Laporan Tutorial Ekstraksi Seri
Laporan Tutorial Ekstraksi Seri
gigi 54, 55, 64, 65, 73. 74, 75. 83, 84, dan 85 dalam kondisi baik.
Hasil pemeriksaan RO :
benih gigi 13, 14, 15, 23, 24, 25, 33, 34, 35, 43, 44, dan 45 lengkap dengan
pola erupsi normal.
STEP 2
1.
2.
Apa ada kaitannya antara gigi 53 dan 63 yang tanggal prematur dengan gigi
12 dan 21 palatoversi?
Rahang Atas
Gigi 54 dan 64 diekstraksi untuk tempat Premolar pertama erupsi.
Setelah gigi P1 erupsi, dilakukan ektraksi terhadap gigi P1 untuk
menyediakan tempat bagi caninus, sehingga bagian anterior yang
crowded dapat dikoreksi. Gigi 55 dan 65 diekstraksi untuk tempat
tumbuhnya gigi Premolar kedua.
Rahang Bawah
-
STEP 5
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan urutan erupsi
gigi dan letak benih dalam lengkung.
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan indikasi dan
kontraindikasi ekstraksi seri.
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan prosedur dalam
pelaksanaan ekstraksi seri.
STEP 7
1. Urutan erupsi gigi permanen dan letak benih gigi permanen
a. Letak benih gigi permanen
Gigi insisivus
Insisius central pada saat sebelum erupsi berada pada labial
gigi insisiv sulung. Adanya proses erupsi menyebabkan gigi insisiv
migrasi sesuai sudut inklinasinya. Sedangkan gigi insisiv lateral
sebelum erupsi berada lebih ke palatal dari gigi sulungnya, dengan
adanya proses erupsi menyebabkan gigi ini migrasi sesuai sudut
inklinasnya. spacing atau adanya diastema pada gigi sulung anterior,
merupakan kondisi yang normal dan termasuk penting, karena ukuran
dari gigi insisivus permanen penggantinya berukuran lebih besar
dibandingkan dengan gigi sulungnya. Crowded yang terjadi biasanya
diakibatkan oleh tidak adanya diastem fisiologis, sehingga gigi
insisivus pertama akan meresorbsi gigi sulung insisiv lateral. Hal
tersebut akan mengakibatkan dislokasi dari gigi insisiv tetap lateral,
sehingga terdapat crowded pada anterior.
terletak tinggi dalam tulang maksila pada usia 3 tahun dengan mahkota
yang mengarah ke mesial dan lingual. Adanya proses erupsi atau
migrasi intraboni yang signifikan menyebabkan mahkota kaninus
permanen berkontak dengan aspek distal akar gigi insisivus lateral.
Akibat tekanan yang dihasilkan mahkota kaninus terhadap akar
insisivus lateral, keempat insisivus maksila menjadi flared dan
memperlihatkan susunan insisivus yang khas dan dikenal dengan tahap
ugly duckling. Selanjutnya kaninus tampak seperti terdefleksikan ke
poisisi yang lebih vertikal namun gigi ini sering erupsi ke dalam
rongga mulut dengan inklinasi mesial yang menonjol.
Ukuran gigi kaninus dan premolar tetap lebih kecil
dibandingkan gigi sulungnya, kondisi ini akan membantu tercapainya
okusi Klas I dengan anterior normal, karena ukurannya yang lebih
kecil dapat mengkondisikan gigi molar pertama yang erupsi dapa
bergerak ke mesial sehingga terdapat hubugan Klas I dari gigi molar
pertama rahang atas terhadap gigi molar pertama rahang bawah. Begitu
juga dari arah anterior, gigi insisivus sentral yang cenderung besar,
dapat mendorong gigi gigi disebelah distalnya yaitu, insisivus lateral,
kaninus dan premolar ke arah distal, sehingga diastem tertutup dan
kondisi oklusi normal atau Klas I didapatkan.
atau Klas I.
Pada kasus yang gigi geligi susu tidak terdapat ruang
interdental , pergerakkan gigi ke mesial tidak terjadi. Molar
tetap pertama akan erupsi pada cusp to cusp, dan oklusi
normal akan tercapai setelah gigi molar sulung tanggal dan
digantikan oleh gigi premolar yang ukurannya lebih kecil
dibandingkan gigi molar sulungnya.
Gigi Molar pertama satu atas dan bawah; dan gigi insisiv satu bawah
Gigi incisive satu atas dan gigi insisivi dua bawah
Gigi incisive dua atas
Gigi caninus bawah
2
7
1
3
2
3
1
5
2
5
2
4
14
1
2
1
6
4
6
5
5
8
5
54
84
5
3
8
3
5
2
8
2
4
2
4
3
2
2
1
1
5
1
8
1
4
1
2
1
6
1
7
1
3
1
6
2
7
2
6
3
7
3
6
4
7
4
6
5
7
5
2
6
3
6
3
2
3
3
44
4
5
4
7
3
4
3
5
3
7
a. Indikasi:
-
belum tanggal
Keinginan pasien maupun orang tua (kooperatif)
a. Kontraindikasi :
-
Diastema, Agenisi
Ketika pasien yang memiliki diastema dan/atau agenisi
dilakukan ekstraksi seri, diastema dapat menjadi semakin
parah.
mengalami
pertumbuhan
rahang.
Rahang
yang
berdesakan tersebut.
Deep overbite/openbite
Maloklusi kelas II dan III angle
Pasien kurang kooperatif
Kelainan skeletal (osteomyelitis)
Kelainan pembekuan darah
Rotasi maupun malposisi gigi lain yang menyebabkan
terkuncinya gigi geligi yang lain
Gigi geligi yang berdesakan dan terkunci oleh gigi lain akan
10
anterior. Pada umur 9 1/2 tahun, ketika crowded insisiv sudah pada
lengkung yang benar dan premolar pertama akarnya sudah lebih dari
setengah secara radiografi, gigi molar pertama sulung dilakukan
pencabutan untuk memberikan tempat premolar pertama erupsi ke
dalam rongga mulut. Kemudian premolar pertama ini dicabut juga untuk
memberi tempat
seharusnya. Keadaan ini berfungsi untuk gigi rahang atas, dimana erupsi
premolar pertama lebih dahulu dibandingkan gigi caninus permanen.
Modifikasi metode Dewel pada rahang bawah dimana caninus
permanen dapat lebih dahulu atau hampir bersamaan erupsi
premolar pertama
dengan
12
DAFTAR PUSTAKA
Andlaw, R.J. dan W.R Rock. 1992. Perawatan Gigi Anak. Jakarta.Widya Medika
13
Indrayanti R, Pertiwi AS, Sasmita IS. 2006. Laporan Penelitian Pola Erupsi Gigi
Permanen Ditinjau dari Usia Kronologis pada Anak Usia 6 sampai 12 tahun.
Bandung: FKG UNPAD. Hal: 1-25.
Itjiningsih, WH. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC.
JADA. 2005. Tooth Eruption The Primary Teeth. Journal American Dental
Association, vol 136.
Mc Donald, R. and Avery. 2000. Dentistry for The Child and Adolescent. Missoury:
Mosby-Year Book, Page. 184-214.
Salzmann, J. A. 1974. Orthodontic in Daily Practice. Philadelpia:J.B. Lipincott Co.
Singh, Gurkeerat. 2007. Textbook of Orthodontics second edition. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publishers.,569-570.
14