : tulangan harus direncanakan agar Mn Mcr
16.8.3 : Kuat momen renvana Mn untuk kombinasi beban* lentur dan aksial pada penampang
melintang setengah tinggi harus memenuhi :
Mn Mu
Dimana :
Mu = Mua + Puu
Mua adalah momen pada penampang setengah tinggi dinding akibat beban terfaktor, dan u
adalah :

5 M u lc2
u=
( 0,75 ) 48 E c I cr
Mu dapat diperoleh melalui iterasi lendutan atau melalui perhitungan langsung menggunakan
persamaan :

M ua

M u=

5 Pu l c
( 0,75 ) 48 Ec I cr

Dimana :

lw C3
I cr=nA se (dc) +
3
2

Dan :

A se =

P u+ A f
fy
s

16.8.4 : lendutan maksimum s akibat beban layan, termasuk pengaruh P, tidak boleh melebihi
l/150. Defleksi setengah tinggi s harus dihitung dengan persamaan* sbb :

(5 M )l c2
u=
M=
48 Ec I e

M sa
5 P s lc2
1
48 E c I e

Anda mungkin juga menyukai