Spektra di batuan dasar (SB) akan lebih kecil dibandingkan spektra di permukaan
tanah karena ada faktor amplifikasi (pembesaran). Sms = Fa x Ss, SM1 = Fv S1
dimana Fa dan Fv tergantung jenis tanah.
DEAGREGASI
Analisis kegempaan pada struktur ada statik ekivalen, respons spektra, time
history, push over, dll.
Untuk time history, digunakan metode DEAGREGASI (untuk mendapatkan R, M
dan ground motion).
Namun masalahnya BMKG tidak punya data ground motion, BMKG lebih tertarik
pada data akselerasi/percepatan gempa selain itu BMKG punyanya seismograf
yang outputnya adalah M dan R.
Katanya 4 tahun lalu BMKG sudah memasang akselerometer (se Indonesia ada
250an) tapi hanya di titik tertentu saja sehingga Indonesia kesulitan untuk
mencari time history.
Time history sangat cocok digunakan untuk struktur tidak beraturan terhadap
pengaruh gempa rencana. Mengingat gerakan tanah akibat gempa di suatu
lokasi sulit diperkirakan dengan tepat, maka sebagai input gempa dapat didekati
dengan gerakan tanah yang disimulasikan. Dalam analisis ini digunakan hasil
rekaman akselerogram sebagai input data percepatan gerakan tanah akibat
gempa. Rekaman gerakan tanah akibat dapat diambil dari akselerogram gempa
tertentu. BELUM TENTU EL-CENTRO (California)! Harus dicek R dan M nya yang
serupa dengan lokasi akan dibangunnya struktur. Nantinya data akselerogram ini
diinput ke ETABS.
Data akselerogram dapat diambil dari PEER (Penelitian gempa di Berkeley) dapat
diakses di http://peer.berkeley.edu/
Stepnya, cari di web tersebut yang punya R,M,dan mekanisme yang sama.
Sebelumnya cara untuk mendapatkan R dan M yang mewakili didapat dengan
1. Dari teorema probability total, tabelkan probabilty dengan M dari M min
sampai M max, R min sampai R max
2. Ubah/plot tabel tersebut jadi grafik 3D
3. Cari titik berat R dan M dengan rumus
R mewakili = (sigma Ri x kontribusi kejadian/tahun )/(sigma kontribusi
kejadian per tahun)
M mewakili = (sigma Mi x kontribusi kejadian/tahun )/(sigma kontribusi
kejadian per tahun)
4. Masuk ke web PEER masukan R mewakili dan M mewakili, setelah dapat
ground motion ubah ground motion tersebut menjadi Respons Spektra
(pakai software NERA/SHAKE)
5. Estimasi T struktur = 0,1 N
6. Bandingkan respon spektra dari ground motion tersebut dengan respons
spektra SNI 2002, kemudian di titik 0,1 N bandingkan rasio percepatan
pada respons spektra SNI dengan respons spektra ground motion.
7. Setelah mendapatkan rasionya, skalakan ground motion yang didapatkan
dari web PEER dengan rasio tersebut, lalu masukan ke ETABS.