Anda di halaman 1dari 39

Skizofrenia

M. Hafizh Muttaqin
030.10.165
FK TRISAKTI

Skizofrenia
Schizo = perpecahan / split
Phrenos = mind
Terjadinya suatu perpecahan
pikiran, perilaku, dan perasaan.

Sejarah Skizofrenia
Sejarah skizofrenia sejalan dengan sejarah
psikiatri.

Sudah dikenal berabad-abad, namun sekitar 100


tahun lalu dikenal di kepustakaan.

2 tokoh kunci skizofrenia:


1. Emil Kraepelin (1856-1926)
2. Eugen Bleuler (1857-1939)

Emil Kraepelin (1856-1926)

Melatinkan istilah
Morel menjadi
Demence precoce /
Dementia prekox
Demensia = kemunduran
intelegensia
Prekox = muda, sebelum
waktunya

Demensia yang
terjadi pada usia
dini, ditandai
dengan proses
kognitif yang makin
lama makin
memburuk, disertai
dengan gejala klinis
berupa halusinasi
dan waham.

Eugen Bleuler (1857-1939)


Memperkenalkan istilah Skizofrenia
mengungkapkan adanya perpecahan pikiran, emosi, dan perilaku pasien yang
mengalami gangguan.
Disalah artikan oleh orang awam untuk mengerti tentang kepribadian terpecah.
Kepribadian terpecah sekarang sebagai gangguan identitas disosiatif.
Gejala pelengkap: Waham dan halusinasi.
Perbedaan dengan konsep Kraepelin: perburukan proses kognitif penderita
Skizofrenia.

Teori Lain:
Meyer, pendiri psikobiologi: gangguan mental
karena reaksi terhadap berbagai stress
kehidupan.
Sullivan, pendiri psikoanalitik interpersonal:
isolasi sosial sebagai penyebab.
Ernst Kreschmer : lebih sering pada pasien
bertubuh astenik, atletik, displatik daripada
tipe tubuh piknis.

Gabriel Langfelt
2 kelompok psikotik:
True Skizofrenia (depersonalisasi, autisme, emosi tumpul,
derealisasi. Onset terjadi secara perlahan)
psikosis skizofreniform.

Kriteria diagnosis:
Simptom

Perubahan kepribadian (terlihat aneh)


Tipe katatonik (gelisah, stupor)
Psikosis paranoid (depersonalisasi, derealisasi, waham)
Halusinasi kronis

Perjalanan penyakit (kurang lebih 5 tahun)

Kurt Schneider (1887-1967)


First rank
symptom

Audible thought, voices arguing / discussing,


voices commenting, somatic passivity
experiences of influenced thought, thought
broadcasting, delusional persepsi.

Second
rank
symptom

Gangguan persepsi lain, ide yang bersifat


waham tiba-tiba, kebingungan, perubahan
mood depresi dan euforik, kemiskinan emosi.

Karl Jasper

Seorang psikiater dan


filosof, penyumbang
utama berdirinya
psikoanalisis.

Mendekati
psikopatologi dengan
gagasan tidak
terdapat kerangka
kerja konseptual
atau prinsip dasar
yang kuat.

Pekerjaannya telah
menyamakan
pengertian psikologis
dari tanda dan gejala
skizofrenia, seperti
waham dan
halusinasi.

Epidemiologi
Prevalensi 1 1,5 % dari populasi di dunia.

Insiden 1 / 10.000 orang per tahun.

Jenis Kelamin: laki-laki = wanita


Usia: puncak onset laki-laki 15-25 thn, perempuan 25-35
thn.
Individu dengan Skizofrenia 60-70% tidak pernah
menikah.
20%-50% penderita Skizofrenia mencoba bunuh diri, 10%
berhasil melakukannya.

Etiologi1 : Model diatesis stres

Seseorang yang rentan


(diatesis) terkena stresor
lebih mudah.

Genetik : kromosom X 1,
3, 5, 11 dihubungkan
dengan COMT (catechol-OMethyl Transferase) dalam
encoding dopamin.

Lingkungan emosional
yang tidak stabil, stresor
sosial, diskriminasi, sosial
ekonomi rendah (down
ward drift hipotesis)
Skizofrenia >>

FAKTOR GENETIK
Kecenderungan
seseorang menderita
skizofrenia berhubungan
dengan kedekatan
hubungan keluarga (>>
pada derajat pertama
dan kedua)

9 linkage sites: 1q, 5q,


6p, 6q, 8p, 10p,
13q, 15q dan 22q

Kembar monozigot 45 x dizigot

FAKTOR GENETIK
Genetik
rentan
skizofrenia

Faktor
lingkungan

SKIZOFRENIA

Faktor biologi dan psikososial


mencegah / menyebabkan skizofrenia
pada individu yang rentan secara
genetik

Etiologi2 : Faktor neurobiologis (1)

PET (positron emission tomography) aktivitas lobus frontal <<

Gejala positif; peningkatan aliran darah di daerah temporomedial

Gejala disorganisasi; peningkatan aliran darah daerah korteks singulat dan


striatum

Halusinasi; perubahan aliran darah regio hipokampus, parahipokampus,


amigdala.

Etiologi2 : Faktor neurobiologis (3)


MRI pelebaran daerah ventrikular III dan lateral,
terutama bila gejala negatif menonjol; implikasi perubahan
daerah periventrikular limbik striata, mengecilnya ukuran
dari lobus frontal dan temporal.
EEG hilangnya aktivitas gamma band; melemahnya
integrasi jaringan saraf di otak.
Teori neurotransmitter; hipotesis Dopamin, Serotonin
(5HT), Glutamat dan NMDA, GABA, Norepineprine,
Peptida/Neurotensin. Hipotesis Dopamin (D1-D5) gejala
positif.

FAKTOR BIOKIMIA
Obat-obatan yang
meningkatkan aktivitas
dopaminergik seperti
kokain dan amfetamin
psikotomimetik

Hipotesis Dopamin:
Terlalu >> aktivitas
dopamin

Potensi berbagai obat


antipsikotik terkait
dengan kerja sebagai
reseptor antagonis
Dopamin tipe 2.

A. SKIZOFRENIA
GEJALA POSITIF : peningkatan atau gangguan fungsi
normal seperti : waham, halusinasi, peningkatan
pembicaraan, asosiasi longgar dan katatonia
GEJALA NEGATIF : pengurangan atau kehilangan fungsi
Gejala skizofrenia
normal seperti : ekspresi efektif tumpul atau datar,
meliputi gejala
kemiskinan pembiacaraan atau pikiran, anhedonia,
positif dan negatif : kurang motivasi, penarikan diri.

Kriteria Diagnostik Skizofrenia


1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas):
a. Thought echo, Thought insertion or withdrawal, Thought broadcasting.
b. Delusion of control, Delusion of influence, Delusion of passivity, Delusion perception.
c.Halusional Auditorik ; Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap prilaku pasien, Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara atau Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu
bagian tubuh.
d.Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahi, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu
atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan
cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)

Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neureptika.

telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih


Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.

Skizofrenia Paranoid
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2. Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
a) Suara suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain lain perasaan tubuh; halusinasi
visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;
c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi
(deusion of influence), atau passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar kejar beraneka ragam,
adalah yang paling khas;

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relatif tidak nyata/tidak menonjol

SKIZOFRENIA HEBREFRENIK/TERDISORGANISASI
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2. Diagnosis henefrenia untuk pertama kalinya hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset 15 25 tahun)
3. Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk
menentukan diagnosis.
4. Untuk diagnosis hebrefrenik yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk
memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :

a) Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu
menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan atau hampa perasaan;

b) Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropiate), sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas
diri (self satisfied), senyum sendiri (self absorbed smilling) atau oleh sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai
( grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluahan hipokondriakal, dan ungkapan kata yang
diulang ulang (reiterated phrase).

c) Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren.

5. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol halusinasi atau waham mungkin ada
tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang
bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu
perilaku tanpa tujuan (aimless)dan tanpa maksud (empty of puspose) adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat
buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahamijalan pikiran pasien.

SKIZOFRENIA KATATONIK
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofenia

2. Satu atau lebih perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :
a) Stupor (amat berkurangnya dalam reaktifitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktifitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara);
b) Gaduh gelisah ( tampak jelas aktifitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal);
c) Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi tubuh tertentu yang tidak
wajar atau aneh);
d) Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakan kearah yang
berlawanan);
e) Rigiditas (mempertahankan posisi tubuhyang kaku untuk melawan upaya menggerakan dirinya);
f) Fleksibilitas cerea/waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan
g) Gejala gejala lain seperti command automatism (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata - kata serta kalimat kalimat.

3. Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dan gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus
ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala gejala lain. Penting untuk diperhatikan bahwa gejala
gejala katatonik bukan petunjuk untuk diagnosis skizofrenia.
Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat obatan, serta dapat juga
terjadi pada gangguan afektif

SKIZOFRENIA TAK TERINCI

1. Memenuhi
kriteria umum
untuk diagnosis
skizofrenia.

2. Tidak
memenuhi kriteria
untuk diagnosis
skizofrenia
paranoid,
hebefrenik, atau
katatonik.

3. Tidak
memenuhi kriteria
untuk skizofrenia
residual atau
depresi
pascaskizofrenia.

DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA


1. Diagnosis harus ditegakan hanya kalau:
a) Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria umum skizofrenia)
selama 12 bulan terakhir ini;
b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi
gambaran klinisnya)
c) Gejala gejala depresif menonjol dan mengganggu, memenuhi paling sedikit
kriteria untuk episode depresif (F32.-), dan telah ada dalam kurun waktu paling
sedikit 2 minggu.

2. Apabila pasien tidak menunjukkan lagi gejala skizofrenia,


diagnosis menjadi episode depresif (F32.-). Bila gejala skizofrenia
masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari
subtipe skizofrenia yang sesuai (F20.0-F20.3).

INDIKASI MASUK RUMAH SAKIT

Tujuan untuk
diagnosis

Menstabilkan
dosis obat

Keamanan pasien
( sucide/homicid
e)

Perilaku yang
sangat kacau

Perawatan diri
yang buruk

Terdapat 3 kelompok besar antipsikotik yang dipergunakan masa kini, yaitu :


Dopamin Reseptor Antagonis
Kekurangannya :
50 % penderita tetap tidak banyak perbaikan
Efek samping yang cukup serius ( tardive diskinesia dam neuroleptik malignan sindrom )
Beberapa kelompok obat yang sering dipergunakan :
Chlorpromazine ( 100 )
Trifluoperazine (
5)
Haloperidol
( 2-5 )
Thionidazine
( 100 )

(II) Risperindon ( Risperidal )


Lebih efektif
Efek samping neurologik sangat berkurang
Dapat mengatasi poitif dan negatif symtomps

(III) Clozapine
Kekurangan : agranulositosis dan harganya mahal
Kelebihannya : tidak menyebabkan tardive diskimesia

PROGNOSIS
PROGNOSIS KEARAH BAIK

Onset akut dengan faktor pencetus yang jelas


Riwayat hubungan sosial & pekerjaan yang baik ( premorbid )
Adanya gejala afektif
Subtipe paranoid
Subtipe katatonik
Sudah menikah
Banyak symptoms positif
Kebingungan
Tension, Cemas hostilitas

PROGNOSIS KEARAH BURUK

(1) Onset perlahan-lahan dengan faktor pencetus tidak jelas


(2) Riwayat hubungan sosial dan pekerjaan buruk ( premorbid )
(3) Menarik diri , tingka laku yang artistik
(4) Tipe Herbefrenik dan tipe tak tergolongkan
(5) Belum menikah
(6) Riwayat skizofrenia dalam keluarga
(7) Adanya gejala neurologik
(8) Banyak symptom negatif
(9) Tidak ada gejala afektif atau hostilitas yang jelas

B. GANGGUAN WAHAM MENETAP

Sekelompok gangguan jiwa dengan wahamwaham yang berlangsung lama, dan


merupakan satu-satunya gejala klinik yang
khas atau yang mencolok serta tidak dapat
digolongkan sebagai gangguan organik,
skizofrenik atau afektif.

DIAGNOSIS
GANGGUAN
WAHAM
MENETAP

Pedoman diagnosis gangguan waham


(1)
Merupakan satu-satunya gejala atau
gejala yang paling mencolok
(2). Sudah berlangsung paling sedikit 3
bulan
(3). Bila terdapat gejala depresi, maka
gejala waham harus tetap ada pada saat
depresinya hilang.
(4) Tidak disebabkan penyakit otak, tidak
terdapat halusinasi, dan tanpa riwayat
skizofrenia,

Gangguan Waham Menetap Lainnya


Gangguan waham menetap yang tidak memenuhi
kriteria untuk gangguan waham.
Termasuk : Gangguan waham dengan halusinasi yang
tidak memenuhi kriteria skizofrenia
Gangguan waham menetap kurang 3 bulan

PERJALANAN PENYAKIT GANGGUAN


WAHAM MENETAP
1. Kurang dari 25% menjadi skizofrenia
2. Kurang dari 10% menjadi gangguan afektif
3. 50% sembuh untuk waktu yang lama
4. 20% hanya penurun gejala
5. 30% tidak mengalami perubahan gejala

C. Psikosis Akut
Gangguan psikosis akut dan sementara
adalah sekelompok gangguan jiwa yang :
Onsetnya akut ( 2 minggu)
Sindrom polimorfik
Ada stresor yang jelas
Tidak memenuhi kriteria episode manik atau
depresif
Tidak ada penyebab organik

Beberapa Gangguan Jiwa Gangguan Psikosis Akut


atau Sementara
Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala
Skizofrenia
(a). Onset harus akut (dari suatu keadaan non psikotik sampai
keadaan psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau
kurang);
(b). Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang
berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam
hari yang sama ;
(c).
Harus ada keadaan emosional yang beranekaragamnya ;
(c).
Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun
dari gejala itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi
kriteria skizofrenia atau episode manik atau episode depresif.

Gangguan Psikotik Polimorfik Akut


dengan Gejala Skizofrenia
Memenuhi kriteria yang khas untuk gangguan
psikotik polimorfik akut.
Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria
untuk diagnosis Skizofrenia yang harus sudah ada
untuk sebagian besar waktu sejak munculnya
gambaran klinis psikotik itu secara jelas.
Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk
lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus diubah
menjadi skizofrenia.

3. Gangguan Psikotik Lir Skizofrenia Akut


Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala yang stabil dan
memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi hanya berlangsung
kurang dari satu bulan lamanya.
Pedoman Diagnosis
(1).Onset psikotiknya akut (dua minggu atau kurang)
(2). Memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi lamanya kurang
1 bulan.
(3).Tidak memenuhi kriteria psikosis pilimorfik akut.

Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan


Predominan Waham
Gambaran klinis berupa waham dan halusinasi
yang cukup stabil, tetapi tidak memenuhi
skizofrenia. Sering berupa waham kejaran dan
waham rujukan, dan halusinasi pendengaran.

D. GANGGUAN SKIZOAFEKTIF

PENGERTIAN

Suatu gangguan jiwa yang gejala skizofrenia


dan gejala afektif terjadi bersamaan dan
sama-sama menonjol.
Onset yang tiba-tiba pada masa remaja ;
fungsi pramorbid baik ; terdapat stresor yang
jelas ; riwayat keluarga dan gangguan afektif.
Prevalensi : % ; lebih banyak pada wanita.
Prognosis lebih buruk dari gangguan depresif
maupun bipolar ; tetapi lebih baik dari
skizofrenia.

DIAGNOSIS

1. Pedoman Diagnosis Gangguan Skizoafektif


Gejala Skizofrenia dan gangguan afektif
sama-sama menonjol atau dalam beberapa
hari sesudah yang lain, tetapi dalam satu
episode penyakit (tidak memenuhi kriteria
diagnosis skizofrenia maupun gangguan
afektif).
2. Beberapa Tipe Skizoafektif
Gangguan Skizoafektif tipe Manik
Gangguan Skizoafektif tipe Depresif
Gangguan Skizoafektif tipe Campuran

Anda mungkin juga menyukai