Ukuran tulangan
Diameter minimum
6db
8db
10db
Toleransi untuk d
d 200 mm
10 mm
- 10 mm
d > 200 mm
13 mm
- 13 mm
: Beton prategang
9.10.4.3 : Jarak bersih antar tulangan spiral tidak boleh melebihi 75mm dan tidak kurang dari
25mm.
9.10.4.4 : penjangkaran tulangan atau kawat spiral harus disediakan dengan memberikan 1
lilitan ekstra pada tiap ujung unit spiral.
9.10.4.5 : Penyambungan spiral harus menggunakan metode antara lain :
a.) Sambungan lewatan yang tidak kurang dari nilai terbesar dari 300mm dan panjang yang
dihasilkan dari salah satu ketentuan :
1.) Batang / kawat ulir tanpa lapisan.48db
2.) Batang / kawat polos tanpa lapisan.72db
3.) Batang / kawat ulir berlapis...72db
4.) Batang atau kawat polos tanpa lapisan dengan sengkang / kait pengikat standar
(9.1.3) pada ujung-ujung tulangan spiral yang disambung lewatkan. Kait-kait tersebut
harus tertanam didalam inti beton yang terkekang oleh tulangan spiral...48db
5.) Batang atau kawat ulir berlapis epoksi dengan sengkang / kait pengikat standar
(9.1.3) pada ujung-ujung tulangan spiral yang disambung lewatkan. Kait-kait tersebut
harus tertanam didalam inti beton yang terkekang oleh tulangan spiral...48db
b.) Sambungan mekanis dan las penuh yang sesuai dengan (14.14.3)
9.10.5.1 : semua batang tulangan non-prategang harus di ikat dengan sengkang ikat lateral,
paling sedikit ukuran D10 untuk tulangan longitudinal lebih kecil dari D-32, dan paling tidak D-13
untuk tulangan D-36, D-44, D-56, dan bundle tulangan longitudinal. Boleh menggunakan kawat
ulir / jarring kawat las dengan uas penampang ekivalen.
9.10.5.2 : spasi vertical sengkang dan sengkang ikat tidk boleh melebihi 16 kali diameter
longitudinal, 48 kali diameter batang / kawat sengkang / sengkang ikat, / ukuran kecil dari
komponen struktur.
9.12.2.1 : Tulangan susut dan suhu harus paling sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap
luas bruto penampang beton sbb, tetapi tidak kurang dari 0,0014.
a.) Pelat dengan batang tulangan ulir mutu0,0020
b.) Pelat dengan batang tulangan ulir / jarring kawat las (polos/ulir) mutu 400....0,0018
c.) Pelat dengan tulangan tegangan leleh melebih 400 MPa yang diukur pada regangan
leleh sebesar 0,35%......................................................................................0,0018 x
400/fy
9.12.2.2 : tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari 5 kali tebal pelat
/ 450 mm.
PASAL 10 : ANALISIS DAN PERENCANAAN
10.3.3.5 : Komponen struktur adalah prismatic.
1.) Momen positif
Batang ujung :
-
3.) Momen negative pada muka lain nya dari pendukung interiorwu ln2/11
4.) Momen negative pada muka dari semua pendukung untuk :
-
Pelat dengan bentang tidak lebih dari 3m da balok dengan rasio dari jumlah kekakuan
kolom terhadap kekakuan balok melebihi 8 pada masing* tumpuan.wu ln2/12
5.) Momen negative pada muka interior dari pendukung eksterior untuk komponen struktur
yang dibuat menyatu dengan pendukung
- Pendukung adalah balok keliling (spandrel).. wu ln2/24
- Pendukung adlah kolom wu ln2/16
6.) Geser pada komponen struktur ujung pada muka dari pendukung interior
pertama1,15 wu ln2/19
7.) Geser pada mka dari semua pendukung lainnya... wu ln2/2
10.5 : Modulus Elastisitas
10.5.1 : untuk nilai wc diantara 1500 kg/m3 dan 2500 kg/m3, nilai modulus elastisitas beton Ec
dapat diambil sebesar wc1,50,043(fc') (MPa). Untuk beton normal Ec dapat diambil sebesar
4700(fc').
10.5.2 : Modulus elastisitas untuk tulangan non prategang Ec boleh diambil sebesar 200.000
MPa.
10.5.3 : modulus elastisitas untuk tendon prategang Es ditentukan melalui pengujian atau data
pabrik.
10.7 : Panjang Bentang
10.7.1 : Panjang bentang dari komponen struktur yang tidak menyatu dengan struktur
pendukung dihitung sebagai bentang bersih ditambah dengan tinggi dari komponen struktur.
Besarnya bentang tsb tidak perlu melebihi jarak pusat ke pusat dari komponen struktur yg ada.
10.7.2 : dan analisis untuk menentukan momen pada rangka atau struktur menerus, panjang
bentang harus diambil sebesar jarak pusat ke pusat komponen strukktur pendukung.
10.7.3 : balok yang menyatu dgn komponen strutur pendukung, momen pd bidang muka
tumpuan dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan penanmpang.
10.7.4 : pelat/pelat berusuk, yang bentang bersihnya tidak lebih dari 3m dan dibuat menyatu
dengan komponen struktur pendukung dapat d analisis sebagai pelat menerus.
10.10 : Konstruksi Balok T
10.10.2 : lebar pelat efektif sebagai bagian dari sayp balok T tidak boleh melebihi bentang
balok dan lebar efektif sayap dari masing* sisi badan balok tidak boleh melebihi :
10.10.2.1 : 8 kali tebal pelat.
10.10.2.2 : jarak bersih antar balok yg bersebelahan
10.10.3 : balok dengan pelat hanya pada satu sisi, lebear efektif sayap dari sisi badan tidak
boleh lebih dri :
10.10.3.1 :
1
12
a.) Factor reduksi untuk geser pada komponen struktur penahan gempa yang kuat geser
nominalnya lebik kecil dari pada gaya yang timbul sehubungan dengan pengembangan
kuat lentur nominalnya 0,55
b.) Factor reduksi untuk geser pada diafragma tidak boleh melebihi factor reduksi minimum
untuk geser yang digunakan pada komponen vertical dari system pemikul beban lateral.
c.) Geser pada hubungan balok-kolom dan pada balok perangkal yang diberi tulangan
diagonal 0,80
11.4 : Kuat rencana tulangan
perencanaan tidak boleh didasarkan pada kuat leleh tulangan fy yang melebihi 550 MPa kecuali
untuk tendon pategang.
Tabel 8 : TEBAL MINIMUM BALOK NON-PRATEGANG / ALAT PELAT SATU ARAH BILA
LENDUTAN TIDAK DIHITUNG
Tebal minimum,h
Komponen
struktur
Terdukung
sederhana
Satu ujung
menerus
Kedua ujung
menerus
kantilever
l/20
l/24
l/28
l/10
l/16
l/18,5
l/21
l/8
Catatan :
Panjang bentang dalam mm
Nilai yang diberikan harus digunaan langsung untuk komponen struktur dengan beton normal
(wc = 2400 kg/m3 ) dan tulangan BJTD 40, untuk kondisi lain :
a.) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis diantara 1500 kg/m3 sampai 2000 kg/m3
nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65 0,0003wc)tetapi tidak kurang dari 1,09 dimana
wc adalah berat jenis dalam kg/m3
b.) Untuk fy selain 400 MPa nilainya harus dikalikan dengan ( 0,4 + fy/700)
Batas
lendutan
la
180
l
360
l
480
ld
240
11.5.3.2 : tebal minimum pelat tanpa balok interior yang menghubungkan tumpuan* dan
mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari 2, harus
memenuhi ketentuan tabel 10 dan tidak boleh kurang dari nilai :
a.) Pelat tanpa penebalan 120 mm
b.) Pelat dengan penebalan. 100 mm
TABEL 10 : TEBAL MINIMUM PELAT TANPA BALOK INTERIOR
Tanpa penebalan b
Tegangan
leleh, fya
MPa
Panel luar
Tanpa
Dengan
balok
balok
pinggir
pinggir
ln/33
ln/36
Dengan penebalan b
Panel
dalam
ln/36
Panel luar
Tanpa
Dengan
balok
balok
pinggir
pinggir
ln/36
ln/40
Panel
dalam
ln/40
300
ln/30
ln/33
ln/33
ln/33
ln/36
ln/36
ln/28
ln/31
ln/31
ln/31
ln/34
ln/34
400
500
a.) Untuk tulangan dengan tegangan leleh diantara 300 MPa dan 400 MPa dan 500 MPa
gunakan interpolasi linear.
m 0,2
36+5
h
f
l n 0,8+ y
1500
fy
1500
36 +9
l n 0,8+
f 'c
14.1.2 : Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
l d 12 f y
=
d b 25 f ' c
Atau
l d 3 f y
=
db 5 f ' c
l d 18 f y
=
d b 25 f ' c
Kasus*lain
l d 9 f y
=
d b 10 f ' c
ld
9f y
=
d b 10 f ' c c+ k tr
db
( )
c+ k tr
db
( )
14.2.4 : factor yang digunakan pada persamaan* untuk penyaluran batang ulir dan kawat ulir
yang berada dalam kondisi tarik pada pasal 14 sbb :
= factor lokasi penulangan
tulangan horizontal yang ditempatkan sedemikian hingga lebih dari 300 mm beton segar
dicor pada komponen dibawah panjang penyaluran / sambungan yang ditinjau..1,3
Tulangan lain 1,0
= factor pelapis
batang / kawat tulangan berlapis epoksi dengan selimut beton kurang dari 3db atau spasi
bersih kurang dari 6db .1,5
batang / kawat tulangan berlapis epoksi lainnya.1,2
tulangan tanpa pelapis1,0
= factor ukuran batang tulangan
batang D-19 / lebih kecil dari kawat ulir....0,8
batang D-22 atau lebih besar 1,0
= factor beton agregat ringan
apabila digunakan agregat ringan.1,3
walupun demikian, apabila fct disyaratkan maka boleh diambil sebesar
f 'c
/ (1,8
A tr f yt
10 sn
dimana :
Atr =luas penampangtotal dari semua tulangan transversal yang berada dalam rentang
daerah berspasi s dan yang memotong bidang belah potensial melalui tulangan yang
disalurkan, mm2
f yt
s=
sepanjang ld mm
PASAL 16 : DINDING
16.3 : Tulangan minimum
16.3.2 : Rasio minimum untuk luas tulangan vertical terhadap luas bruto beton adalah :
-
16.3.2.1 : 0,0012 untuk batang ulir yang tidak lebih besar darp pada D16 dengan
tegangan leleh yang kurang dripada 400 MPa /
16.3.2.2 : 0,0015 untuk batang ulir lainnya.
16.3.2.3 : 0,0012 untuk jaring kawat baja las (polos / ulir) yang tidak lebih besar daripada
P16 / D16
16.3.3 : Rasio minimum untuk lluas tulangan horizontal terhadap luas bruto beton harus :
-
16.3.3.1 : 0,0020 untuk batang ulir yang tidak lebih besar darp pada D16 dengan
tegangan leleh yang kurang dripada 400 MPa /
16.3.3.2 : 0,0025 untuk batang ulir lainnya.
16.3.3.3 : 0,0020 untuk jaring kawat baja las (polos / ulir) yang tidak lebih besar daripada
P16 / D16
16.3.5 : jarak antara tulangan* vertical dan horizontal tidak boleh lebih besar dari pada 3 kali
ketebalan dinding dan tidak lebih besar dari 500 mm.
16.3.6 : tulangan vertical tidak perlu di beri tulangan pengikat lateral bila luas tulangan vertical
tidak lebih besar daripada 0,01 kali luas bruto.
16.5 : Metode perencanaan empiris
16.5.1 : Dinding dengan penampang persegi empat yang masih boleh direncanakan bila resultan
seluruh beban terfaktor terletak didalam daerah sepertiga tengah ketebalan dinding total.
16.5.2 : kuat aksial rencana Pnw sebuah dinding yang memenuhi :
[ ( )]
klc
P nw=0,55 f ' c A g 1
32 h
Untuk dinding yang ditahan pada bagian puncak dan dasarnya terhadap tranlasi lateral
16.5.2.1 : di kekang terhadap rotasi pada salah satu atau kedua ujungnya (puncak&/dasar).0,8
16.5.2.2 : bebas berotasi pada kedua ujung 1,0
Untuk dinding yang tidak ditahan terhadap translasi lateral.. 2,0
16.5.3 : ketebalan minimum dinding yang direncanakan dengan metode empiris.
16.5.3.1 : ketebalan dinding pendukung tidak boleh kurang dari pada 1/25 tinggi / panjang bagian
dinding yang ditopang secara lateral, diambil yang terkecil, dan tidak < 100 mm.
16.5.3.2 : ketebalan dinding luar bawah tanah dan dinding fondasi tidak bolek < 190 mm.
16.6 : Dinding non pendukung
Tebal dinding non pendukung tidak boleh < 100 mm, dan tidak < 1/30 jarak terpendek antara
komponen* struktur yg memberikan topangan lateral.
16.8 : Perencanaan alternative untuk dinding langsing
16.8.2.3 : Rasio tulangan, tidak boleh melebihi 0,6 b.
16.8.2.4 : tulangan harus direncanakan agar Mn Mcr
16.8.3 : Kuat momen renvana Mn untuk kombinasi beban* lentur dan aksial pada penampang
melintang setengah tinggi harus memenuhi :
Mn Mu
Dimana :
Mu = Mua + Puu
Mua adalah momen pada penampang setengah tinggi dinding akibat beban terfaktor, dan u
adalah :
5 M u lc2
u=
( 0,75 ) 48 E c I cr
Mu dapat diperoleh melalui iterasi lendutan atau melalui perhitungan langsung menggunakan
persamaan :
M ua
M u=
5 Pu l c
( 0,75 ) 48 Ec I cr
Dimana :
lw C3
I cr=nA se (dc) +
3
2
Dan :
A se =
P u+ A f
fy
s
16.8.4 : lendutan maksimum s akibat beban layan, termasuk pengaruh P, tidak boleh melebihi
l/150. Defleksi setengah tinggi s harus dihitung dengan persamaan* sbb :
(5 M )l c2
u=
M=
48 Ec I e
M sa
5 P s lc2
1
48 E c I e