Agoraphobia
Ketakutan yang sangat dan tidak masuk akal pada tempat terbuka,
ditandai dengan ketakutan yang nyata saat berada sendiri atau di
tempat ramai yang sulit dihindari atau tidak bisa meminta tolong
Keadaan ini dibagi menjadi 2 :
- Disertai dengan serangan panik
- Tanpa gangguan panik
Etiologi :
Faktor genetika
Teori psikoanalitik
separation anxiety : riwayat kecemasan perpisahan, ditelantarkan
Epidemiologi :
Kriteria Diagnosis :
Untuk agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
a. Adanya agoraphobia berhubungan dengan
rasa takut mengalami gejala mirip panik
b. Tidak memenuhi kriteria gangguan panik
c. Gangguan bukan karena efek fisiologis
langsung dari suatu zat atau kondisi medis
umum
d. Jika ditemukan suatu kondisi medis umum
yang berhubungan, rasa takut yg dijelaskan
dalam kriteria a jelas melebihi dari apa yg
biasanya berhubungan dengan kondisi.
Penatalaksanaan :
Terapi kognitif
Antiansietas
Antidepressan
Prognosis :
Pada kasus agoraphobia karena gangguan panik,
jika gangguan panik diobati agoraphobia
seringkali membaik.
Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
seringkali menyebabkan ketidakberdayaan yg
kronis.
b. Fobia spesifik
Gangguan cemas yg ditandai dengan rasa takut yg menetap dan
berlebihan atau tidak beralasan pd objek dan situasi yg terbatas
dan jelas,berlawanan dengan rasa takut sendirian atau ditempat2
umum (agoraphobia) atau takut mendapat malu pada situasi sosial (fobia
sosial)
Etiologi:
1.
Pengalaman emosional
Contoh: pengalaman mengemudi kecelakaan
2.
ModelLing : seseorang mengamati reaksi pada orang lain
3.
Pengalihan informasi : seseorang bisa diajarkan/diperingatkan tentang
bahaya objek tertentu
4.
Faktor genetik
Epidemiologi :
Pria : Wanita = 1 : 2
Kriteria Diagnosis :
Rasa takut yg jelas, menetap, dan berlebihan terhadap
Penatalaksanaan :
Terapi Pemaparan menggunakan pemaparan stimulus fobik yg
serial dan bertahap
Pendekatan kognitif
Farmakoterapi : antagonis -adrenergik
c.
Fobia Sosial
Gangguan cemas yg ditandai dengan perasaan takut dan
menghindar dari situasi sosial atau pertunjukan; setiap ketakutan
tersebut berupa keadaan yg memalukan dan penghinaan
Penatalaksanaan :
Psikoterapi
Kombinasi metode perilaku dan kognitif
Farmakoterapi
Fenelzin, Alprazolam, Klonazepam
Prognosis :
Kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi menghasilkan hasil yg
lebih baik daripada terapi tersebut sendiri-sendiri.
Etiologi :
Faktor Biologis
disebabkan oleh berbagai kelainan biologis didalam struktur
dan fungsi otak.
Faktor Psikososial
akibat dari pertahanan yg tidak berhasil dalam melawan impuls yg
menyebabkan kecemasan.
Faktor Genetika
peningkatan resiko gangguan panik 4-8x lipat
Gambaran klinis :
Serangan dimulai dengan periode gejala yg meningkat cepat selama
10menit
Gejala mental utama, yaitu ketakutan yg kuat dan peasaan ancaman
kematian
Pasien tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya
Pasien merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam
memusatkan perhatian
Tanda fisik, yaitu takikardi, palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat
Pasien sering mencoba meninggalkan situasi dimana dia berada untuk
mencari bantuan
2.
Ansietas Menyeluruh
Gangguan ini menyeluruh dan menetap (bertahan lama), tidak
terbatas pada keadaan lingkungan tertentu.
3.
Manifestasi klinis :
Gagasan/impuls yg memaksakan dirinya terus menerus
untuk melakukan pekerjaan yg berulang-ulang
Perasaan ketakutan yg mencemaskan dan melakukan
tindakan kebalikan melawan gagasan impuls
Pasien menyadari melakuan perbuatan yg mustahil dan
tidak masuk akal tetapi merasakan dorongan yg kuat
untuk memahaminya
Diagnosis :
Untuk menegakkan d/pasti, gejala2 obsesif atau tindakan
kompulsi atau keduanya harus ada setiap hari sedikitnya
2minggu berturut-turut. Hal itu merupakan sumber
penderitaan dan mengganggu aktivitas pasien.
Diagnosis banding :
Depresi
Gangguan Tourette
Gangguan tik lainnya
Epilepsi lobus temporalis
Kadang2 komplikasi trauma dan pasca ensphalitik
Perjalanan penyakit dan prognosis :
Rata2 pasien memiliki onset gejala yg tiba2
50-70% pasien memiliki onset gejala setelah suatu peristiwa yg
menyebabkan stres seperti kehamilan, masalah seksual, atau
kematian.
Perjalanan penyakit pasien ada yg berfluktuasi dan ada yg konstan
Prognosis yg buruk dinyatakan oleh mengalah bukannya menahan
pada kompulsi, onset pada masa anak2, kompulsi yg aneh, perlu
perawatan diRS, gangguan disertai depresi yg berat, kepercayaan
waham, adanya gagasan yg terlalu dipegang, dan adanya
gangguan kepribadian.
Pronosis yg baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yg
baik, adanya peristiwa pencetus dan suatu sifat gejala yg episodik
Penatalaksanaan :
Farmakoterapi
Klomipramin, SSRI (Fluoksetin), Lithium, atau MAOI
(Fenelzin)
Psikoterapi
Terapi perilaku dengan desensitasi
Terapi keluarga
Stres
Berat
dan
Gangguan
Pedoman diagnostik :
Gejala-gejala :
Terdapat gejala campuran yg berubah-ubah;
selain gejala permulaan berupa keadaan terpaku
(daze)
Depresif
Ansietas
Kemarahan
Kekecewaan
Hiperaktif
Penarikan diri
Gejala mulai mereda setelah 24-48 jam dan
biasanya menghilang setelah 3 hari.
Onset :
Terjadi setelah trauma, masa laten antara beberapa mgg-bulan
(jarang melampaui 6 bln)
Penatalaksanaan :
BZD
Litium
-blocker
Klonidin
Karbamazepin
DD :
Intoksikasi alkohol
Ansietas
Ggn kepribadian ambang
Ggn waham
Depresi
Korban selamat dari bencana alam
Ggn panik
Tindak kekerasan, perkosaan dan penganiayaan seks
Halusinasi, ilusi dan insomnia
Berpura-pura
C. Gangguan Penyesuaian
Keadaan stres yg subjektif dan gangguan emosional yg
mengganggu kinerja dan fungsi. Timbul pada periode adaptasi
terhadap perubahan yg bermakna atau akibat dari peristiwa
kehidupan yg penuh stres.
Manifestasi klinik :
Afek depresif
Ansietas
Kecemasan
Perasaan tidak mampu menghadapi dan menyesuaikan, serta
merencanakan masa depan
Dissability dalam kinerja kegiatan rutin sehari-hari
Pada remaja : agresif dan dissosial
Pada anak-anak2 : fenomena regresi
Lamanya gejala tidak melebihi 6bulan kecuali dalam kasus reaksi
depresif berkepanjangan
Amnesia Disosiatif
Adalah ketidakmampuan untuk mengingat informasi yg baru
saja disimpan dalam ingatan pasien, biasanya tentang peristiwa yg
menegangkan/traumatik dalam kehidupannya bukan disebabkan
oleh gangguan mental organik.
Amnesia dari amnesia disosiatif dapat mengambil 1 dari beberapa
bentuk :
- Amnesia terlokalisasi, kehilangan daya ingat terhadap peristiwa
dalam periode singkat/hanya dlm beberapa jam-hari
- Amnesia umum, kehilangan daya ingat akan pengalaman
selama hidupnya
- Amnesia selektif, kegagalan mengingat beberapa peristiwa
selama waktu yg singkat
2.
Fugue Disosiatif
Memiliki semua ciri amnesia disosiatif ditambah gejala melakukan
perjalanan meninggalkan rumah/tempat kerja yg disengaja,
seringkali mengambil identitas dan pekerjaan yg sepenuhnya baru
walaupun identitas baru biasanya kurang lengkap.
3.
4.
5.
Konvulsi Disosiatif
Menyerupai kejang epileptik daam hal gerakannya, tapi jarang
disertai lidah tergigit dan luka karena jatuh saat serangan dan
inkontinensia urine, tidak dijumpai kehilangan kesadaran tapi
diganti dengan keadaan stupor atau trans.
2.
Gangguan Somatisasi :
Banyak gejala somatik yg tdk dapat dijelaskan
berdasarkan pem. Fisik & lab.
Melibatkan sistem organ yg multipel.
Kronis.
Penderitaan psikologis, ggg fungsional & pekerjaan,
perilaku mencari bantuan medis yg berlebihan.
Gangguan Konversi :
Suatu ggg yg ditandai oleh adanya 1 atau lebih gejala
neurologis (paralisis, kebutaan , parestesia) yg tdk
dapat dijelaskan secara medis.
Faktor psikologis berhubungan dgn awal gejala.
3. Hipokondriasis
4.
5.
Epidemiologi :
Baik
DD/ :
Sklerosis multiple
Miastenia gravis
SLE
Simptom awal AIDS
Hipertiroid
Hiperparatiroid
Infeksi sistemik kronis
Sindroma Guillen-Barre
Neuritis optik
Terapi :
Farmakoterapi :
Psikotropik bila ada ggg mood atau ggg kecemasan.
Analgesik ( ggg nyeri )
Antidepressan
Anxiolitik
Psikoterapi :
Psikoterapi kelompok
Hipnosis
Terapi perilaku
VII.
A.
Neurastenia
Keluhan utama yaitu kelemahan fisik hanya karena
kegiatan ringan disertai nyeri dan sakit otot dan tidak
mampu untuk rileks.
Ciri Khas : Kekhawatiran pasien pada kelelahan dan
kelemahan serta penurunan efisiensi mental dan fisik.
B.
Sindrom Depersonalisasi-Derealisasi
Keadaan dimana pasien mengeluh bahwa aktivitas
mentalnya, tubuhnya, lingkungannya, menjadi
berubah kualitasnya sehingga menjadi tidak nyata
dan asing.
Kriteria Diagnosis :
1. Gejala depersonalisasi yaitu pasien merasa
pengalamannya seperti terlepas, jauh,bukan
dirinya, hilang, dsb
2. Gejala derealisasi yaitu orang atau lingkungan
sekitarnya tidak nyata, jauh, semu, tanpa
warna, tidak hidup, dsb
3. Memahami bahwa hal tersebut merupakan
spontan dan subjektif dan bukan disebabkan
oleh kekuatan dari luar atau orang lain
4. Pengindraan tidak terganggu dan tidak ada
keadaan kebingungan atau epilepsi