Diabetes Mellitus Farmakoterapi
Diabetes Mellitus Farmakoterapi
Disusun oleh:
Hana Youlanda
1112102000033
Afra Fitrianita
1112102000047
Nita Fitriani
1112102000078
Ikhda Khullatil M
1112102000094
DIABETES MELITUS
FAKTOR RISIKO
Setiap orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko diabetes selayaknya waspada akan
kemungkinan dirinya mengidap diabetes. Para petugas kesehatan, dokter, apoteker dan petugas
kesehatan lainnya pun sepatutnya memberi perhatian kepada orang-orang seperti ini, dan
menyarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui kadar glukosa darahnya
agar tidak terlambat memberikan bantuan penanganan. Karena makin cepat kondisi diabetes
melitus diketahui dan ditangani, makin mudah untuk mengendalikan kadar glukosa darah dan
mencegah komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa faktor risiko untuk diabetes
melitus, terutama untuk DM Tipe 2, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Faktor Risiko Untuk Diabetes Tipe 2
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Insulin
Mulai
(jam)
Kerja singkat
0,5
1-3
0,5
2-4
6-8
Kerja
sedang 1-2
(NPH=isophane)
6-12
18-24
Kerja
mulai
singkat
sedang 0,5
kerja
4-12
24
2,5
7-15
24
Kerja lama
4-6
14-20
24-36
Protamin zinc
Sulfat
Sediaan
campuran
0,5
0,5
0,5
1,5-8
1-8
1-8
14-16
14-15
14-15
Humulin 20/80
Humulin 30/70
Humulin 40/60
Mixtard 30/70
penfil
Kekuatan
Actrapis HM
Actrapis HM
Penfil
40 UI/ml
100UI/ml
Insulatard HM
Insulatard HM
Penfil
Monotard HM
40 UI/ml
100 UI/ml
40 UI/ml
100 UI/ml
40 UI/ml
100 UI/ml
40 UI/ml
100 UI/ml
Indikasi : DM tipe 1 dan DM tipe 2 yang gula darahnya tidak dapat dikendalikan dengan
diet dan antidiabetik oral, DM dengan berat badan yang menurun cepat, DM dengan
komplikasi akut, DM paskabedah pankreas, ketoasidosis dan koma hiperosmolar, DM
dengan kehamilan
Peringatan: kadar gula darah dipantau
Interaksi obat: sejumlah obat dapat meningkatkan atau menurunkan efek hipoglikemik,
penyesuaian dosis. Insulin harus dilakukan jika digunakan bersamaan dengan obat ini
(lihat tabel 2 dan 3)
Efek samping: hipoglikemia, reaksi alergi
Tabel 2 obat yang menurunkan efek hipoglisemik insulin
Kontrasepsi oral
Kortikosterois
Siklofosfamid
Diltiazem
Dobutamin
Epinefrin
Fenitoin, dll
ACE inhibitor
Alkohol
Beta bloker
Klofibrat
MAO inhibitor
Mebendazol
Klonidin, dll
2. Sulfonilurea
Mekanisme kerja: sulfonilurea bekerja merangsang sekresi insulin pada pankreas
sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat bereproduksi
Tabel 4 obat-obat golongan sulfonilurea
Nama obat
Indikasi
Kontra
indikasi
Peringatan
Efek samping
Sediaan
beredar
KLORPROPAMID
NIDDM
ringansedang
wanita
menyusui,
profiria,
ketoasidosis
penggunaan
harus hatihati
pada
[asien usia
lanjut,
gangguan
fungsi hati
dan ginjal
(ADH)
dan
dengan
frekuensi sangat
jarang
menyebabkan
hiponatremia
dan
fotosensitivitas.
Hipoglikemia
dapat terjadi bila
dosis tidak tepat
atau diet terlalu
ketat juga pada
gangguan fungsi
hati/ginjal atau
pada orang usia
lanjut.
GLIKAZID
NIDDM
ringansedang
Lihat klorpropamid
Glibet
dankos
GLIBENKLAMID
(gliburid)
NIDDM
ringansedang
Lihat klorpropamid
Abenon
herioc
GLIPIZID
NIDDM
ringansedang
Lihat klorpropamid
Aldiab
merk
GLIKUIDON
NIDDM
ringansedang
Lihat klorpropamid
Glurenirm
boehringer
ingelheim
GLIMEPIRID
NIDDM
ringansedang
Lihat klorpropamid
Amaryl
aventis
TOLBUTAMID
NIDDM
ringansedang
Lihat klorpropamid
Recodiabet
global
3. Biguanida
Pioglitazon
Rosiglitazon
bioavailabilitas
99%
Tmax
1jam
Pengaruh makanan
Ekskresi
Urin (15-30%)
3-7 jam
3-4 jam
Cmax
Indikasi
Kontra
indikasi
PIOGLITAZON
Hiperglikemia Hipersensitiv
Efek samping
Hentikan
Udem,
Atorvastatin
sakit
ROSIGLITAZON
hiperglikemia
Hipersensitiv Hentikan
itas terhadap terapi jika
Rosiglitazon ditemukan
gangguan
hati,
jantung,
kehamilan
dan ketokonal
mempengaruhi
pioglitazon
dan
pioglitazon
mempengaruhi
atorvastatin,
midazolam,
nifedipin,
kontrasepsi
oral
kepala,
hipoglikemia,
mialgia,
faringitis,
sinusitis
Nyeri
punggung,
sakit kepala,
hiperglikemia,
luka, sinusitis,
anemia ketika
digunakan
bersamaan
dengan
metformin,
udem ketika
digunakan
bersamaan
dengan insulin
5. Inhibitor -glukosidase
Mekanisme kerja: akarbosa bekerja menghambat alpha-glukosidase sehingga mencegah
penguraian sukrosa dan karbohidrat kompleks dalam usus halus dengan demikian
memperlambat dan menghambat penyerapan karbohidrat.
Farmakokinetik: konsentrasi plasma puncak akan bertahan 14-24 jam setelah konsumsi
obat, sedangkan konsentrasi plasma puncak dari zat aktif akan bertahan sekitar 1 jam.
Akarbosa dimetabolisme di saluran cerna oleh bakteri intestinal dan enzim pencernaan.
Fraksi metabolit ini diabsorbsi (34% dari dosis) dan diekskresikan melalui urin.
AKARBOSA dan MIGLITOL
Indikasi : sebagai tambahan terhadap sulfonilurea atau biguanida pada DM yang tidak dapat
dikendalikan dengan obat dan diet.
Kontra indikasi: anak usia dibawah 12 tahun, ibu hamil dan menyusui, kolitis ulseratif, obstruksi
usus, gangguan fungsi hati, ginjal.
Efek samping: flatulensi, diare, perut kembung dan nyeri, ikterus, hepatitis.
SOAL
Ny. S 62 tahun, berat badan 55 kg, tinggi badan 153 cm mempunyai riwayat hipertensi dan
diabetes tipe 2 sejak 1 tahun yang lalu. Pasien meminum obat metformin 1g 2 x sehari, Ramipril
5 mg sekali sehari, atorvastatin 10 mg sekali sehari, dan glyburide 5 mg 2 x sehari. General
check up terbaru diperoleh hasil lab sbb:
A1c: 6,7%
GDP: 119 mg/dl
SCr: 1,29 mg/dl
AST: 19 U/L
ALT: 16 U/L
Total Kolesteol: 165 mg/dl
LDL: 90 mg/dl
HDL: 39 mg/dl
DAFTAR PUSTAKA