Cemaran Logam Berat

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH TOKSIKOLOGI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

CEMARAN LOGAM BERAT

OLEH:
AYUN DWI ASTUTI
N111 11 001
KELAS A

MAKASSAR
2013

PNDAHULUAN
Logam merupakan toksikan yang unik. Logam ditemukan dan menetap di
alam tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisikokimia, biologis,
atau akibat aktivitas manusia. Logam-logam di alam ditemukan dalam bentuk
persenyawaan dengan unsur lain dan sangat jarang ditemukan dalam elemen
tunggal. Unsur ini dalam kondisi temperatur kamar tidak selalu berbentuk padat
melainkan ada yang berbentuk cair, misalnya merkuri (Hg). Dalam perairan, logam
pada umumnya berada dalam bentuk ion-ion, baik sebagai pasangan ion ataupun
dalam bentuk ion-ion tunggal (Lestari, 2010).
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5
gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang
tinggi terhadap unsur S, dan bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7.
Dalam perairan, logam berat dapat ditemukan dalam bentuk terlarut dan tidak
terlarut. Logam berat terlarut adalah logam yang membentuk kompleks dengan
senyawa organik dan anorganik, sedangkan logam berat yang tidak terlarut
merupakan partikel-partikel yang berbentuk koloid dan senyawa kelompok metal
yang teradsorbsi pada partikel-partikel yang tersuspensi (Purnama, 2009).
Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua
jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam
jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang
berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu,
Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya. Jenis kedua adalah logam berat tidak esensial
atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui

manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain
(Darmono, 1995). Logam berat ini dapat mencemari lingkungan.
Pencemaran logam berat dapat menimbulkan berbagai permasalahan
diantaranya adalah berhubungan dengan estetika (perubahan bau, warna dan rasa
air), berbahaya bagi kehidupan tanaman dan binatang, berbahaya bagi kesehatan
manusia, dan menyebabkan kerusakan pada ekosistem. Sebagian dari logam berat
bersifat essensial bagi organisme air untuk pertumbuhan dan perkembangan
hidupnya, antara lain dalam pembentukan haemosianin dalam sistem darah dan
enzimatik pada biota. Akan tetapi bila jumlah dari logam berat masuk ke dalam tubuh
dengan jumlah berlebih, maka akan berubah fungsi menjadi racun bagi tubuh
(Darmono, 1995).
Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, tingkat atau daya racun logam berat
terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah) sebagai berikut merkuri
(Hg), kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt
(Co). Daftar urutan toksisitas logam paling tinggi ke paling rendah terhadap manusia
yang mengkomsumsi ikan adalah sebagai berikut Hg 2+ > Cd2+ >Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ >
As2+ > Cr2+ > Sn2+ > Zn2+. Toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3
kelompok, yaitu (Darmono, 1995):
a. Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn
b. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co
c. Bersifat tosik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe

PERUMUSAN MASALAH
A. Dampak yang Ditimbulkan oleh Logam Berat
Pencemaran logam berat ini menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya:
1. Berhubungan dengan estetika (perubahan bau, warna dan rasa air)
2. Berbahaya bagi kehidupan tanaman dan binatang
3. Berbahaya bagi kesehatan manusia
4. Menyebabkan kerusakan pada ekosistem.
Bila jumlah dari logam berat masuk ke dalam tubuh dengan jumlah berlebih,
maka akan berubah fungsi menjadi racun bagi tubuh.
Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung
pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang
dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme
tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab
alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah
melalui kulit, pernapasan dan pencernaan. Logam berat jika sudah terserap ke
dalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya
hingga nantinya dibuang melalui proses eksresi.
Manusia sebagai mahluk omnivora (pemakan segala), rentan sekali terkena
penyakit yang berasal dari bahan makanan yang tercemar oleh logam berat.
Sumber-sumber

kontaminannya

yaitu

sayur-sayuran

maupun

ternak

yang

terkontaminasi logam berat dari air penyiramnya yang mengandung logam berta

atupun rumput yang dimakan ternak yang terkontaminasi oleh logam berat dari air
yang diserapnya.
Sumber utama kontaminan logam berat sesungguhnya berasal dari udara
dan air yang mencemari tanah. Selanjutnya semua tanaman yang tumbuh di atas
tanah yang telah tercemar akan mengakumulasikan logam-logam tersebut pada
semua bagian (akar, batang, daun dan buah). Ternak akan memanen logam-logam
berat yang ada pada tanaman dan menumpuknya pada bagian-bagian dagingnya.
Selanjutnya manusia yang termasuk ke dalam kelompok omnivora (pemakan
segalanya), akan tercemar logam tersebut dari empat sumber utama, yaitu udara
yang dihirup saat bernapas, air minum, tanaman (sayuran dan buah-buahan), serta
ternak (berupa daging, telur, dan susu).
Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia yaitu :
a. Arsen
Arsen (As) atau sering disebut arsenik sebagian besar terdapat di alam
dalam bentuk senyawa dasar yang berupa substansi inorganik. Arsen
inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan terpapar pada
manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health
(1975), arsen inorganik bertanggung jawab terhadap berbagai gangguan
kesehatan kronis, terutama kanker. Arsen juga dapat merusak ginjal dan
bersifat racun yang sangat kuat.
Arsen banyak ditemukan di dalam air tanah. Hal ini disebabkan
arsen merupakan salah satu mineral yang memang terkandung dalam
susunan batuan bumi. Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu
bentuk tereduksi, terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit.
Bentuk lainnya adalah bentuk teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umum
disebut sebagai arsenat (Jones, 2000).

b. Merkuri
Merkuri (Hg) atau air raksa adalah logam yang ada secara alami,
merupakan satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Merkuri
(Hg) dapat berakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya,
menyebabkan bronchitis, sampai rusaknya paru-paru. Gejala keracunan
Merkuri tingkat awal, pasien merasa mulutnya kebal sehingga tidak peka
terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, gangguan
psikologi (rasa cemas dan sifat agresif), dan sering sakit kepala. Jika terjadi
akumulasi yang tinggi mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak kecil,
gangguan pada luas pandang, kerusakan sarung selaput saraf dan bagian
dari otak kecil. Turunan oleh Merkuri (biasanya etil merkuri) pada proses
kehamilan akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy
maupun gangguan mental. Sedangkan keracunan Merkuri yang akut dapat
menyebabkan kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiovaskuler,
kegagalan ginjal akut maupun shock.
Sumber-sumber merkuri yaitu dapat berasal dari air sisa-sisa
penambangan yang mengandung Hg dibiarkan mengalir ke sungai dan
dijadikan irigasi untuk lahan pertanian.
c. Timbal
Adanya Timbal (Pb) dalam peredaran darah dan otak dapat
menyebabkan

gangguan

sintesis

hemoglobin

darah,

gangguan

neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem reproduksi,


penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-paru.
Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20
myugram/dl dalam darah.
d. Tembaga

Tingginya tingkat cemaran Cu akan berdampak negatif terhadap


manusia, yaitu dapat menimbulkan keracunan. Gejala yang timbul pada
keracunan Cu akut adalah mual, muntah- muntah, menceret, sakit perut
hebat, dan hemolisis darah.
Pencemaran logam Cu pada bahan pangan pada awalnya terjadi
karena penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Meskipun
demikian, pengaruh proses pengolahan akan dapat mempengaruhi status
keberadaan tersebut dalam bahan pangan.

e. Cadmium
Kadmium (Cd) jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat
menghambat kerja paru-paru, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru,
mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat,
kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat
pula merusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan
darah. Gejala umum keracunan Kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak
(pendek), batuk batuk, dan lemah.
f. Kromium
Chromium (Cr) dalam tubuh dapat berakibat buruk terhadap sistem
saluran pernafasan, kulit, pembuluh darah, dan ginjal. Dampak
kandungan logam berat memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun,
kita dapat mencegahnya dengan meningkatkan kesadaran untuk ikut serta
melestarikan sumber daya hayati serta menjaga kesehatan baik untuk diri
sendiri maupun keluarga. Salah satu cara sederhana untuk menjaga
kesehatan adalah dengan mendeteksi kondisi air yang kita gunakan sehari-

hari, terutama kebutuhan untuk minum. Jika kondisi air Anda sudah
terdeteksi, maka akumulasi logam berat dalam tubuh dapat kita cegah.
B. Ambang Batas Cemaran Logam pada Makanan
Sesuai dengan keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
No.03725/B/SK/VII/1989 tentang batas maksimum cemaran logam dalam makanan
diatur bahwa batas maksimum cemaran logam yang diperbolehkan dalam beberapa
produk pangan yaitu:
Arsen (As) 0,1 - 1,0 mg/kg
Timbal (Pb) 0,1 - 10 mg/kg
Tembaga (Cu) 0,1 - 150 mg/kg
Seng (Zn) 2,0 - 100 mg/kg

Timah (Sn) 40 mg/kg


Air raksa 0,03 - 0,5 mg/kg

Setiap kenaikan kadar timbal dalam darah sebesar 10-20 g/dl, dapat
menurunkan IQ rata-rata sebesar 3 pin.
Kandungan maksimal logam yang diperbolehkan dalam air (dalam mg/L):

Krom (Cr6+)

: 0,05

Magnesium (Mg) : 150

Kadmium (Cd)

: 0,01

Barium (Ba)

: 0,05

Raksa (Hg)

: 0,001

Besi (Fe)

:1

Timbal (Pb)

: 0,1

Mangan (Mn)

: 0,5

Arsen (As)

: 0,05

Tembaga (Cu)

:1

Selenium (Se)

: 0,01

Seng (Zn)

: 15

Kalsium (Ca)

: 200

C. Proses Pencemaran Logam Berat pada Tanaman/Bahan Pangan


Logam berat dalam tanah pada prinsipnya berada dalam bentuk bebas maupun
tidak bebas. Dalam keaadan bebas, logam berat dapat bersifat racun dan terserap
oleh tanaman. Sedangkan dalam bentuk tidak bebas dapat berikatan dengan hara,
bahan organik, ataupun anorganik lainnya. Dengan kondisi tersebut, logam berat
selain akan mempengaruhi ketersediaan hara tanaman juga dapat mengkontaminasi
hasil tanaman. Jika logam berat memasuki lingkungan tanah,

kemudian akan

terserap oleh tanaman melalui akar, dan selanjutnya akan terdistribusi ke bagian
tanaman lainnya.

D. Cara Menanggulangi Pencemaran Logam Berat agar Tidak Membahayakan

Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung
pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang
dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses
metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai
penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya
adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan. Menyadari ancaman yang begitu
besar dari pencemaran logam berat, maka berbagai metode alternatif telah banyak
digunakan seperti dengan cara mengurangi konsentrasi logam berat, beberapa
metode tersebut antara lain :
a. Reverse osmosis
Adalah proses pemisahan logam berat oleh membran semipermeabel dengan
menggunakan perbedaan tekanan luar dengan tekanan osmotik dari limbah,
kerugian sistem ini adalah biaya yang mahal sehingga sulit terjangkau oleh
industri di Indonesia.
b. Teknik elektrodialisis
Dalam teknik ini digunakan membran ion selektif permeabel berdasarkan
perbedaan potensial antara 2 elektroda yang menyebabkan perpindahan kation
dan anion. Kerugian dari teknik ini yaitu terbentuknya senyawa logam-hidroksi
yang menutupi membran
c. Ultrafiltrasi
Yaitu penyaringan dengan tekanan tinggi melalui membran berpori, juga
merugikan karena menimbulkan banyak sludge (lumpur).
d. Resin penukar ion
Berprinsip pada gaya elektrostatik di mana ion yang terdapat pada resin ditukar
oleh ion logam dari limbah, kerugian metode ini adalah biaya yang besar dan
menimbulkan ion yang ter-remove sebagian.
e. Bioremoval dan Bioabsorpsi
Salah satu teknik baru yang sedang dikembangkan untuk menutupi kekurangan
berbagai tehnik diatas yaitu bioremoval. Bioremoval dapat diartikan sebagai

terkonsentrasi dan terakumulasinya bahan penyebab polusi atau polutan dalam


suatu perairan oleh material biologi, yang mana material biologi tersebut dapat
me-recovery polutan sehingga dapat dibuang dan ramah terhadap lingkungan.
Prinsip dari metode bioremoval ini yaitu penggunaan mikroorganisme untuk
mengabsorpsi logam berat. Istilah bioabsorpsi tidak dapat dilepaskan dari istilah
bioremoval karena bioabsorpsi merupakan bagian dari bioremoval. Bioabsorpsi
merupakan kemampuan material biologi untuk mengakumulasikan logam berat
melalui media metabolisme atau jalur psiko-kimia. Proses bioabsorpsi ini dapat
terjadi karena adanya material biologi yang disebut biosorben dan adanya larutan
yang mengandung logam berat (dengan afinitas yang tinggi) sehingga mudah
terikat pada biosorben.
Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bioabsorpsi terutama adalah dari golongan alga yakni alga dari divisi Phaeophyta,
Rhodophyta dan Chlorophyta. Logam-logam yang dapat diabsorbsi/di-remove
adalah logam berat beracun, logam esensial dan radionuklida.

Tabel. Perbandingan selektifitas mikroorganisme terhadap logam berat


Logam berat yang di remove

Mikrooganisme

berdasarkan beberapa penelitian


Mucur mucedo

Cu

Rhizopus stolonifer

Cu,Cd,Zn,U,Pb

Aspergillus orizae

Cu

Penecillium chrysogenum

Cu

Ecklonia radiata

Cu,Pb,Cd,Cr

Saccharomyces cerevisie Chlorella

Cu,Pb,Cd,Ni

vulgaris

Pb,As

Phellinus badius

Pb,Cd

Pinus radiata

Pb,Cd

Sargassum sp.

Cu,Cr,Fe

Durvillea potatorum

Zn

Myriophylium spicatum

Pb,Zn,Cu

Chiarella vulgaris

Cu

Ganoderma lucidum

Cr,Cu

Aspergillus niger

Cr,Cu

Pseudomonas syringae

Hg,Zn,Cd

Solanum elaeagnifolium Phanerochaete Cu,Cr,Pb,Ni,Zn


chrysosporium

Ni,Cu,Pb

Absidia sp.

Pb,U,Cu

Keuntungan penggunaan mikroorganisme sebagai bioremoval menurut


Kratochvil dan Voleski (1998) adalah biaya yang rendah, efisiensi yang tinggi,
biosorbennya dapat diregenerasi, tidak perlu nutrisi tambahan, kemampuannya
dalam me-recovery logam dan sludge yang dihasilkan sangat minim. Dilihat dari
keuntungannya itu, maka bioremoval lebih efektif dibanding dengan pertukaran
ion dan reverse osmosis dalam kaitannya dengan sensitifitas kehadiran padatan
terlarut (suspended solid), zat organik dan logam berat lainnya serta lebih baik

dari proses pengendapan (precipitation) bila dikaitkan dengan kemampuan


menstimulasikan perubahan pH dan konsentrasi logam beratnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009, BIOREMOVAL, diakses dari : http://www.chem-is-try.org/ tanggal
10 Mei 2011
Anonymous, 2008, BIOREMOVAL LOGAM BERAT DENGAN MENGGUNAKAN
MIKROORGANISME, diakses dari http://smk3ae.wordpress.com tanggal 10
Mei 2011
Anonymous, 2008, MENGENAL LOGAM BERAT (HEAVY METAL), diakses dari
http://smk3ae.wordpress.com tanggal 10 Mei 2011
Anonymous,
2010,
PENCEMARAN
LOGAM
BERAT,
diakses
dari
http://www.bmf.litbang.depkes.go.id tanggal 10 Mei 2011
Anonymous, 2009, PENCEMARAN LOGAM BERAT Cu, diakses dari
http://one.indoskripsi.com/content/ tanggal 10 Mei 2011
Anonymous, 2011, PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA MAKANAN, diakses dari
http://www.pipimm.org/ tanggal 12 Mei 2011
Anonymous, 2009, TRACE ELEMENTS, diakses dari http://forum.kafegaul.com/
tanggal 12 Mei 2011
Charlena, 2004, PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN CADMIUM
(Cd) PADA SAYUR-SAYURAN, diakses dari http://www.rudyct.com/ tanggal
12 Mei 2011
Darmono, 1995, LOGAM DALAM SISTEM BIOLOGI MAKHLUK HIDUP, UI Press :
Jakarta

Lestari,
S.,
2010,
SIFAT DAN
KARAKTERISTIK
LOGAM
http://srilestari.pdf/2010/12/sifat-dan-karakteristik-logam-berat.pdf,
tanggal 9 Mei 2011

BERAT,
diakses

Mursyidin, D., 2006, MENANGGULANGI PENCEMARAN LOGAM BERAT, diakses


dari http://www.ychi.org tanggal 10 Mei 2011
Onrizal, 2005, RESTORASI LAHAN TERKONTAMINASI LOGAM BERAT, diakses
dari http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991/1993%20loga.pdf, tanggal 10 Mei
2011
Purnama,
Dede,
2009,
LOGAM
http://www.dedepurnama.com/2010/12/beberapa-sifat-unsur-logamberat.html, diakses tanggal 9 Mei 2011

BERAT,

Anda mungkin juga menyukai