Anda di halaman 1dari 32

GANGGUAN NEUROTIK,

SOMATOFORM, DAN YANG TERKAIT


DENGAN STRES
Windy Ayu Safitri
030.09.270
FK TRISAKTI
PEMBIMBING :
dr. Ismoyowati , Sp.KJ

GANGGUAN NEUROTIK, SOMATOFORM,


DAN YANG TERKAIT DENGAN STRES
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.

F40 Gangguan Ansietas Fobik


F41 Gangguan Ansietas Lainnya
F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif
F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan
Gangguan Penyesuaian
F44 Gangguan Disosiatif (Konversi)
F45 Gangguan Somatoform
F48 Gangguan Neurotik Lainnya

I. F40 Gangguan Ansietas Fobik


a.

Agoraphobia
Ketakutan yang sangat dan tidak masuk akal pada tempat terbuka,
ditandai dengan ketakutan yang nyata saat berada sendiri atau di
tempat ramai yang sulit dihindari atau tidak bisa meminta tolong
Keadaan ini dibagi menjadi 2 :
- Disertai dengan serangan panik
- Tanpa gangguan panik

Etiologi :

Faktor genetika

Teori psikoanalitik
separation anxiety : riwayat kecemasan perpisahan, ditelantarkan
Epidemiologi :

Dapat berkembang pada setiap usia

Sebagian pasien disertai gangguan panik

Kriteria Diagnosis :
Untuk agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
a. Adanya agoraphobia berhubungan dengan
rasa takut mengalami gejala mirip panik
b. Tidak memenuhi kriteria gangguan panik
c. Gangguan bukan karena efek fisiologis
langsung dari suatu zat atau kondisi medis
umum
d. Jika ditemukan suatu kondisi medis umum
yang berhubungan, rasa takut yg dijelaskan
dalam kriteria a jelas melebihi dari apa yg
biasanya berhubungan dengan kondisi.

Penatalaksanaan :
Terapi kognitif
Antiansietas
Antidepressan
Prognosis :
Pada kasus agoraphobia karena gangguan panik,
jika gangguan panik diobati agoraphobia
seringkali membaik.
Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
seringkali menyebabkan ketidakberdayaan yg
kronis.

b. Fobia spesifik
Gangguan cemas yg ditandai dengan rasa takut yg menetap dan
berlebihan atau tidak beralasan pd objek dan situasi yg terbatas
dan jelas,berlawanan dengan rasa takut sendirian atau ditempat2
umum (agoraphobia) atau takut mendapat malu pada situasi sosial (fobia
sosial)
Etiologi:
1.
Pengalaman emosional
Contoh: pengalaman mengemudi kecelakaan
2.
ModelLing : seseorang mengamati reaksi pada orang lain
3.
Pengalihan informasi : seseorang bisa diajarkan/diperingatkan tentang
bahaya objek tertentu
4.
Faktor genetik
Epidemiologi :

Lebih sering dibandingkan dengan fobia sosial

Pria : Wanita = 1 : 2

Onset fobia spesifik untuk :


Tipe Lingkungan alami, Tipe Darah, dan Tipe Injeksi : >> pada rentang usia
5-9 tahun
Tipe Situasional ( kecuali takut ketinggian) : pertengahan usia 20-an

Kriteria Diagnosis :
Rasa takut yg jelas, menetap, dan berlebihan terhadap

objek atau situasi tertentu


Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respon
kecemasan yg segera
Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya berlebihan
Situasi fobik dihindari/dihadapi dengan kecemasan/penderitaan yg kuat
Penghindaran, antisipasi kecemasan yg ditakuti, secara bermakna
mengganggu rutinitas, fungsi pekerjaan/aktivitas sosial, atau terdapat
penderitaan yg jelas karena menderita fobia
Individu berusia dibawah 18 tahun, durasi min.6 bulan
Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik berhubungan
dengan objek atau situasi spesifik adalah tidak lebih baik diterangkan
oleh gangguan mental lain

Penatalaksanaan :
Terapi Pemaparan menggunakan pemaparan stimulus fobik yg
serial dan bertahap
Pendekatan kognitif
Farmakoterapi : antagonis -adrenergik

c.

Fobia Sosial
Gangguan cemas yg ditandai dengan perasaan takut dan
menghindar dari situasi sosial atau pertunjukan; setiap ketakutan
tersebut berupa keadaan yg memalukan dan penghinaan

Penatalaksanaan :

Psikoterapi
Kombinasi metode perilaku dan kognitif

Farmakoterapi
Fenelzin, Alprazolam, Klonazepam
Prognosis :
Kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi menghasilkan hasil yg
lebih baik daripada terapi tersebut sendiri-sendiri.

II. Gangguan Ansietas Lainnya


Gangguan panik merupakan suatu gangguan
yg ditandai oleh kecemasan yg spontan,
episodik dan hebat. Biasanya berlangsung
hanya 30 menit.
Epidemiologi :
1. Wanita 2-3x lebih sering daripada laki-laki
2. Faktor sosial, yaitu riwayat
perceraian/perpisahan yg belum lama
3. Paling sering pada dewasa muda

Etiologi :
Faktor Biologis
disebabkan oleh berbagai kelainan biologis didalam struktur
dan fungsi otak.
Faktor Psikososial
akibat dari pertahanan yg tidak berhasil dalam melawan impuls yg
menyebabkan kecemasan.
Faktor Genetika
peningkatan resiko gangguan panik 4-8x lipat
Gambaran klinis :
Serangan dimulai dengan periode gejala yg meningkat cepat selama
10menit
Gejala mental utama, yaitu ketakutan yg kuat dan peasaan ancaman
kematian
Pasien tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya
Pasien merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam
memusatkan perhatian
Tanda fisik, yaitu takikardi, palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat
Pasien sering mencoba meninggalkan situasi dimana dia berada untuk
mencari bantuan

Bentuk-bentuk Gangguan Ansietas :


1.

Ansietas Paroksismal Episodik


Serangan ansietas berat dan berulang, tidak terbatas pada
situasi tertentu dan tidak terduga. Serangan berlangsung
beberapa menit.

2.

Ansietas Menyeluruh
Gangguan ini menyeluruh dan menetap (bertahan lama), tidak
terbatas pada keadaan lingkungan tertentu.

3.

Campuran Ansietas dan Depresif


Terdapat gejala ansietas dan depresif tetapi masing2 tidak
menunjukkan gejala yg cukup berat. Beberapa gejala otonomik
seperti tremor, palpitasi, dan mules harus ditemukan. Apabila
gejala otonomik tidak ditemukan maka kategori ini tdak
dipergunakan.

III. Gangguan Obsesif-Kompulsif


Obsesi : pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yg
mengganggu.
Kompulsi : pikiran atau perilaku yg disadari,
dibakukan, dan rekuren seperti berhitung,
memeriksa atau menghindari.
Etiologi :
Disregulasi serotonin
Peningkatan aktivitas di lobus frontalis, gangglia
basalis, dan singulum pada PET
35% dari faktor genetik

Manifestasi klinis :
Gagasan/impuls yg memaksakan dirinya terus menerus
untuk melakukan pekerjaan yg berulang-ulang
Perasaan ketakutan yg mencemaskan dan melakukan
tindakan kebalikan melawan gagasan impuls
Pasien menyadari melakuan perbuatan yg mustahil dan
tidak masuk akal tetapi merasakan dorongan yg kuat
untuk memahaminya
Diagnosis :
Untuk menegakkan d/pasti, gejala2 obsesif atau tindakan
kompulsi atau keduanya harus ada setiap hari sedikitnya
2minggu berturut-turut. Hal itu merupakan sumber
penderitaan dan mengganggu aktivitas pasien.

Diagnosis banding :
Depresi
Gangguan Tourette
Gangguan tik lainnya
Epilepsi lobus temporalis
Kadang2 komplikasi trauma dan pasca ensphalitik
Perjalanan penyakit dan prognosis :
Rata2 pasien memiliki onset gejala yg tiba2
50-70% pasien memiliki onset gejala setelah suatu peristiwa yg
menyebabkan stres seperti kehamilan, masalah seksual, atau
kematian.
Perjalanan penyakit pasien ada yg berfluktuasi dan ada yg konstan
Prognosis yg buruk dinyatakan oleh mengalah bukannya menahan
pada kompulsi, onset pada masa anak2, kompulsi yg aneh, perlu
perawatan diRS, gangguan disertai depresi yg berat, kepercayaan
waham, adanya gagasan yg terlalu dipegang, dan adanya
gangguan kepribadian.
Pronosis yg baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yg
baik, adanya peristiwa pencetus dan suatu sifat gejala yg episodik

Penatalaksanaan :
Farmakoterapi
Klomipramin, SSRI (Fluoksetin), Lithium, atau MAOI
(Fenelzin)
Psikoterapi
Terapi perilaku dengan desensitasi
Terapi keluarga

IV. Reaksi Terhadap


Penyesuaian

Stres

Berat

dan

Gangguan

Reaksi terhadap stres berat


A.

Reaksi terhadap stres akut


Suatu gangguan sementara yg cukup parah yg terjadi
pd seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yg
nyata, sebagai respon thd stres fisik maupun mental
yg luar biasa yg biasanya menghilang dalam
beberapa jam atau hari.

Pedoman diagnostik :

Harus ada kaitan waktu yg langsung dan jelas antara


terjadinya stres yg luar biasa dengan onset gejala

Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan


segera setelah kejadian

Gejala-gejala :
Terdapat gejala campuran yg berubah-ubah;
selain gejala permulaan berupa keadaan terpaku
(daze)
Depresif
Ansietas
Kemarahan
Kekecewaan
Hiperaktif
Penarikan diri
Gejala mulai mereda setelah 24-48 jam dan
biasanya menghilang setelah 3 hari.

B. Gangguan Stres Pasca Trauma


Timbul sbg respon yg berkepanjangan dan atau tertunda
terhadap kejadian/situasi yang menimbulkan stres, cenderung
menyebabkan distres pd hampir setiap orang.
Faktor Predisposisi
Ciri kepribadian misal kompulsif
Adanya riw. Ggn neurotik sebelumnya
Gejala Khas :
Bayangan2 kejadian traumatik terulan kembali (flashback) atau dalam
mimpi
Kondisi perasaan beku & penumpulan emosi
Menjauhi org lain
Tidak responsif terhadap lingkungannya
Anhedonia
Menghindari aktivitas dan situasi yg berkaitan dengan traumanya
Kadang terjadi reaksi draatik, mendadak ketakutan, panik atau agresif
bila teringat traumanya

Onset :
Terjadi setelah trauma, masa laten antara beberapa mgg-bulan
(jarang melampaui 6 bln)
Penatalaksanaan :
BZD
Litium
-blocker
Klonidin
Karbamazepin
DD :
Intoksikasi alkohol
Ansietas
Ggn kepribadian ambang
Ggn waham
Depresi
Korban selamat dari bencana alam
Ggn panik
Tindak kekerasan, perkosaan dan penganiayaan seks
Halusinasi, ilusi dan insomnia
Berpura-pura

C. Gangguan Penyesuaian
Keadaan stres yg subjektif dan gangguan emosional yg
mengganggu kinerja dan fungsi. Timbul pada periode adaptasi
terhadap perubahan yg bermakna atau akibat dari peristiwa
kehidupan yg penuh stres.
Manifestasi klinik :
Afek depresif
Ansietas
Kecemasan
Perasaan tidak mampu menghadapi dan menyesuaikan, serta
merencanakan masa depan
Dissability dalam kinerja kegiatan rutin sehari-hari
Pada remaja : agresif dan dissosial
Pada anak-anak2 : fenomena regresi
Lamanya gejala tidak melebihi 6bulan kecuali dalam kasus reaksi
depresif berkepanjangan

V. Gangguan Disosiatif (Konversi)


Adanya kehilangan (sebagian/seluruh) dari integrasi
normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan
identitas&penghayatan serta kendali terhadap gerakan
tubuh.
Gangguan ini merupakan hal yg bersifat psikogenik yg
berkaitan dengan kejadian traumatik, problem yg tidak
dapat diselesaikan dan tidak dapat ditolerir atau gangguan
dalam pergaulan.
Pedoman diagnostik :
Tidak ada bukti gangguan fisik
Adanya gangguan psikologis dalam keadaan yg stressfull
atau hub.interpersonal yg terganggu (meskipun disangkal)

Bentuk Gangguan Disosiatif :


1.

Amnesia Disosiatif
Adalah ketidakmampuan untuk mengingat informasi yg baru
saja disimpan dalam ingatan pasien, biasanya tentang peristiwa yg
menegangkan/traumatik dalam kehidupannya bukan disebabkan
oleh gangguan mental organik.
Amnesia dari amnesia disosiatif dapat mengambil 1 dari beberapa
bentuk :
- Amnesia terlokalisasi, kehilangan daya ingat terhadap peristiwa
dalam periode singkat/hanya dlm beberapa jam-hari
- Amnesia umum, kehilangan daya ingat akan pengalaman
selama hidupnya
- Amnesia selektif, kegagalan mengingat beberapa peristiwa
selama waktu yg singkat

2.

Fugue Disosiatif
Memiliki semua ciri amnesia disosiatif ditambah gejala melakukan
perjalanan meninggalkan rumah/tempat kerja yg disengaja,
seringkali mengambil identitas dan pekerjaan yg sepenuhnya baru
walaupun identitas baru biasanya kurang lengkap.

3.

Gangguan Trans dan Kesurupan


Adanya kehilangan penghayatan sementara akan identitas diri
dan kesadaran terhadap lingkungannya.
Gambaran Klinis :

4.

Gangguan Motorik Disosiatif

5.

Berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan


gaib, malaikat, kekuatan lain.
Perhatian dan kewaspadaan terbatas atau terpusat pada satu atau
dua aspek yg ada dilingkungan dan seringkali gerakan, posisi
tubuh dan kata2nya juga terbatas dan diulang2.

Paralisis bersifat parsial dengan gerakan yg lemah atau lambat


Tremor yg berlebihan pada satu atau lebih ekstremitas atau pada
seluruh badan
Terjadi berbagai bentuk dan taraf inkoordinasi khususnya pada kaki
sehingga cara jalan aneh dan ketidakmampuan berdiri tanpa
dibantu.

Konvulsi Disosiatif
Menyerupai kejang epileptik daam hal gerakannya, tapi jarang
disertai lidah tergigit dan luka karena jatuh saat serangan dan
inkontinensia urine, tidak dijumpai kehilangan kesadaran tapi
diganti dengan keadaan stupor atau trans.

IV. Gangguan Somatoform

Suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala


fisik ( nyeri, mual, pusing ) dimana tidak dapat
ditemukan penjelasan medis yang adekuat.
Menyebabkan penderitaan emosional yg bermakna
sehingga peranan sosial dan pekerjaannya menjadi
terganggu.

DSM-IV, 5 ggg spesifik :


1.

2.

Gangguan Somatisasi :
Banyak gejala somatik yg tdk dapat dijelaskan
berdasarkan pem. Fisik & lab.
Melibatkan sistem organ yg multipel.
Kronis.
Penderitaan psikologis, ggg fungsional & pekerjaan,
perilaku mencari bantuan medis yg berlebihan.
Gangguan Konversi :
Suatu ggg yg ditandai oleh adanya 1 atau lebih gejala
neurologis (paralisis, kebutaan , parestesia) yg tdk
dapat dijelaskan secara medis.
Faktor psikologis berhubungan dgn awal gejala.

3. Hipokondriasis

Hipokondrium : sering mengalami keluhan


pada abdomen.

Interpretasi pasien yg tidak realistik&tdk akurat


terhadap gejala atau sensasi fisik,
menyebabkan preokupasi&ketakutan bahwa
mereka menderita penyakit yg serius,padahal
tdk ditemukan penyebab medis.

Percaya bahwa mereka menderita penyakit


yang parah yg belum terdeteksi&tdk dpt
diyakinkan akan kebalikannya.

4.

5.

Gangguan Dismorfik Tubuh


Preokupasi dgn suatu cacat tubuh yg dikhayalkan (tdk
memiliki hidung), atau suatu penonjolan distorsi dari
cacat yg minimal atau kecil.
Ggg dlm kehidupan pribadi, sosial & pekerjaan.
Gangguan Nyeri
Adanya nyeri pd 1 atau lebih tempat yg tidak
sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau
neurologis nonpsikiatrik.
Ada hubungan dgn faktor psikologis.

Epidemiologi :

Wanita > Pria

Berhubungan terbalik dgn posisi sosial

Biasanya onset sebelum usia 30 tahun


Etiologi :
1. Faktor Psikososial
Menghindari tanggung jawab, tdk bisa menyelesaikan masalah,
ekspresi emosi yang tdk bisa diungkapkan dgn kata2.
2. Faktor Biologis
Genetik, gangguan metabolisme zat di otak.
3. Faktor prilaku
4.
Faktor interpersonal
Prognosis :

Baik

Semakin lama gejala semakin buruk prognosisnya.

DD/ :

Sklerosis multiple
Miastenia gravis
SLE
Simptom awal AIDS
Hipertiroid
Hiperparatiroid
Infeksi sistemik kronis
Sindroma Guillen-Barre
Neuritis optik

Terapi :
Farmakoterapi :
Psikotropik bila ada ggg mood atau ggg kecemasan.
Analgesik ( ggg nyeri )
Antidepressan
Anxiolitik
Psikoterapi :
Psikoterapi kelompok
Hipnosis
Terapi perilaku

VII.

Gangguan Neurotik Lainnya

A.

Neurastenia
Keluhan utama yaitu kelemahan fisik hanya karena
kegiatan ringan disertai nyeri dan sakit otot dan tidak
mampu untuk rileks.
Ciri Khas : Kekhawatiran pasien pada kelelahan dan
kelemahan serta penurunan efisiensi mental dan fisik.

B.

Sindrom Depersonalisasi-Derealisasi
Keadaan dimana pasien mengeluh bahwa aktivitas
mentalnya, tubuhnya, lingkungannya, menjadi
berubah kualitasnya sehingga menjadi tidak nyata
dan asing.

Kriteria Diagnosis :
1. Gejala depersonalisasi yaitu pasien merasa
pengalamannya seperti terlepas, jauh,bukan
dirinya, hilang, dsb
2. Gejala derealisasi yaitu orang atau lingkungan
sekitarnya tidak nyata, jauh, semu, tanpa
warna, tidak hidup, dsb
3. Memahami bahwa hal tersebut merupakan
spontan dan subjektif dan bukan disebabkan
oleh kekuatan dari luar atau orang lain
4. Pengindraan tidak terganggu dan tidak ada
keadaan kebingungan atau epilepsi

Anda mungkin juga menyukai