Anda di halaman 1dari 12

1

Sistem Ekonomi Pancasila


System ekonomi pancasila merupakan system ekonomi yang digali dan dibangun dari nilainilai yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Beberapa prinsip dasar yang ada dalam
sisitem ekonomi pancasila tersebut antara lain berkaitan dengan prinsip kemanusiaan,
nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan,
dan keadilan.
Sebagaimana teori ekonomi neoklasik yang dibangun atas dasar faham liberal dengan
mengedepankan nilai individualism dan kebebasan pasar, sisten ekonomi pancasila juga
dibangun atas dasar nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia yang bias berasal
dari nilai-nilai agama, kebudayaan, adat-istiadat, atau norma-norma yang membentuk
perilaku ekonomi masyarakat Indonesia.
Selama periode 50 tahun Indonesia mengalami dua kali system ekonomi liberal yang disusul
masing-masing oleh sistwm ekonomi komando. Ini berarti bahwa Indonesia telah mengalami
perubahan system empat kali.
Jika system ekonomi pancasila lahir dibumi Indonesia, digali dari filsafat bangsa Indonesia,
dan kemudian dianggap yang paling tepat mengarahkan perjalanan bangsa Indonesia menuju
masyarakat adil dan makmur, maka tidak mungkin system itu sering berubah secara terlalu
mudah. Yang dapat berubah bukanlah sistemnya tetapi hanya politik (kebijaksanaan)
ekonominya saja. Politik ekonomi memeng lebih sempit karena ia hanya dirumuskan untuk
mencapai sasaran jangka pendek atau jangka menengah.
Dalam system ekonomi pancasila kita menganut paham yang berbeda dimana kita menolak
asas persaingan yang terlalu bebas. Sistem yang lebih tepat adalah system ekonomi yang
berdasar asas kekeluargaan. Ciri-ciri system ekonomi yang berdasarkan asas kekeluargaan
biasanya menunjuk pada organisasi koperasi yang terutama didasarkan pada semangat
bekerja sama.
Sistem ekonomi pancasila merupakan sistem ekonomi campuran yang mengandung pada
dirinya ciri-ciri positif dari kedua system (ekstrim) yang kita kenal (kapitalis-liberalis dan
sosialis-komunis). Yang menjadi masalah adalah dimana titik ideal yang kita anggap paling
tepat. Dengan kata lain kita harus mampu menempatkan peranan negara pada posisi

sedemikian rupa, sehingga ia mampu mengendalikan kegiatan ekonomi tanpa sampai pada
posisi komando.
Masalah peranan mekanisme harga atau mekanisme pasar dalam system ekonomi pancasila.
Ada yang berpendapat bahwa dalam system ekonomi pancasila, mekanisme pasar
diperbolehkan tetapi harus dikendalikan oleh perencanaan yang bekerja aktif mengarahkan
perkembangan ekonomi sesuai dengan urutan prioritas dalam perencanaan.
Sebenarnya sisten ekonomi pancasila yang memberikan tempat yang tinggi pada peranan
perencanaan sentral, namun member keleluasan pada bekerjanya mekanisme pasar
memerlukan persyaratan yang berat. Salah satu syarat yang tidak mudah dipenuhi adalah
bahwa perusahaan negara yang diharapkan mampu menempati posisi komando, harus
mampu bekerja efisien. Ia harus mampu melaksanakan sendiri berbagai program dan proyek
yang ingin didorong perkembangan secara langsung dan membimbing satuan-satuan
ekonomi individu untuk menirunya.
Sistem ekonomi pancasila ada 4 yaitu :
1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah.
2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan
pihak swastayang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi
kondisi system ekonomi liberal maupun komando.
3. Masyarakat adalah bagian yang penting dimana kegiatan produksi dilakukan oleh semua
untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
4. Modal ataupun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas
kekeluargaan antar sesame manusia.
Dalam system ekonomi pancasila perekonomian liberal maupun komando harus dijauhkan
karena terbukti hanya menyengsarakan kaum yang lemah serta mematikan kreatifitas yang
potensial. Persaingan usahapun harus selalu terus-menerus diawasi pemerintah agar tidak
merugikan pihak-pihak yang berkaitan.
Tumbuh kembang pemikiran ekonomi pancasila tidak pernah meninggalkan pelajaran
sejarahnya, dan mengikuti suatu proses pemahaman akan fenomena ekonomi di Indonesia
yang pada gilirannya akan menghasilkan, memperbaiki dan melengkapi struktur analitik dari
ekonomi pancasila dengan cara beruntun tanpa akhir.

Satu tugas dari pemikiran ekonomi pancasila adalah untuk mengetahui bagaimana dan
mengapa perilaku ekonomi masyarakat Indonesia tumbuh dan berkembang. Ekonomi
pancasila memahami dinamika perubahan yang terjadi. Selama lingkungan ekonomi selalu
berubah, implikasi langsung yang timbul adalah bahwa perilaku ekonomi harus
menyesuaikan diri pada perubahan situasi dan perubahan kebutuhan yang terjadi jika ingin
tetap mereflesikan kenyataan. Oleh karenanya pemikiran ekonomi pancasila secara konstan
dipaksa untuk melakukan modifikasi dari teori-teori ekonomi yang ada untuk mencari
kebenaran ilmiah dari ekonomi pancasila dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih
baik dan mampu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap struktur social masyarakat
Indonesia.
Prinsip Dasar dalam Sistem Ekonomi Pancasila
Landasan Filosofis : PANCASILA
Landasan Konstitusional : UUD 1945
Prinsip-prinsip Demokrasi Ekonomi:
(a) Pasal 23 : menegaskan hak-hak DPR untuk :
Menyetujui/ menolak RAPBN dengan UU
Menetapkan pajak dengan UU
Menetapkan macam dan nilai Mata uang dengan UU
Memeriksa pertanggung jawaban keuangan negara (laporan BPK)
(b)

dengan UU.
Pasal 27 : Menegaskan bahwa tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak


(c) Pasal 34 : Faktir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
(d) Pasal 33 : Antara lain menegaskan, bahwa perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan azas kekeluargaan
Landasan Operasional Sistem Ekonomi Pancasila: GBHN
a.
b.
-

Demokrasi pancasila dan demokrasi ekonomi


Konsep Tingal Landas : dari ajaran WW. Rostow (the Stages of Economic Growth):
Tahap traditional society (tradisonal statis
Tahap precondition for take-off (Masa transisi)
Tahap take-off (lepas landas: disyaratkan antara lain tingkat investasi lebih 10%
Tahap the drive to maturity (Economi sudah matang/ dewasa)
Tahap The age of high mass consumption (konsumsi massa yang melimpah) .

c. Trilogi Pembangunan
- Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
- Pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan
- Stabilitas nasional yang mantap
d. Pembangunan Jangka panjang dan Pembangunan Lima Tahun
e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
- Anggaran berimbang = defisit anggaran ditutup dengan nilai lawan
- Struktur APBN diformulasikan (sektor domestic dan foreign)
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, dimana
pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.
Ciri dari sistem ekonomi campuran adalah :
Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat
Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah
Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan
fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang Penerapan sistem ekonomi campuran akan
mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan komando dan ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kebaikan sistem ekonomi campuran
Kebebasan berusaha
Hak individu berdasarkan sumber produksi walaupun ada batas
Lebih mementingkan umum dari pada pribadi
Kelemahan sistem ekonomi campuran
Beban pemerintah berat dari pada beban swasta

Pihak swasta kurang memaksimalkan keuntunganSistem Ekonomi sosialis yaitu sistem


ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
pemerintah secara terpusat. Sistem ekonomi sosialis tidak sama dengan sistem ekonomi
komunis, sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme.
Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis
adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, perkembangan sosialisme dimulai dari kritik
terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kam kapitalis atau kam borjuis mendapat
legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh. Inilah yang menjadikan Karl Marx
mengkritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek
kemasyarakatan.
Ciri-ciri sistem ekonomi Sosialis
Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi
belaka.
Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
Peran pemerintah sangat kuat
Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
Prinsip Sistem Ekonomi Sosial
Pemilikan Harta oleh Negara
Kesamaan Ekonomi
Disiplin Politik
Kelebihan Sistem Ekonomi Sosial
1)

Disediakannya kebutuhan pokok

2)

Didasarkan perencanaan Negara

3)

Produksi dikelola oleh Negara

Kelemahan Sistem Ekonomi Sosial


4)

Sulit melakukan transaksi

5)

Membatasi kebebasan

6)

Mengabaikan pendidikan moral

Sejarah Singkat Bung Hatta Sebagai Pemrakarsa Ekonomi Terpimpin.


Ekonomi terpimpin, kata itu bagi sejarahwan mungkin sudah tidak asing lagi. Pendirinya adalah
Mohammad Hatta yang akrab disapa dengan sapaan Bung Hatta. Selain dikenal sebagai
proklamator dan pendiri bangsa, beliau juga dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia dan
bapak ekonomi Indonesia. Selama beliau hidup, beliau banyak mengabdikan waktunya untuk
membaca buku. Sejarah telah mencatat bahwa beliau telah mempunyai koleksi lebih dari 10.000
buku yang berbahasa Jerman, Inggris, Perancis dan tentunya Indonesia.
Bung Hatta telah memulai untuk mengoleksi buku sejak beliau masuk sekolah dagang
menengah Prins Hendrik School (PHS) di Jakarta pada tahun 1919. Seperti tertulis di dalam
buku memoarnya yang diterbitkan ulang tahun 2002, Bung Hatta telah mulai mengoleksi buku
sejak ia masuk sekolah dagang menengah Prins Hendrik School (PHS) di Betawi tahun 1919.
Ketika itu ia diajak pamannya, Mak Etek Ayub, singgah di sebuah toko buku antiquariat di
daerah Harmoni. Mak Etek Ayub menunjukkan kepada Hatta beberapa buku yang dianggapnya
penting untuk dibaca. Buku-buku tersebut adalah Staathuishoudkunde (Ekonomi Negara) dua
jilid karya NG Pierson, De Socialisten (Kaum Sosialis) enam jilid yang ditulis HP Quack, serta
karya Bellamy berjudul Het Jaar 2000 (Tahun 2000).
Ternyata, persoalan yang paling diminati oleh Bung Hatta ialah persoalan seputar tentang
ekonomi, sehingga beliau berhasil membuahkan sebuah pemikiran ekonomi di Indonesia seperti
ekonomi terpimpin. Sayangnya, di saat ini jarang sekali orang yang tertarik untuk menggali
kembali pemikiran-pemikiran Bung Hatta khususnya di bidang ekonomi. Pemikiran Bung Hatta
dianggap telah kehilangan relevansinya.
Pengertian Ekonomi Terpimpin.

Ekonomi terpimpin secara istilah yang disebutkan Bung Hatta yaitu merupakan konsekuensi
dan nasionalisme yang timbul sebagai bentuk dari perlawanan menentang kolonialisme dan
imperialisme.
Prinsip ekonomi terpimpin sejalan dengan sila ke-5 pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dikarenakan adanya pemerataan pembagian kesejahteraan di semua lapisan
masyarakat dan mereka dapat merasakannya.
Ekonomi terpimpin serupa dengan ekonomi sosialis. Menurut Bung Hatta ekonomi terpimpin
merupakan rival dari sistem ekonomi liberal. Dimana segala sesuatunya ditentukan oleh pihak
pasar, sedangkan pemerintah tidak boleh campur tangan dalam hal tersebut. Atau juga ikut andil
dalam mengatur keadaan pasar sehingga peraturan tersebut tidak memberikan gerak bebas bagi
pasar.
Ekonomi Liberal dan Dampak Yang Terjadi Bagi Masyarakat.
Jika kita lihat lagi dampak yang ditimbulkan dari adanya ekonomi liberal, dengan demikian
maka ketimpangan ekonomi, kesemena-menaan dan kesenjangan sosial akan terjadi. Karena
yang kaya akan semakin menjadi kaya sedangkan yang miskin akan semakin menjadi miskin
karena tidak adanya pemerataan ekonomi di seluruh lapisan masyarakat. Fakta lapangan telah
mengatakan bahwa peran liberal hanya dimiliki oleh sekelumit orang saja yang mampu
bertahan dalam keadaan tersebut yaitu pemilik modal, singkat kata merekalah pemilik modal,
yang memonopoli pasar.
Demikian juga, kebijakan ekonomi Indonesia yang sedikit menganut ekonomi liberal dan tidak
tegas yang hanya menguntungkan daerah kaya atau maju tetapi juga mengutungkan orang kaya.
Misalnya saja terutama di masa Orde Baru kita melihat bagaimana konglomerat kalau
meminjam uang dalam jumlah besar di bank tidak diwajibkan memiliki jaminan atau agunan,
sementara pedagang kecil kalau pinjam uang di bank harus memenuhi macam-macam agunan
dan kewajiban yang sulit dipenuhi.
Coba kalau kita berkaca kepada sebagian negara yang menggunakan asas ekonomi liberal
seperti Amerika Serikat, maka ketidakmerataan pendapatan dalam penduduknya akan dapat
sering anda lihat, sekalipun Amerika Serikat tergolong negara yang maju. Para pemilik modal
dan jutawan tenar layaknya Donald Trump dan Bill Gates, keduanya akan mampu bertahan dan

bahkan terus menguasai, mendominasi dan memonopoli pasar. Sedangkan masyarakat kalangan
bawah dan menengah dipastikan akan menjadi korbannya.
Contoh bukti praktek ekonomi liberal di negara kita yang gamblang dapat kita lihat yaitu pada
proyek minyak blok Cepu yang pada akhirnya infestor asing (Exxon Mobile) berhasil
mengungguli Pertamina selaku perusahaan negara. Belum lagi Freeport di Papua yang dikuasai
Infestor asing dari Amerika. Akibatnya eksploitasi tersebut hanya menguntungkan pihak
infestor saja, sedangkan mereka tidak memperdulikan Indonesia selaku pemilik bahan bakunya.
Hal ini terjadi karena kurangnya adanya ketegasan dari pihak Indonesianya sendiri. Pemerintah
takut akan resiko yang akan dihadapinya jika melaksanakan kebijakan yang dirasa akan
merugikan pihak asing.
Dengan demikian jika kita lihat dari contoh di atas maka keadilan sosial tidak akan tercapai dan
jauh dari prinsip nasionalisme yang menjunjung tinggi asas keadilan sosial untuk
masyarakatnya.
Lain halnya dengan ekonomi terpimpin yang condong mengadopsi pemikirannya dengan
pemikiran ekonomi sosialis. Ekonomi terpimpin mempunyai sistem bahwa pemerintah harus
turut aktif dalam kegiatan ekonomi.
Keunggulan Ekonomi Terpimpin.
Dalam konteks ini, kita bisa mengingat apa yang pernah ditulis Hatta pada saat dia masih
berusia 26 tahun dan masih berstatus sebagai mahasiswa (ditulis Maret 1928). Begini ia menulis
waktu itu: Pemerintah harus banyak campur tangan dalam pelaksanaan Ekonomi Terpimpin
dengan mengadakan petunjuk, tetapi harus bebas dari perbuatan birokrasi. Dalam pelaksanaan
ekonomi yang berpedoman kepada prinsip murah, lancar, dan cepat, tidak ada yang lebih
berbahaya dari pada birokrasi."
Dan juga pemerintah selayaknya turut pula memberikan aturan-aturannya. Supaya terciptanya
pemerataan ekonomi di semua kalangan masyarakat, sehingga yang kaya tidak semakin kaya
sedangkan yang miskin tidak semakin miskin.
Coba kita kembali lagi berkaca kepada salah satu negara yang menggunakan sistem ekonomi
sosialis seperti Republik Rakyat Cina. Maka kita akan melihat keadaan pendapatan
masyarakatnya yang merata, sehingga tidak akan anda menjumpai permasalahan ketimpangan-

ketimpangan ekonomi di negara ini, sekalipun negara ini negara yang mempunyai penduduk
terbanyak di dunia.
Bahkan buktinya, kini negara Republik Rakyat Cina mampu menjadi negara urutan ketiga yang
pertumbuhan ekonominya melesat pesat setelah urutan pertama diduduki oleh Uni Eropa dan
posisi urutan kedua diduduki oleh India.
Dari contoh di atas, dengan itu keadilan sosial untuk rakyat niscaya akan tercapai, keadaan
ekonomi akan bertambah baik dan kemajuan untuk negara akan diraih. Seperti yang sering
digembar-gemborkan oleh Pancasila dalam silanya yang ke-5 yaitu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, yang akan mengantarkan negara untuk memenuhi keadilannya dalam
membagi kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dengan ini maka cita-cita
nasionalisme akan tercapai. Berbicara masalah jenisnya, ekonomi terpimpin dibagi menjadi
enam jenis, yaitu:
1. Ekonomi terpimpin menurut ideologi komunisme.
2. Ekonomi terpimpin menurut pandangan sosialisme demokrasi.
3. Ekonomi terpimpin menurut solidarisme.
4. Ekonomi terpimpin menurut faham kristen sosialis.
5. Ekonomi terpimpin berdasar ajaran Islam
6. Ekonomi terpimpin berdasarkan pandangan demokrasi sosial.
Yang pasti dari enam aliran ekonomi terpimpin itu kesemuanya itu menolak adanya kepentingan
individu, yang mana kepentingan orang banyak akan terkalahkan oleh kepentingan segelintir
orang tersebut. Hal ini justru benar-benar terlihat dari sistem ekonomi liberal yang hanya
menguntungkan per-individu saja sedangkan masyarakat banyak yang lebih membutuhkannya
malah kenyataannya terabaikan.
Ekonomi Terpimpin dan Nasionalisme.
Pada hakikatnya, adanya konsep ekonomi terpimpin itu disambungkan dengan adanya konsep
nasionalisme. Jadi selayaknya ekonomi terpimpin yang paling layak digunakan demi
terhubungnya dengan prinsip nasionalisme adalah ekonomi terpimpin yang berdasarkan atas
asas sosialisme demokrasi, yang kedua asas ini terkait dengan Pancasila yang berlaku sebagai
landasan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

10

Nasionalisme merupakan bentuk atau cerminan dari gerakan yang mana gerakan tersebut
memperjuangkan persatuan rakyat dan kesejahteraan rakyat. Nasionalisme lahir pada masa
permulaan abad ke-20 sebagai reaksi atau bentuk perlawanan terhadap kolonialisme.
Selain itu nasionalisme juga mempunyai beberapa gagasan yang berguna untuk menentang aksi
kolonialisme, yaitu:
1. Aspek Politik.
Yang bertujuan untuk menghilangkan praktek politik asing yang kurang baik dan menggantinya
dengan sistem pemerintahan yang berdaulat kepada rakyat.
Aspek sosial ekonomi.
Yang bertujuan untuk memberantas eksploitasi ekonomi asing dan membangun masyarakat baru
yang bebas dari kemiskinan dan kesengsaraan.
2. Aspek budaya.
Yang bertujuan untuk mengembalikan kepribadian bangsa yang harus disesuaikan dengan
perubahan zaman seperti sekarang. Hal ini bertujuan untuk menyaring kelayakan budaya luar
negeri yang masuk ke dalam Indonesia yang disesuaikan dengan berbagai macam pandanganpandangan.
Jadi dengan berbagai penjelasan di atas, tentunya sudah kita lihat bahwa nasionalisme hanya
pantas menggandeng dan disandingkan dengan sistem ekonomi terpimpin yang sesuai dengan
prinsip-prinsipnya.
Ekonomi terpimpin yang bersifat sosialis bersifat membatasi dalam menyikapi antara
keikutsertaan pihak pemerintah dan pihak individu dalam kegiatan ekonominya, keterlibatan
adanya campur tangan pemerintah atau negara adalah dibatasi. Sedangkan bagi pihak individu
atau pemilik modal juga tidak 100% keberadaannya dimusnahkan. Mereka tetap boleh
mempunyai hak untuk bergabung. Hanya saja antara pihak pemerintah dan pihak individu
dalam ruang lingkup ekonomi terpimpin sosialis dibatasi. Hal ini diberlakukan hanya untuk
mengupayakan terlebih dahulu kepentingan dan kesejahteraan masyarakat banyak.
Menurut Lerner dalam bukunya The Economics of Control, sistem ekonomi terpimpin yang
berasaskan sosialis telah memasukkan kedalamnya beberapa dari unsur-unsur ekonomi liberal.
Menurutnya ekonomi liberal dan ekonomi sosialis dapat disatukan dan didamaikan menjadi
Welfare Economics, yaitu sebuah bentuk dari kemakmuran ekonomi. Hal ini telah
dipraktekkan di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa setelah perang dunia I.
Pada sistem ekonomi terpimpin sosialis, ada hal yang harus dilaksanakan. Yang pertama ialah
sumber ekonomi yang ada haruslah dikerjakan, supaya tidak adanya terbuka lahan baru untuk
pengangguran akan tetapi membuka lahan baru untuk mencipitakan tenaga kerja.

11

Kedua, membagi hasil pendapatan dengan adil merata tanpa ada jatah hasil pendapatan yang
lebih besar dikarenakan pangkat atau derajat. Dengan diterapkannya hal ini, maka kesenjangan
sosial atas yang kaya dan yang miskin tidak akan terjadi, semua rakyat akan menikmati
hasilnya. Tulisan lain yang ditulis Hatta tahun 1957 yang masih relevan dengan kondisi
Indonesia saat ini adalah tentang Kemiskinan dan kesenjangan. Begini waktu itu dia menulis:
".... Miskin tetap miskin dengan tidak ada perspektif. Keadaan masyarakat kita sekarang hanya
menyatakan pertentangan hebat antara si kaya dan si miskin . Antara sekelompok manusia yang
hidup mewah dengan banyak orang yang tidak berada. Tidak sedikit pula rakyat yang hidup
menderita..."
Data Bappenas yang diumumkan baru-baru ini menunjukkan, jumlah penduduk miskin di
Indonesia saat ini naik menjadi 49,5 juta orang atau 24,23 persen dari seluruh jumlah penduduk
Indonesia. Dari jumlah itu 31,9 juta orang berada di pedesaan dan 17,6 juta orang di perkotaan.
Bila dilihat secara geografis maka 59 persen penduduk miskin ada di Pulau Jawa dan Bali, 16
persen di Sumatera, serta 25 persen menyebar di Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan
Papua.
Kalau dipertanyakan lagi dari keadaan yang terjadi sekarang ini, itu terjadi bukanlah karena
Indonesia negara yang miskin. Akan tetapi keadaan ini terjadi karena salahnya kebijakan
pemerintah yang diambil. Yang selalu berpihak pada posisi yang kaya, khususnya pada zaman
orde baru.
Jadi apa yang diprihatinkan Hatta waktu itu ternyata sampai sekarang masih terjadi dan bahkan
seperti telah diumumkan oleh Bappenas, jumlah orang miskin di Indonesia malah naik.
Kesetaraan dalam lapisan masyarakat akan dapat diwujudkan, sehingga kesejahteraan di antara
kalangan masyarakat akan dapat diraih secara keseluruhan.
Ketiga, bentuk dari pemonopolian dan peng-oligopolian harus dihapuskan dalam kegiatan
ekonomi. Karena hanya akan menyebabkan kerugian di salah satu pihak. Dan juga hanya akan
menimbulkan eksploitasi yang melampaui batas dan pemborosan ekonomi yang besar pula.
Bentuk Cita-cita Dari Ekonomi Terpimpin dan Demokrasi.
Telah dijelaskan bahwa ekonomi terpimpin adalah suatu sistem ekonomi yang berlandaskan atas
nasionalisme dan demokrasi. Menurut master ekonomi Indonesia yaitu Bung Hatta, tujuan
ekonomi terpimpin dalam bidang demokrasi ialah negara mampu mencapai kemakmuran bagi
hidup rakyatnya. Tiada lagi salah satu rakyat dari suatu negara itu yang tidak mendapatkan
kenikmatan dari makmurnya suatu negara itu.
Negara harus lebih mendahulukan kepentingan masyarakatnya terlebih dahulu daripada
segelintir individu yang kepentingannya berbeda dengan rakyat. Akan tetapi individu tersebut
tidaklah harus mutlak atau murni dihilangkan.
Secara umum cita-cita dari adanya ekonomi terpimpin ada empat, yaitu yang pertama untuk
membuka lapangan kerja bagi kesemua lapisan masyarakat. Secara otomatis maka angka

12

pengangguran akan terkurangi bukannya justru menutup lapangan kerja bagi kesemua lapisan
masyarakat seperti yang dipraktekkan oleh ekonomi liberal. Intinya tiada lagi angka
kemiskinan.
Yang kedua ialah adanya standarisasi hidup yang baik bagi masarakat banyak secara
keseluruhan. Artinya dalam hal ini negara telah menjamin hidup masyarakatnya akan lebih baik
dan sejahtera, seperti yang telah diidamkan mereka.
Cita-cita yang ketiga ialah semakin berkurangnya ketidaksamaan ekonomi dengan memperata
kemakmuran. Dengan ini, negara tersebut akan tumbuh menjadi negara yang maju dan
rakyatnya akan mampu mengagungkan nama harum negaranya di dunia internasional.
Cita-cita yang keempat ialah untuk terciptanya keadilan sosial. Sehingga tidak akan
ditemukannya lagi ketimpangan-ketimpangan ekonomi dalam kesemua masyarakatnya,
sehingga ketidak-adilan pada masa orde baru seperti perhatian terhadap status kekayaan pada
seseorang akan terhapuskan. Hal ini jelas-jelas telah menyinggung hak asasi manusia dan tidak
layak untuk dijadikan sebagai pegangan.
Harapan saya, Indonesia dalam kegiatan ekonominya mengikuti jejak ekonomi terpimpin. Dan
Indonesia dapat berubah menjadi wujudnya yang sejahtera, masyarakat yang ada di dalamnya
akan makmur sejahtera dan diakui kesejahteraannya oleh dunia Internasional, sehingga
Indonesia tidak gampang diremehkan oleh negara lain seperti sekarang ini, baik dalam hal
ekonomi maupun birokrasinya. Selain itu juga dapat mengambil kembali gelar Macan Asia
yang sudah sempat terkembang pada zaman pemerintahan orde baru.

Anda mungkin juga menyukai