B-07
IDENTIFIKASI
ISTILAH
Konsep
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Anatomi
Telinga
Fisiologi pendengaran
Akumulasi suara ditangkap oleh daun telinga
gelombang suara yang masuk akan disaring di telinga
tengah hingga sensitivitas pendengaran bisa
berkurang hingga 15- 20 dB -- adanya suara masuk
menyebabkan tangkai maleus secara konstan tertarik
kedepan oleh m. Tensor timpani dan menyebabkan
membran timpani tetap tegang (keadaan ini tidak
akan terjadi apabila membran tersebut longgar
seperti saat terjadi perforasi membran timpani) -artikulasi inkus dan stapes menyebabkan stapes
terdorong kedepan pada cairan koklea
keluarnya cairan :
Infeksi berat pada telinga tengah (infeksi bisa
berasal dari telinga luar dengan adanya perforasi
membran timpani, bisa juga dari tuba eustachius
yang infeksi yang terbawa melalui saluran
pernafasan, dan bisa juga karena OMA ) timbul
peradangan terbentuk sekret mukopurulen yang
dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga
tengah dan mastoid peningkatan sekret
penutupan tuba eustachius terjadi tekanan negatif
menuju kavum timpani karena penutupan tuba
sekret terdorong ke arah membran timpani
perforasi membran timpani keluar cairan terus
menerus
Gangguan pendengaran :
adanya gangguan pada telinga luar dan telinga tengah
seperti Perforasi membran timpani mengganggu
hantaran udara menuju telinga tengah - tangkai
maleus tidak dapat tertarik secara konstan oleh m.
Tensor timpani karena adanya perforasi - tangkai
maleus tidak dapat tergerak dengan mudah sehingga
hantaran suara sulit melewati tulang pendengaran
suara tidak bisa diredam atau disaring oleh tulang
pendengaran sehingga semua frekuensi suara dapat
masuk dan suara yang terdengar bisa lebih dari 20 dB
tuli konduktif
OMA yang dialami sejak 9 tahun yang lalu perforasi membran timpani pengobatan yang
tidak adekuat sehingga tidak terjadi
penutupan perforasi membran timpani terjadi
pengeluaran sekret terus menerus lebih dari 3
bulan - OMSK
Tes Weber
Tes Scwabach
Diagnosis
Positif
Tidak ada
Sama dengan
Normal
lateralisasi
pemeriksa
Negatif
Lateralisasi ke Memanjang
Tuli konduktif
telinga sakit
Positif
Lateralisasi ke memendek
Tuli
telinga sehat
sensorineural
STRUKTURISASI
OTORE dan Gang.
Pendengaran EC
INFEKSI TELINGA
TENGAH
omsk
DEFINISI
EPIDIMIOL
OGI
MANIFEST
ASI KLINIS
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
PENCEGA
HAN
TATALAKSANA
KLASIFIKASI
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
LEARNING OBJECTIVE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Definisi
Infeksi pada telinga tengah ditandai dengan
peradangan kronis dari telinga tengah dan
mastoid dan membran timpani tidak intak
(perforasi) dan ditemukan sekret (otorea),
purulen yang hilang timbul. Istilah kronik
digunakan apabila penyakit ini hilang timbul
atau menetap selama 2 bulan atau lebih.
Etiologi
1. Lingkungan
2. Genetik
3. Otitis media sebelumnya.
4. Infeksi
5. Infeksi saluran nafas atas
6. Autoimun
7. Alergi
8. Gangguan fungsi tuba eustachius
EPIDEMIOLOGI
OMSK di indonesia adalah 3,8% atau
diperkirakan sekitar 6,6 juta penduduk
Indonesia dan pasien OMSK merupakan 25%
dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik
THT rumah sakit di Indonesia
KLASIFIKASI
1. Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi
sentral. Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas:
Penyakit aktif
Penyakit tidak aktif
2. Tipe atikoantral = tipe ganas = tipe tidak aman =
tipe tulang
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan
berbahaya. Penyakit atikoantral lebih sering mengenai
pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong
retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai
menghasilkan kolesteatom. Biasa terjadi pada perforasi
membran timpani atik dan marginal.
PENEGAKKAN DIAGNOSA
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik,pada PF dapat ditemukan;
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Audiometri : -untuk menilai hantaran suara
-mengevaluasi penurunan
pedengaran.
2. Audiogram :untuk menilai derajat ketulian
0-25 dB : Normal
26-40 dB: Tuli ringan
41-60 dB : Tuli sedang
61-90 dB : Tuliberat
>91 dB : Tuli total
3. Mikrobiologi
-dengan mengambil sekret
-menentukan antibiotik yang sesuai
-Bakteri : Stafilokokus aureus dan pseudomonas aeroginosa
4. Radiologi
KOMPLIKASI
Komplikasi Intratemporal
Mastoiditis
Labirintitis
Paralisis Nervus VII
Komplikasi ekstratemporal
Abses subperiosteal
Komplikasi intrakranial
Abses ekstradural
Abses otak
Abses subdural
Hidrosefalus
Meningitis
TATA LAKSANA
Membersihkan sekret dengan H202 3% selama 35 hari
Setelah sekret berkurang:
Tetes telinga yang mengandung antibiotik dan
kortikosteroid(<1 minggu)ototoksik
Polimiksin B
Neomisin
kloramfenikol
PENCEGAHAN
1.
2.
3.
4.
PROGNOSIS
SINTESIS
TERIMA KASIH