Anda di halaman 1dari 18

MEMBUKA BIDAN PRAKTEK MANDIRI

Saat saya memiliki kesempatan untuk membuka BPM yang akan


saya lakukan supaya BPM saya memenuhi SPK yaitu dengan memenuhi
persyaratan pendirian BPM, memenuhi syarat bangunan, menerapkan
analisis SWOT, memiliki perijinan (SIPB), melengkapi adminisrasi,
kelengkapan, sarana dan prasarana BPM, memiliki perlengkapan asuhan
bayi rooming-in/rawat gabung dan memberikan pelayanan yang
berkualitas.
1.

Pengertian BPM
Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan
kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien
(individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat
Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran
kesehatan atau program. (Imamah, 2012:01)
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk
menjalankan

prakteknya,

seperti

tempat

atau

ruangan

praktek,

peralatan, obat obatan. Namun pada kenyataannya BPM sekarang kurang


memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan
kliennya. Di samping peralatan yang kurang lengkap tindakan dalam
memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klien.
Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek
mandiri tersebut kurang memuaskan ( Rhiea, 2011 : 01)

Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan penyedia layanan


kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan
pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
Supaya masyarakat pengguna jasa layananbidan memperoleh akses
pelayanan

yang

bermutu,

praktek bidan secara

jelas

perlu

adanya

persiapan

regulasi

pelayanan

sebelumbidan melaksanakan

pelayanan praktek seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek,


dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.
2.

Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri


1. Menjadi anggota IBI
2. Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta Perorangan
3. Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah Setempat Praktek
4. Surat Pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/ hukum.
5. Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah
6. Persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan secara
perorangan dengan pelayanan pemeriksaan pertolongan persalinan dan
perawatan.
7. Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang tertulis.
8. Bidan dalam menjalankan praktek harus :
a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan
maksimal 5 tempat tidur.
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang
berlaku.

9. Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek


bidannya
atau foto copy prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah
dilihat.
10. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang
memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya
11. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus
tersedia ditempat prakteknya.
12. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan .
13. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan :
a.

Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar


informasi dengan sesama bidan .

b.

Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai


dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah
maupun oleh organisasi profesi.

c.

Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek


agar tetap siap dan berfungsi dengan baik.

3.

Selain itu harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi :


a.

Papan nama
1. .Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk
pelayan medik dasar
2. swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil
dari nama yang
3. berjasa dibidang kesehatan, atau yang telah meninggal atau
nama lain yang sesuai dengan fungsinya.
a) Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.
b) Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih.
c) Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan
jelas mudah
d) terbaca oleh masyarakat .

b.

Tata ruang
1. Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.
2. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang priksa,
ruang adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu,
dan kamar mandi/WC masing-masing 1 buah.
3. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan.

c.

Lokasi

1. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah


daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum
lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya.
2. Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar
sesuai fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
d. Hak dan Guna Pakai
1. Mempunyai surat kepemilikan (Surat hak milik / surat hak guna pakai)
2. Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun.
4. Menerapkan Analisis SWOT
a. Strength (Kekuatan)
Telah menyelesaikan program SI Kebidanan
Pengetahuan baik tekhnis maupun non tekhnis, anatara lain :
1.

Asuhan persalinan normal

2.

LSS

3.

Diklat jarak jauh bidan

4.

Keluarga berencana

5.

Insersi IUD

6.

Pemasangan AKBK

7.

Pelatihan penanganan HIV AIDS

8.

Pelatihan isu gender

9.

Pelatian kesehatan reproduksi


Memiliki wajah yang menarik

Memiliki solidaritas yang tinggi


Pandai bersosialisasi
Memiliki rasa humor
Kreatif dan inovatif
Ramah dan santun
b. Weakness (Kelemahan)
a. Sensitif
b. Berbicara spontan apa adanya, terkadang tanpa mempedulikan
perasaan orang lain
c. Pelupa
c. Opportunities (peluang)
1) Bidan praktek swasta yang ada relatif sedikit
2) Setelah dianalisis pelayanan sebagian bidan di daerah itu kurang
memuaskan khususnya dalam bidang kepuasan pelanggan
3) Bidan-bidan senior kurang bisa meningkatkan kreatifitas sehingga
terlihat monoton
d. Threats (ancaman)
Adanya persaingan yang tidak sehat
Persyaratan menurut KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VII/2002
1.

Bidan dalam menjalankan prakteknya harus:


a) Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi
persyaratan kesehatan
b) Menyediakan tempat tidur untuk persalinan, minimal 1 dan
maksimal 5 tempat tidur
c) Memilki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
d) Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan
yang berlaku

2. Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek


bidannya atau fotocopy izin prakteknya di ruang praktek, atau tempat yang
mudah dilihat.

3. Bidan dalam prakteknya menyediakan lebih dari 5 tempat tidur, harus


memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk
membantu tugas pelayanannya.
4. Bidan yang menjalankan praktek harus mempunyai peralatan minimal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan harus tersedia di tempat
prakteknya
5. Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktek bidan sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan
6. Dalam menjalankan tugas bidan harus senantiasa mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan:
a) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling
tukar informasi dengan sesama bidan
b) Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun oleh organisasi profesi
c) Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk
praktek agar tetap siap dan berfungsi dengan baik
5.

Memiliki Surat Perijinan


SIPB dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
yang seterusnya akan disampaikan laporannya kepada Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi setempat dengan tembusan kepada organisasi profesi
setempat.

6. Kelengkapan Administrasi, Peralatan, Sarana dan Prasarana BPM


1. Administrasi
a. Memiliki papan nama bidan praktek swasta
b. Mempunyai SIPB dan masih berlaku
c. Ada visi dan misi
d. Ada falsafah
e. Memiliki buku standar pelayanan kebidanan

f. Ada buku pelayanan KB


g. Ada buku standar pelayanan kebidanan neonatal
h. Ada buku register pasien
i. Ada format catatan medic
1) Antenatal
2) Persalinan
3) Nifas
4) Bayi Baru Lahir
5) Keluarga Berencana
6) Bayi Sehat
7) Rujukan
8) Laporan
9) Surat Kelahiran
10) Surat Kematian
11) Partograf
12) Informed Consent
13) Formulir Permintaan Darah
2.

Peralatan dan Obat Obatan


a.

Peralatan Tidak Stseril

Tensimeter, Penghisap lendir


Lampu sorot
Penghitung nadi
Sterilisator
Bak instrument dengan tutup
Reflek Hammer
Alat pemeriksaan Hb (Sahli)
Set pemeriksaan urine (protein + reduksi)
Pita pengukur
Plastik penutup instrument steril
Sarung tangan karet untuk mencuci alat
Apron / celemek
Stetoskop biokuler
Stetoskop monokuler
Timbangan dewasa
Timbangan bayi
Pengukuran panjang bayi

b.

Thermometer
Oksigen dalam regulator
Ambu bag dengan masker resusitasi (ibu+bayi)
Masker
Pengaman mata
Sarung kaki plastik
Infus set
Standar infuse
Semprit disposable
Tempat kotoran / sampah
Tempat kain kotor
Tempat plasenta
Pot
Piala ginjal / bengkok
Sikat, sabun dan tempatnya
Kertas lakmus
Semprit glyserin
Gunting verban

Spateln lidah
IUD kit
Implant kit
Covis
Suction
Gergaji implant

Peralatan Steril
Klem pean
Klem kocher
Korentang
Gunting tali pusat
Gunting benang
Gunting episiotomy
Kateter karet / metal
Pinset anatomis
Pinset chirurgic
Speculum vagina
Mangkok metal kecil

Pengikat tali pusat


Pengisap lendir
Tampon tang dan tampon vagina
Pemegang Jarum
Jarum kulit dan otot
Sarung tangan
Benang suter + catgut
Doek steril

c.

Bahan Habis Pakai


Kapas
Kain kasa
Plester
Handuk
Pembalut wanita

d.

Formulir Yang Disediakan


Formulir Informed Consent
Formulir ANC
Partograf
Formulir persalinan / nifas dan KB
Formulir rujukan
Formulir surat kelahiran
Formulir permintaan darah
Formulir kematian

e.

Obat - Obatan
Roborantia

Vaksin
Syok anafilak

3.

Adrenalin 1:1000

Anti histamine

Hidrokortison

Aminophilin 230 mg / 10ml

Dopamine

Sarana Dan Prasarana Asuhan Rooming-In / Rawat Gabung


a. Media Penyuluhan Kesehatan
1. Ada poster di dinding
-

Pesan-pesan ASI Ekslusif

Pesan Immunisas

Pesan Vitamin A

Persalinan

Tanda Bahan

2. Ada leaflet
3. Ada booklet
4. Ada majalah bidan
5. dan lainnya
b. Sarana
1.

Rumah terbuat dari tembok

2.

Lantai keramik

3.

Ruang tempat periksa

4.

Ruang perawatan

5.

Dapur

6.

Kamar mandi

7.

Ruang cuci pakaian/alat

8.

Ruang tunggu

9.

Wastafel

10. Tempat sampah


11. Tempat parker

7.

Pelayanan yang Diberikan Bidan Praktek Mandiri


Dalam bidan praktek mandiri memberikan pelayanan yang meliputi :
1.

Penyuluhan Kesehatan

2.

Konseling KB

3.

Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)

4.

Asuhan Persalinan

5.

Perawatan Nifas (senam nifas)

6.

Perawatan Bayi

7.

Pelayanan KB ( IUD, AKBK, Suntik, Pil )

8.

Imunisasi ( Ibu dan Bayi )

9.

Kesehatan Reproduksi Remaja

10.

Perawatan Pasca Keguguran.

Sebelum mendirikan BPM saya akan membuat


berdasarkan POAC
1. Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan.
1. Do ( Pelaksanaan)

sistem manajemen

Dalam memberikan pelayanan kesehatan harus sesuai dengan


procedure yang telah ditetapka
2. Check (Pengecekan
Kemudian melakukan pengecekan apakah pelayanan yang kita
berikan sudah sesuai dengan standar atau belum
3. Act (Perbaikan)
Apabila pelayanan yang kita berikan belum memenuhi standar
diperlukan upaya upaya perbaikan ,sedangkan jika pelayanan yang
diberikan sudah sesuai hendaknya patut kita pertahankan.

Selain menjaga pelayanan kesehatan dalam pembentukan BPS yang


sesuai dengan SDCA,upaya lain yang dapat kita lakukan ,misalnya :
Membuat suatu inovasi inovasi baru yang berbeda dengan BPS
lainnya,contoh : jasa antar jemput pasien.
Memberikan pelayanan tanpa memandang status ekonmi pasien
Ramah , tamah dan berbudi pekerti luhur
Memberikan fasilitas tempat dengan penuh kenyamanan,mulai dari
keindahan ruangan,ruang untuk menunggu .
Memberikan pelayanan sesuai dengan standard an procedure yang
telah ditetapkan
Pelayanan BPS sebagai suatu usaha mempunyai prisip dasar antara
lain :
a. Kepatuhan terhadap hukum.
b. Etika dan kode etik profesi.
c. Profesionalisme dan keahlian.
d. Orientasi pelayanan.
e. Kesinambungan usaha.
f. Sinergi dan kerja sama.

g. Pengembangan bertahap.
h. Business is business

2.ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugastugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan
kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orangorang itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga
dapat menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi.
Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah
mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan
macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan
kesuatu arah tertentu.
Dalam pen

gorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan


staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting
dalam pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada
tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas
organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu
menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu
melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab
untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang
yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan
memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis
untuk mencapai tujuan organisasi.
Langkah-langkah Pengorganisasian :

Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff


tentang tujuan organisasi yang harus dicapai dalam melayani kesehata
masyarakat)
Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang
yang berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis
yang kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi)

Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para


staff, sertapunishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan
tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi
dipadukan untuk menuju tujuan organisasi)

Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang


sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff)

ACTUATING (PENGGERAKAN)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila
tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab.
Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.
Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan
peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi,
misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti
dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk
bekerja agar mencapai tujuan organisasi.

a. Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku


b)
c)
d)
e)
f)

organisasi harus :
Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka
sendiri,
Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting
atau mendesak,
Tugas yang diberikan cukup relevan,
Hubungan harmonis antar rekan kerja.
Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi.
Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam
mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar
mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi. Sedangkan
koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat
organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya
pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang
tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang
yang terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua
sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu
arah yang telah ditentukan.

Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :


1) Mengambil keputusan
2) Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara
pemimpin dan bawahan.
3) Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan
supaya mereka bertindak.
4) Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara
tepat
5) Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka
terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan


motivasi. Perintah adalah petunjuk atau penjelasan kerja, serta
pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku organisasi yang
terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas
dapat berjalan dengan lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah)
seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling.
Jika perintah yang disampaikan pemimpin sesuai dengan kemauan
dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan termotivasi untuk
memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatan organisasi.
Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff sebagai
rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff bekerja
secara baik.
Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah :
a) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
b) Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
c) Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
d) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan
motivasi & prestasi kerja staf
e) Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

3 CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)


Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan
program dan aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila
perlu dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan
staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan
yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan
pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan
program kerja maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk
pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki
makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini
dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik dalam
tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga
dengan hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan
perkembangan lingkungan sekitar organisasi.

Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan


mencatat perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan
memungkinkan pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan
tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum
terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi,
maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Manfaat pengawasan :
Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan

Dapat mengetahui adanya penyimpangan

Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup

Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan

Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi

Proses controlling meliputi :


1. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar
pengendalian,
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan
melaksanakan evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM
yang dimiliki,
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.

Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan


tujuan awal (rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan
mengukur capaian keberhasilannya,
4. Melakukan tindakan perbaikan.
Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan
perbaikan,
5. Meninjau dan menganalisis ulang rencana.
Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun
jika hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan
rencana lanjutan untuk melanjutkan program yang berhasil
tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.
Pengawasan dibedakan menurut sifat dan waktunya :
1. Preventive control
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan
dilaksanakan. Pemimpin mengawasi perencanaan kegiatan
yang akan dilaksanakan hingga persiapan yang dilakukan,
termasuk rekruitmen anggota
2. Repressive control
Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung,
dengan mengawasi hasil yang dari pelaksanaan kegiatan,
serta evaluasi dan laporan yang didapatkan (melakukan
pengukuran capaian hasil)
3. Pengawasan saat proses dilakukan
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan proses,
sehingga langsung mengikuti proses dan mengadakan
korkesi jika ada penyimpangan
4. Pengawasan berkala

Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu


berdasarkan kesepakatan (bisa 1 bulan sekali, 2 atau 3
bulan)
5. Pengawasan mendadak (sidak)
Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk melihat
kinerja staff sehari-hari dan menghindari terjadinya
penyimpangan
6. Pengawasan Melekat (waskat)
Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal
ini sering dilakukan untuk tujuan-tujuan yang spesifik dan
bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecil-kecilnya
terjadi penyimpangan atau kesalahan

Kegiatan-kegiatan
yang
juga
termasuk
dalam
kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi dan pelaporan. Evaluasi
merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau
program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup
capaian tujuan kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan
efesiensi
penganggaran
dan
proses
kegiatan.
Sedangkan
pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.
Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang
terlibat agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan.
Untuk itu controlling haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan
dengan standar organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja
secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai