Anda di halaman 1dari 6

GERAKAN BEBAS PASUNG PUSKESMAS JEURAM

Posted on Oktober 10, 2010 by puskesmasjeuram


Jakarta, Aceh berada paling depan dan selangkah lebih maju dalam bidang program bebas
pasung bagi penderita kesehatan jiwa. Secara nasional program tersebut baru diwujudkan pada
2014, sementara Aceh sudah melaksanakannya pada tahun 2010 ini. Gubernur Aceh Irwandi
Yusuf pun memastikan bahwa Aceh harus bersih dari praktek pemasungan bagi para penderita
kesehatan jiwa pada 2010. Tekad kita membersihkan Aceh dari tindakan pemasungan,
Alhamdulillah akan bisa dicapai, kata Gubernur saat menghadiri seminar tentang kesehatan jiwa
dalam rangka Peringatan Hari Kesehatan Jiwa se Dunia di Kementerian Kesehatan, Jalan HR
Rasuna Said, Jakarta, Kamis (7/10). Menurut Gubernur, kebijakan mengapus pemasungan bukan
pekerjaan yang sulit. Hanya dibutuhkan komitmen Pemerintah, adanya rumah sakit serta
fasilitas transportasi untuk pasien, kata Irwandi Yusuf. Menurutnya, kebijakan serupa bisa
dengan mudah dilakukan oleh gubernur seluruh Indonesia. Jadi tidak perlu harus menunggu
2014, tambah Irwandi. Ia juga menyatakan bahwa Pemerintah Aceh telah menyediakan dana
yang sangat besar untuk jaminan kesehatan masyarakat. Seluruh warga Aceh berobat gratis,
termasuk bagi penderita kesehatan jiwa. Kecuali kalau penyakitnya disebabkan oleh narkoba, itu
tidak kita tanggung, kata Irwandi mengenai program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) yang
menyediakan fasilitas pembiayaan gratis dalam bidang kesehatan. Jumlah penderita kesehatan
jiwa di Aceh menurut Irwandi di atas rat-rata nasional. Penyebab utamanya akibat konflik.
Akibat tsunami ada, tapi sedikit, Paling banyak akibat konflik, ujar Gubernur. Direktur Rumah
Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh Drs Syaifudin Abdurrahman yang berbicara dalam seminar
tersebut memaparkan panjang lebar mengenai kebijakan Pemerintah Aceh dalam
penanggulangan gangguan kesehatan jiwa. Seluruh puskesmas di Aceh telah memiliki fasilitas
penanganan kesehatan jiwa, katanya. Dalam waktu dekat Pemerintah Aceh juga akan
membangun rumah sakit jiwa di tiga kawasan, meliputi barat selatan, tengah tenggara, dan utaratimur. Jumlah penderita kesehatan jiwa di Aceh yang dipasung mencapai 200 orang. Sebagain
besar di antaranya, 109 orang, sudah dibebaskan. Sisanya akan kitatuntaskan sampai Desember
2010, sebut Syaifuddin. Ia mengharapkan dukungan dari Kementerian Kesehatan dalam
menyediakan fasilitas transportasi mobil untuk menjemput para pasien penderita kesehatan jiwa.
Para pasien itu berdomisili di perkampungan, kita perlu mobil angkutan, mudah-mudah bisa
dibantu Kementerian Kesehatan, kata Syaifuddin. Penderita gangguan kesehatan jiwa di Aceh,
menurut Syaifuddin, lebih banyak diderita oleh masyarakat miskin. Akibat kesulitan
pembiayaan, masyarakat memilih melakukan pemasungan daripada mengirimkan si penderita ke
rumah sakit. Insya Allah ke depan hal itu tidak terjadi lagi. Fasilitas rumah sakit jiwa di Banda
Aceh jauh lebih bagus dan lengkap, tambahnya.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf telah membuka rantai pasungan dari kaki salah seorang
warga di Aceh Besar yang telah 15 tahun mengalami gangguan kejiwaan.
Setidaknya masih ada secercah harapan bagi saudara saudara kita yang kini menderita ganguan
kejiwaan,sangat ironis sekali apabila mereka yang menderita nganguan kejiwaan tidak di
perhatikan dan terkesan di biarkan tengelam bersama 1001 cerita bersama dirinya,keterbatasan
ekonomi,pendidikan,dan ketidaktahuan individual kini merupakan salah faktor yang membuat

penderita ganguan kejiwaan di wilayah kerja puskesmas kami mengalami pertambahan,


disamping faktor ekonomi dan pendidikan tadi ada juga faktor yang melatar belakangi yaitu
KONFLIK ACEH GAM VS TNI/POLRI 1998 S/D 2004, rupanya Konflik yang sangat panjang
tersebut menyisakan sebuah kenangan yang sangat pahit bagi mereka yang sekarang mengalami
ganguan kejiwaan, berdasarkan penelusuran yang kami lakukan dalam beberapa waktu yang lalu
hampir 57 % mereka yang menderita kejiwaan disebabkan oleh KONFLIK tersebut.
Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana kami memulai menindak lanjuti program yang
di gembar gemborkan oleh Gubernur Aceh beberapa waktu yang lalu ACEH BEBAS PASUNG
2010 2014 program yang sangat kita harapkan kan tersebut adalah jawaban dari segala usaha
yang kami lakukan selaku Puskesmas UPTD setelah sekian lama kami berusaha dalam
merehabilitasi mereka mereka yang mengalami masalah kejiwaan.di mulai dengan assesment
ulang kami memulai langkah baru untuk mereka.

PROGRAM PENYEGARAN KEAKRABAN STAF


PUSKESMAS JEURAM
Posted on Oktober 1, 2010 by puskesmasjeuram
Kami Kembali !!
Untuk meningkatkan kinerja dan mempererat tali persaudaraan dalam sebuah instansi pemerintah
yang terdapat berbagai aneka ragam sifat manusia,Nah program yang satu ini tidak salah untuk
di coba,program refresing namanya.
Walau tidak begitu penting, namun ternyata program ini efektif dalam meningkatkan kinerja para
staf di Puskesmas Jeuram,dalam observasi yang di lakukan selama dua minggu di capai suatu
hasil yang sangat segnifikan,diatara hasil peningkatan tersebut adalah :
1. Menurun nya rasa kesenjagngan diantara staf.
2. Suasana di tempat kerja kembali bergairah.
3. Waktu kerja staf yang kembali On time.
4. Pelayanan kepada masyarakat meningkat.
5. Tercapainya semua Indikator indikator program yang ada di puskesmas.

JAMINAN KESEHATAN ACEH


Posted on April 21, 2010 by puskesmasjeuram
BANDA ACEH Target program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) mencapai 3,8 juta penduduk
dari 4,3 juta warga Aceh. Dari target ini diprioritaskan pada 1,2 juta warga yang sampai kini

belum mendapat jaminan kesehatan dari Askes, Jamkesmas dan asuransi kesehatan lain, kata
Kadiskes Aceh, dr M Yani kepada Serambi, Senin (18/1).
Menurut M Yani, program JKA dua tahun lalu diusulkan tetapi tidak jelas sasaran sehingga
usulan anggaran yang telah dialokasikan dipangkas oleh panitia anggaran dewan dan
dialokasikan untuk program lain. Tahun ini ujar M Yani, Gubernur Aceh Irwandi minta dirinya
mempersiapkan dokumen dan data dari program JKA secara matang. Persiapan diperlukan
sehingga dalam pembahasan bersama antara Badan Anggaran DPRA bersama Tim Anggaran
Pemerintah Aceh usulan ini tidak lagi di tolak. Misi dan tujuan JKA bukan mengejar jumlah
untuk dilayani tapi kualitas dari pelayanan medis yang diberikan pada pasien JKA akan lebih
baik. Tentunya, ujar M Yani dalam pemilihan asuransi yang akan menangani program ini harus
perusahaan bonafit dan mampu melaksanakan kewajiban dalam pelaksanaan JKA.
Ia mengatakan, uang jaminan yang dalam JKA mencapai Rp 16.000/orang atau lebih besar dari
nilai jaminan Jamkesmas Depkes yang hanya Rp 12.000/orang. Tujuannya agar rakyat miskin
yang mendapat kartu program JKA ini jika berobat ke Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) di 23 Kabupaten/Kota serta RSU Zainal Abidin di Banda Aceh, mendapat
pelayanan medis yang maksimal.
Untuk maksud ini ujar M Yani, perusahaan asuransi kesehatan yang akan melaksanakan program
JKA APBA 2010 harus yang sudah punya jaringan luas di berbagai rumah sakit umum daerah di
Aceh. Begitujuga RSU yang ditinjuk menerima pasien JKA harus bisa menunjukkan jatidiri
sebagai RSUD yang telah memiliki sertifikasi standar pelayanan minimum (SPM). SPM yang
kita maksud bukan RSU yang memberikan pelayanan standar minimum kepada pasien JKA, tapi
RSU yang mampu memberikanan pelayanan standar rumah sakit yang bisa memuaskan pasien
yang sesungguhnya, katanya.
Begitu juga Puskesmas yang ditunjuk ujar M Yani, adalah Puskesmas yang mampu memberi
pelayanan pada pasien. Puskesmas yang ditunjuk menjadi penerima pasien JKA akan diberikan
dana operasi yang cukup dan sangat berarti bagi para dokter dan perawatnya. Pelaksanaan
program JKA telah dialokasikan dana dalam RAPBA Rp 350 miliar. Pagu dana sebesar ini untuk
pelaksanaan tujuh bulan sedangkan untuk pelayanan 12 bulan nilainya mencapai Rp 552 miliar,
ujarnya. her/serambi indonesia
(puskesmasjeuram.wordpress.com)

Program

Program P2DTK Kesehatan Tidak Sesuai Rencana


ACEH UTARA- Dinas Kesehatan Aceh Utara menggelar sejumlah
kegiatan yang didanai oleh program P2DTK pada tahun 2010. Jumlah dana kegiatan tersebut
mencapai Rp 1,4 miliar untuk 16 item kegiatan. Namun dana untuk program tersebut dinilai
dilakukan tidak sesuai dengan rencana anggaran.

Informasi yang diterima wartawan koran ini, program P2DTK yang berada di bawah dinas
kesehatan Aceh Utara sudah hampir rampung terlaksana. Dari 16 item kegiatan, jadwal yang
diprogram oleh UPKD berlangsung sekitar 2,5 bulan. Kegiatan itu melibatkan tim tehnis dan
juga panitia dari dinas maupun masyarakat.
Salah seorang yang mengerti dibidang program kesehatan masyarakat sangat menyesalkan
kondisi kegiatan yang sedang dan telah dilakukan dinas kesehatan. Sebab dinilai kegiatan yang
dilakukan dengan dana program P2DTK kurang tepat sasaran. Bahkan terkesan ada beberapa hal
yang menyimpang sehingga apa yang diharapkan sulit dicapai.
Sangat kita sayangkan jika dana yang besar itu sia-sia dan kurang bermanfaat. Karena saya
menilai pelaksanaan kegiatan itu tidak sesuai dengan rencana anggaran. Ditambah unsur
pemantau yang dipakai pada kegiatan tidak mampu melakukan pengawasan yang sebenarnya.
Bahkan cenderung tidak mengerti apa yang dipantaunya, ungkap sumber wartawan koran ini
yang tidak mau namanya ditulis.
Dari 16 item kegiatan, dia mencontohkan dua item kegiatan diantaranya, kegiatan TOT PHBS
Rumah tangga. Pada kegiatan ini, peserta hanya petugas KIA, Gizi dan kesling serta promkes.
Sedangkan kader sama sekali tidak dilibatkan. Padahal kegiatan yang diharapkan peserta berasal
dari petugas promosi kesehatan puskesmas dan kader gampong siaga.
Juga untuk nara sumber, pada pelaksanaan terdiri dari, WI, Unsur teknis P2DTK dan NGO lokal.
Seharusnya menurut sumber ini haruslah fasilisator yang sudah terlatih dan mempunyai
sertifikasi tentang PHBS rumah tangga, baik tingkat propinsi maupun kabupaten. Hal senada
juga pada pemberian materi, modul yang diberikan tidak sesuai dengan petunjuk dan tujuan yang
akan dicapai.
Materi seharusnya memakai pedoman PHBS RT terbaru. Lebih banyak ke praktek survey,
pengenalan kartu survey, tehnik wawancara, uji coba dan analisa data. Dengan kekeliruan ini,
maka target akan sulit dicapai dan tidak sampai kepada masyarakat daerah tertinggal,ujarnya.
Kekeliruan juga terlihat pada item kegiatan TOR penyuluh kesehatan masyarakat. Kegiatan yang
punya butget mencapai Rp.142 juta itu juga dinilai tidak sesuai rencana. Padahal hasil konsultasi
publik masyarakat mengharapkan adanya peningkatan sumber daya manusia petugas penyuluh
ditiap puskesmas. Tetapi dalam pelaksanaan, tenaga yang direkrut untuk dilatih bukan tenaga
penyuluh yang mempunyai SK fungsional penyuluh.
Tetapi tenaga-tenaga yang tidak sesuai job description dipuskesmas masing-masing. Ini baru
dua item, bayangkan ada 16 item yang dikerjakan dari program P2DTK. Saya berharap agar
pihak-pihak terkait dapat membantu menyelesaikan masalah ini. Sehingga tujuan program

P2DTK dapat benar-benar menjangkau masyarakat terpencil , ucap sumber ini.


Sementara itu, penanggung jawab kegiatan,atau ketua UPKD Dinas kesehatan Aceh Utara,
Khalmida membenarkan kalau mereka melakukan 16 item kegiatan dari program P2DTK.
Semua progra kegiatan hampir rampung mereka lakukan dan telah sesuai dengan aturan. Dirinya
membantah kalau dikatakan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai rencana dari anggaran.
Sebelum kegiatan dilakukan, kami ada tim tehnis dan juga panitia. Selain itu, kegiatan juga
dikonsultasikan dengan pihak provinsi. Kegiatan juga kita lakukan sesuai dengan aturan yang
berlaku dan rencana yang telah ditetapkan. Termasuk nara sumber juga kita hadirkan yang telah
sesuai aturan, yakni WI dan lainnya. Jadi tidak benar jika kegiatan yang kita buat itu tidak sesuai
rencana,terang Khalmida. (agt)
(rakyataceh.com)

Aceh Human Health Foundation (AHHF)

Rencana Program
Rencana Program yang akan kami jalankan Tahun 2010/2011:
1. Emergency Response terhadap korban bencana Gempa & Tsunami di Mentawai dan Korban
Letusan Gunung Merapi di Magelang.
2. Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) Di Aceh.
3. Pelatihan Penanggulangan Kedaruratan Pada Proses Persalinan Normal untuk Bidan dan
Perawat di Tingkat Puskesmas dan Rumah Sakit di Aceh.
4. Seminar Nasional dengan Teman Perspektif Seks dan Pengaruhnya terhadap Kepemimpinan
Politik di Aceh.
5. Riset tentang Tingkat Kepuasan Masyarakat atas Pelayanan Rumah Sakit di Aceh.
6. Pelatihan tentang Prinsip-Prinsip Dasar Hak Asasi Manusia (HAM) kepada Para Pekerja
Kesehatan
(ahhfkita.wordpress.com)

Anda mungkin juga menyukai