Anda di halaman 1dari 4

Parameter Bangunan : karakteristik material dan elemen struktur

Parameter Getaran Tanah : M dan R, mekanisme, kondisi geologi dan tanah


setempat
Percepatan gempa acuan selalu dari batuan dasar (makanya yang ada di SNI
pakainya situs SB)
Percepatan pada permukaan tanah dan pondasi akan berbeda dengan
percepatan pada batuan dasar (kesimpulan : kondisi tanah (kaku,sedang,lunak)
mempengaruhi perambatan gelombang geser pada sehingga percepatan gempa
di permukaan tanah tidak sama dengan percepatan pada batuan dasar)
Kita perlu updating peta gempa indonesia, alasannya : ada teknologi baru,
estimasi maksimum M di sumber gempa karena adanya gempa baru (cth : peta
gempa 2002 harus diupdate soalnya di 2004 ada gempa 9,2 SR di Sumatera, dll),
adanya data sumber gempa (termasuk sesar aktif)
Cara mengkuantisasi goyangan gempa? Dengan seismic hazard analysis
Gempa 2500 tahun artinya gambaran ttg probabilitas suatu percepatan yang
memiliki kemungkinan 1/2500 untuk terjadi setiap tahun.
Peta bahaya gempa didekati dengan 2 pendekatan yaitu pendekatan
deterministic dan pendekatan probabilistic.
Prosedur untuk pendekatan deterministic dengan mengidentifikasikan sesar aktif
di sekitar lokasi yang ditinjau, memilih maksimum M (M max) dan jarak
terpendek (R min) untuk setiap patahan, lalu menentukan gerakan dasar tanah
(ground motion) untuk M max dan R min. Pilihlah skenario terburuk!
Prosedur untuk pendekatan probabilistik dengan teori analisis total probability
(Magnitude (M), Jarak (R), dan fungsi atenuasi)
Total Probabilty : Pm x Pr x Pa, dimana Pm adalah probability magnitude, Pr
adalah probability distance, Pa adalah probability atenuasi yaitu kemungkinan
kejadian gempa dengan percepatan di atas atau dibawah a* dgn M dari M min
M max dan R dari R min R max.
Sumber gempa tektonik utama Indonesia : pelat Eurasia, Indoaustralia, Pacific,
dan Philipine.
Perbedaan peta gempa Indonesia 2002 dan 2012, di peta gempa 2002 periode
ulang 500 tahun sedangkan di 2002 sebesar 2500 tahun. Di 2002 pembagian
zona berdasarkan PGA yang sama (respons spektra sama untuk PGA yang sama)
dan frekuensi gempanya pun sama. Di 2002 zona gempanya masih sama
berdasarkan PGA namun respons spektranya bisa berbeda dan frekuensi
gempanya juga berbeda.
3 peta (untuk setiap periode ulang gempa) : PGA (percepatan maksimum),
spektra percepatan 0,2s, spektra percepatan 1 s.
Respon spektra adalah nilai yang menggambarkan respon maksimum dari sistem
SDOF pada berbagai frekuensi alami akibat suatu gempa.
Pendekatan periode struktur bangunan : jumlah lantai / 10 s

Spektra di batuan dasar (SB) akan lebih kecil dibandingkan spektra di permukaan
tanah karena ada faktor amplifikasi (pembesaran). Sms = Fa x Ss, SM1 = Fv S1
dimana Fa dan Fv tergantung jenis tanah.

DEAGREGASI
Analisis kegempaan pada struktur ada statik ekivalen, respons spektra, time
history, push over, dll.
Untuk time history, digunakan metode DEAGREGASI (untuk mendapatkan R, M
dan ground motion).
Namun masalahnya BMKG tidak punya data ground motion, BMKG lebih tertarik
pada data akselerasi/percepatan gempa selain itu BMKG punyanya seismograf
yang outputnya adalah M dan R.
Katanya 4 tahun lalu BMKG sudah memasang akselerometer (se Indonesia ada
250an) tapi hanya di titik tertentu saja sehingga Indonesia kesulitan untuk
mencari time history.
Time history sangat cocok digunakan untuk struktur tidak beraturan terhadap
pengaruh gempa rencana. Mengingat gerakan tanah akibat gempa di suatu
lokasi sulit diperkirakan dengan tepat, maka sebagai input gempa dapat didekati
dengan gerakan tanah yang disimulasikan. Dalam analisis ini digunakan hasil
rekaman akselerogram sebagai input data percepatan gerakan tanah akibat
gempa. Rekaman gerakan tanah akibat dapat diambil dari akselerogram gempa
tertentu. BELUM TENTU EL-CENTRO (California)! Harus dicek R dan M nya yang
serupa dengan lokasi akan dibangunnya struktur. Nantinya data akselerogram ini
diinput ke ETABS.
Data akselerogram dapat diambil dari PEER (Penelitian gempa di Berkeley) dapat
diakses di http://peer.berkeley.edu/
Stepnya, cari di web tersebut yang punya R,M,dan mekanisme yang sama.
Sebelumnya cara untuk mendapatkan R dan M yang mewakili didapat dengan
1. Dari teorema probability total, tabelkan probabilty dengan M dari M min
sampai M max, R min sampai R max
2. Ubah/plot tabel tersebut jadi grafik 3D
3. Cari titik berat R dan M dengan rumus
R mewakili = (sigma Ri x kontribusi kejadian/tahun )/(sigma kontribusi
kejadian per tahun)
M mewakili = (sigma Mi x kontribusi kejadian/tahun )/(sigma kontribusi
kejadian per tahun)
4. Masuk ke web PEER masukan R mewakili dan M mewakili, setelah dapat
ground motion ubah ground motion tersebut menjadi Respons Spektra
(pakai software NERA/SHAKE)
5. Estimasi T struktur = 0,1 N
6. Bandingkan respon spektra dari ground motion tersebut dengan respons
spektra SNI 2002, kemudian di titik 0,1 N bandingkan rasio percepatan
pada respons spektra SNI dengan respons spektra ground motion.
7. Setelah mendapatkan rasionya, skalakan ground motion yang didapatkan
dari web PEER dengan rasio tersebut, lalu masukan ke ETABS.

Hubungan percepatan gempa di batuan dasar dengan percepatan pada


permukaan tanah
Kita fokus pada getaran gempa arah horizontal, jadi dari ground motion di
batuan dasar gempa dirambatkan melalui gelombang geser ke permukaan tanah
(pondasi) dan kemudian struktur.
Untuk mendapatkan kecepatan gelombang geser, dibutuhkan profil tanah berupa
G (modulus bulk), rho, damping ratio serta input ground motion yang didaptkan
dari web PEER.
Vp = sqrt (E/rho tanah) kecepatan gelombang tekan
Vs = sqrt (G/rho tanah) kecepatan gelombang geser
Cara untuk mendapatkan G, dalam hal ini G max ada 4 cara : rumus empiris,
korelasi Cu-N SPT- qc sondir, pengujian langsung di lapangan serta pengujian
langsung di lab.
Pengujian di lapangan dapat menggunakan seismic cross hole test, seismic
up/down hole test
Pengujian di lab dapat berupa resonant column maupun cyclic triaxial test.
Damping
Damping = energi yang didisipasikan oleh material atau struktur yang dibebani
beban per waktu.
Material damping = energi didisipasi oleh deformasi dari medium
Geometric damping = energi yang didisipasi ke medium di sekelilingnya
Pada kurva tegangan geser vs regangan pada tanah, luas dibawah kurva
merupakan energi disipasi. Saat loading (tanah dibebani) dan unloading (tanah
dihilangkan bebannya), kurva yang dilingkupi oleh garis loading dan unloading
merupakan jumlah energi yang diberikan, sedangkan kurva yang dilingkupi oleh
garis unloading dan garis yield adalah energi yang dikembalikan.
Jika goncangan gempa kecil, struktur elastik, regangan kecil, energi yang diserap
sedikit. Sebaliknya jika goncangan gempa besar maka regangan akan makin
besar, dampng ratio meningkat, modulus geser menurun dan energi yang
diserap makin tinggi.
Faktor Amplifikasi
Acuan peta gempa adalah percepatan pada batuan dasar (SB).
Kedalaman tanah yang diperhitungkan untuk penentuan klas situs tanah
(SA,SB,dst) adalah 30 meter. Klas situs tanah diklasifikasikan berdasarkan nilai
Vs (gelombang geser), N-SPT, dan Su.
Pada dasarnya tanah berlapis-lapis dan memiliki parameter yang berbeda-beda
tiap lapisnya. Untuk simplifikasi mencari Vs rata, NSPT rata, dan Su rata
adalah dengan mengubah tanah yang berlapis-lapis tersebut menjadi 1 lapis
dengan asumsi kedalaman yang sama yaitu 30 meter. Karena kedalamannya
sama maka waktu tempuh (dalam hal ini gelombang geser) adalah sama. Atas
dasar tersebut maka :

V = D/t, dimana V adalah kecepatan, D adalah jarak, dan T adalah waktu


Untuk Vs rata maka = D/t dimana D adalah 30 meter, dan t adalah sigma di/vsi
di adalah kedalaman per lapis, vsi adalah kecepatan gelombang geser per lapis.
Hal ini berlaku juga untuk penentuan rata-rata N-SPT dan Su rata-rata.
Dari klasifikasi tanah ini kita bisa dapatkan nilai amplifikasi F PGA, Fa, dan Fv
Nenek moyang respons spektra yang kita gunakan saat ini katanya berasal dari
diagram tripartis si NEWMARK yang mengkorelasikan displacement, kecepatan,
dan akselerasi. Kalau diplot ke respons spektra saat ini sangat mirip bentuknya.
Saat ini peta gempa SNI 2012 hanya mengenal tiga daerah saja yaitu garis awal,
garis datar, dan garis linier menurun. Harusnya ada 4, satu lagi adalah garis
kuadratik menurun namun karena sudah disahkan oleh Menteri DJOKO jadinya
yang ke 4 ini akan direvisi di SNI selanjutnya.
Garis tersebut ada korelasi dengan rumus NEWMARK.

Anda mungkin juga menyukai