Nama
NPM
1.
Ardian Rahmatul S
04700182
2.
Andriani Sumarno
05700193
3.
10700080
4.
Daniel Candrianto
10700084
5.
M. Azman Pasha
10700184
6.
Ichsan
10700239
7.
10700341
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
SURABAYA
2014
Nama
NPM
1.
Ardian Rahmatul S
04700182
2.
Andriani Sumarno
05700193
3.
10700080
4.
Daniel Candrianto
10700084
5.
M. Azman Pasha
10700184
6.
Ichsan
10700239
7.
10700341
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
SURABAYA
2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan YME karena atas anugerah yang
diberikan-Nya, kami bisa menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik farmasi yang
sangat sederhana ini. Kami berharap agar tugas ini dapat dipergunakan sebaikbaiknya dan dapat menunjukkan hasil belajar kami untuk memajukan setiap
mahasiswa kedokteran dalam berpikir dan memecahkan masalah-masalah
kedokeran yang ada saat ini.
Dengan kerendahan hati, kami berharap tugas ini dapat berguna bagi
semua pihak dan bisa menjadi referensi bagi tugas-tugas yang akan kami susun
selanjutnya. Atas perhatian, kami ucapkan terima kasih dan apabila ada kesalahan
penulisan kata-kata kami memohon maaf.
iii
DAFTAR ISI
halaman
Judul..................................................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................
ii
Daftar Isi...........................................................................................................
iii
Daftar Gambar...................................................................................................
Daftar Tabel.......................................................................................................
vi
BAB I
1.1
1.2
1.3
PENDAHULUAN
Latar Belakang......................................................................................
Rumusan Masalah.................................................................................
Tujuan Penelitian...................................................................................
BAB II
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
1
3
3
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Hipertensi................................................................................
Sifat Fisiko Kimia dan Rumus Kimia Nifedipin...................................
Farmasi Umum Nifedipin.....................................................................
2.3.1 Dosis.........................................................................................
2.3.2 Sediaan......................................................................................
2.3.3 Cara Penggunaan......................................................................
Farmakologi Umum Nifedipin .............................................................
Farmakodinamik Nidedipin..................................................................
Farmakokinetik Nidedipin....................................................................
Toksisitas dan Penanggulangan Toksisitas............................................
2.7.1 Efek Samping............................................................................
2.7.2 Gejala Toksisitas dan Penanggulangan Gejalan
Toksisitas...................................................................................
4
4
5
5
6
6
7
8
11
12
12
13
iv
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
15
18
21
22
Daftar Pustaka...................................................................................................
23
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1: Rumus Kimia Nifedipin
4
vi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel I
Tabel II
5
..................................................................................................
Tabel III
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu keadaan yang sangat didambakan oleh semua
wanita yang sudah menikah. Selama 9 bulan akan dijalani proses kehamilan yang
bersejarah bagi masing-masing ibu sampai pada saatnya kelahiran sang buah hati
yang sangat dinantikan. Namun tidak semua kehamilan dapat berjalan dengan
lancar, terdapat beberapa penyulit yang bisa terjadi pada masa kehamilan ini
sehingga dapat mengancam jiwa ibu maupun janin. Salah satu komplikasi yang
sering terjadi adalah hipertensi dalam kehamilan.(2)
Hipertensi diderita sekitar 10 % dari insiden kehamilan, merupakan satu di
antara tiga penyebab mortalitas dan morbiditas ibu bersalin selain infeksi dan
pendarahan. Penyakit hipertensi bagi ibu hamil dapat membawa pada kematian
kelahiran. Hal itu dikarenakan angka kejadian yang tinggi dan penyakit ini
mengenai semua lapisan masyarakat. Penyakit hipertensi dalam kehamilan dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi dari yang paling ringan sampai berat,
bahkan kematian dan meliputi berbagai organ. Pada penderita penyakit ini dapat
terjadi hipovolemia yaitu kekurangan cairan plasma akibat gangguan pembuluh
darah, gangguan ginjal, gangguan hematologis, gangguan hati, gangguan
neurologis, dan gangguan penglihatan.(15,26)
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskular yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu terminologi luas dan terdapat
pembagian di dalamnya, antara lain hipertensi gestasional (hipertensi yang timbul
pada kehamilan dan menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan), hipertensi
kronis (hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan menetap
12 minggu pasca persalinan).(7)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menimpa ibu hamil akan sangat
membahayakan baik kehamilan itu sendiri maupun bagi ibu. Hipertensi atau
tekanan darah tinggi terjadi ketika darah yang dipompakan oleh jantung
mengalami peningkatan tekanan, hingga hal ini dapat membuat adanaya tekanan
dan merusak dinding arteri di pembuluh darah. Seseorang dikatakan mengalami
hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90 mmHg. Hipertensi pada
kehamilan banyak terjadi pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40
tahun, kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil dengan
kehamilan pertama.(16)
Ada dua hal penyebab hipertensi, yaitu hipertensi esensial atau hipertensi
primer di mana penyebabnya bukan disebabkan oleh adanya gangguan pada
jantung atau ginjal, melainkan disebabkan oleh faktor lain seperti pola hidup yang
tidak sehat; mengalami stress, mengkonsumsi garam yang berlebih, merokok,
minuman alkohol dan kafein, pola makan yang tidak sehat yang mengakibatkan
timbunan lemak dan kelebihan berat badan dan adanya faktor keturunan.(7)
Sedangkan hipertensi yang disebabkan oleh adanya gangguan ginjal atau
jantung disebut dengan hipertensi sekunder. Jenis hipertensi pada kehamilan yang
paling berbahaya adalah preeklampsia atau di sebut juga keracunan kehamilan.
Preeklampsia ialah penyakit yang timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema
dan proteinuria yg timbul karena kehamilan.(7)
Pada akhirnya hipertensi dalam kehamilan dapat menimbulkan berbagai
kerusakan organ vital sehingga dapat mengakibatkan kematian. Seperti diketahui,
penyebab kematian maternal utama adalah: 1) Perdarahan, 2) Infeksi, 3)
Hipertensi pada kehamilan.(11)
Nifepidin sebenarnya adalah preparat yang lebih banyak digunakan
sebagai obat tokolitik dibandingkan sebagai obat hipertensi. Nifedipin merupakan
antagonis kalsium (calcium channel blocker) yang mengakibatkan penurunan
konsumsi oksigen jantung, memperbaiki toleransi latihan pada pasien angina
pektoris, mengurangi kebutuhan nitrogliserin dan mengurangi perubahan iskemik
jantung saat beristirahat dan beraktivitas. Pada percobaan terhadap hewan,
menunjukkan perbaikan perfusi pada miokardium yang iskemik. Pada angina
Printzmetal dimana nyeri dada disebabkan oleh spasme koroner, nifedipin terbukti
merupakan terapi yang efektif. Nifedipin merupakan antihipertensi poten, dimana
responnya lebih bermakna pada tekanan darah inisial yang lebih tinggi. Pada
individu dengan normotensif, tekanan darahnya hampir tidak turun sama sekali
Pada pasien hipertensi, nifedipin menurunkan resistensi perifer serta tekanan
darah sistolik dan diastolik, meningkatkan volume per menit dan kecepatan
jantung, juga mengurangi resistensi koroner, meningkatkan aliran koroner dan
menurunkan konsumsi oksigen jantung. Efek antihipertensi dari nifedipin\ dalam
dosis tunggal oral memberi onset sangat cepat dalam waktu 15-30 menit dan
berlangsung selama 6-12 jam.(9)
Nifepidin lebih berhasil mengurangi tekanan darah dan mempunyai efek
samping lebih kecil dibanding obat lain. Nifedipin cocok untuk terapi
antihipertensi ringan, sedang dan berat. Terapi dapat dikombinasikan dengan beta
bloker, diuretik, metildopa atau klonidin. Pada kasus resistensi terhadap beta
bloker atau terapi kombmasi beta bloker dan diuretik, respon positif dapat
diperoleh dengan penambahan nifedipin dalam terapi. Pemberian nifedipin secara
oral pada krisis hipertensi akan menurunkan tekanan darah dengan cepat dan
efektif.
Nifedipin
juga
digunakan
untuk
terapi
hipertensi
nefrogenik,
Permasalahan
a. Apakah pemberian nifedipin efektif pada ibu hamil dengan hipertensi?
b. Apakah pemberian nifedipin aman bagi janin?
1.3
Tujuan Penulisan
a. Mengetahui efektifikasi penggunaan nifedipin pada ibu hamil dengan
hipertensi.
b. Mengetahui manfaat penggunaan nifedipin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Hipertensi
Hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di
C17H18N2O6
Dimetil 1,4 dihidro -2,6 dimetil -4- ( o- nitrofenil ) -3,5
piridina dikarboksilat (21829 -25 -4 )
346,34
Suhu Lebur
Kelarutan
Stabilitas
2.3
2.3.1
2.3.2
Sediaan
Dalam perdagangan, nifedipin tersedia dalam bentuk tablet mengandung 5
mg; 10 mg, tablet retard 10 mg; 20 mg dan tablet oros 20 mg; 30 mg; 60 mg.
Kapsul 10 mg, 20 mg. Tidak ada sediaan iv.
2.3.3
Cara Penggunaan
Nifedipin tersedia sebagai tablet dan tablet kerja panjang untuk digunakan
melalui mulut. Tablet biasanya digunakan dua atau tiga kali sehari. Tablet kerjapanjang harus digunakan sekali sehari pada waktu perut kosong, baik 1 jam
sebelum atau 2 jam setelah makan. Gunakan nifedipin pada sekitar waktu yang
sama setiap hari.
2.4
bloker atau kurang efektif. Khususnya dianjurkan tablet long-acting Oros (system
osmotis yang melepaskan obat secara teratur untuk waktu lama).(20)
Golongan antagonis kalsiummenghambat influk kalsium pada sel otot
polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah antagonis kalsium
terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang di pengaruhi.
Penurunan resistensi perifer ini sering di ikuti oleh reflek takikardia dan
vasokontriksi, terutama bila menggunakan golongan dehidropiridin kerja pendek
seperti nifedipin.(4)
Nifedipin memiliki sifat vaskuloselektif, ini menguntungkan karena: a)
efek langsung pada nodus AV dan SA minimal, b) menurunkan resistensi perifer
tanpa penurunan fungsi jantung yang berarti, c) relatif aman dalam kombinasi
dengan beta-bloker. Agar efeknya pesat, tablet dapat dikunyah dan diletakkan di
bawah lidah (pada krisis hipertensi). Selanjutnya obat ini juga berguna pada
Penyakit Raynaud dan serangan sedu (hiccup).(4,20)
TABEL III. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PEMBERIAN
NIFEDIPIN
Pengobatan
Indikasi
dan
pencegahan
Kontra Indikasi
terhadap
pengalaman
yang
nifedipin.
terbatas,
2.5
Farmakodinamik Nifedipin
Pada otot jantung dan otot vaskular, Ca++ terutama berperan dalam
peristiwa kontraksi. Meningkatnya kadar Ca++ dalam sitosol akan menigkatkan
kontraksi. Masuknya Ca++ dari ruang ekstrasel (2 mM) kedalam ruang ekstrasel
di pacu oleh perbedaan kadar Ca++ ektrasel 10.000 kali lebih tinggi daripada
kadar Ca++ intrasel sewaktu diastole dan karena ruang intrasel bermuatan negatif.
Pada otot jantuang mamalia, masuknya Ca++ meningkatkan kadar Ca++ sitosol dan
mencetuskan pelepasan Ca++ dalam cukup banyak dari depot intrasel (retikulum
sarkoplasmik) sehingga aparat kontraktil (sarkomer) bekerja. Masuknya Ca++
terutama lewat slow channel. Slow channel berbeda dengan fast Na channel yang
melewatkan ion Na+ dari ruang intrasel menuju ruang intrasel dan dihambat oleh
terodotoksin. Kanal Ca++ tidak dihambat oleh terodotoksin.(4)
Secara umum ada 2 jenis kanal Ca++ pertama voltage-sensitive (VCS) atau
potential-dependent calcium channels (PDC). Kanal Ca++ jenis ini akan
membuka bila ada depolarisasi membran sel. Kedua, receptor-operated calcium
channel (ROC) yang membuka bila suatu antagonis menempati reseptor dalam
komplek sistem kanal ini. Contoh : hormon, neurohormon misalnya noepeinefrin.
(4)
Selain kanal Ca++ diatas, pengaturan kontraksi otot polos vaskular dan
miokard, oleh kanal Ca++ melaui agonist-induced contraction. Pada peristiwa
yang terjadi tanpa depolarisasi membran ini, terjadi pengelepasan inosotol
trifosfat (IP3) dari polifosfoinosida membran yang berfungsi sebagai second
messenger
Terlepasnya Ca++ dari depot intraseluler akan memicu masuknya Ca ++ lebih lanjut
dari ruang ekstrasel. Peningkatan konsentrasi Ca++
dalam sitosol-setelah
berbeda terhadap
fisiolologi kanal Ca++. Verpamil dan diltiazem terikat pada protein kanal terutama
pada fase inaktivasi kanal sehingga menunjukkan karakteristik frequency
dependent; hal ini menerangkan efek yang kuat kedua obat ini terhadap sistem
konduksi jantung.(4)
Nifedipin, sebaliknya kurang mempengaruhi kinetik kanal Ca++ sehingga
tidak tergantung pada frekwensi stimulasi dan tidak mempengaruhi konduksi
jantung. Derivat dihiropiridin mempunyai efek yang lebih kuat terhadap otot
polos dari pada otot jantung atau sistem konduksi.(4)
Reseptor operate channel (ROC) juga di hambat oleh penghambat kanal
Ca++ , tetapi penghambat tidak sekuat pada VCS. Penghambat arus masuk Ca ++
dapat diatasi sebagian oleh peningkatan konsentrasi Ca++ dan obat-obat yang
meningkatkan masuknya Ca++ kedalam sel seperti simpatomimetik dan glikosida
jantung.(4)
Penghambat kanal Ca++ mempunayai 3 efek hemodinamik yang utama
yang berhubungan dengan pengurangan kebutuhan oksigen otot jantung yaitu :
10
1). Vasodilatasi koroner dan perifer. 2). Penurunan kontraktilitas jantung dan 3).
Penurunan automatisitas serta kecepatan konduksi pad naodus SA dan AV.(4)
Penghambat kanal Ca++ meningkatkan suplai sebagian otot jantung dengan
cara 1). Dilatasi koroner 2). Penurunan tekana darah dan otot jantung yang
mengakibatkan perfusi subendokard membaik.(4)
Nifedipin mempunyai efek inotropik negatif invitro, tetapi karena adanya
relaksasi terhadap otot polos vaskular yang jelas pada dosis rendah maka di
samping tekanan darah menurun, peningkatan kontraksi dan frekwensi denyut
jantung konpensasi akan meningkatkan sedikit konsumsi oksigen.derivat
dihidropiridin lain mempunyai efek kardiovaskular yang kurang lebih sama.
Nikardipin kurang menimbulkan efek samping pusing dibanding nifedipin.
Amlodipin kurang menimbulkan reflek takikardi dibandingkan nifedipin,
mungkin karena waktu paruh yang panjang sehingga kadar puncak dan kadar
lemah obat menjadi rendah.(4)
Felodipin mempunyai efek spesifik terhadap vaskular (vaskuloselektif)
lebih kuat dibandingkan nifedipin atau amlodipin. Isradipin mempunyai efek
kronotropik negatif karena menekan nodus SA. Nimodipin mudah larut dalam
lemak sehingga efektif.(4)
Verapamil mempunyai efek vasodolatasi kurang kuat dibandingkan efek
dihiropiridin. Tetapi pada dosis yang menimbulkan vasodilatasi perifer,
verapamil menunjukkan efek langsung kronotropik, domotropik dan inotropik
negatif yang lebih kuat dari pada dihidropiridin. Pemberian verapamil oral
menyebabkan penurunan tekanan darah dan resistensi perifer tanpa perubahan
frekwensi denyut jantung yang berarti.(4)
Diltiazem 4 menimbulkan penurunan resitensi perifer den tekanan darah di
sertai reflek takikardia dan peningkatan curah jantung kompensatoir. Tetapi
pemberian secara oral menyebabkan penurunan tekanan darah dan frekwensi
11
2.6
Farmakokinetik Nifedipin
Perubahan fisiologi pada kehamilan mempengaruhi dimulai pada trimester
pertama dan lebih terlihat saat trimester ketiga terutama pada absorbsi, distribusi
dan eksresi obat. Pengosongan lambung dan motilitas usus halus berkurang
dikarenakan tingginya kadar progesterone. Hal ini dapat menyebabkan
peningkatan Tmax dan menurunkan Cmax, walaupun efek pada bioavalabilitas
kecil namun dapat menurunkan efikasi dari obat oral dengan dosis tunggal.(17)
Selama kehamilan terdapat ekspansi kadar air intravaskuler dan
ekstravasculer. Total air dalam tubuh meningkat sampai dengan 8 liter. Beberapa
sistem enzim hati sitokrom P-450 yang diinduksi oleh estrogen atau progesterone,
menyebabkan peningkatan metabolism obat.(17)
Antagonis kalsium tipe dihidropiridin dalam dosis terapeutik lebih
menonjol.
Karena
efeknya
yang
selektif
terhadap
pembuluh
darah.
12
Eksresi nifedipine meningkat dua kali lipat selama kehamilan, oleh karena
itu harus dipikirkan jika nifedipin akan dilanjutkan setelah melahirkan atau tidak,
karena penurunan dosis harus dilakukan untuk menghindari overdosis dan efek
samping yang berhubungan dengan dosis.(14)
TABEL IV. FARMAKOKINETIK NIFEDIPIN(4)
Bioavalabilitas oral
40-60%
Tmax (jam)
30 menit sampai 1 jam
Waktu paruh
2 sampai 3 jam
Frekuensi pemberian
3 kali sehari
Metabolisme hati
> 95%
Eksresi utuh lewat ginjal
< 0.1%
Interaksi
Digoksin plasma
Siklosporin plasma
Simetidin
+
2.7
2.7.1
Efek Samping
Nifedipin kerja singkat paling sering menyebabkan hipotensi dan dapat
13
Nifedipin memiliki onset yang cepat, kerja obat yang lama dengan sedikit
efek samping dan tidak efek bermakna pada detak jantung janin serta tidak ada
penurunan bermakna pada aliran darah plasenta.(26)
2.7.2
Gejala Toksisitas
16
BAB III
PENYELIDIKAN DAN PENELITIAN
17
dibandingkan hydralazin, namun untuk efek pada fetus lebih rendah pada
nifedipin dibandingkan hydralazin. Efek pada ibu dengan nifedipin lebih berupa
nyeri kepala (headhache) dan hipotensi, dan untuk efek pada fetus dengan
hydralazin berupa abnormalitas detak jantung fetus (fetal heart rate). Jika
dibandingkan tentunya efek samping pada ibu dengan nifedipin lebih ringan
dibandingkan efek samping hydralazin pada fetus. Pada penelitian ini tidak
diamati apgar score <7 selama 5 menit pada kedua grup responden. Pada
penggunaan nifedipin efek diuretik (pengeluaran urin) lebih banyak dibandingkan
pada penggunaan hydralazin.(26)
Penggunaan nifedipin sebagai antihipertensi perlu hati-hati karena
dapat menyebabkan edema ekstrimis bawah, jarang namun dapat terjadi
hepatitis karena alergi. Hipotensi dapat terjadi bila pasien mengkonsumsi
kalsium. Sebaiknya dihindari pada kehamilan IUGR (Intrauterine Growth
Restriction) dan dengan pasien dengan fetus yang terlacak memiliki detak
jantung abnormal. Dalam kategori keamanan obat menurut FDA, nifedipin
termasuk obat golongan C.(6)
Beberapa studi lain yang kami temukan mengenai efek nifedipin pada ibu
hamil antara lain: efikasi nifedipin lebih baik dibandingkan hydralazin karena
dosis yang lebih rendah, kerja obat yang lebih cepat dan menimbulkan efek
diuretika yang lebih tinggi dibandingkan hydralazin. Studi lain oleh Fenakel et all,
menunjukkan efikasi yang lebih tinggi pada nifedipin dibandingkan hydralazin
untuk menghasilkan efek penurunan tekanan darah yang efektif pada kasus severe
pre-eclampsia, disamping itu ditemukan efek fetal distress yang lebih rendah dan
penurunan masa rawat inap di NICU pada fetus dengan ibu yang diberikan terapi
nifedipin. Hal ini diperkuat juga dengan studi yang dilakukan oleh Kwawukume
and Ghost, namun pada hasil penelitian mereka tidak didapatkan efek samping
berupa abnormalitas detak jantung janin.(22,23,25)
Dahulu hydralazin merupakan pilihan utama (first choice) pada kasus
hipertensi pada kehamilan. Namun dengan banyak penelitian-penelitian, dewasa
ini nifedipin dipilih sebagai alternatif utama karena memiliki efek samping yang
lebih rendah dengan efikasi yang lebih tinggi. Dengan mempertimbangkan hasilhasil penelitian tersebut maka nifedipin dipercaya sebagai obat anti hipertensi
18
pilihan utama pada kasus hipertensi emergensi pada kehamilan yang lebih baik
dibandingkan obat lain.(24)
BAB IV
PEMBAHASAN
18
19
darahnya di atas 140/90 mmHg. Insiden hipertensi pada kehamilan banyak terjadi
pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun, kehamilan dengan
bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan pertama.
Penyebab hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hipertensi
20
pada ibu dengan terapi nifedipin lebih ringan bila dibandingkan dengan efek
samping hydralazin pada fetus.
Terdapat kategori obat-obat yang diberikan selama kehamilan menurut
FDA, nifedipin termasuk dalam kategori C. Obat dalam kategori C memiliki
pengertian sebagai obat-obat yang belum didukung oleh studi yang kuat, baik
pada binatang atau pada manusia atau obat-obat yang menunjukkan efek yang
merugikan pada studi binatang tetapi belum ada studi pada manusia.
Penggunaan nifedipin sebagai antihipertensi perlu diperhatikan karena
dapat menyebabkan edema ekstrimis bawah, hal ini jarang terjadi namun
dapat terjadi hepatitis karena alergi. Hipotensi dapat terjadi bila pasien
mengkonsumsi kalsium bersamaan denga nifedipin. Obat ini sebaiknya dihindari
pada kehamilan IUGR (Intrauterine Growth Restriction) dan dengan pasien
dengan fetus yang terlacak memiliki detak jantung abnormal.
Pada akhirnya nifedipin digunakan sebagai obat pilihan pertama
menggantikan hydrazalin dikarenakan nifedipin memiliki efikasi yang jauh lebih
baik bila dibandingkan dengan hydrazalin dalam hal dosis yang lebih rendah,
kinerja obat yang lebih cepat, menimbulkan efek diuretika yang lebih tinggi dan
aman bagi janin. Pada penelitian yang dilakukan oleh Fenakel et all, menunjukkan
bahwa nifedipin juga memiliki efikasi yang sangat baik dengan adanya efek
penurunan tekanan darah yang efektif pada kasus severe pre-eclampsia dan efek
fetal distress yang lebih rendah dan penurunan masa rawat inap di NICU pada
fetus dengan ibu yang diberikan terapi nifedipin.
BAB V
RINGKASAN
Hipertensi paa ibu hamil merupakan keadaan darurat yang harus segera
ditangani agar tidak membahayakan nyawa ibu dan janin selama kehamilan.
Pemberian obat pada ibu hamil memerlukan pengawasan yang lebih, dikarenakan
terdapat beberapa obat yang dapat memberikan efek yang buruk baik pada ibu
maupun janin. Preparat obat anti hipertensi yang sering digunakan adalah
nifedipin, hydrazalin, dan labetalol. Nifedipin termasuk dalam kelompok
dihidropiridin. Khasiat utamanya adalah vasodilatasi, maka terutama digunakan
pada hipertensi. Di pembuluh darah antagonis kalsium terutama menimbulkan
relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang di pengaruhi. Penurunan resistensi
perifer sering di ikuti oleh reflek takikardia dan vasokontriksi. Nifedipin juga
memiliki efek samping edema pada ekstrimitas bawah.
Nifedipin tersedia dalam bentuk tablet mengandung 5 mg; 10 mg, tablet
retard 10 mg; 20 mg dan tablet oros 20 mg; 30 mg; 60 mg. Kapsul 10 mg, 20 mg.
Tidak ada sediaan intravaskular. Dosis untuk hipertensi adalah 30mg sekali sehari.
Nifedipin terbukti memiliki efikasi yang lebih baik bila dibandingkan dengan
hydrazalin. Dengan dosis yang lebih rendah, kinerja obat yang lebih cepat,
menimbulkan efek diuretika yang lebih tinggi dan aman bagi janin, nifedipin
digunakan sebagai obat pilihan pertama pada ibu hamil dengan hipertensi.
21
BAB VI
SUMMARY
22
23
DAFTAR PUSTAKA
24