Pertemuan 1 Etika Prodip 1 BC 2012
Pertemuan 1 Etika Prodip 1 BC 2012
Mata Pelajaran
POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE-1
KONSEP DASAR
ETIKA
SUB POKOK BAHASAN :
a. Pengertian Etika
b. Profesi dan Etika
Memahami Etika,
hubungan antara Profesi
dan Etika (Kode etik)
MENGAPA MAHASISWA
STAN PERLU
MEMPELAJARI ETIKA?
LATAR BELAKANG.1
a. Sebagai sebuah profesi, PNS (Pegawai
Negeri Sipil) memiliki berbagai etika yang
perlu diketahui oleh para mahasiswa STAN
sebagai calon PNS, khususnya di
Kementerian Keuangan.
b. Bahwa saat ini, pemerintah sedang
gencar-gencarnya melakukan reformasi
birokrasi, dan peranan etika profesi PNS
menjadi sangat penting dalam rangka
mengawal reformasi birokrasi yang
berlandaskan pada kesadaran etika.
LATAR BELAKANG.2
c.
LATAR BELAKANG.3
e. Menurut K. Bertens, ada 3 tujuan yang ingin dicapai
dalam pengajaran etika bisnis, yaitu :
1). Menanamkan atau meningkakan kesadaran akan
adanya dimensi etis dalam bisnis, menanamkan
jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada, dan
meningkatkan bila kesadaran itu sudah ada
tapi
masih lemah dan ragu.
2). Memperkenalkan argumentasi moral khususnya
dibidang ekonomi dan bisnis, serta membantu
pebisnis/calon pebisnis dalam menyusun
argumentasi moral yang tepat.
3. Membantu pebisnis/calon pebisnis, untuk
menentukan sikap moral yang tepat didalam
profesinya (kelak).
REFORMASI BIROKRASI ?
1.
2.
Transparansi dan
Akuntabilitas
Transparan,
Adanya kejelasan dan kepastian mengenai
prosedur, persyaratan, dan pejabat yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan suatu
kegiatan, dan dapat diketahui secara terbuka
dan menyeluruh oleh masyarakat
Akuntabel,
Dapat mempertanggungjawabkan proses dan
hasil pelaksanaan kegiatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan kaidah-kaidah yang baik (best
practice) dalam pelaksanaan kegiatan tsb.
2.
PENGUJIAN SECARA
RECHMATIGHEID
3.
PENGUJIAN SECARA
DOELMATIGHEID
1. Wetmatigheid
(kebenaran menurut peraturan)
PENGERTIAN ETIKA
PENGERTIAN ETIKA
Etika berasal dari bahasa yunani
yaitu ethos yang berarti adat
istiadat atau kebiasaan.
Atau, ethikos, berarti timbul dari
kebiasaan ;
Etika dapat diartikan secara luas sebagai keseluruhan norma dan penilaian
yang dipergunakan oleh masyarakat
untuk mengetahui bagaimana seharusnya menjalankan kehidupannya.
DEFINISI ETIKA
Menurut Ahmad Amin, etika adalah ilmu
pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai
oleh manusia dalam perbuatan mereka, dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat oleh manusia
Menurut Soegarda Poerbakawatja, etika
adalah filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai,
ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan
keburukan di dalam hidup manusia semuanya,
terutama mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa,
sampai mengenai tujuannya
b.
c.
ETOS KERJA
Etos Kerja adalah sikap dasar
seseorang dan sekelompok orang
dalam melakukan pekerjaan.
Etos adalah sikap dasar seseorang dalam melakukan kegiatan
tertentu.
Etos akan kelihatan dalam cara dan semangat (gairah) orang
melakukan kegiatan itu.
Etos itu apakah kuat atau lemah, positif atau negatif, akan kelihatan
apabila ia mengalami hambatan dan tantangan.
e.
f.
g.
Etika
Berarti falsafah
moral dan
merupakan cara
hidup yang benar
dilihat dari sudut
budaya, susila dan
agama.
Berasal dari
bahasa Latin
Etiket
Berarti tata cara
pergaulan yang
baik antara
sesama manusia,
Berasal dari Bahasa
Perancis :
ETIQUETTE
HUBUNGAN ANTARA
ETIKA
DAN ETIKET
a. Kaitan antara Etiket dan Etika adalah samasama mengacu pada norma atau aturan.
b. ETIKA mengacu pada norma moral,
sedangkan ETIKET mengacu pada norma
kelaziman.
Kita tidak dapat memastikan bahwa orang yang memiliki etiket secara
otomatis menunjukkan perilaku etis. Contoh : tidak jarang kita melihat
orang yang tampaknya sopan ternyata ia seorang penipu.
KEPRIBADIAN
HASIL KERJA
Unsur-unsur :
Bakat
Ketrampilan
Menjadi
Minat
Sifat
Gairah, dan
Nilai-nilai
SIKAP
PROSES
Menjadi
PRILAKU
Unsur-unsur :
Semangat
Disiplin
Rajin
Jujur
Tanggungjawab
Hemat
Integritas
TEORI-TEORI ETIKA
TEORI-TEORI ETIKA
Sonny Keraf (dalam Menumbuhkan
dan mengembangkan Etika Birokrasi :
Kertas kerja pada Top Management
Seminar I, Pusdiklat Pegawai BPPK,
Jakarta, 2002), mengemukakan 3 (tiga)
teori tentang Etika, yaitu :
A. ETIKA DEONTOLOGI
B. ETIKA TELEOLOGI
C. ETIKA KEUTAMAAN
ETIKA DEONTOLOGI1
1. Deontologi berasal dari kata
Yunani Deon yang artinya :
KEWAJIBAN ;
2. Etika Deontologi memberikan
Pedoman Moral agar Manusia
melakukan apa yang menjadi
kewajiban sesuai dengan NilaiNilai atau Norma yang ada.
ETIKA DEONTOLOGI2
3. Etika Deontologi tidak membahas apa akibat atau
konsekwensi dari suatu perilaku.
Suatu perilaku dibenarkan bukan karena perilaku
itu berakibat baik, tetapi karena perilaku itu
memang baik dan perilaku itu didasarkan pada
kewajiban yang memang harus dijalankan.
Contoh :
- Berderma dan membantu orang lain yang sedang
mengalami kesusahan adalah tindakan baik;
- Korupsi, pelecehan seksual adalah tindakan
buruk, sehingga kewajiban manusia untuk
menghindarinya.
ETIKA TELEOLOGI1
a. Berasal dari kata Yunani TELOS yang
berarti TUJUAN ;
b. Etika Teleologi menilai perilaku atas dasar
Tujuan atau akibat dari suatu perilaku ;
c. Menurut Etika Teleologi : perilaku dinilai
baik apabila Bertujuan atau Berakibat baik,
sebaliknya perilaku dinilai buruk apabila
bertujuan atau berakibat buruk ;
d. Pertanyaannya adalah : Kata bertujuan baik
dimaksud baik bagi siapa ?
ETIKA TELEOLOGI2
e. Berkaitan dengan pertanyaan
bertujuan baik untuk siapa, Etika
Teleologi dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua), yaitu :
1). EGOISME ETIS ;
2). UTILITARIANISME ;
ETIKA TELEOLOGI3
EGOISME ETIS ;
a. Teori ini memandang bahwa : suatu
perilaku dianggap baik apabila bertujuan
atau berakibat baik bagi diri sendiri.
b. Walaupun perilaku dalam pandangan
Egoisme Etis bersifat Egoistis, perilaku
tersebut dipandang baik secara moral,
dengan alasan bahwa : Setiap orang boleh
memperoleh kebahagiaan atau memaksimumkan kesejahteraannya.
ETIKA TELEOLOGI4
UTILITARIANISME ;
a. Teori ini melihat bahwa : suatu perilaku
dianggap baik apabila berakibat baik bagi
banyak orang.
b. Etika Utilitarianisme dikembangkan pertama
kali oleh JEREMY BENTAM (1748 1832).
Permasalahan yang dihadapi oleh Bentam
dan orang-orang sezamannya adalah :
BAGAIMANA MENGEVALUASI BAIK
BURUKNYA KEBIJAKAN SECARA MORAL.
Misalnya : menilai kebijakan publik.
ETIKA TELEOLOGI5
UTILITARIANISME (Lanjutan) ;
c. Dalam menilai Kebijakan Publik, maka permasalahannya adalah : Kriteria obyektif apa yang dapat
dipakai sebagai dasar penilaian, karena kebijakan
publik sangat mungkin dapat diterima oleh suatu
kelompok karena dianggap menguntungkan tetapi
ditolak oleh kelompok lain karena dianggap
merugikan.
d. Dalam mencari kriteria obyektif, BENTAM
berkesimpulan : BAHWA KRITERIA OBYEKTIF
DAPAT DIPEROLEH DENGAN MELIHAT APAKAH
SUATU KEBIJAKAN ATAU TINDAKAN PUBLIK
BERMANFAAT ATAU SEBALIKNYA MERUGIKAN
BAGI ORANG-ORANG TERKAIT.
ETIKA TELEOLOGI6
UTILITARIANISME (Lanjutan) ;
e. Dalam menilai Kebijakan Publik, Etika
ETIKA TELEOLOGI7
UTILITARIANISME (lanjutan) ;
f. Dalam menilai Kebijakan Publik, kriteria
obyektif yang digunakan ada 3 (tiga), yaitu :
1. MANFAAT
2. MANFAAT YANG LEBIH BESAR ATAU
TERBESAR
3. MANFAAT YANG LEBIH BESAR ATAU
TERBESAR BAGI SEBANYAK MUNGKIN
ORANG.
ETIKA TELEOLOGI8
UTILITARIANISME (Lanjutan) ;
g. Tegasnya Prinsip yang dianut oleh Utilitarianisme
adalah : BERTINDAKLAH SEDEMIKIAN RUPA
AGAR TINDAKAN ITU MENDATANGKAN MANFAAT
LEBIH BESAR ATAU TERBESAR BAGI SEBANYAK
MUNGKIN ORANG, TIDAK PERLU MENCARI
NORMA DAN NILAI MORAL YANG MENJADI
KEWAJIBAN KITA, YANG PERLU DILAKUKAN
HANYALAH MEMPERTIMBANGKAN APA AKIBAT
DARI TINDAKAN KITA AGAR DAPAT DILIHAT
APAKAH BERMANFAAT ATAU MERUGIKAN.
ETIKA KEUTAMAAN1
1. Etika ini tidak mempermasalahkan kewajiban
dan akibat dari suatu tindakan, dan juga
tidak mengacu kepada norma-norma dan
nilai-nilai universal untuk menilai moral.
2. Etika Keutamaan lebih memfokuskan pada
pengembangan watak moral pada diri setiap
orang. Nilai moral muncul dari pengalaman
hidup teladan, dan contoh hidup yang diperlihatkan oleh tokoh besar dalam suatu
masyarakat dalam menghadapi permasalahan hidup.
ETIKA KEUTAMAAN.2
3. Norma dan nilai-nilai moral bukan tumbuh
dalam bentuk aturan, larangan, atau
perintah, tetapi dalam bentuk teladan moral
yang dipraktekkan oleh tokoh-tokoh
tertentu dalam masyarakat.
Dari teladan moral itu orang belajar
keutamaan moral, seperti : kesetiaan, saling
percaya, kejujuran, kesabaran, ketulusan,
kemurahan, kasih sayang, dsb.
ETIKA KEUTAMAAN3
4. Menurut teori Etika Keutamaan : Bahwa
orang yang bermoral tidak ditentukan oleh
fakta bahwa dia melakukan tindakan
bermoral.
Orang bermoral ditentukan oleh fakta
keseluruhan hidupnya, yaitu bagaimana ia
sehari-hari berprilaku baik sebagai manusia.
Ia adalah orang yang berprinsip,orang yang
mempunyai integritas moral yang tinggi,
sebagaimana dipelajarinya dari tokoh-tokoh
besar yang ia kagumi atau sejarah atau
cerita yang dikenalnya.
ETIKA KEUTAMAAN4
5. Lebih lanjut menurut teori Etika Keutamaan :
Bahwa Pribadi bermoral adalah orang yang
telah berhasil mengembangkan suatu
kecenderungan moral melalui kebiasaan
yang baik, dan perilaku serta perbuatannya
yang selalu bermoral.
Ia tidak sekedar melakukan sesuatu yang
adil, tetapi dia adalah orang yang adil
sepanjang hidupnya
Dia bukan hanya sekedar orang yang
melakukan tindakan yang baik, dia sehariharinya memang orang baik.
P R O F E S I
1. Profesi dirumuskan sebagai : pekerjaan
yang dilakukan sebagai nafkah hidup dan
mengandalkan keahlian dan ketrampilan
yang tinggi dan melibatkan komitmen
pribadi (moral) yang mendalam (Keraf 1998 :
35).
2. Profesi dapat dipandang secara lebih luas,
sebagai kelompok moral yang memiliki ciriciri dan nilai-nilai bersama yang harus
dijunjung tinggi (Cominish 1983 : 48).
P R O F E S I
3. Orang atau kelompok Profesional adalah : orang yang secara
khusus bekerja penuh (purna waktu) dan hidup dari pekerjaan
itu dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilannya yang
tinggi dan memiliki komitmen pribadi yang menjunjung tinggi
pekerjaannya.
4. Bekerja penuh (purna waktu) berarti : orang atau kelompok
profesional bekerja secara formal (dalam jam-jam kerja) dan
informal (diluar jam kerja) demi pelayanannya kepada
masyarakat luas dan keluhuran profesinya.
5. Hidup dari pekerjaannya berarti : orang atau masyarakat
profesional harus memperoleh imbalan yang memadai
sehingga dapat hidup layak dari pekerjaannya.
P R O F E S I
6. Mengandalkan Keahlian dan Ketrampilannya
berarti : orang atau kelompok profesional dalam
bekerja dituntut agar senantiasa memelihara dan
mengembangkan ketrampilannya melalui
pendidikan, pelatihan, magang, praktek kerja,
sertifikasi dsb.
7. Memiliki komitmen pribadi dan menjunjung tinggi
pekerjaannya berarti : orang atau kelompok
profesional dalam bekerja mengutamakan
terwujudnya nilai-nilai seperti : ketekunan,
kerajinan, keseriusan, disiplin, kejujuran, dan
sebagainya.
OK
Lets
Continue
>>>>>>HAK, KEADILAN, DAN
KEPEDULIAN>>>>>>>