ii
KATA
PENGANTAR
iii
iv
BPSDMPK dan PMP yang didukung oleh Kemitraan Pendidikan antara pemerintah
Republik Indonesia dengan pemerintah Australia melalui program Australia Education
Partnership with Indonesia School System Quality (AEPI-SSQ) telah mengembangkan
sistem nasional pengembangan keprofesian bagi tenaga kependidikan, khususnya
kepala sekolah dan pengawas sekolah. Dukungan pemerintah Australia ini diberikan
dalam bentuk hibah kepada pemerintah Republik Indonesia mulai tahun 2013-2016.
Di samping dana hibah, pemerintah Republik Indonesia juga telah menyediakan APBN
untuk pengembangan dan pelaksanaan sistem nasional tersebut.
Sistem nasional pengembangan keprofesian tersebut selanjutnya disebut Program
Professional Develompment for Education Personnel (ProDEP), yang terdiri dari empat
program sebagai berikut.
1. Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah (PPCKS),
2. Program Pengembangan Kapasitas Pendidikan Pemerintah Daerah (PPKPPD),
3. Program Pendampingan Kepala Sekolah oleh Pengawas Sekolah (PPKSPS),
4. Pengembangan Keprofesian Kepala Sekolah/Madrasah (PKB KS/M)
Kerjasama dan dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk kelancaran Program
ProDEP ini demi terbentuknya sistem nasional Pengembangan Keprofesian Tenaga
Kependidikan.
Atas nama pemerintah Republik Indonesia, kami mengucapkan terima kasih kepada
pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) yang
dahulu dikenal dengan AusAID atas dukungan dana hibah yang disediakan untuk Program
ProDEP. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang mendukung
keterlaksanaan sistem nasional Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan ini.
Jakarta, Desember 2014
Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan (Pusbangtendik), Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan
PMP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan dukungan dari MCPM-AIBEP
AusAID dan AEPI-SSQ AusAID, telah berhasil menyusun Bahan Pembelajaran Utama
(BPU). BPU yang digunakan untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
kepala sekolah/madrasah, terdiri atas tujuh BPU Tingkat I, tujuh BPU Tingkat II, sepuluh
BPU Tingkat III serta enam BPU Generik.
BPU PKB kepala sekolah/madrasah tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja, dan kepemimpinan kepala sekolah/madrasah sesuai dengan
amanat Permendiknas nomor 28 tahun 2010 mengenai Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah/Madrasah dan Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
Pusbangtendik, Badan PSDMPK dan PMP, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Component-2 AEPI-SSQ DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade yang dahulu
dikenal dengan AusAID) yang telah dan sedang memberikan dukungan terhadap
upaya pengembangan Sistem PKB Kepala Sekolah/Madrasah.
2. MCPM-AIBEP-AusAID yang telah memberikan dukungan terhadap upaya
pengembangan Sistem PKB Kepala Sekolah/Madrasah.
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang menyediakan peserta uji coba dan
mengorganisasi kegiatan di tingkat daerah.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan menyediakan fasilitas uji
coba BPU.
Semoga kebaikan Bapak dan Ibu sekalian dicatat sebagai amal ibadah yang baik oleh
Tuhan Yang Maha Esa, amin.
Terakhir, Pusbangtendik memohon maaf apabila dalam BPU ini terdapat hal-hal yang
kurang berkenan bagi Bapak dan Ibu.
Jakarta, Desember 2014
Kepala Pusbangtendik-Badan PSDMP&K dan PMP
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
vi
Petunjuk Penggunaan
Bahan Pembelajaran Utama (BPU)
BPU ini terdiri dari 5 (lima) bagian yaitu: Penjelasan Umum BPU, Kegiatan
Pembelajaran, Lembar Kerja (LK), Bahan Bacaan, dan Penilaian.
Waktu yang dipergunakan untuk mempelajari BPU ini diperkirakan 120 Jam
Pelajaran (JP) untuk diselesaikan maksimal 1 (satu) semester dengan waktu sebagai
berikut:
a. In-1 diperkirakan18 JP.
b. On diperkirakan100 JP
c. In-2 diperkirakan 2 JP
1 JP setara dengan 45 menit. Perkiraan waktu ini sangat fleksibel sehingga dapat
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Penyelenggara pembelajaran dapat
menyesuaikan waktu dengan moda KKMK, moda Disdik, moda langsung (LPMP,
LPPKS, PPPTK) atau moda online.
vii
BPU ini dilaksanakan melalui tiga tahap pembelajaran yaitu In Service Learning 1 (In-1),
On The Job Learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Pada tahap kegiatan In-1,
Saudara bersama kepala sekolah/madrasah yang lain akan dipandu oleh fasilitator
untuk mengenal BPU ini secara umum dan menyiapkan dasar pengetahuan
dan pengalaman Saudara sebagai bahan melaksanakan kegiatan pembelajaran
di sekolah/madrasah saat On. Pada tahap On, Saudara menerapkan kegiatan
pembelajaran di tempat tugas Saudara dengan didampingi oleh pengawas. Pada
tahap In-2, Saudara bersama kepala sekolah/madrasah lain melaporkan tagihan
dan mempresentasikan berbagai temuan, hikmah dan kendala yang Saudara
hadapi, serta solusi yang Saudara lakukan selama proses pembelajaran. Saudara
juga bisa mendapatkan pelajaran dari dan berbagi pengalaman dengan kepala
sekolah/madrasah lain.
Dalam melaksanakan setiap kegiatan pada BPU ini, Saudara harus mempertimbangkan
inklusi sosial tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status
sosial ekonomi, orang dengan HIV/AIDS dan yang berkebutuhan khusus. Inklusi
sosial ini juga diberlakukan bagi pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
viii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR..................................................................................................... iii
Petunjuk Penggunaan Bahan Pembelajaran Utama (BPU)..........................................vii
DAFTAR ISI..................................................................................................................ix
PENJELASAN UMUM BPU RKJM-RKAS/M ................................................................... 1
Pengantar...................................................................................................................... 2
Target Kompetensi......................................................................................................... 3
Hasil Pembelajaran yang Diharapkan............................................................................ 3
Organisasi Pembelajaran............................................................................................... 3
Isi Bahan Pembelajaran Utama.................................................................................. 4
Strategi Pembelajaran................................................................................................ 5
Prinsip Penilaian Kompetensi Peserta........................................................................... 5
Tagihan.......................................................................................................................... 6
Tugas 1: Mengkaji Ulang RKJM-RKAS/M............................................................... 6
Tugas 2: Merevisi RKJM-RKAS/M.......................................................................... 6
KEGIATAN pembelajaran............................................................................................. 9
TOPIK I
Kajian RKJM-RKAS/M............................................................................................... 10
Pengantar.................................................................................................................... 10
Kegiatan In Service Learning 1.................................................................................... 10
Kegiatan Pengantar: Mengidentifikasi Isi BPU (Diskusi Kelompok, 1 JP)..................11
Kegiatan 1: Berpikir Reflektif tentang Pentingnya
Perencanaan Sekolah/Madrasah (1 JP)............................................ 11
Kegiatan 2: Mengidentifikasi SNP (2 JP, 40 Menit ).............................................. 12
Kegiatan 3: Mengidentifikasi Kondisi Sekolah/Madrasah
Berdasarkan Analisis Konteks atau EDS/M (2 JP)..............................13
Kegiatan 4: Menginventarisasi Penyelesaian Kesenjangan Kondisi Nyata
Sekolah/Madrasah dan Analisis Konteks atau
Laporan EDS/M (2JP)......................................................................... 13
Kegiatan 5: Mendiskusikan Komponen Perencanaan Sekolah/Madrasah (1 JP)..14
Kegiatan 6: Berbagi Pengalaman Langkah Penyusunan
Rencana Sekolah/Madrasah (3 JP).................................................... 14
Kegiatan 7: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (20 Menit)................................ 15
Kegiatan On The Job Learning..................................................................................... 15
Kegiatan 8: Memetakan SNP/SPM (FGD, 3 JP)...................................................... 15
Kegiatan 9: Menginventarisasi Hasil Laporan Analisis Konteks
Atau EDS/M - FGD (5 JP).................................................................... 16
Kegiatan 10: Analisis Komponen RKJM-RKAS/M (FGD, 5 JP).................................. 16
ix
xi
LK-22............................................................................................................................ 66
LK-23............................................................................................................................ 67
LK-24............................................................................................................................ 68
LK-25............................................................................................................................ 69
LK-26............................................................................................................................ 70
LK-27............................................................................................................................ 71
LK-28............................................................................................................................ 72
LK-29............................................................................................................................ 73
LK-30 ........................................................................................................................... 74
BAHAN BACAAN....................................................................................................... 77
Tabel Bahan Bacaan..................................................................................................... 78
Bahan Bacaan 1........................................................................................................... 79
Bahan Bacaan 2........................................................................................................... 80
Bahan Bacaan 3........................................................................................................... 82
Bahan Bacaan 4........................................................................................................... 86
Bahan Bacaan 5........................................................................................................... 95
Bahan Bacaan 6........................................................................................................... 98
Bahan Bacaan 7......................................................................................................... 103
Bahan Bacaan 8......................................................................................................... 146
Bahan Bacaan 9......................................................................................................... 149
PENILAIAN...............................................................................................................175
Penilaian Diri Kepala Sekolah/Madrasah...................................................................176
Penilaian Pengawas/Assessor.................................................................................... 178
REFERENSI...............................................................................................................180
DAFTAR ISTILAH.......................................................................................................181
xii
Pengantar
Perencanaan yang baik pada suatu kegiatan adalah awal dalam meraih sebuah
kesuksesan. Pada saat kita mulai menyusun perencanaan kegiatan, kita telah menciptakan
banyak peluang untuk menuju kesuksesan. Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri,
dan ketentuan lain yang menunjang telah dibuat sebagai landasan dalam penyusunan
rencana kerja sekolah/madrasah. Kesemuanya ini menunjukkan betapa pentingnya
sebuah perencanaan yang baik.
Permendiknas No19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan menjelaskan bahwa:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) menggambarkan tujuan yang akan dicapai
dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin
dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
2. Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.
Rencana kerja sekolah/madrasah akan memberikan banyak peluang bagi Saudara sebagai
kepala sekolah/madrasah dalam mengelola segala sumber daya yang ada di sekolah/
madrasah dengan cara yang terbaik, efektif dan efisien, untuk mendapatkan prestasi
terbaik, memberikan pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik.
BPU ini disusun untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah/madrasah dalam
proses penyusunan rencana kerja sekolah/madrasah yang dikembangkan dengan
memperhatikan sistem pendidikan inklusi yaitu lingkungan geografis, budaya, agama,
ras, jender, perlindungan anak serta kelompok masyarakat HIV/AIDS dan berkebutuhan
khusus.
BPU ini akan membantu Saudara dalam proses penyusunan rencana kerja sekolah/
madrasah dengan terlebih dahulu memahami Standar Nasional Pendidikan (SNP),
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi pendidikan dasar, Analisis Konteks atau Evaluasi
Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M), dan Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kerja Sekolah/
Madrasah. Melalui kajian berbagai dokumen dan diskusi dengan sesama kepala sekolah/
madrasah dalam forum KKKS/KKM atau MKKS/M serta diskusi dengan tim pengembang
di sekolah/madrasah, maka kemampuan dan keterampilan Saudara dalam menyusun
rencana kerja sekolah/madrasah akan semakin meningkat.
Keterampilan menyusun RKJM-RKAS/M sangat penting bagi Saudara. RKJM merupakan
wujud dari program jangka menengah (empat tahun), dan RKAS/M merupakan program
tahunan (satu tahun) yang akan menjadi pedoman bagi Saudara beserta tim pengembang
sekolah/madrasah dalam mengelola sekolah/madrasah selama Saudara melaksanakan
tugas sebagai kepala sekolah/madrasah.
RKJM-RKAS/M juga akan menjadi panduan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan
di sekolah/madrasah Saudara dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Perencanaan
yang berkualitas akan menghasilkan kinerja yang berkualitas pula. RKJM-RKAS/M yang
ideal membutuhkan tim pengembang yang kompak, maka Saudara perlu menyamakan
persepsi di lingkungan tempat kerja agar proses penyusunan sesuai dengan yang
diharapkan.
BPU ini dilakukan dengan pendekatan In Service Learning (In-1), On the Job Learning
(On) dan In Service Learning 2 (In-2).
Target Kompetensi
Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkat perencanaan.
(Permendiknas no.13 tahun 2007,kompetensi 2.1)
Organisasi Pembelajaran
Melalui BPU ini, Saudara akan melakukan kegiatan yang terdiri dari mengkaji RKJMRKAS/M dan merevisi RKJM-RKAS/M. Pada topik I kegiatan In-1, Saudara akan
melakukan kegiatan berpikir reflektif, pemetaan konsep, identifikasi, presentasi hasil
identifikasi, inventarisasi penyelesaian kesenjangan, berbagi pengalaman, Focus Group
Discussion (FGD), penyusunan rencana tindak lanjut (RTL). Pada kegiatan On, Saudara
akan melakukan FGD pemetaan SNP dan SPM bagi pendidikan dasar, FGD inventarisasi
hasil laporan analisis konteks atau EDS/M, dan mengidentifikasi komponen RKJMRKAS/M bersama tim pengembang sekolah/madrasah. Pada kegiatan In-2, Saudara
akan melaporkan dan mendiskusikan laporan hasil analisis konteks atau EDS/M, hasil
identifikasi komponen RKJM-RKAS, rencana tindak lanjut, serta penilaian diri secara
pribadi sebagai kepala seolah/madrasah untuk mengetahui apakah Saudara sudah
kompeten atau belum kompeten dalam melakukan kajian RKJM-RKAS/M. Kegiatan pada
topik I diakhiri dengan melakukan refleksi.
Pada topik II kegiatan In-1, Saudara akan melakukan simulasi pelaksanaan revisi RKJMRKAS/M dan penyusunan rencana tindak lanjut yang akan segera dilakukan pada saat On.
Pada kegiatan On, Saudara bersama tim pengembang sekolah/madrasah akan merevisi
RKJM-RKAS/M. Pada kegiatan In-2, Saudara akan mempresentasikan dan mendiskusikan
laporan hasil revisi RKJM-RKAS/M, dilanjutkan dengan penyusunan rencana tindak lanjut,
dan penilaian diri secara pribadi sebagai kepala sekolah/madrasah untuk mengetahui
apakah Saudara sudah kompeten atau belum kompeten dalam melakukan revisi RKJMRKAS/M. Kegiatan pada topik II ini juga diakhiri dengan melakukan refleksi.
Isi Bahan Pembelajaran Utama
Melalui BPU ini, Saudara akan mempelajari dasar perencanaan sekolah/madrasah
berupa SNP dan SPM bagi pendidikan dasar, pemanfaatan laporan hasil analisis konteks
atau EDS/M, komponen-komponen perencanaan sekolah/madrasah sampai dengan
merevisi RKJM-RKAS/M. Untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran melalui BPU ini,
Saudara membutuhkan waktu 120 jam pelajaran (JP) dalam satu semester. Kegiatankegiatan pada tataran konsep teori (In-1) berdurasi 20 menit sampai maksimal 3 JP,
sementara kegiatan-kegiatan pada tataran penerapan (On) berdurasi 3 sampai dengan
6 JP. Secara keseluruhan topik dan subtopik yang ada bisa dilihat pada tabel berikut.
NO
1
TOPIK
Kajian RKJM-RKAS/M
Jumlah
SUB TOPIK
IN-1
ON
IN-2
4 JP 25
menit
3JP
1JP
4 JP
5 JP
4 JP 20
menit
5 JP
5 JP
87JP
1JP
18 JP
100 JP
2 JP
Strategi Pembelajaran
Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan perlu cara atau strategi mencapainya.
Melalui BPU ini, Saudara akan melakukan berbagai kegiatan dengan strategi sebagai
berikut:
NO
KEGIATAN PEMBELAJARAN
IN-1
ON
IN-2
Berpikir Reflektif
Pemetaan Konsep
Mengidentifikasi
Simulasi
10
11
12
Refleksi
13
Sebagai tambahan, penilaian dalam BPU ini tidak didasarkan pada kehadiran, tugas atau
kegiatan selama pembelajaran In-1, post test, volume atau jumlah laporan yang dikumpulkan.
Tagihan
Sebagai bukti bahwa Saudara telah mampu meningkatkan kompetensi sebagai kepala
sekolah/madrasah melalui BPU ini, maka Saudara harus memenuhi tagihan-tagihan di
bawah ini:
Kegiatan ini akan Saudara lakukan pada tahap On. Saudara diminta untuk melakukan
identifikasi komponen yang harus ada dalam RKJM-RKAS/M di sekolah/madrasah
Saudara bertugas yang berdasarkan pemetaan konsep SNP dan SPM bagi pendidikan
dasar. Saudara juga harus melakukan review dan mengidentifikasi kekurangan komponenkomponen yang ada di RKJM-RKAS/M Saudara bersama dengan tim pengembang
sekolah/madrasah. Hasil identifikasi ini kemudian Saudara jadikan bahan pertimbangan
dalam mengkaji ulang dan merevisi RKJM-RKAS/M.
Selanjutnya hasil identifikasi komponen yang harus ada dalam RKJM-RKAS/M di sekolah/
madrasah tersebut dapat Saudara laporkan menggunakan Lembar Kerja (LK-10), dan
hasil review dan identifikasi kekurangan komponen-komponen yang ada di RKJMRKAS/M menggunakan LK-12.
Merevisi RKJM-RKAS/M
Pada kegiatan ini Saudara bersama dengan tim pengembang sekolah/madrasah akan
melakukan analisa konteks atau evaluasi diri sekolah/madrasah (EDS/M). Dari hasil analisa
konteks atau EDS/M, Saudara diminta melakukan revisi RKJM-RKAS sesuai dengan hasil
analisa konteks atau EDS/M. Selain itu Saudara harus merevisi komponen-komponen
RKJM-RKAS/M berdasarkan saran perbaikan yang dibuat oleh tim pengembang sekolah/
madrasah. Hasil revisi komponen ini harus Saudara laporkan di In-2 dalam bentuk
dokumen RKJM-RKAS/M yang telah direvisi. Selain dokumen RKJM-RKAS/M, Saudara
juga harus membuat bahan paparan presentasi.
Saudara juga bisa memanfaatkan hasil evaluasi diri terhadap kondisi nyata sekolah/
madrasah Saudara dan membandingkannya dengan kondisi ideal yang diharapkan. Dari
hasil evaluasi diri ini, Saudara akan menemukan kesenjangan yang seharusnya dipenuhi
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
TOPIK I
KAJIAN RKJM-RKAS/M
Waktu : 27 JP
Pengantar
10
Kegiatan Pengantar:
Mengidentifikasi Isi BPU (Diskusi Kelompok, 1 JP)
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama kepala
sekolah/madrasah di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut ini:
1. Ada berapa dokumen yang ada di dalam BPU RKJM-RKAS? Sebutkan!
2. Apa topik yang akan dipelajari oleh kepala sekolah/madrasah di BPU RKJM-RKAS/M?
Sebutkan!
3. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh kepala sekolah/madrasah dalam
mempelajari BPU RKJM-RKAS/M?Jelaskan!
4. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh kepala sekolah/madrasah bahwa dia telah
mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
5. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh kepala sekolah/madrasah sebelum
mempelajari BPU RKJM-RKAS/M? Sebutkan!
6. Bagaimana cara kepala sekolah/madrasah mempelajari BPU RKJM-RKAS/M ini?
Jelaskan!
7. Kapan sebaiknya BPU RKJM-RKAS/M ini dipelajari oleh kepala sekolah/madrasah?
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan LK-1!
Jika Saudara bisa menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara
bisa melanjutkan pembelajaran dengan melakukan kegiatan 1.
Perhatikan gambar di bawah ini. Tahukah Saudara nama kendaraan darat tersebut?
Benar, namanya Shinkansen. Kereta api tercepat di Jepang, bahkan mungkin di dunia saat
ini. Kecepatannya di atas rata-rata kendaraan darat (edisi terbaru kecepatan maksimal
mencapai 300 km/jam).
Apa yang terjadi jika Si Masinis Shinkansen tidak punya rencana kerja yang jelas?
Berantakan? Tentu saja. Jika Saudara adalah masinis bagi sekolah/madrasah maka
ketidaksiapan Saudara dalam merencanakan kegiatan sama dengan masinis yang tidak
siap menjalankan kereta cepat Shinkansen.
11
Untuk itu sebelum Saudara mulai melangkah lebih jauh dan melakukan kegiatan lebih
lanjut, jawablah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Mengapa perencanaan itu penting? Tulislah 5 alasan pentingnya perencanaan bagi
sekolah/madrasah Saudara!
2. Apa yang akan terjadi jika sekolah/madrasah Saudara tidak memiliki perencanaan?
3. Apa pendapat Saudara tentang perencanaan sekolah/madrasah Saudara yang ada
sekarang ini?
Berdiskusilah dengan kepala sekolah lain untuk menjawab pertanyaan nomor 1 dan 2.
Untuk pertanyaan nomor 3, jawablah secara pribadi. Jawaban-jawaban tersebut dapat
ditulis pada LK-2.
Saudara sudah memahami tentang perencanaan sekolah/madrasah. Perencanaan yang
dimaksud adalah RKJM-RKAS/M. Ruang lingkup RKJM-RKAS/M 8 SNP yang menjadi
pokok perencanaan di sekolah/madrasah.
Saudara
cukup membaca
dan menuliskan
kembali 8 SNP
12
13
Sebelum Saudara melakukan kegiatan lebih lanjut, diskusikan bersama kelompok Saudara
pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan tuliskan jawaban Saudara pada LK-8.
1. Apa yang Saudara lakukan sebelum menyusun RJKM-RKAS/M? Sebutkan minimal 4
langkah awal sebelum menyusun RKJM-RKAS/M!
2. Data-data apa saja yang Saudara perlukan dalam menyusun RKJM-RKAS/M? Sebutkan
sekurang-kurangnya 8 data penting yang Saudara perlukan!
3. Bagaimana Saudara menggunakan data-data tersebut dalam RKJM-KAS/M? Jelaskan!
4. Apa yang akan terjadi jika sekolah/madrasah membuat RKJM-RKAS/M tanpa
menggunakan data?
Hasil kerja yang sangat luar biasa. Konsep perencanaan sekolah/madrasah telah Saudara
dapatkan. Teruslah berbuat. Untuk melengkapi pengetahuan, bacalah Bahan Bacaan
6 tentang Petunjuk Teknis No. 16 Tahun 2010 Penyusunan RKJM-RKAS/M. Sekarang
Saudara dapat merumuskannya dalam sebuah rencana tindak lanjut tentang apa yang
akan Saudara kerjakan saat di sekolah/madrasah tempat Saudara bertugas.
14
Kegiatan In-1 telah Saudara lakukan dengan baik. Sekarang Saudara ada di sekolah/
madrasah yang telah siap menerima perubahan diri Saudara. Jangan sia-siakan
kesempatan. Ajaklah tim pengembang sekolah/madrasah untuk bersama-sama
mengimplementasikan semua yang sudah Saudara dapatkan pada kegiatan On.
Saudara telah menyusun Rencana Tindak Lanjut kegiatan In-1. Sekarang saatnya
melakukan rencana tersebut. Bersama tim pengembang sekolah/madrasah dan komite
sekolah/madrasah lakukan pemetaan SNP dan SPM bagi pendidikan dasar yang akan
dijadikan pedoman perencanaan sekolah/madrasah. Manfaatkan pengalaman Saudara
pada saat kegiatan In-1. Untuk memudahkan pekerjaan Saudara gunakan LK-10.
Untuk membantu Saudara mengkaji dokumen SNP, Saudara harus menyiapkan beberapa
dokumen sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan.
15
Saudara telah bekerja bersama dengan tim pengembang sekolah untuk memetakan SNP
dan SPM bagi pendidikan dasar. Carilah waktu yang tepat berikutnya bersama tim untuk
menginventarisasi hasil laporan analisis konteks atau EDS/M.
16
Pada kegiatan In-2 ini Saudara akan diuji oleh keadaan apa saja hal yang telah Saudara
dapatkan saat di In-1 dan On lewat presentasi dan pelaporan. Lakukanlah dengan sebaikbaiknya. Keberhasilan kegiatan ini akan mengindikasikan tingginya kompetensi yang
Saudara miliki.
Nama sekolah/madrasah;
Program/kegiatan yang mendapatkan rekomendasi;
Peringkat prioritas untuk ditindaklanjuti;
Dst.
17
Menyusun Rencana Tindak Lanjut Kajian RKJM-RKAS/M (10 Menit)
Saudara dalam menyusun rencana tindak lanjut topik I dalam waktu 10 menit, berarti
Saudara telah menyelesaikan topik I. BPU Utama ini telah menyediakan format
penyusunan Rencana Tindak Lanjut yang termuat dalam LK-15.
Selamat. Saudara telah menyelesaikan seluruh rangkaian di topik I. Luangkan waktu
selama sepuluh menit untuk melakukan Penilaian Diri.
Melaksanakan Penilaian Diri ( 10 Menit )
Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan In-On-In untuk mencapai hasil
yang diharapkan dari topik ini. Di akhir In-2, Saudara harus mengisi penilaian diri yang
terdapat pada bagian penilaian BPU.
Bukalah Penjelasan Umum BPU dan lihat kembali tagihan apa saja yang diminta.
Periksalah tagihan-tagihan yang telah Saudara buktikan dan Saudara unjukkerjakan.
Saudara diminta secara profesional menilai diri apakah semua tagihan telah Saudara
buktikan dan unjukkerjakan. Saudara juga diminta secara profesional menilai diri
apakah hasil yang diharapkan dari topik ini telah dicapai atau belum. Penilaian diri disini
didasarkan pada kinerja yang diunjukkerjakan serta bukti fisik yang diminta.
Setelah melengkapi penilaian diri terhadap hasil yang diharapkan untuk semua topik.
Saudara diminta menilai, apakah Saudara sudah kompeten atau belum dalam mencapai
target kompetensi BPU ini. Saudara hanya boleh memilih Sudah Kompeten jika telah
berhasil mencapai semua hasil yang diharapkan.
Refleksi
Setelah Saudara melakukan Kegiatan Pembelajaran pada topik I tentang kajian RKJMRKAS/M, Saudara harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dan tuliskan
jawabannya pada LK-16.
1. Apa yang telah Saudara dapatkan dari proses pembelajaran ini?
2. Bagaimana peran SNP dan SPM bagi pendidikan dasar dalam menyusun perencanaan
sekolah/madrasah Saudara?
3. Setelah saudara mengkaji SNP dan SPM bagi pendidikan dasar, apa selanjutnya yang
akan Saudara lakukan untuk rencana pengembangan sekolah/madrasah Saudara?
18
4. Setelah saudara mengkaji hasil analisis konteks, apa selanjutnya yang akan Saudara
lakukan untuk menyusun perencanaan pengembangan sekolah/madrasah Saudara?
5. Setelah Saudara menemukan kesenjangan antara hail analisis konteks sekolah
Saudara dengan SNP atau SPM, apa yang akan Saudara lakukan untuk membuat
rencana pengembangan sekolah/madrasah Saudara?
6. Setelah Saudara memenuhi kesenjangan sekolah/madrasah Saudara dengan SNP,
apa selanjutnya yang akan Saudara lakukan untuk membuat pengembangan sekolah/
madrasah Saudara?
7. Setelah Saudara mengidentifikasi komponen RKJM-RAKS/M, langkah-langkah
apa yang akan Saudara lakukan untuk merevisi RKJM-RKAS/M sekolah/madrasah
Saudara?
Apapun jawaban Saudara adalah refleksi atau gambaran kompetensi yang Saudara miliki.
Teruslah melangkah untuk kemajuan pendidikan di tanah air kita tercinta, lebih khusus di
sekolah/madrasah Saudara.
Kesimpulan
Kegiatan Pembelajaran pada topik I ini memberi pengalaman Saudara untuk
mendeskripsikan perencanaan sekolah/madrasah yang dilandasi oleh SNP dan SPM
bagi pendidikan dasar yang digunakan sebagai pedoman dalam mengkaji ulang RKJMRKAS/M. Untuk melakukannya, Saudara harus melakukan kegiatan secara mandiri
maupun kelompok di tahapan In-1, On, dan In-2. Pada prinsipnya Saudara harus dapat
memenuhi Standar Nasional Pendidikan atau sekurang-kurangnya Standar Pelayanan
Minimal Pendidikan. Dengan demikian sekolah/madrasah Saudara dapat memberikan
layanan yang optimal kepada para peserta didik, yang selanjutnya akan berdampak pada
peningkatan kualitas pembelajaran dan berakhir dengan pencapaian prestasi maksimal
dari para peserta didik di sekolah/madrasah Saudara.
Pada topik I Saudara baru mempelajari dasar konsep perencanaan sekolah/madrasah.
Untuk dapat menyempurnakan menjadi kemampuan merancang kegiatan sekolah/
madrasah yang dapat dipedomani, maka Saudara harus melanjutkan kegiatan di topik II.
19
TOPIK II
REVISI RKJM-RKAS/M
Waktu: 93 JP
Pengantar
Pada topik II ini Saudara akan melanjutkan kegiatan penyusunan atau revisi RKJMRKAS/M. Kegiatan ini merupakan hal yang penting dilakukan dalam peningkatan mutu
pendidikan. Hal ini karena rencana kerja adalah pedoman bagi semua rencana-rencana
kegiatan yang ada di sekolah/madrasah. Ada banyak cara, strategi, dan pendekatan
yang bisa dilakukan sebagai dasar penyusunan RKJM-RKAS/M. Apapun cara, strategi,
dan pendekatan yang dilakukan pada prinsipnya adalah bahwa RKJM-RKAS/M harus
dikembangkan berdasar pada kondisi nyata sekolah/madrasah yang mempertimbangkan
unsur sosial inklusi (lingkungan geografis, budaya, agama, ras, jender, perlindungan
anak, kelompok masyarakat dengan HIV/AIDS dan berkebutuhan khusus, kondisi sosial
ekonomi) menuju kondisi ideal yang diinginkan, dan sebagai upaya pemenuhan Standar
Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Perencanaan sekolah/madrasah ini akan memberikan banyak peluang bagi Saudara
dalam mengelola segala sumber daya yang ada di sekolah/madrasah dan menjadi
pedoman kerja bagi pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga Saudara dapat
mengelola sekolah/madrasah dengan cara yang terbaik, mendapat prestasi yang terbaik
bagi Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah, guru dan staf di sekolah Saudara, dan
peserta didik.
Kegiatan pada topik ini mensyaratkan Saudara mempersiapkan profil sekolah/madrasah,
laporan hasil analisis konteks atau EDS/M, dan RKJM-RKAS/M milik sendiri.
Dalam merevisi RKJM-RKAS/M Saudara dapat mengikuti langkah berikut.
1. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah/madrasah
2. Melakukan analisis kondisi sekolah/madrasah saat ini
3. Memformulasikan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan di masa mendatang
4. Mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
5. Menyusun rencana strategis (Visi, Misi, Tujuan, Program dan Pelaksanaannya)
6. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan anggarannya
7. Menyusun waktu pelaksanaan rencana tahunan (RKAS)
8. Menyusun rencana kegiatan monitoring dan evaluasi
20
Pada kegiatan In-1 topik II ini, Saudara akan melakukan serangkaian kegiatan mulai dari
simulasi revisi RKJM-RKAS/M bersama teman kepala sekolah/madrasah sampai dengan
revisi RKJM-RKAS/M bersama tim pengembang sekolah/madrasah. Hasil dari revisi ini
akan menjadi rencana kerja sekolah/madrasah Saudara yang akan menjadi pedoman
bagi seluruh warga sekolah/madrasah.
Kegiatan ini akan menjadi hal yang menentukan pencapaian kompetensi Saudara dalam
merevisi sebuah RKJM-RKAS/M. Sekarang Saudara mensimulasikan revisi RKJM-RKAS/M
bersama teman-teman kepala sekolah/madrasah. Di saat On nanti, Saudara akan menjadi
pemimpin kegiatan revisi RKJM-RKAS/M bersama tim pengembang sekolah/madrasah.
Agar semua dapat berjalan dengan lancar maka Saudara harus menyiapkan:
1. Profil sekolah/madrasah,
2. Hasil laporan analisis konteks atau EDS/M,
3. RKJM-RKAS/M yang sudah ada di sekolah/madrasah Saudara. (Jika sekolah/madrasah
Saudara belum memilikinya, Saudara dapat menggunakan contoh RKJM-RKAS/M yang
tersedia di bahan bacaan BPU ini).
4. Permendikbud no. 161 tahun 2014 tentang BOS.
21
Bukankah merevisi RKJM-RKAS/M itu mudah? Syukurlah, dengan bekerja sama pekerjaan
susah menjadi serasa mudah dan yang berat serasa ringan. Teruskanlah bekerja sama
dalam menyelesaikan tugas. Saat di sekolah/madrasah nanti Saudara akan bekerja sama
dengan tim pengembang sekolah/madrasah. Akan tetapi jika prinsip utama penyusunan/
revisi RKJM-RKAS/M sudah dipahami maka segalanya akan menjadi lancar.
Setelah Saudara menyelesaikan kegiatan In-1 topik II, maka sekarang bersiap-siaplah
untuk melakukan puncak kegiatan dari BPU ini. Kegiatan itu adalah kegiatan merevisi
RKJM-RKAS/M di sekolah/madrasah Saudara bersama tim pengembang sekolah/
madrasah. Agar semua berjalan sesuai harapan, buatlah rencana tindak lanjut kegiatan
In-1 ini menuju ke On di sekolah/madrasah.
Rencana tindak lanjut ini akan membantu Saudara pada pelaksanaan On the Job
Learning. Untuk menyusun rencana ini Saudara bisa berdiskusi dengan teman sesama
kepala sekolah/madrasah, tetapi pada prinsipnya rencana ini khusus untuk sekolah/
madrasah Saudara.
Mulailah kerja Saudara dalam penyusunan RTL dengan melakukan hal berikut:
1. Penyiapan format RTL.
2. Penyiapan hasil-hasil kegiatan In-1 topik II.
3. Perumusan Rencana Tindak Lanjut.
Saudara menggunakan LK-18 untuk RTL merevisi apa saja yang akan Saudara lakukan di
sekolah/madrasah bersama tim pengembang dan komite sekolah/madrasah.
22
Selalu menggunakan rencana dalam segala kegiatan. Maka manfaatkanlah RTL tersebut
dalam kegiatan On the Job Learning. Selamat berkarya demi anak-anak bangsa yang ada
di sekolah/madrasah Saudara bersama tim pengembang sekolah/madrasah.
Semua rencana telah Saudara susun pada saat akhir kegiatan In-1. Sekarang saatnya
memanfaatkan RTL tersebut dalam kegiatan On.
Kegiatan On ini akan menjadi saat paling menentukan masa depan sekolah/madrasah
Saudara.
Sebelum melakukan kegiatan ini Saudara perlu mempersiapkan dokumen-dokumen dan
kelengkapan berikut.
1. Profil sekolah/madrasah.
2. Hasil laporan analisis konteks atau EDS yang sudah berekomendasi.
3. RKJM-RKAS/M atau format/template RKJM-RKAS/M yang telah disediakan
di bahan bacaan BPU ini.
4. Hasil identifikasi rancangan kegiatan dan rencana anggaran.
5. Rencana tindak lanjut hasil rumusan In-1.
Semua dokumen sudah terkumpul, segeralah memulai kegiatan revisi. Ada banyak
langkah yang harus Saudara ikuti bersama tim.
Siapkan RKJM-RKAS/M yang ada di sekolah/madrasah Saudara. Bersama tim pengembang
sekolah/madrasah bukalah bagian analisis lingkungan strategis, analisis situasi pendidikan
di sekolah/madrasah saat ini dan analisis situasi pendidikan yang di harapkan, analisis
kesenjangan empat tahun ke depan, dalam RKJM Kemudian diskusikan tentang
faktor-faktor eksternal sekolah/madrasah, yang dapat mempengaruhi penyelenggaraan
pendidikan di sekolah/madrasah Saudara.
23
Berbagai faktor tersebut diantaranya adalah kondisi sosial masyarakat, kondisi ekonomi
masyarakat dan nasional, kondisi geografis lingkungan sekolah/madrasah, kondisi
demografis masyarakat sekitar, kondisi perpolitikan, kondisi keamanan lingkungan,
perkembangan globalisasi, perkembangan IPTEK, regulasi/kebijakan pemerintah pusat
dan daerah, dan sebagainya. Hasil kajian ini dapat dipergunakan untuk menentukan visi
sekolah/madrasah.
Jika analisis yang ada di dalam RKJM-RKAS/M Saudara masih relevan dengan keadaan
akhir-akhir, silakan diteruskan. Jika analisis yang ada di dalam RKJM-RKAS/M tidak
relevan lagi, maka Saudara bersama tim pengembang harus merumuskan ulang atau
merevisi sesuai dengan kenyataan kondisi yang ada.
Jika Saudara belum memiliki RKJM-RKAS/M maka Saudara harus membuat analisis
lingkungan strategis sekolah/madrasah Saudara, analisis pendidikan di sekolah/madrasah
Saudara saat ini, serta kondisi pendidikan sekolah/madrasah yang Saudara harapkan di
masa mendatang.
Tuliskan hasil analisis Saudara dalam LK-19!
Bersama tim pengembang sekolah/madrasah Saudara cermatilah visi, misi tujuan dan
program strategis untuk mencapai visi, misi dan tujuan jangka menengah yang meliputi
8 SNP dalam RKJM saat ini. Jika sekolah/madrasah Saudara belum memiliki visi, misi,
tujuan dan program strategis untuk mencapai visi, misi dan tujuan jangka menengah
yang meliputi 8 SNP dalam RKJM maka Saudara harus menciptakannya bersama tim
pengembang. Jika ada, apakah visi, misi, tujuan dan program strategis untuk mencapai
visi, misi dan tujuan jangka menengah yang meliputi 8 SNP dalam RKJM sekolah/
madrasah Saudara sudah:
24
25
Merevisi Strategi Pelaksanaan, Kunci Keberhasilan
serta Pemantauan dan Evaluasi dalam RKJM (12 JP)
Setelah program dirumuskan, selanjutnya tugas Saudara dan tim pengembang sekolah/
madrasah adalah menentukan strategi pelaksanaan, penentuan tonggak-tongak kunci
keberhasilan serta pemantauan dan evaluasi dalam RKJM apa yang harus dijalankan
untuk melaksanakan program tersebut secara efisien, efektif, jitu, dan tepat. Karakteristik
strategi pelaksanaan, penentuan tonggak-tonggak kunci keberhasilan serta pemantauan
dan evaluasi dalam RKJM adalah yang sesuai dengan tuntutan program. Strategi yang
salah akan menyebabkan tidak tercapainya program, demikian pula sebaliknya. Misalnya
untuk pencapaian program pemenuhan standar kurikulum yang berwawasan nasional,
dimungkinkan berbeda strateginya dengan strategi untuk mencapai standar prasarana
atau fasilitas pendidikan yang berstandar nasional. Oleh karena itu dalam perumusan
strategi pelaksanaan, penentuan tonggak-tonggak kunci keberhasilan serta pemantauan
dan evaluasi dalam RKJM ini harus mempertimbangkan keterlibatan pihak lain terkait
dengan kemampuan sekolah/madrasah itu sendiri.
Untuk memudahkan pelaksanaan tugas Saudara dan tim pengembang sekolah/
madrasah, silakan mencermati contoh RKJM/RKAS yang ada di dalam Bahan Bacaan 6.
26
Merevisi Analisis Pendidikan dan Kesenjangan Saat Ini
dan 1 Tahun ke Depan dalam RKAS/M (9 JP)
Analisis pendidikan sekolah/madrasah saat Ini, merevisi analisis pendidikan 1 tahun ke
depan yang diharapkan dan merevisi kesenjangan antara situasi sekolah/madrasah saat
ini dengan yang diharapkan 1 tahun ke depan dalam RKAS/M ini lebih menitikberatkan
kepada analisis pendidikan sekolah/madrasah saat Ini, merevisi analisis pendidikan
1 tahun ke depan yang diharapkan dan merevisi kesenjangan antara situasi sekolah/
madrasah saat ini dengan yang di harapkan 1 tahun ke depan dalam RKAS/M. Aspek atau
unsur-unsur sekolah/madrasah yang secara internal dapat dikaji antara lain mengenai
kondisi saat ini tentang: PBM, guru, kepala sekolah, tenaga TU, laboran, tenaga
perpustakaan, fasilitas atau sarpras, media pengajaran, buku, peserta didik, kurikulum,
manajemen sekolah, pembiayaan dan sumber dana sekolah/madrasah, kelulusan, sistem
penilaian/evaluasi, peran komite sekolah/madrasah, dan sebagainya.
Saudara bersama tim pengembang harus mencermati dari RKAS/M yang sudah ada
atau merumuskannya jika sekolah/madrasah belum memilikinya. Hasil kajian ini dapat
dirumuskan dalam school profile sekolah/madrasah yang dapat dipergunakan untuk
menentukan status atau potret sekolah/madrasah saat ini. Hasil ini selanjutnya akan
dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan di masa 1 tahun mendatang,
sehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi. Untuk memudahkan
kerja Saudara dan tim pengembang sekolah/madrasah, silakan lihat contoh RKJM/RKAS
yang ada di dalam Bahan Bacaan 6 sebagai inspirasi. Tuliskan analisis tersebut dalam
LK-22.
Merevisi Tujuan, Sasaran dan Identifikasi Tingkat Kesiapan Sekolah/
Madrasah untuk 1 Tahun ke Depan dalam RKAS/M (7JP)
Langkah selanjutnya adalah membandingkan tujuan, sasaran dan identifikasi tingkat
kesiapan sekolah/madrasah untuk 1 tahun ke depan dengan RKAS/M Saudara. Jika
belum memiliki RKAS/M maka Saudara bersama tim pengembang sekolah/madrasah
harus merumuskan tujuan, sasaran dan identifikasi tingkat kesiapan sekolah/madrasah
untuk 1 tahun ke depan dalam RKAS/M. Hal ini merupakan penjabaran lebih rinci,
operasional, dan terukur dari tujuan 4 tahunan. Jangan lupa bahwa tujuan di sini tidak
boleh berbeda atau menyimpang dari tujuan 4 tahunan. Dalam perumusannya harus
mengandung aspek ABCD (audience, behaviour, condition, dan degree). Secara substansi
tujuan tersebut lebih mentitikberakan kepada tujuan pencapaian standar nasional dalam
berbagai aspek pendidikan. Tuliskan pada LK-23.
Saudara dapat melihat contoh RKJM/RKAS yang ada di dalam Bahan Bacaan 6 sebagai
inspirasi.
27
Jika Saudara dan tim pengembang memiliki kompetensi, lakukanlah analisis konteks.
Tetapi jika tim pengembang dan Saudara sendiri tidak memiliki kompetensi, lanjutkan
ke tahap perumusan dan identifikasi alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan.
Analisis konteks dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap
fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masingmasing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis konteks dilakukan terhadap
keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor internal maupun eksternal.
Dalam melakukan analisis terhadap fungsi dan faktor-faktornya, maka berlaku ketentuan
berikut:
Untuk tingkat kesiapan yang memadai, minimal memenuhi kriteria kesiapan yang
diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor internal
atau peluang bagi faktor eksternal. Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai,
tidak memenuhi kriteria kesiapan minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor
internal atau ancaman bagi faktor eksternal. Untuk menentukan kriteria kesiapan,
diperlukan standar, kecermatan, kehati-hatian, pengetahuan, dan pengalaman yang
cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang tepat.
Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal dan faktor eksternal yang
memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut persoalan. Selama masih adanya
fungsi yang tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran yang telah ditetapkan
diduga tidak akan dapat tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu
dilakukan tindakan-tindakan untuk mengubah fungsi tidak siap menjadi siap. Tindakan yang
dimaksud disebut langkah-langkah pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan
tindakan mengatasi kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang.
Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya
adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni tindakan
yang diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap dan
mengoptimalkan fungsi yang dinyatakan siap.
Oleh karena kondisi dan potensi sekolah/madrasah berbeda-beda antara satu dengan
lainnya, maka alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda,
disesuaikan dengan kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah/
madrasah tersebut. Dengan kata lain, sangat dimungkinkan suatu sekolah/madrasah
mempunyai langkah pemecahan yang berbeda dengan sekolah/madrasah lain untuk
mengatasi persoalan yang sama. Oleh karena itu dalam analisis konteks harus dilakukan
pada tiap sasaran. Agar lebih jelas perhatikan contoh yang ada di dalam Bahan Bacaan 5
tentang Juknis Laporan Analisis Konteks sebagai rujukan.
28
Berdasarkan pada beberapa alternatif pemecahan persoalan yang dihasilkan dari analisis
konteks tersebut, Saudara bersama tim pengembang selanjutnya menyusun program
sesuai dengan kemampuan sekolah/madrasah. Saudara bersama tim diharapkan
mampu merumuskan alternatif pemecahan masalah dengan inovasi maksimal dan biaya
minimal. Selanjutnya Saudara bersama tim pengembang dan komite sekolah/madrasah
harus menyusun dan merealisasikan rencana kegiatan untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan. Rencana yang dibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas
tentang aspek-aspek yang ingin dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, siapa yang harus
melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan. Hal
itu juga diperlukan untuk memudahkan dalam menjelaskan dan memperoleh dukungan
dari pemerintah maupun orangtua peserta didik, baik secara moral maupun finansial.
Tuliskan pada LK-24.
Berdasarkan pada tujuan atau sasaran 1 tahunan dan program di atas, maka selanjutnya
Saudara bersama tim pengembang merumuskan Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan
(Milestone) dan Rencana Biaya (Besar Dana, Alokasi, Sumber Dana) dalam RKAS/M serta
out put apa saja yang akan dihasilkan, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif
dan kapan akan dicapai dalam waktu satu tahun.
Misalnya dalam empat tahun akan mencapai standar nasional, sarana pendidikan 100%,
maka pada tahun pertama ini akan dicapai 25%-nya.
Demikian pula untuk hasil-hasil yang akan dicapai dari program-program lainnya. Misalnya
dari program pencapaian standar nasional aspek sarana dan prasarana pendidikan,
bentuk hasil yang akan dicapai sarana pendidikan apa saja dalam jangka satu tahun bisa
terwujud. Tuliskan pada LK-25.
29
Setelah menyusun anggaran dengan cermat maka langkah Saudara bersama tim
pengembang sekolah/madrasah gunakan LK-26 untuk merumuskan Rencana
Pelaksanaan Program dan Rencana Pemantauan serta Evaluasi dalam RKAS/M ini lebih
mengarah kepada kiat, cara, teknik, dan atau strategi yang jitu, efisien, efektif, dan layak
untuk dilaksanakan. Cara di sini harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai pada
program tersebut. Beberapa cara yang bisa ditempuh misalnya dengan pelatihan atau
workshop, seminar, lokakarya, temu alumni, kunjungan, in house training, matrikulasi,
remedial, pengayaan, pendampingan, bimbingan teknis rutin, dan lainnya. Dalam
perencanaan pelaksanaan harus mempertimbangkan alokasi waktu, ketersediaan dana,
SDM, fasilitas, dan sebagainya.
Apabila program-program telah disusun dengan baik dan pasti, selanjutnya sekolah/
madrasah merencanakan alokasi waktu per mingguan atau bulanan atau triwulanan dan
penanggung jawabnya sesuai dengan karakteristik program yang bersangkutan. Fungsi
utama dengan adanya penjadwalan dan penanggung jawab. Keterlaksanaan jadwal
program ini untuk pegangan bagi para pelaksana program dan sekaligus mengontrol
pelaksanaan tersebut. Untuk mempermudah Saudara, tuliskan hal tersebut pada LK-27.
Dokumentasikanlah rangkaian panjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran BPU RKJMRKAS/M. Laporkanlah seluruh bukti pelaksanaan kegiatan. Buatlah bahan pemaparan
agar para kepala sekolah/madrasah mengetahui dan memahami apa yang telah Saudara
kerjakan. Presentasikanlah laporan Saudara dengan mengikuti kegiatan-kegiatan di
bawah ini.
30
Sudah selesai semua kegiatan di On? Hebat...! Presentasikan hasil semua pekerjaan
Saudara selama On pada topik II. Presentasi Saudara harus memuat:
1. Keadaan sekolah/madrasah saat ini, apakah memiliki atau tidak memiliki RKJMRKAS/M?
2. Jika memiliki RKJM-RKAS/M, apa sajakah bagian dalam perencanaan sekolah/
madrasah tersebut yang masih relevan dan yang tidak relevan yang disepakati tim
pengembang sekolah/madrasah dan komite sekolah/madrasah. Pada bagian yang
tidak relevan, penyusunan ulang seperti apa yang telah Saudara lakukan bersama
tim pengembang sekolah/madrasah.
3. Jika sekolah/madrasah Saudara tidak memiliki RKJM-RKAS/M sebelumnya, paparkan
RKJM-RKAS/M yang telah Saudara susun bersama tim pengembang sekolah/
madrasah dan komite sekolah/madrasah.
Presentasikanlah di hadapan seluruh kepala sekolah/madrasah di kelompok Saudara.
Berilah kesempatan kepada kepala sekolah/madrasah di kelompok Saudara untuk
memberikan masukan, bertanya, dan berbagi pengalaman yang serupa setelah Saudara
mempresentasikan hasil pembelajaran Saudara selama On. Jangan lupa menyisihkan
salinan laporan dan presentasi sebagai arsip. Tuliskan pada LK-28.
Agar bisa menjadi catatan penting dalam hidup Saudara, buatlah rancangan kerja ke
depan yang akan mempengaruhi sekolah/madrasah dan juga Saudara sendiri.
Mendiskusikan Hasil Presentasi Laporan Revisi RKJM-RKAS/M
Sesama Kepala Sekolah/Madrasah dalam Revisi RKJM-RKAS/M
(10 Menit)
Dalam durasi waktu 10 menit ini Saudara perlu mendiskusikan hasil presentasi laporan
sesama kepala sekolah/madrasah di kelompok Saudara.
31
Selamat. Saudara telah menyelesaikan seluruh rangkaian di topik II. Luangkan waktu
selama sepuluh menit untuk melaksanakan penilaian diri.
Saudara telah melakukan semua rangkaian kegiatan In-On-In untuk mencapai hasil
yang diharapkan dari topik ini. Di akhir In-2, Saudara harus mengisi penilaian diri yang
terdapat pada bagian penilaian BPU.
Bukalah Penjelasan Umum BPU dan lihat kembali tagihan apa saja yang diminta.
Periksalah tagihan-tagihan yang telah Saudara buktikan dan Saudara unjukkerjakan.
Saudara diminta secara profesional menilai diri apakah semua tagihan telah Saudara
buktikan dan unjukkerjakan. Saudara juga diminta secara profesional menilai diri
apakah hasil yang diharapkan dari topik ini telah dicapai atau belum. Penilaian diri disini
didasarkan pada kinerja yang diunjukkerjakan serta bukti fisik yang diminta. Setelah
melengkapi penilaian diri terhadap hasil yang diharapkan untuk semua topik. Saudara
diminta menilai, apakah Saudara sudah kompeten atau belum dalam mencapai target
kompetensi BPU ini. Sudara hanya boleh memilih Sudah Kompeten jika telah berhasil
mencapai semua hasil yang diharapkan.
Untuk melakukan Penilaian Diri gunakan format Penilaian Diri pada bagian akhir buku
BPU RKJM.
Refleksi
Sisihkan waktu selama 10 menit untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Saudara lakukan sebelum menyusun RJKM dan RKAS/M? Sebutkan minimal
4 langkah awal sebelum menyusun RKJM-RKAS/M?
2. Data-data apa saja yang Saudara perlukan dalam menyusun RKJM-RKAS/M? Sebutkan
8 data penting yang Saudara perlukan!
3. Bagaimana Saudara menggunakan data-data tersebut dalam RKJM-RKAS/M?
Jelaskan!
4. Apa yang akan terjadi jika sekolah/madrasah membuat RKJM-RKAS/M tanpa
menggunakan data?
Jawablah dengan menggunakan LK-30.
Kesimpulan
Topik II membekali peserta pengalaman praktis pembelajaran merevisi Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kegiatatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah
(RKAS/M). Pengalaman bekerja sama dengan sesama kepala sekolah/madrasah dalam
simulasi revisi RKJM-RKAS/M dan pengalaman bekerja sama dengan tim pengembang
sekolah/madrasah dalam merevisi RKJM-RKAS/M.
Rencana tindak lanjut dimaksudkan agar peserta memiliki perencanaan sebelum
melaksanakan kegiatan dan juga panduan singkat pada saat melaksanakan kegiatan.
32
KESIMPULAN BPU
RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH (RKJM
DAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN
SEKOLAH/MADRASAH (RKAS/M)
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/
Madrasah (RKAS/M) adalah bagian penting tugas perencanaan Kepala Sekolah/Madrasah.
Pada saat kepala sekolah/madrasah mulai berupaya membuat perencanaan sebetulnya
telah menciptakan banyak peluang yang lebih baik menuju kesuksesan. Peraturan
Pemerintah, Peraturan Menteri, dan ketentuan lain yang menunjang telah disediakan
dalam BPU ini sebagai landasan dalam penyusunan perencanaan. Namun demikian,
perencanaan bukanlah sekedar memenuhi persyaratan, seperti yang dipersyaratkan
pemerintah. Perencanaan ini akan memberikan banyak peluang bagi Saudara dalam
mengelola segala sumber daya yang ada di sekolah/madrasah sehingga Saudara bisa
mengelola sekolah/madrasah dengan cara yang terbaik, mendapat prestasi yang terbaik,
pekerjaan Saudara menjadi lebih efektif, dan mampu memberikan pembelajaran yang
berkualitas bagi peserta didik.
Bahan Pembelajaran Utama ini membantu Saudara dalam proses penyusunan
perencanaan dengan memahami Standar Nasional Pendidikan (SNP), Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Pendidikan, komponen-komponen perencanaan sekolah/madrasah,
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/
Madrasah (RKAS/M). Melalui kajian berbagai dokumen tersebut di atas dan diskusi
dengan tim pengembang sekolah/ madrasah serta pembandingan dengan sekolah/
madrasah yang lebih maju akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan Saudara
dalam mengelola sekolah/ madrasah.
Keterampilan menyusun RKJM merupakan wujud dari kemampuan mendisain program
jangka menengah (empat tahun) yang akan dilaksanakan oleh Saudara beserta tim
pengembang sekolah/madrasah. RKAS/M juga merupakan program tahunan yang akan
menjadi pedoman Saudara untuk melaksanakan program dalam satu tahun.
RKJM-RKAS/M menjadi panduan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/
madrasah Saudara dalam melaksanakan tugas keseharian. Perencanaan yang berkualitas
menghasilkan kinerja yang berkualitas pula. Penyusunan RKJM-RKAS/M yang demikian
ideal membutuhkan tim kerja yang kompak, maka Saudara menyamakan persepsi di
lingkungan tempat kerja agar proses penyusunan sesuai dengan yang diharapkan.
Bahan pembelajaran ini telah dilakukan dengan pendekatan In Service Learning 1 (In-1),
On the Job Learning (On) dan In Service Learning 2 (In-2).
33
34
LEMBAR
KERJA
35
LK-1
Mengidentifikasi Isi BPU
1. Ada berapa dokumen yang ada di dalam BPU RKJM-RKAS? Sebutkan!
2. Apa topik yang akan Saudara pelajari sebagai kepala sekolah/madrasah di BPU RKJMRKAS/M? Sebutkan!
36
4. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh kepala sekolah/madrasah bahwa dia telah
mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
5. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh kepala sekolah/madrasah sebelum
mempelajari BPU RKJM-RKAS/M? Sebutkan!
37
38
LK-2
Berpikir Reflektif tentang Pentingnya Perencanaan
Sekolah/Madrasah In-1
1. Mengapa perencanaan itu penting? Tulislah 5 alasan pentingnya perencanaan bagi
sekolah/madrasah Saudara! Saudara bisa mendiskusikan hal ini dengan anggota
kelompok Saudara.
5 (lima) alasan pentingnya perencanaan:
1.
2.
3.
4.
5.
2. Apa yang akan terjadi jika sekolah/madrasah Saudara tidak memiliki perencanaan?
Diskusikan lagi dengan teman Saudara.
...
...
...
...
...
...
...
39
40
LK-3
Mengidentifikasi SNP
Lengkapi Diagram di bawah ini:
41
LK-4
Identifikasi SNP dan SPM bagi Pendidikan Dasar
42
LK-5
Mengidentifikasi Kondisi Sekolah/Madrasah
Berdasarkan Analisis Konteks atau EDS/M
1. Bagaimana kondisi nyata sekolah/madrasah Saudara berdasarkan hasil analisis
konteks atau laporan EDS/M untuk tiap-tiap standar dalam SNP?
43
44
Standar
1.
Isi
2.
Proses
3.
Kompetensi
Lulusan
4.
Pendidik
& Tenaga
Kependidikan
5.
Sarana
Prasarana
6.
Pengelolaan
7.
Pembiayaan
8.
Penilaian
Pendidikan
Sangat sulit
Sulit
Cukup
Mudah
Sangat
mudah
Ket.
LK-6
Menginventarisasikan Penyelesaian Kesenjangan Kondisi Nyata
Sekolah/Madrasah dan Analisis Konteks atau Laporan EDS/M
Tabel Format Penyelesaian Masalah Kesenjangan Pemenuhan SNP
dan Alternatif Penyelesaian
NO.
STANDAR
1.
Isi
2.
Proses
3.
Kompetensi Lulusan
4.
5.
Sarana Prasarana
6.
Pengelolaan
7.
Pembiayaan
8.
Penilaian Pendidikan
PERMASALAHAN
ATERNATIF
PENYELESAIAN
45
LK-7
Mendiskusikan Komponen Perencanaan Sekolah/Madrasah
1. Komponen apa yang harus ada pada perencanaan sekolah/madrasah?
46
3. Apa yang akan terjadi jika ada komponen yang tidak dicantumkan?
4. Apa yang akan terjadi jika ada satu komponen yang tidak sesuai dengan komponen
lain?
47
LK-8
Berbagi Pengalaman Langkah Penyusunan Rencana Sekolah/Madrasah
1. Apa yang Saudara lakukan sebelum menyusun RJKM-RKAS/M? Sebutkan minimal 4
langkah awal sebelum menyusun RKJM-RKAS/M!
2. Data-data apa saja yang Saudara perlukan dalam menyusun RKJM-RKAS/M? Sebutkan
sekurang-kurangnya 8 data penting yang Saudara perlukan!
48
49
LK-9
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Gunakan format berikut ini untuk membantu Saudara dalam kegiatan penyusunan
rencana tindak lanjut konsep perencanaan sekolah/madrasah.
NO.
KEGIATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
50
TOPIK
WAKTU
BULAN MINGGU
TAGIHAN
KETERANGAN
LK-10
Memetakan SNP dan SPM bagi Pendidikan Dasar
51
52
REKOMENDASI
(SKOR)
SANGAT CUKUP
PERLU PERLU
STANDAR
PROGRAM
NO NASIONAL
KEGIATAN
PENDIDIKAN
: Skor 2
: Skor 1
PERLU
KATAGORI
BELUM
PERLU
TIDAK
PERLU
JML
SKOR
PERINGKAT
LK-11
LK-12
Mengidentifikasi Komponen RKJM-RKAS/M
Tabel Keterkaitan antar Komponen
NO
KOMPONEN
1.
Analisis Lingkungan
Strategis
2.
3.
Visi Sekolah/Madrasah
4.
Misi Sekolah
5.
6.
PROGRAM STRATEGIS
7.
STRATEGI PELAKSANAAN/
PENCAPAIAN
8.
9.
MONITORING DAN
EVALUASI (MONEV)
10.
PEMBIAYAAN
KETERKAITAN ANTAR
KOMPONEN
KEKURANGAN
SARAN
PERBAIKAN
53
LK-13
Mempresentasikan Hasil Diskusi Analisis Konteks atau EDS/M
54
LK-14
Mendiskusikan Paparan Presentasi
55
LK-15
Menyusun Rencana Tindak Lanjut
Gunakan format berikut ini untuk membantu Saudara dalam kegiatan penyusunan
rencana tindak lanjut konsep perencanaan sekolah/madrasah.
NO.
KEGIATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
56
PIHAK YANG
DILIBATKAN
WAKTU
BULAN MINGGU
TARGET
KETERANGAN
LK-16
Refleksi
1. Apa yang telah Saudara dapatkan dari proses pembelajaran ini?
2. Bagaimana peran SNP dan SPM bagi pendidikan dasar dalam menyusun perencanaan
sekolah/madrasah Saudara?
3. Setelah Saudara mengkaji SNP dan SPM bagi pendidikan dasar, apa selanjutnya yang
akan Saudara lakukan untuk rencana pengembangan sekolah/madrasah Saudara?
57
4. Setelah saudara mengkaji hasil analisis konteks, apa selanjutnya yang akan Saudara
lakukan untuk menyusun perencanaan pengembangan sekolah/madrasah Saudara?
58
59
LK-17
Melaksanakan Revisi RKJM-RKAS/M
Untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan ini, silakan urutkan langkah-langkah
penyusunan RKJM dan RKAS berikut ini.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
1. ..................................................................................................................................
2. ..................................................................................................................................
3. ..................................................................................................................................
4. ..................................................................................................................................
5. ..................................................................................................................................
6. ..................................................................................................................................
7. ..................................................................................................................................
8. ..................................................................................................................................
60
LK-18
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
NO.
KEGIATAN
1.
Melakukan
analisis lingkungan
strategis sekolah/
madrasah
2.
Melakukan analisis
kondisi sekolah/
madrasah saat ini
3.
Memformulasikan
kondisi sekolah/
madrasah yang
diharapkan di
masa mendatang
4.
Mengidentifikasi
kesenjangan
antara kondisi saat
ini dan kondisi
yang diharapkan
5.
Menyusun
rencana strategis
(Visi, Misi, Tujuan,
Program dan
pelaksanaannya
6.
Menyusun
rencana kegiatan
tahunan dan
anggarannya
7.
Menyusun waktu
pelaksanakan
rencana tahunan
8.
Menyusun
rencana kegiatan
monitoring dan
evaluasi
PIHAK YANG
DILIBATKAN
Tim
Pengembang
Sekolah
WAKTU
BULAN
MINGGU
................
................
TAGIHAN
KETERANGAN
................
61
LK-19
Merevisi Kesenjangan 4 Tahun ke Depan dalam RKJM (4JP)
NO.
KOMPONEN
1.
Analisis Lingkungan
Strategis
2.
3.
Analisis pendidikan
sekarang
KEBERADAAN RKJM-RKAS/M
ADA
TIDAK ADA
TIDAK
RELEVAN
RELEVAN
RUMUSAN
(DITERUSKAN)
(DIREVISI,
BARU
*
HASIL REVISI)
***
**
Keterangan:
*
: Cukup dicentang
**
62
KET.
****
LK-20
Menyebarkan Angket kepada Orang Tua/Wali Peserta Didik
Angket untuk Orang Tua/Wali Peserta Didik
Nama Peserta Didik
Nama Orang Tua/Wali
Kelas
NO.
: ..........................................................................................
: ..........................................................................................
: ..........................................................................................
NAMA KEGIATAN
URAIAN
1.
Visi Sekolah/Madrasah
........................
2.
Misi Sekolah/Madrasah
a............................
b............................
c............................
d............................
3.
Tujuan Sekolah/Madrasah
a............................
b............................
c............................
d............................
4.
Program-program Strategis
Jangka Menengah
a. Standar Isi
1) ...................
2) ..................
3) Dst
TANGGAPAN
SETUJU
TIDAK SETUJU
MASUKAN
b. Standar
Kompetensi
Lulusan
1) ......................
2) .......................
3) Dst
c.
1)
2)
3)
Standar Proses
........................
..........................
Dst.
d.
e.
f.
g.
h.
Standar Sarpras
PTK
Pengelolaan
Pembiayaan
Penilaian
63
LK-21a
Merevisi Visi, Misi, Tujuan, dan Program Strategis (11JP)
NO.
KOMPONEN
1.
Visi Sekolah/Madrasah
Dalam RKJM
2.
Misi Sekolah/Madrasah
dalam RKJM
3.
Tujuan Sekolah/
Madrasah Selama Empat
Tahun Ke Depan Dalam
RKJM
KEBERADAAN RKJM-RKAS/M
ADA
TIDAK ADA
TIDAK
RELEVAN
RELEVAN
RUMUSAN
(DITERUSKAN)
(DIREVISI,
BARU
*
HASIL REVISI)
***
**
Keterangan:
*
: Cukup dicentang
**
64
KET.
****
LK-21b
Revisi Analisis Situasi Pendidikan Yang Diharapkan
4 Tahun ke Depan dalam RKJM
NO.
KOMPONEN
1.
Mutu Pendidikan
2.
Akses Pemerataan
Pendidikan
3.
Efisiensi Pendidikan
4.
Relevansi
5.
Pencitraan Publik
KEBERADAAN RKJM-RKAS/M
ADA
TIDAK ADA
TIDAK
RELEVAN
RELEVAN
RUMUSAN
(DITERUSKAN)
(DIREVISI,
BARU
*
HASIL REVISI)
***
**
KET.
****
Keterangan:
*
: Cukup dicentang
**
65
LK-22
Merevisi Analisis Pendidikan dan Kesenjangan Saat Ini
dan 1 Tahun ke Depan dalam RKAS/M
NO.
KOMPONEN
1.
Analisis Lingkungan
Operasional Sekolah/
Madrasah dalam RKAS/M
2.
Analisis Pendidikan
Sekolah/Madrasah Saat
Ini dalam RKAS/M
3.
Analisis Pendidikan
Sekolah/Madrasah Satu
Tahun ke Depan (yang
Diharapkan) dalam
RKAS/M
KEBERADAAN RKJM-RKAS/M
ADA
TIDAK ADA
TIDAK
RELEVAN
RELEVAN
RUMUSAN
(DITERUSKAN)
(DIREVISI,
BARU
*
HASIL REVISI)
***
**
Keterangan:
*
: Cukup dicentang
**
66
KET.
****
LK-23
Merevisi Tujuan, Sasaran dan Identifikasi Tingkat Kesiapan Sekolah/
Madrasah untuk 1 Tahun ke Depan dalam RKAS/M
NO.
KOMPONEN
1.
Tujuan Sekolah/
Madrasah Selama Satu
Tahun ke Depan (Sasaran
atau Tujuan Situasional
Satu Tahun) dalam
RKAS/M
2.
3.
Analisis Pendidikan
Sekolah/Madrasah Satu
Tahun ke Depan (yang
Diharapkan) dalam
RKAS/M
KEBERADAAN RKJM-RKAS/M
ADA
TIDAK ADA
TIDAK
RELEVAN
RELEVAN
RUMUSAN
(DITERUSKAN)
(DIREVISI,
BARU
*
HASIL REVISI)
***
**
KET.
****
Keterangan:
*
: Cukup dicentang
**
67
LK-24
Merevisi Rencana Kegiatan dalam RKAS/M
NO.
KOMPONEN
1.
2.
3.
Tonggak-Tonggak Kunci
Keberhasilan (Milestone)
dalam RKAS/M
KEBERADAAN RKJM-RKAS/M
ADA
TIDAK ADA
TIDAK
RELEVAN
RELEVAN
RUMUSAN
(DITERUSKAN)
(DIREVISI,
BARU
*
HASIL REVISI)
***
**
Keterangan:
*
: Cukup dicentang
**
68
KET.
****
LK-25
Merevisi Kunci Keberhasilan (Milestone) dan
Rencana Biaya dalam RKAS/M
NO.
KOMPONEN
KEBERADAAN RKJM-RKAS/M
ADA
TIDAK ADA
TIDAK
RELEVAN
RELEVAN
RUMUSAN
(DITERUSKAN)
(DIREVISI,
BARU
*
HASIL REVISI)
***
**
KET.
****
Keterangan:
*
: Cukup dicentang
**
69
LK-26
Merevisi Rencana Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi dalam RKAS/M
NO.
KOMPONEN
1.
Rencana Pelaksanaan
Program dalam RKAS/M.
2.
Rencana Pemantauan
Program dalam RKAS/M
3.
4.
Penanggungjawab
Program/Kegiatan dalam
RKAS/M
KEBERADAAN RKJM-RKAS/M
ADA
TIDAK ADA
TIDAK
RELEVAN
RELEVAN
RUMUSAN
(DITERUSKAN)
(DIREVISI,
BARU
*
HASIL REVISI)
***
**
Keterangan:
*
: Cukup dicentang
**
70
KET.
****
LK-27
Merevisi Jadwal Pelaksanaan dan Penanggung Jawab Program
Kegiatan dalam RKAS/M (2 JP)
NO.
KOMPONEN
1.
Jadwal Pelaksanaan
Program dalam RKAS/M
2.
Penanggungjawab
Program/Kegiatan dalam
RKAS/M
KEBERADAAN RKJM-RKAS/M
ADA
TIDAK ADA
TIDAK
RELEVAN
RELEVAN
RUMUSAN
(DITERUSKAN)
(DIREVISI,
BARU
*
HASIL REVISI)
***
**
KET.
****
Keterangan:
*
: Cukup dicentang
**
71
LK-28
Mempresentasikan Laporan Hasil Revisi RKJM-RKAS/M
: ...................................................................................
72
LK-29
Menyusun Rencana Tindak lanjut ( RTL)
NO
KEGIATAN
PIHAK YANG
DILIBATKAN
WAKTU
BULAN
MINGGU
TARGET
KET.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
73
LK-30
Refleksi
1. Apa yang Saudara lakukan sebelum menyusun RJKM dan RKAS/M? Sebutkan minimal
4 langkah awal sebelum menyusun RKJM-RKAS/M.
2. Data-data apa saja yang Saudara perlukan dalam menyusun RKJM-RKAS/M? Sebutkan
8 data penting yang Saudara perlukan!
74
75
76
BAHAN BACAAN
77
78
BAHAN BACAAN
FOKUS BACAAN
1.
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Lingkup, Fungsi, dan Tujuan. 8 Standar
Tentang Standar Nasional Pendidikan
Nasional Pendidikan: Standar Isi, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, Standar
Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar
Penilaian,Standar Proses, Standar Sarana
dan Prasarana
2.
3.
Bab II
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bahan Bacaan 1
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005
TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
BAB II
LINGKUP, FUNGSI, DAN TUJUAN,
(1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
a. standar isi;
b. standar proses;
c. standar kompetensi lulusan;
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. standar sarana dan prasarana;
f. standar pengelolaan;
g. standar pembiayaan;dan
h. standar penilaian pendidikan.
(2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
(3) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global.
Pasal 3
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.
Pasal 4
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.
Informasi lebih lanjut silahkan baca buku indikator SNP yang berisi komponen aspek
dan indikator masing masing standar dan Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
79
Bahan Bacaan 2
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 19 TAHUN 2007
TENTANGSTANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 19 TAHUN 2007 TANGGAL 23 MEI 2007
TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PERENCANAAN PROGRAM
1. Visi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan visi serta mengembangkannya.
b. Visi sekolah/madrasah:
1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap
pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
2) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah/
madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;
3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan
pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta
visi pendidikan nasional;
4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/
madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan
dan tantangan di masyarakat.
2. Misi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan misi serta mengembangkannya.
b. Misi Sekolah/Madrasah:
1) Memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional;
2) Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3) Menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4) Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang
diharapkan oleh sekolah/madrasah;
5) Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program
sekolah/madrasah;
6) Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuansatuan unit sekolah/madrasah yang terlib
80
81
Bahan Bacaan 3
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 15 TAHUN 2010
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR
Pasal 2
(1) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan dasar sesuai SPM pendidikan merupakan
kewenangan kabupaten/kota.
(2) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Pelayanan pendidikan dasar oleh kabupaten/kota:
1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki
yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok
permukiman permanen di daerah terpencil;
2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak
melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang.Untuk setiap
rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja
dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis;
3. Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimalsatu
set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik;
82
4. Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan
meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan
lainnya;dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah
dari ruang guru;
5. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan
6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus
4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan;
6. Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran,
dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata
pelajaran;
7. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik;
8. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV
sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35%) dari keseluruhan guru) telah
memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak
40% dan 20%;
9. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV
dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata
pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris;
10. Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1atau
D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;
11. Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;
12. Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;
13. Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan
untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan
proses pembelajaran yang efektif; dan
14. Kunjungan pengawas kesatuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan
dan setiap kunjungan dilakukan selama 3jam untuk melakukan supervisi dan
pembinaan.
b. Pelayanan pendidikan dasar oleh satuan pendidikan:
1. Setiap SD/Mi menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya
oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika,
IPA, dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap pesertadidik;
2. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya
oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu
set untuk setiap perserta didik;
3. SetiapSD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari
model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe),contoh
peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA;
83
4. SetiapSD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan10 buku referensi, dan
setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi;
5. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan
tugas tambahan;
6. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu
per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut:
a) Kelas III: 18 jam per minggu;
b) Kelas III: 24 jam per minggu;
c) Kelas IV - VI: 27 jam per minggu; atau
d) Kelas VII- IX: 27 jam per minggu;
7. Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
sesuai ketentuan yang berlaku;
8. Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diajarkanya;
9. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk
membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik;
10. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik
kepada guru dua kali dalam setiap semester;
11. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta
hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester
dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik;
12. Kepala sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir
semester (UAS) danUlangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/
UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama di
kabupaten/kota pada setiap akhir semester; dan
13. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS).
BAB VIII PENDANAAN
Pasal 12
(1)
84
(2)
MOHAMMAD NUH
Salinan sesuai dengan aslinya
85
Bahan Bacaan 4
Buku Indikator Sekolah Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Kemendiknas
Ditjen Mandikdasmen Direktorat PSMP
Komponen, aspek, dan indikator Standar Pengelolaan yang harus dikembangkan dalam
Perencanaan Sekolah
NO
1.
KOMPONEN
Rencana Kerja Sekolah
ASPEK
1) Visi sekolah
INDIKATOR
(1) Memiliki perumusan dan penetapan visi
sekolah yang mudah dipahami. Unsur-unsur
dalam penetapan visi :
1) Selaras dengan visi,
2) Sesuai dengan perkembangan dan
tantangan masyarakat,
3) Mudah dipahami,
4) Bersifat filosofis,
5) Mengandung cita-cita,
6) dan lain-lain.
Rumusan indikator visi :
1) Kompetensi lulusan,
2) Isi,
3) Proses,
4) Pendidik dan kependidikan,
5) Sarana dan prasarana,
6) Pengelolaan,
7) Pembiayaan,
8) Penilaian,
9) Budaya,
10) Lingkungan,
11) dan lain-lain.
(2) Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah
dan segenap pihak yang berkepentingan.
Dalam proses sosialisasi melibatkan :
1) Warga sekolah,
2) Komite sekolah,
3) Masyarakat,
4) Dewan pendidikan,
5) LSM,
6) Dunia usaha,
7) dan lain-lain.
2) Misi sekolah
86
NO
KOMPONEN
ASPEK
INDIKATOR
3) Mengandung tolak ukur pencapaian,
4) Dirumuskan dengan kalimat lengkap,
5) Mudah dipahami,
6) Disosialisasikan,
7) dan lain-lain.
3) Tujuan sekolah
4) Rencana kerja
sekolah
87
NO
KOMPONEN
ASPEK
INDIKATOR
7) Rumusan tujuan ,
8) Program strategis,
9) Stratesi pencapaian,
10) Hasil yangdiharapkan,
11) Supervisi, monitoring dan evaluasi,
12) RAKS/M, dan lain-lain.
Rencana Kerja Sekolah(RKS) juga mengandung
aspek :
1) SKL,
2) Isi,
3) Proses,
4) Tebaga pendidik dan kependidikan,
5) Sarana dan prasarana,
6) Pengelolaan,
7) Pembiayaan, dan
8) Penilaian.
(2) Memiliki rencana kerja satu tahun dengan
sistematika sesuai pedoman. Unsur-unsur
RAKS satu tahunan:
1) Analisis lingkungan operasional,
2) Analisis kondisi pendidikan saat ini,
3) Analisis kondisi pendidikan yang akan
datang,
4) Idetifikasi tantangan nyata,
5) Sasaran/tujuan situasional,
6) Identifikasi urusan sekolah,
7) Analisis SWOT,
8) Alternatif pemecahan persoalan,
9) Rencana kegiatan,
10) Hasil yang diharapkan,
11) Supervisi, monitoring dan evaluasi,
12) RAPBS,
13) Jadwal kegiatan,
14) Penangung jawab,
15) dan lain-lain.
(3) Sosialisasi oleh pemimpin sekolah kepada :
1) Warga sekolah,
2) Komite sekolah,
3) Masyarakat,
4) Dewan pendidikan,
5) LSM,
6) Dunia usaha,
7) dan lain-lain.
88
NO
KOMPONEN
ASPEK
INDIKATOR
(4) Isi keseluruhan RKAS/M atau rencana kerja
jangka pendek/rencana kerja satu tahun
berdasarkan aspek-aspek SNP, antara lain :
1) SKL,
2) Isi,
3) Proses,
4) Lembaga pendidik dan kependidikan,
5) Sarana dan Prasarana,
6) Pengelolaan,
7) Pembiayaan, dan
8) Penilaian.
(5) Perencanaan kegiatan bidang kesiswaan,
antara lain :
1) Seleksi penerimaan siswa baru,
2) Pemberian layanan konseling,
3) Melaksanaan kegiatan ekstra-kurikuler,
4) Melakukan pembinaan prestasi unggul,
5) Melakukan pelacakan alumni.
(6) Perencanaan kegiatan bidang
pengembangan kurikulum dan
pembelajaran, menghasilkan :
1) KTSP,
2) Kelender pendidikan,
3) Program pembelajaran,
4) Penilaian hasil pembelajaran, dan
5) Peraturan akademik.
(7) Perencanaan kegiatan bidang pengelolaan
pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan, antara lain :
1) Pembagian tugas,
2) Penetuan sistem penghargaan,
3) Pengembangan profesi,
4) Promosi dan penempatan,
5) Mutasi.
(8) Pengelolaan kegiatan bidang sarana dan
prasarana pembelajaran, antara lain :
1) Pemenuhan sarpras,
2) Pemeliharaan sarpras,
3) Kelengkapan fasilitas pembelajaran,
89
NO
KOMPONEN
ASPEK
INDIKATOR
4) Penyusunan skala prioritas
pengembangan fasilitas pembelajaran,
5) Pemeliharaan fasilitas fisik.
(9) Pengelolaan kegiatan bidang keuangan dan
pembiayaan pendidikan, antara lain :
1) Sumber pengeluaran, pemasukan, dan
pengelolaan,
2) Kewenangan dan tanggung jawab kepala
sekolah,
3) Pembukuan,
4) Penggunaan anggaran dan pelaporan.
(10) Perencanaan penciptaan suasana, iklim,
dan lingkungan pembelajaran yang
kondusif, antara lain :
1) Seminar ilmiah,
2) Pelatihan tentang pengembangan
budaya dan lingkungan,
3) Menciptakan kebersihan,
4) Menanamkan jiwa kejuangan,
5) Kedisplinan,
6) dan lain-lain.
(11) Perencanaan melibatkan masyarakat
pendukung dan membangun kemitraan
dengan lembaga lain yang relevan, antara
lain:
1) LPMP,
2) DUDI,
3) Perguruan Tinggi,
4) Sekolah lain,
5) Puskesmas,
6) Kepolisian,
7) Lembaga lain yang relevan.
(12) Perencanaan pengawasan, antara lain :
1) Supervisi,
2) Monitoring,
3) Evaluasi,
4) Pelaporan,
5) Tindak lanjut hasil pengawasan.
90
NO
KOMPONEN
ASPEK
INDIKATOR
(13) Perencanaan kegiatan evaluasi diri, melalui
pengajian analisis: kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman.
(14) Perencanaan evaluasi kinerja pendidik dan
tenaga kependidikan meliputi :
1) Kesesuaian penugasan dengan keahlian,
2) Keseimbangan beban tugas,
3) Kinerja tenaga pendidik dan
kependidikan, 4) Pencapaian prestasi.
(15) Perencanaan kegiatan persiapan bahan
yang diperlukan untuk akreditasi sekolah
oleh BAN, antara lain:
1) Dokumen pendukung,
2) Personil/pelaksana,
3) Bukti fisik non dokumen,
4) Sarpras yang dinutuhkan.
2.
Pelaksanaan Rencana
Kerja Sekolah
1) Pedoman
pengelolaan
sekolah
2) Struktur
Memiliki struktur organisasi dengan uraian
organisasi sekolah tugas yang jelas dari masing-masing anggota
organisasi, antara lain :
1) bagan organisasi,
2) uraian tugas,tanggung jawab dan
kewajiban,
3) mekanisme kerja organisasi,
4) lengkap sesuai kebutuhan,
5) dan lain-lain.
3) Pelaksanaan
kegiatan sekolah
91
NO
KOMPONEN
ASPEK
INDIKATOR
6) Bidang pendidik
dan tenaga
kepen-didikan
7) Bidang sarana
dan prasarana
8) Bidang keuangan
dan pembiayaan
92
NO
KOMPONEN
ASPEK
INDIKATOR
3) pembukuan,
4) penggunaan anggaran dan pelaporan.
3.
Pengawasan dan
Evaluasi
9) Budaya dan
lingkungan
sekolah
1) Program
pengawasan
93
NO
KOMPONEN
ASPEK
INDIKATOR
8) kesiswaan,
9) lingkungan,
10) budaya,
11) dan lain-lain.
2) Evaluasi diri
3) Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi kinerja pendidik dan
pendaya-gunaan tenaga kependidikan, antara lain :
1) kesesuaian penugasan dengan keahlian,
pendidik dan
2) keseimbangan beban tugas,
tenaga kepen3) kinerja tenaga pendidik dan
didikan
kependidikan, 4) pencapaian prestasi.
94
4) Akreditasi
sekolah
4.
Kepemimpinan Sekolah
Kepemimpinan
kepala dan wakil
kepala sekolah
5.
Sistem
Informasi manajemen
sekolah
Pengelolaan
informasi
manajemen sekolah
Bahan Bacaan 5
Buku Petunjuk Teknis
Penyusunan Laporan Analisis Konteks Tahun 2010
Uraian Prosedur Kerja
1. Kepala sekolah menugaskan kepada tim kerja untuk melakukan koordinasi dan rapat
persiapan untuk laporan analisis konteks;
2. Kepala sekolah memberikan arahan tehnis tentang penyusunan laporan analisis
konteks kepada tim kerja antara lain mencakup tujuan, hasil yang diharapkan,
mekanisme kerja dan unsur yang terlibat dalam pembuatan laporan analisis konteks;
3. Tim kerja mengumpulkan dokumen hasil analisis yang mencakup hasil analisis SNP,
4. Hasil analisis kondisi satuan pendidikan, dan hasil analisis kondisi lingkungan
eksternal satuan pendidikan dijadikan data dan informasi untuk dianalisis sebagai
bahan laporan;
5. Tim kerja mengolah dan menginterpretasikan data seluruh dokumen hasil analisis;
6. Tim kerja menyusun draf laporan hasil analisis konteks;
7. Kepala sekolah bersama tim kerja dan komite sekolah melakukan review dan revisi
draf laporan hasil analisis konteks;
8. Tim kerja memfinalkan laporan hasil analisis konteks yang telah direview;
9. Kepala sekolah menandatangani laporan hasil analisis konteks;
10.Tim kerja menggandakan laporan analisis konteks sesuai kebutuhan dan
mendistribusikan kepada dewan guru, komite sekolah dan pihak lain yang
memerlukan, sebagai bahan untuk penyusunan KTSP dan penyusunan rencana kerja
sekolah.
Struktur Isi Laporan Analisis Konteks
1. Sampul (contoh terlampir)
Sekurang-kurangnya memuat:
a. Logo sekolah atau logo pemerintah kabupaten/kota dimana sekolah tersebut
berada
b. Nama LAPORAN HASIL ANALISIS KONTEKS
c. Satuan Pendidikan (Nama Sekolah)
d. Tahun Pelajaran
e. Kabupaten/Kota dan Provinsi tempat sekolah tersebut berada
2. Kata Pengantar
Sekurang-kurangnya memuat:
a. Ucapan syukur atas tersusunnya laporan analisis konteks
b. Proses penyusunan laporan analisis konteks
c. Tujuan dan manfaat disusunnya laporan analisis konteks
d. Ucapan terima kasih pada pihak yang telah berpartisipasi
e. Tanda tangan Kepala Sekolah
95
3. Lembar Pengesahan
Sekurang-kurangnya memuat:
a. Pemberlakuan secara menyeluruh atau embeded
b. Masa berlakunya
c. Legalitas formal berupa tanda tangan kepala sekolah/madrasah dan komite
sekolah/madrasah
4. Daftar Isi
Memuat semua hal (item) yang ada dalam laporan analisis konteks yang disusun
dilengkapi dengan halaman.
5. Batang Tubuh yang memuat:
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Kondisi ideal suatu sekolah sesuai Standar Nasional Pendidikan
2) Kondisi riil sekolah
3) Upaya atau langkah memenuhi kondisi ideal sekolah.
B. Dasar Kebijakan
Memuat landasan hukum yang digunakan dalam menyusun laporan analisis
konteks
C. Tujuan dan Manfaat
1) Memuat tujuan penyusunan laporan analisis konteks
2) Memuat manfaat yang diharapkan dengan adanya laporan analisis konteks
96
97
Bahan Bacaan 6
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN
RENCANA KERJA SMA
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN 2010
BAB III
MEKANISME PENYUSUNAN RENCANA KERJA SEKOLAH
Seluruh kegiatan penyusunan RKS dibawah koordinasi langsung Kepala Sekolah. Agar
RKS yang dihasilkan dapat diimplementasikan dengan baik. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya dalam proses penyusunan RKS ini Kepala Sekolah dapat membentuk dan
menugaskan tim kerja sekolah untuk menyusun RKS dengan tugas-tugas, antara lain
melakukan dan mengolah hasil analisis konteks, mengidentifikasi rencana tindak lanjut,
menentukan skala prioritas, menentukan rencana kegiatan, pembiayaan, target yang
akan dicapai, peran fungsi personil, serta waktu pelaksanaan
Pengolahan hasil analisis konteks 8 SNP, Satuan Pendidikan, dan dukungan eksternal
yang menggambarkan kondisi riil sekolah dan rencana tindak tindak lanjut yang dijadikan
acuan dalam merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah, serta menentukan
kegiatan atau program yang harus dilaksanakan sekolah dan mensosialisasikannya
kepada semua pihak terkait.
A. Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah dirumuskan dengan mengacu kepada hasil kajian
analisis konteks terhadap 8 (delapan) SNP, terutama hasil analisis kompetensi lulusan,
serta hasil analisis kondisi satuan pendidikan. Rumusan Visi memuat komponen
pernyataan dari hasil kajian referensi dan hasil analisis kondisi yang mencerminkan
kondisi ideal yang ingin dicapai sekolah. Visi dirumuskan dalam kalimat yang
sederhana, menarik, bermakna, dan komunikatif. Misi dirumuskan sesuai dengan
indikator visi dan disusun dalam kalimat yang operasional, sedangkan tujuan sekolah
dirumuskan untuk mencapai misi yang telah ditetapkan.
Tabel Contoh Hasil Analisis Konteks
1. STANDAR ISI
KONDISI RIIL
KONDISI IDEAL
98
Dst....
KONDISI IDEAL
2) Lulus 100%
Lulus 100%
Mempertahankan persentase
lulusan Ujian Nasional
3) X >75%
85,00 %
Meningkatkan Persentase
lulusan yang diterima di
Perguruan Tinggi (x)
4) Dst....
3. STANDAR PROSES
1) Semua guru mata pelajaran
telah mengembangkan
bahan ajar, baik bahan ajar
cetak maupun bahan ajar
berbasis TIK
meningkatkan kemampuan
pendidik menggunakan internet
melalui pembimbingan dan
latihan
2) Mampu mengoperasikan
MS.Excel
mengoptimalkan penggunaan
internet sebagai sarana
komunikasi untuk tenaga
adminstrasi
4) Mampu menggunakan MS
Excel dan MS Word
Menyempurnakan kemampuan
Tenaga administrasi menerapkan
TIK
99
100
Penghitungan dan penentuan besaran biaya/harga akan berbeda antara satu daerah
dengan daerah lainnya, oleh sebab itu dalam hal ini sekolah/madrasah harus mengacu
kepada besaran biaya/plafon yang berlaku serta pembayaran kewajiban pajak sesuai
dengan peruntukannya sesuai dengan peraturan daerahnya masing-masing. Jika
peraturan daerah tidak mencakup penentuan biaya kegiatan yang dilaksanakan, sekolah
/madrasahdapat menggunakan peraturan yang berlaku secara umum/nasional, atau
melaksanakan ketentuan khusus yang berlaku dalam kegiatan tersebut, misal untuk
dana hibah atau bantuan sosial.
BAB IV
SISTEMATIKA RENCANA KERJA SEKOLAH/MADRASAH (RKAS/M)
Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M), baik RKJM maupun RKAS/M, harus disusun
secara sistematik dan mencakup berbagai komponen yang diperlukan. RKJM dapat
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
1. Cover yang mencantumkan periode tahun keberlakuan RKJM, misalnya 2011 2014
2. Lembar Pengesahan yang berisi tandatangan Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan
Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten atau yang mewakili
3. Kata Pengantar dan Daftar Isi
4. Identitas Sekolah/madrasah dan Kepala Sekolah/madrasah
5. Bab I. Pendahuluan yang memuat;
a. Latar Belakang yang menggambarkan alasan, baik alasan secara kebijakan
ataupun alasan yang berdasarkan pengalaman, serta kebutuhan yang diperlukan
sekolah.
b. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
6. Bab II. Deskripsi Hasil Analisis Konteks yang merupakan kekuatan dan kelemahan
sekolah, tantangan yang dihadapi dan peluang yang dapat dipergunakan secara
optimal.
7. Bab III. Rencana Kerja Sekolah yang berisi rencana kegiatan untuk kurun waktu 4
(empat) tahun.
8. Bab IV. Penutup
9. Lampiran lampiran;
Guna mendukung kelengkapan informasi, maka program kerja sekolah harus
dilengkapi/dilampiri dengan :
a. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte
pendirian yayasan (bagi sekolah swasta)
b. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah
c. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status
Kepala Sekolah yang definitif
d. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)
e. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja Sekolah beserta uraian
tugasnya.
101
102
Bahan Bacaan 7
CONTOH RKJM RAKS/M
103
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator mutu sekolah ditentukan oleh adanya Rencana Kegiatan Sekolah
(RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang disusun dengan baik
dan benar. Dalam pencapaian mutu dimaksud, sekolah seperti yang telah diprogramkan
telah menetapkan kebijakan-kebijakan yang diantaranya mengarah kepada peningkatan
mutu pendidikan selama satu tahun dan jangka menengah (4 tahun).
Sekaitan dengan hal itu, SMP Negeri 2 Purworejo memasuki tahun pelajaran 2013/
2014 telah mempersiapkan suatu rencana strategis sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran selama satu tahun (2013/ 2014) dan rencana pelaksanaan 4 tahun kedepan
dengan mendasarkan kepada Evaluasi Diri Sekolah (EDS) untuk tahun pembelajaran
sebelumnya (2012/2013) , fakta dan realita dimasa sekarang, dan harapan-harapan
dimasa mendatang.
Oleh karenanya, sekolah membuat RKS dan RKAS agar pelaksanaan pembelajaran tahun
2013/ 2014 akan berjalan dengan efektif, lancar dan berkualitas. Dan harapannya, semua
itu akan bermuara pada pendidikan di SMP Negeri 2 Purworejo yang semakin baik dan
bermutu.
B. Landasan Hukum
Landasan Hukum penyusunan RKS dan RKAS adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Mendteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 tahun 2006
tentang Pelaksanaan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar penilaian Pendidikan.
7. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
8. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana.
9. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan.
104
10. Permendiknas tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang meliputi:
a. Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar kepala Sekolah.
b. Permendiknas Nomo 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi akademik dan
Kompetensi Guru.
c. Permendiknas Nomor 24 tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah/ Madrasah.
d. Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Standar Tentang Standar Tenaga
Pustakawan.
e. Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/ Madrasah.
f. Permendiknas Nomor 27 tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Konselor.
11. Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan.
12. Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 48 Tahun 2008 Tentang Penataan
Pendidikan.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
15. Inpres Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan prioritas Pembangunan
Nasional Tahun 2010.
16. SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 4325/5/2010 tanggal 9 Pebruari 2010 tentang
Kurikulum mata Pelajaran Bahasa Jawa.
17. Permendiknas No. 48 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender (PUG) bidang pendidikan.
18. Program Kegiatan SMP Negeri 2 Purworejo tahun 2013/ 2014.
C. Tujuan
Rencana strategis ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk memberikan gambaran keadaan sekolah secara menyeluruh dimasa sekarang
dan waktu lima tahun mendatang;
2. Untuk memberikan masukan kepada pemerintah dan instansi terkait agar dapat
melakukan pembinaan maupun kerjasama dalam program pengembangan sekolah;
3. Sebagai dasar bagi sekolah untuk melaksanakan supervisi dan monitoring
keterlaksanaan program dan hasil hasilnya sebagai umpan balik untuk memperbaiki
RKS selanjutnya;
4. Sebagai dasar bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten, Provinsi, Pusat
untuk melaksanakan supervisi, monitoring keterlaksanaan program dan hasilhasilnya dalam rangka melakukan pembinaan.
105
BAB II
RENCANA KERJA SEKOLAH (RKS)
A. Analisis Lingkungan Strategis
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan kehidupan sosial masyarakat
yang makin mengglobal dan makin tidak ada batas antara ruang dan waktu dalam
kehidupan masyarakat internasional menuntut adanya pengembangan kompetensi
sumber daya manusia Indonesia yang semakin tinggi. Sementara itu, kondisi riil
pendidikan kita dalam penyiapan sumber daya manusia yang mampu bersaing secara
global belum seperti yang diharapkan, baik dalam jenjang pendidikan dasar, menengah
maupun pendidikan tinggi. Hal ini dapat terlihat dari peringkat keberhasilan Indonesia
dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) masih menduduki ranking relatif
bawah dan lebih rendah dari negara-negara tetangga kita, khususnya dalam bidang sains
dan teknologi.
Agar generasi mendatang memiliki berbagai aspek penting dalam menghadapi tantangan
masa depan, perlu dicanangkan strategi yang jelas dan sistematis dalam mewujudkan
SDM yang tangguh dan memiliki keunggulan yang bermutu. Untuk mewujudkan manusia
yang unggul maka upaya pembaharuan pendidikan merupakan salah satu kebijakan
startegis dan menentukan keberhasilan pendidikan masa depan yang dikehendaki.
Strategi pengelolaan pendidikan tidak dapat terlepas dari faktor-faktor sosial, budaya,
sosial ekonomi dan keadaan geografis yang sangat beraneka ragam. Faktor-faktor ini
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi dunia pendidikan dan
oleh karena itu perlu adanya strategi yang khusus dalam mengelola pendidikan sesuai
jenjangnya.
Optimalisasi di bidang pendidikan, pada prinsipnya bisa terwujud seandainya ketiga
komponen yang bertanggung jawab di bidang pendidikan seperti pemerintah, orang tua
dan masyarakat bersinergi baik dalam gagasan maupun potensi di dalam menghadapi
problema dan tantangan pendidikan yang semakin besar dan kompleks dengan melakukan
pembaharuan-pembaharuan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
B. Analisis Kondisi Saat Ini
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah
telah melakukan berbagai upaya dengan melakukan analisis situasi pendidikan sekolah
saat ini untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti pengembangan kurikulum,
peningkatan kompetensi guru dan dan tenaga kependidikan, pengadaan dan perbaikan
sarana dan prasarana, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan manajemen,
pembiayaan dan sumber dana sekolah, standar kelulusan, sistem penilaian dan peran
komite sekolah.
106
Mutu pendidikan dasar di Indonesia dilihat dari produk maupun proses belum dapat
dikatakan berhasil dengan maksimal. Dilihat dari rerata nilai Ujian Nasional masih
banyak sekolah yang memiliki mutu kurang bahkan sangat kurang. Disamping itu, aspekaspek keterampilan personal, sosial, akademik dan vokasional juga masih kurang. Untuk
mengatasi permasalahan ini pemerintah telah melakukan reorientasi penyelenggaraan
pendidikan dari Manajemen Berbasis Pusat menuju Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Di SMP Negeri 2 Purworejo dan sekolah-sekolah lain pada jenjang yang sama di
Kabupaten Purworejo, pada umumnya cara mengajar guru masih belum efektif. Sebagai
roh nya pendidikan, ternyata proses pembelajaran yang ada masih terlihat konvensional,
guru banyak bicara dan siswa cenderung diam mendengarkan (teacher-centered) seraya
menunggu perintah guru. Masih banyak guru yang belum memperdayakan peserta
didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajarannya (student centered). Demikian
juga dari sisi pemanfaatan fasilitas sekolah, sebagai eks-RSBI, SMP Negeri 2 Purworejo
tentunya mempunyai fasilitas yang lebih dibanding sekolah lain, namun hanya beberapa
guru yang mampu menggunakan sarana dan prasarana yang ada untuk memaksimalkan
proses pembelajaran di kelas.
Fakta lain menyebutkan bahwa masih banyak sekolah yang belum mempunyai
kelengkapan laboratorium, seperti lab.IPA, lab.Bahasa, lab.komputer, perpustakaan
yang memadai dan jaringan internet. Dengan seperti ini, tentu proses pembelajaran
tidak berjalan optimal.
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah yang berfokus pada kemandirian, flreksibilitas,
transparansi, akuntabilitas dan partisipasi belum dilakukan secara penuh. Apalagi
manajemen berbasi ICT yang mengacu pada ISO 9001: 2008, banyak sekolah yang belum
mengimplementasikannya.
Standar pembiayaan atau unit cost per siswa per tahun masih tergolong rendah, terlebih
sejak diluncurkannya dana BOS, banyak orang tua siswa yang menghendaki pendidikan
gratis sama sekali, sehingga hampir kebanyakan komite sekolah tidak mampu secara
optimal memposisikan diri sebagai pendukung keberhasilan sekolah.
Untuk memperjelas analisis kondisi pendidikan di SMP Negeri 2 Purworejo saat kini
(sekarang) berikut ini disajikan dalam bentuk table analisis:
107
NO
108
TINJAUAN UMUM
DARI ASPEK/ BIDANG
1.
MUTU PENDIDIKAN
2.
3.
EFISIENSI PENDIDIKAN
4.
RELEVANSI PENDIDIKAN
5.
6.
PENCITRAAN PUBLIK
109
NO
TINJAUAN UMUM
DARI ASPEK/ BIDANG
1.
MUTU PENDIDIKAN
2.
3.
EFISIENSI PENDIDIKAN
4.
RELEVANSI PENDIDIKAN
5.
6.
PENCITRAAN PUBLIK
110
NO
1.
TINJAUAN
UMUM
DARI
ASPEK/
BIDANG
MUTU
PENDIDIKAN
KONDISI PENDIDIKAN
SAAT INI
Standar Kelulusan Rata-Rata
Minimal UN 5,50.
SKL kembali mengacu SNP
setelah RSBI dibekukan pada
tahun 2013.
Menduduki peringkat 3
provinsi dalam peraihan nilai
rata-rata tertinggi UN tahun
2012/ 2013.
Mendapatkan medali
perunggu dalam IJSO tahun
2012 di Teheran, Iran.
Menduduki peringkat 2
nasional dalam lomba LT V
(pramuka) di Jakarta pada
tahun 2011.
Memperoleh beberapa
kejuaraan baik akademis
dan non akademis lainnya
di tingkat Kabupaten dan
Provinsi.
Kelas VII menggunakan
kurikulum 2013 dan kelas VIII
dan IX masih menggunakan
kurikulum sebelumnya.
Silabus, RPP serta Bahan Ajar
kembali ke Standar Nasional
Pendidikan.
KONDISI PENDIDIKAN
MASA DATANG
Menentukan standar
ketuntansan minimal
UNdan US 7,50.
SKL kembali mengacu
SNP dan kurikulum 2013.
BESARNYA
TANTANGAN
2,00
Kurikulum
2013
Menduduki peringkat 1
2 tingkat
provinsi Jawa Tengah dan
10 besar dalam nilai UN.
Mendapatkan medali
emas dalam berbagai
IJSO untuk setiap mapel
yang dilombakan.
Menduduki peringkat 1
nasional dalam lomba
LT V (pramuka) di tahun
yang akan datang.
Menempati juara I
dalam setiap kejuaaran
di tingkat provinsi dan
nasional baik dalam
bidang akademis maupun
non akademis.
Menggunakan kurikulum
2013 untuk semua kelas
(jenjang).
2 posisi
1 tingkat
Tingkat
provinsi
dan
nasional
Kurikulum
2013
Silabus, RPP,
Bahan Ajar
Kurikulum
2013
Guru tetap menggunakan Penguasaan
bahasa Indonesia namun
Bahasa
tidak ditabukan untuk
Inggris
menguasai bahasa asing
(Inggris).
Bahan ajar berbahasa
Bahan Ajar
Inggris dapat digunakan
berbahasa
untuk menambah
Inggris dan
khasanah serta referensi
penguasaan
yang lebih mengglobal.
bahasa
Inggris oleh
guru
Sekolah tetap
Tetap
mempertahankan ISO
mem9001:2008.
pertahankan
kinerja
berbasis
budaya
mutu
Semua guru
50 %
memanfaatkan ICT dalam
proses pembelajarannya.
111
KONDISI PENDIDIKAN
SAAT INI
KONDISI PENDIDIKAN
MASA DATANG
Semua guru
memanfaatkan ICT
dalam proses penilaian
pembelajarannya.
Sarana prasarana lebih
dimutkahirkan.
Dukungan komite sekolah
sangat diharapkan,
khususnya bantuan
pendanaan dari orang
tua setelah pasca RSBI.
Fasilitas eks-RSBI
dapat dimanfaatkan
secara optimal dengan
dukungan dana dari
orang tua.
AKSES
DAN
PEMERATAAN
PENDIDIKAN
Semua siswa
memperoleh layanan
pembelajaran yang sama
sesuai dengan kurikulum
2013.
Semua ruang kelas
mempunyai standar
fasilitas yang sama.
25 %
3.
EFISIENSI
PENDIDIKAN
Pemanfaatan IT dalam
mengelola sekolah yang
efektif dan efisien.
55%
4.
RELEVANSI
PENDIDIKAN
Memiliki relevansi
terhadap kebutuhan
daerah dan nasiona
25%
5.
DAYA SAING
LULUSAN
Sekitar 96 % lulusan
tahun 2012/ 2013
dapat diterima di
sekolah favorit atau
unggulan, seperti SMAN
1 Purworejo, SMAN 7
Purworejo, SMK N 1
Purworejo dan SMA/K
favorit di kota lain.
7 %
6.
PENCITRAAN
PUBLIK
Transparasi pengelolaan
dan pertanggungjawaban
kegiatan pendidikan,
khususnya keuangan belum
berbasis internet (on line).
NO
2.
112
TINJAUAN
UMUM
DARI
ASPEK/
BIDANG
BESARNYA
TANTANGAN
75 %
Sarana yang
mutakhir
45 %
Ada
dana untuk
meng
optimalkan
fasilitas eksRSBI
35 %
15 %
D.2. Bersifat Khusus : Berdasarkan analisis di atas, di bawah ini merupakan gambaran
berdasarkan IKKM (SNP) sebagai eks-RSBI untuk jangka waktu 4 tahun kedepan.
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
KONDISI PENDIDIKAN
SAAT INI
1.
KONDISI PENDIDIKAN
MASA DATANG
BESARNYA
TANTANGAN
a. Bidang Akademik
IKKM
1. Rata-rata nilai UN
2. Ranking 3 Provinsi Jawa
Tengah
3. Memperoleh medali
perunggu dalam IJSO di
Teheran, Iran
0,21
2 tingkat
1. Peringkat 1 IJSO
2 tingkat
2. Memperoleh medali
emas pada Olimpiade
Fisika tingkat
Internasional
3. Peringkat 1 Nasional
3 tingkat
4. Peringkat 1 Provinsi
3 tingkat
5. Peringkat 1 Provinsi
6. Peringkat 1 nasional
3 tingkat
3 tingkat
7. Peringkat 2 Nasional
3 tingkat
8. Peringkat 1 nasional
3 tingkat
9. Peringkat 1 Provinsi
3 tingkat
3 tingkat
3 tingkat
3 tingkat
3 tingkat
3 tingkat
4 tingkat
4 tingkat
2 tingkat
6 tingkat
STANDAR ISI
IKKM:
1. Tersusun KTSP semua mapel
untk kelas VII,VIII dan IX.
SI-SNP
semua mapel
2. Tersusun silabus dan RPP
kurikulum 2013 baru kelas
VII.
113
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
KONDISI PENDIDIKAN
SAAT INI
3.
STANDAR PROSES
KONDISI PENDIDIKAN
MASA DATANG
BESARNYA
TANTANGAN
IKKM:
a. Persiapan Pembelajaran
1. Kepemilikan silabus dan RPP 1. Kepemilikan silabus dan
oleh guru 100%.
RPP oleh guru 100%.
2. Kepemilikan sumber belajar/ 2. Kepemilikan sumber
bahan ajar untuk semua
belajar/ bahaan ajar
mata pelajaran 100%.
untuk semua mata
pelajaran
3. Pengembangan perangkat
3. Pengembangan
untuk pemahaman guru
perangkat untuk
terhadap karakteristik siswa
pemahaman guru
75%
terhadap karakteristik
siswa 100%
0%
25%
b. Persyaratan Pembelajaran
1. Jumlah siswa per rombel
24 dan 27 anak (kelas VII,
kurikulum 2013)
2. Beban mengajar guru: 24
jam/minggu
3. Rasio antara jumlah siswa
dan buku teks 1: 1
4. Moving class: 45%
5 anak
0%
0%
55%
c. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Cakupan pendahuluan dalam 1. Cakupan pendahuluan
pembelajaran oleh guru di
dalam pembelajaran
kelas: 85%
oleh guru di kelas: 100%
2. Cakupan penerapan
2. Cakupan penerapan
prinsip pembelajaran yang
prinsip pembelajaran
eksploratif, elaborative dan
yang eksploratif,
konfirmatif: 80%
elaborative dan
konfirmatif: 100%
3. Penerapan CTL, joyful
3. Penerapan CTL, jouful
learning, reflective learning:
Learning, reflective
90%
learning: 100%
4. Penerapan ICT sebagai
4. Penerapan ICT sebagai
media pembelajaran: 75%.
media pembelajaran:
100%.
5. Penerapan pembelajaran
5. Penerapan pembelajaran
tuntas: 75%
tuntas: 100%
6. Penerapan saintifik learning 6. Penerapan scientific
dalam pembelajaran: 25%
learning dalam
pembelajaran: 100%
7. Penerapan pembelajaran di 7. Penerapan pembelajaran
luar kelas/ sekolah: 40%
di luar kelas/ sekolah:
100%
8. Cakupan pelaksanaan
8. Cakupan pelaksanaan
penutup dalam
penutup dalam
pembelajaran: 80%
pembelajaran 100%
114
15%
20%
10%
25%
25%
75%
60%
20%
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
KONDISI PENDIDIKAN
SAAT INI
KONDISI PENDIDIKAN
MASA DATANG
BESARNYA
TANTANGAN
1. Pengembangan
instrument penilaian
hasil belajar: 100%
2. Variasi model penilaian:
5 model
3. Pengolahan /analisis
hasil penilaian: 2 manual
dan berbasis TIK
4. Pemanfaatan/ tindak
lanjut analisis hasil
penilaian: 100%
5. Penilaian otentik: 100%
15%
35%
2 model
1 berbasis TIK
50%
75%
50%
40%
40%
25%
1 kali
3 kali
3 kali
115
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
KONDISI PENDIDIKAN
SAAT INI
KONDISI PENDIDIKAN
MASA DATANG
BESARNYA
TANTANGAN
1 orang
1 ruang
wakasek
0
1 gudang
1 ruang komite
1 lab bahasa
digital
1 ruang
olahraga
45%
3 orang PNS
1 orang
6.
STANDAR PENGELOLAAN
a. Perangkat dokumen, pedoman pelaksanaan rencana kerja/ kegiatan
1. Dokumen RPS (RKAS-1
1. Dokumen RPS (RKAS-1 dan
dan RKAS-2): 100%
RKAS-2) baru 85%
2. Dokume tata tertib sekolah: 2. Dokumen tata tertib
75%
sekolah: 100%
3. Dokumen administrasi untuk 3. Dokumen administrasi
akreditasi: 80%
akreditasi: 100%
15 %
25%
20%
3 MoU
50%
50%
116
1. Terdapat minimal 5
kerjasama internasional
dengan MoU
2. Program kerja Komite:
100%
3. Penghargaan pada
siswa, guru,karyawan
berprestasi: 100%
15 %
25%
20%
NO
8.
ASPEK
PENDIDIKAN
KONDISI PENDIDIKAN
SAAT INI
KONDISI PENDIDIKAN
MASA DATANG
BESARNYA
TANTANGAN
b.
Penggunaan
Dana
Pelaporan penggunaan
dana: 100%
20%
c.
Dokumen
pendukung
Dokumen pendukung
pelaporan: 80%
Dokumen pendukung
pelaporan: 100%
20%
d.
Pertisipasi
Dana
e.
Unit Usaha
Sekolah
4 usaha
40%
b.
Ulangan
Tengah
Semester
50%
c.
Ulangan
Akhir
Semester
50%
d.
Ulangan
Kenaikan
Kelas
50%
e.
Teknik
Penilaian
Teknik-teknik penilaian
yang dipgunakan guru dlam
pembelajaran: 65%
Teknik-teknik penilaian
yang dipgunakan guru dlam
pembelajaran: 100%
35%
f.
Instrumen
Penilaian
30%
g.
Penilaian
Otentik
Sesuai
Kurikulum
2013
75%
117
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
KONDISI PENDIDIKAN
SAAT INI
KONDISI PENDIDIKAN
MASA DATANG
9.
BESARNYA
TANTANGAN
a.
Budaya
bersih
Pengembanga budaya
bersih: 100%
15%
b.
Lingkungan
sekolah
Penciptaan lingkungan
sehat, asri, indah,
rindang,sejuk, dll.
(tamanisasi): 100%
35%
c.
Sistem
sanitasi/
drainase
d.
Tata Krama
warga
sekolah
25%
e.
Budaya
bersih
Pengembanga budaya
bersih: 100%
15%
f.
Kerja sama
budaya
Peningkatan kerjasama
dengan lembaga lain
relevan: 5 lembaga
3 lembaga
g.
Lombalomba
Pengembangan lomba-lomba
kebersihan, kesehatan, dll. 2
lomba
3 jenis lomba
0%
30%
118
E. Rencana Strategis
E1. Visi Sekolah
Berbudi Pekerti, Sarat Prestasi dan Berdaya Saing Global.
INDIKATOR
a. Terwujudnya nilai budi pekerti luhur, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Terwujudnya pencapaian peningkatan Stadar Kompetensi Lulusan yang berkualitas.
c. Terwujudnya peningkatan pengembangan Standar Isi kurikulum yang sesuai dengan
tuntutan dan tantangan masa depan.
d. Terwujudnya peningkatan prestasi non-akademik baik ditingkat regional, nasional
maupun di tingkat internasional.
e. Terwujudnya proses pembelajaran yang diselenggarakan secara aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan (PAKEM).
f. Terwujudnya pencapaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai
dengan tuntutan dan perkembangan pendidikan nasional.
g. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang relevan, mutakhir dan
berwawasan ke masa depan.
h. Terwujudnya pengembangan standar pengelolaan pendidikan yang mengacu
manajemen berbasis sekolah (MBS).
i. Terwujudnya pengembangan standar penilaian pendidikan yang sesuai dengan
tuntutan perkembangan kurikulum.
j. Terwujudnya pengembangan budaya dan lingkungan sekolah yang kondusif bersih,
indah, rindang dan nyaman.
E2. Misi Sekolah
Misi SMP Negeri 2 Purworejo dijabarkan seperti berikut:
1. Mewujudkan nilai budi pekerti, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa:
a. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk
mengoptimalkan potensi akademik dan non akademik yang dimiliki siswa.
b. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya agar dapat
berkomunikasi dengan baik.
2. Mewujudkan pencapaian peningkatan standar kompetensi lulusan yang berkualitas:
a. Melaksanakan bedah SKL antar mata pelajaran melalui MGMPS.
b. Memperdalam dan memperluas cakupan materi pelajaran.
c. Menyelenggarakan tambahan jam pelajaran serta pengayaan.
3. Mewujudkan peningkatan pengembangan Standar Isi kurikulum yang sesuai dengan
tuntutan dan tantangan masa depan.
a. Mewujudkan pengembangan Standar Isi kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang sesuai dengan tuntutan perkembangan kurikulum 2013 melalui workshop
dan MGMP antar sekolah sasaran Kurikulum 2013.
119
4.
5.
6.
7.
8.
120
121
5. Sekolah telah mengembangkan cabang olah raga renang untuk menjuarai kejuaraan
internasional.
6. Sekolah telah mengembangkan cabang seni lukis dan menyanyi untuk menjuarai
kejuaraan internasional.
7. Sekolah telah mewujudkan kurikulum yang berwawasan global.
8. Sekolah telah mewujudkan kompetensi dasar dan indikator sebagai rincian dari
Kompetensi Inti.
9. Sekolah telah mampu mencapai standar proses pembelajaran yang berkualitas
internasional.
10. Sekolah telah mampu mengembangkan bahan dan sumber pembelajaran untuk
memberikan layanan bertaraf internasional.
11. Sekolah telah memiliki tenaga kependidikan 100% sudah berkualifikasi S1 dengan
nilai TOEFL 450, 32 % sudah S2 serta memiliki kompetensi pedagogic, social,
professional dan kepribadian yang mumpuni.
12. Sekolah telah memiliki tenaga non kependidikan yang mampu berbahasa Inggris
dengan nilai TOEFL 400 dan mampu mengelola administrasi berbasis ICT.
13. Sekolah telah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk memberikan
layanan bertaraf internasional.
14. Sekolah telah mengembangkan sistem perawatan sekolah yang sistematis dan
efektif.
15. Sekolah telah melaksanakan pengembangan manajemen, pengelolaan SDM,
pembelajaran, srana dan prasarana, kurikulum, penilaian, kesiswaan dan administrasi
secara komputerisasi.
16. Sekolah telah menerapkan MBS secara penuh.
17. Sekolah telah menggalang kerjasama internasional dengan beberapa sekolah di
dalam maupun di luar negeri.
18. Sekolah telah memiliki sumber dana yang cukup melalui pemberdayaan potensi
sekolah untuk membiayai pengelolaan sekolah yang berwawasan global.
19. Sekolah telah mampu mengembangkan model penilaian yang disesuaikan dengan
kurikulum terbaru.
20. Sekolah telah memiliki lingkungan sekolah yang kondusif untuk mendukung proses
belajar mengajar yang baik.
E4. Program Strategis
1. Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan yang berkualitas nasional (bila perlu yang
bertaraf internasional).
2. Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang disesuaikan dengan
karakter sekolah dan juga mengacu pada kurikulum 2013.
3. Pengembangan proses belajar mengajar yang berkualitas dan berkarater.
4. Pemenuhan tenaga pendidik dan kependidikan yang professional dan berjiwa
nasionalis.
5. Pengembangan saran dan prasarana serta media pembelajaran yang berkualitas
mendukung terwujudnya pendidikan bermutu.
122
6.
7.
8.
9.
123
124
Program 2: Pemenuhan fasilitas ruang kelas dengan media dan fasilitas KBM yang
standar.
Kegiatan:
a. Pengadaan dan renovasi papan pajang di dinding ruang belajar bagian belakang.
b. Pengadaan loker bagi siswa pada sietiap kelas.
c. Memaksimalkan penggunaan LCD dan internet di kelas untuk mendukung PBM.
d. Pengadaan almari buku atau tempat mengumpulkan portofolio siswa.
e. Pangadaan papan tulis putih dan hitam yang berkualitas.
Program 3 : Peningkatan perawatan fasilitas sekolah yang lebih terstruktur.
Kegiatan:
a. Pendataan kerusakan fasilitas sekolah.
b. Perbaikan fasilitas sekolah.
c. Perawatan secara rutin terhadap fasilitas sekolah.
d. Pembuatan / pembangunan pagar sekolah.
Program 4: Pembangunan Green House
Kegiatan:
a. Melaksanakan pembangunan tempat Green House.
6. Pengembangan Manajemen Sekolah Standar Nasional yang berkualitas
Program 1 : Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIMS)
Kegiatan:
a. Sosialisasi SIMS
b. Pelatihan SIM
c. Pengadaan alat SIMS.
125
Program 2: Pertemuan dengan orang tua siswa (wali murid)/ paguyuban wali murid
untuk sosialisasi program.
Kegiatan:
a. Pengiriman surat undangan.
b. Pertemuan dnegan orang tua siswa.
8. Pengembangan model penilaian otentik (berdasarkan kurikulum 2013).
Program 1 : Pengembangan penilaian otentik
Kegiatan:
a. Persiapan workshop.
b. Pelaksanaan workshop
c. Pelaporan kegiatan dan penggunaan dana.
126
Kegiatan:
a. Penyusunan kisi-kisi soal.
b. Penggandaan soal.
c. Melaksanakan tes (4 kali)
d. Melaksankan tes dari kabupaten (2 kali)
e. Pengadaan buku laporan hasil belajar siswa kelas VII.
f. Penulisan laporan hasil belajar.
9. Pengembangan budaya dan lingkungan kondusif untuk mendukung terwujudnya
sekolah berstandar nasional yang berkualitas.
Program 1 : Pemenuhan alat dan bahan kebersihan.
Kegiatan:
a. Pendataan alat-alat kebersihan sekolah.
b. Pengadaan alat dan bahan peralatan kebersihan.
Program 2: Penanaman Pendidikan Karakter
Kegiatan:
a. Penanaman disiplin.
b. Penyusunan buku tata tertib.
c. Pelatihan kepemimpinan/ kesemaktaan.
d. Pengibaran Bendera setiap pagi.
e. Pendataan hari besar keagamaan.
f. Membuatkan karu ucapan hari raya.
g. Melaksanakan perayaan hari hari besar keagamaan bersama-sama.
10. Pengemban berbasis keunggulan lokal.
Program 1: Penyusunan SK/KI, KD, Silabus dan RPP muatan lokal.
Kegiatan:
a. Pemenuhan pemetaan SK/KI, KD dan indikator mata pelajaran Bahasa Jawa,
membatik.
b. Pemenuhan pemetaan silabus dan RPP mata pelajaran Bahasa Jawa dan
Membatik.
c. Pemenuhan pemetaan bahan ajar (telaah), modul, buku mata pelajaran Bahasa
Jawa yeng berbasis keunggulan lokal.
Program 2: Pengembangan lomba Seni Budaya dan keterampilan membatik.
Kegiatan:
a. Pembinaan pelatih karawitan, tari,music dan membatik.
b. Mengadakan pelatihan Seni Kaarawitan, tari, music, dan membatik.
c. Mengikuti kegiatan lomba Seni karawitan, tari, music, dan membatik.
d. Pengadaan alat-alat untuk seni karawitan, tari, music, dan membatik.
127
TAHUN II
2014/ 2015
TAHUN III
2015/ 2016
TAHUN IV
2016/ 2017
b. Non
Akademis
128
TAHUN I
2013/2014
Rata-rata nilai Ujian
Nasional 9,20.
Olimpiade Biologi
peringkat 3
Internasional
Olimpiade Biologi
peringkat 2
Internasional
Olimpiade Biologi
peringkat 1
Internasional
Olimpiade Biologi
peringkat 1
Internasional
Olimpiade Fisika
peringkat 1 Nasional
Peringkat 1 Nasional
Peringkat 5
Internasional
Peringkat 3
Internasional
Peringkat 2 Nasional
Peringkat 1 Nasional
Peringkat 4
Internasional
Peringkat 2 Nasional
Peringkat 1 Nasional
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Peringkat 3 Nasional
Peringkat 2 Nasional
Peringkat 3 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Peringkat 3 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Peringkat 3 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Lomba cerpen
peringkat 1 Provinsi
Peringkat 3 Nasional
Peringkat 2 Nasional
Peringkat 1 Nasional
Lomba Mading
peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Peringkat 2 Nasional
Peringkat 1 Nasional
Peringkat 3 Nasional
Peringkat 2 Nasional
Peringkat 1 Nasional
Lomba artikel
NARKOBA peringkat 4
Provinsi
Peringkat 3 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Peringkat 3 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Lomba Geguritan
peringkat 1 Kabupaten
Peringkat 3 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
PEMENUHAN
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
TAHUN I
2013/2014
TAHUN II
2014/ 2015
TAHUN III
2015/ 2016
TAHUN IV
2016/ 2017
Peringkat 3 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Peringkat 3 Nasional
Peringkat 2 Nasional
Peringkat 1 Nasional
Peringkat 3 Nasional
Peringkat 2 Nasional
Peringkat 1 Nasional
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Peringkat 3 Nasional
Peringkat 1 Nasional
LT 4 (putri) peringkat 2
Nasional
Peringkat 1 Nasional
Peringkat 4
Internasional
Peringkat 3
Internasional
Peringkat 3 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Provinsi
Tenis Lapangan
peringkat 2 Kabupaten
Peringkat 1 Kabupaten
Peringkat 3 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
Peringkat 1 Kabupaten
Peringkat 3 Provinsi
Peringkat 2 Provinsi
a.
KTSP
Kurikulum
2013
Tersusun 50%
Tersusun 85%
Tersusun 100%
b.
Silabus
Kurikulum
2013
Tersusun 85%
Tersusun 100%
Tersusun 100%
Tersusun 100%
c.
RPP
Tersusun 25%
Tersusun 50%
Tersusun 100%
Tersusun 100%
Kepemilikan silabus
dan RPP kurikulum
2013 baru 25%
Kepemilikan silabus
dan RPP kurikulum
2013: 45%
Kepemilikan silabus
dan RPP kurikulum
2013: 90%
Kepemilikan silabus
dan RPP kurikulum
2013: 100%
Kepemilikan sumber
belajar/ bahan
ajar sesuai dengan
kurikulum 2013: 25%
Kepemilikan sumber
belajar/ bahan
ajar sesuai dengan
kurikulum 2013: 50%
Kepemilikan sumber
belajar/ bahan
ajar sesuai dengan
kurikulum 2013: 75%
Kepemilikan sumber
belajar/ bahan
ajar sesuai dengan
kurikulum 2013: 100%
Pengembangan
perangkat instrumen
untuk pembelajaran
terkait kurikulum 2013:
25%
Pengembangan
perangkat instrumen
untuk pembelajaran
terkait kurikulum 2013:
50%
Pengembangan
perangkat instrumen
untuk pembelajaran
terkait kurikulum 2013:
75%
Pengembangan
perangkat instrumen
untuk pembelajaran
terkait kurikulum 2013:
100%
Lomba LT 4 (Pria)
2.
3.
STANDAR ISI
STANDAR PROSES
a.
Persiapan
Pembelajaran
129
PEMENUHAN
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
b.
Persyaratan
Pembelajaran
c.
Pelaksanaan
Pembelajaran
d.
Pelaksanaan
Penilaian
Pembelajaran
130
TAHUN I
2013/2014
TAHUN II
2014/ 2015
TAHUN III
2015/ 2016
TAHUN IV
2016/ 2017
Cakupan pendahuluan
dalam pembelajaran
oleh guru di kelas:85%
Cakupan pendahuluan
dalam pembelajaran
oleh guru di kelas:90%
Cakupan pendahuluan
dalam pembelajaran
oleh guru di kelas:95%
Cakupan pendahuluan
dalam pembelajaran
oleh guru di
kelas:100%
Cakupan penerapan
prinsip pembelajaran
yang eksploratif,
elaboratif, dan
konfirmatif: 80%
Cakupan penerapan
prinsip pembelajaran
yang eksploratif,
elaboratif, dan
konfirmatif: 85%
Cakupan penerapan
prinsip pembelajaran
yang eksploratif,
elaboratif, dan
konfirmatif: 90%
Cakupan penerapan
prinsip pembelajaran
yang eksploratif,
elaboratif, dan
konfirmatif: 100%
Penerapan
pembelajaran tuntas:
80%
Penerapan
pembelajaran tuntas:
85%
Penerapan
pembelajaran tuntas:
90%
Penerapan
pembelajaran tuntas:
100%
Cakupan pelaksanaan
penutup dalam
pembelajaran: 80%
Cakupan pelaksanaan
penutup dalam
pembelajaran: 90%
Cakupan pelaksanaan
penutup dalam
pembelajaran: 95%
Cakupan pelaksanaan
penutup dalam
pembelajaran: 100%
Pengembangan
instrumen penilaian
hasil belajar: 80%
Pengembangan
instrumen penilaian
hasil belajar: 90%
Pengembangan
instrumen penilaian
hasil belajar: 95%
Pengembangan
instrumen penilaian
hasil belajar: 100%
PEMENUHAN
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
TAHUN I
2013/2014
TAHUN II
2014/ 2015
TAHUN III
2015/ 2016
TAHUN IV
2016/ 2017
Variasi model
penilaian: 3 model
Variasi model
penilaian: 3 model
lebih
Variasi model
penilaian: 3 model
lebih
Variasi model
penilaian: 3 model
lebih
Pengolahan /analisis
hasilpenilaian: 2 jenis
yaitu manual dan
berbasis TIK
Pengolahan /analisis
hasilpenilaian: 2 jenis
yaitu manual dan
berbasis TIK
Pengolahan /analisis
hasilpenilaian: 2 jenis
lebih yaitu manual dan
berbasis TIK
Pengolahan /analisis
hasilpenilaian: 2 jenis
lebih yaitu manual dan
berbasis TIK
Pemanfaatan/ tindak
Pemanfaatan/ tindak
Pemanfaatan/ tindak
Pemanfaatan/ tindak
lanjut hasil penilaian: 2 lanjut hasil penilaian: 2 lanjut hasil penilaian: 2 lanjut hasil penilaian: 2
manfaat lebih
manfaat
manfaat lebih
manfaat lebih
e.
Pengawasan
Pembelajaran
Kegiatan supervisi
kelas: 75%
Kegiatan supervisi
kelas: 80%
Kegiatan supervisi
kelas: 90%
Kegiatan supervisi
kelas: 100%
Kegiatan monitoring
melalui CCTV: 50%
Kegiatan monitoring
melalui CCTV: 80%
Kegiatan monitoring
melalui CCTV: 90%
Kegiatan monitoring
melalui CCTV: 100%
Cakupan kegiatan
Cakupan kegiatan
Cakupan kegiatan
Cakupan kegiatan
evaluasi pembelajaran: evaluasi pembelajaran: evaluasi pembelajaran: evaluasi pembelajaran:
50%
80%
90%
100%
4.
Dokumen pelaporan
hasil evaluasi
pembelajaran: 70%
Dokumen pelaporan
hasil evaluasi
pembelajaran: 80%
Dokumen pelaporan
hasil evaluasi
pembelajaran: 90%
Dokumen pelaporan
hasil evaluasi
pembelajaran: 100%
Cakupan tindak
lanjut hasil evaluasi
pembelajaran: 85%
Cakupan tindak
lanjut hasil evaluasi
pembelajaran: 90%
Cakupan tindak
lanjut hasil evaluasi
pembelajaran: 95%
Cakupan tindak
lanjut hasil evaluasi
pembelajaran: 100%
b.
Guru
Pelatihan kepemim
pinan/
Cakep 2 kali
Pelatihan kepemim
pinan/
Cakep 2 kali lebih
Pelatihan kepemim
pinan/
Cakep 2 kali lebih
Pelatihan kepemim
pinan/
Cakep 2 kali lebih
Mengikuti pelatihan
manajerial sekolah
(MBS) 2 X
Mengikuti pelatihan
manajerial sekolah
(MBS) 2 X lebih
Mengikuti pelatihan
manajerial sekolah
(MBS) 2 X lebih
Mengikuti pelatihan
manajerial sekolah
(MBS) 2 X lebih
Mengikuti pelatihan
supervisi, monitoring,
evaluasi sekolah
dan administrasi
persekolahan 2 X
Mengikuti pelatihan
supervisi, monitoring,
evaluasi sekolah
dan administrasi
persekolahan 2 X lebih
Mengikuti pelatihan
supervisi, monitoring,
evaluasi sekolah
dan administrasi
persekolahan 2 X lebih
Mengikuti pelatihan
supervisi, monitoring,
evaluasi sekolah
dan administrasi
persekolahan 2 X lebih
Mengikuti pelatihan
kurikulum 2013 :2 kali
Mengikuti pelatihan
kurikulum 2013: 2 kali
lebih
Mengikuti pelatihan
kurikulum 2013: 2 kali
lebih
Mengikuti pelatihan
kurikulum 2013: 2 kali
lebih
Mengikuti
pelatihan KTSP, CTL,
pembelajaran tuntas,
dan penilaian: 80%
Mengikuti
pelatihan KTSP, CTL,
pembelajaran tuntas,
dan penilaian: 90%
Mengikuti
pelatihan KTSP, CTL,
pembelajaran tuntas,
dan penilaian: 95%
Mengikuti
pelatihan KTSP, CTL,
pembelajaran tuntas,
dan penilaian: 100%
131
PEMENUHAN
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
c.
Pegawai
TU dan
Pustakawan
5.
6.
TAHUN II
2014/ 2015
TAHUN III
2015/ 2016
TAHUN IV
2016/ 2017
Mengikuti pelatihan
komputer: 75%
Mengikuti pelatihan
komputer: 80%
Mengikuti pelatihan
komputer: 90%
Mengikuti pelatihan
komputer: 100%
Pelatihankurikulum
2013: 25%
Pelatihankurikulum
2013: 50%
Pelatihankurikulum
2013: 75%
Pelatihankurikulum
2013: 100%
Mengikuti pelatihan
komputer: 65%
Mengikuti pelatihan
komputer: 75%
Mengikuti pelatihan
komputer: 90%
Mengikuti pelatihan
komputer: 100%
Mengikuti
pelatihansesuai
dengan bidangnya:
60%
Mengikuti
pelatihansesuai
dengan bidangnya:
70%
Mengikuti
pelatihansesuai
dengan bidangnya:
90%
Mengikuti
pelatihansesuai
dengan bidangnya:
100%
Pelatihan pustakawan
2 orang
Pelatihan pustakawan
lebih dari 3 orang
Pelatihan pustakawan
lebih dari 3 orang
Pelatihan pustakawan
lebih dari 3 orang
Terpenuhi ruang
wakasek
Terpenuhi ruang
gudang
Terpenuhi ruang
olahraga
Terpenuhi ruang
komite
Terpenuhi ruang
komite
Terpenuhi ruang
komite
b.
Sarana dan
Prasarana
lainnya
Memaksimalkan
fasilitas eks-RSBI
(LCD, AC dan Internet)
untuk menunjang
pembelajaran yang
lebih berkualitas atau
berbasis ICT.
Memaksimalkan
fasilitas eks RSBI (LCD,
AC dan Internet)
untuk menunjang
pembelajaran yang
lebih berkualitas atau
berbasis ICT.
Memaksimalkan
fasilitas eks RSBI (LCD,
AC dan Internet)
untuk menunjang
pembelajaran yang
lebih berkualitas atau
berbasis ICT.
Memaksimalkan
fasilitas eks RSBI (LCD,
AC dan Internet)
untuk menunjang
pembelajaran yang
lebih berkualitas atau
berbasis ICT.
Dokumen administrasi
untuk akreditasi
sekolah 80%
Dokumen administrasi
untuk akreditasi
sekolah 100%
Dokumen administrasi
untuk akreditasi
sekolah 100%
Dokumen administrasi
untuk akreditasi
sekolah 100%
STANDAR PENGELOLAAN
a.
Perangkat
dokumen,
pedoman
pelaksanaan
rencana kerja/
kegiatan
132
TAHUN I
2013/2014
PEMENUHAN
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
b.
Kemitraan dan
peran serta
masyarakat
7.
TAHUN I
2013/2014
TAHUN II
2014/ 2015
TAHUN III
2015/ 2016
TAHUN IV
2016/ 2017
Terlaksana 3 kerja
sama internasional
Terlaksana 3 kerja
sama internasional
Terlaksana 3 kerja
sama internasional
Terlaksana 3 kerja
sama internasional
Penghargaan pada
siswa,guru/karyawan
berprestasi 50%
Penghargaan pada
siswa,guru/karyawan
berprestasi 80%
Penghargaan pada
siswa,guru/karyawan
berprestasi 90%
Penghargaan pada
siswa,guru/karyawan
berprestasi 100%
Sumber dana
tersedia lebih
dari 4 jenis (pusat,
provinsi, kabupaten,
masyarakat)
Sumber dana
tersedia lebih
dari 4 jenis (pusat,
provinsi, kabupaten,
masyarakat)
Sumber dana
tersedia lebih
dari 4 jenis (pusat,
provinsi, kabupaten,
masyarakat)
8.
a.
Sumber dana
b.
Penggunaan
dana
c.
Dokumen
pendukung
Dokumen pendukung
pelporan 85%
Dokumen pendukung
pelaporan 90%
Dokumen pendukung
pelaporan 100%
Dokumen pendukung
pelaporan 100%
d.
Partisipasi
dana
e.
Unit Usaha
Sekolah
Terdapat 1 usaha
yang menghasilkan
keuntungan ekonomis
Terdapat 3 usaha
yang menghasilkan
keuntungan ekonomis
Terdapat 3 usaha
yang menghasilkan
keuntungan ekonomis
Terdapat 3 usaha
yang menghasilkan
keuntungan ekonomis
Frekuensi Ulangan
harian Berbasis ICT
oleh guru: 50%
Frekuensi Ulangan
harian Berbasis ICT
oleh guru: 70%
Frekuensi Ulangan
harian Berbasis ICT
oleh guru: 80%
Frekuensi Ulangan
harian Berbasis ICT
oleh guru: 100%
b.
Ulangan
Tengah
Semester
c.
Ulangan Akhir
Semester
Ulangan Akhir
Semester yang
dilakukan sekolah: 50
% soal belum dianalisis
guru
Ulangan Akhir
Semester yang
dilakukan sekolah: 100
% soal sudah dianalisis
guru
Ulangan Akhir
Semester yang
dilakukan sekolah: 100
% soal sudah dianalisis
guru
Ulangan Akhir
Semester yang
dilakukan sekolah: 100
% soal sudah dianalisis
guru
133
PEMENUHAN
NO
ASPEK
PENDIDIKAN
9.
TAHUN I
2013/2014
TAHUN II
2014/ 2015
TAHUN III
2015/ 2016
TAHUN IV
2016/ 2017
d.
Ulangan
Kenaikan
Kelas
Ulangan Kenaikan
Kelas yang dilakukan
sekolah:50% soal
belum dianalisis guru
Ulangan Kenaikan
Kelas uang dilakukan
sekolah: 100 % soal
sudah dianalisis guru
Ulangan Kenaikan
Kelas uang dilakukan
sekolah: 100 % soal
sudah dianalisis guru
Ulangan Kenaikan
Kelas uang dilakukan
sekolah: 100 % soal
sudah dianalisis guru
e.
Teknik
Penilaian
f.
Model
Penilaian
Kurikulum
2013
b.
Lingkungan
Sekolah
Penciptaan lingkungan
sehat, asri, indah,
rindang, sejuk,dll.
(tamanisasi) 95%
c.
Pemenuhan sistem
Sistem sanitasi sanitasi/ drainasi: 50%
/drainasi
Penciptaan lingkungan
sehat, asri, indah,
rindang, sejuk,dll.
(tamanisasi) 100%
Penciptaan lingkungan
sehat, asri, indah,
rindang, sejuk,dll.
(tamanisasi) 100%
Penciptaan lingkungan
sehat, asri, indah,
rindang, sejuk,dll.
(tamanisasi) 100%
Pemenuhan sistem
sanitasi/ drainasi:
100%
Pemenuhan sistem
sanitasi/ drainasi:
100%
Pemenuhan sistem
sanitasi/ drainasi:
100%
d.
Penciptaan budaya tata Penciptaan budaya tata Penciptaan budaya tata Penciptaan budaya tata
Tata krama
kramain action: 75%
kramain action: 100% kramain action: 100% kramain action: 100%
warga sekolah
e.
Kerja sama
budaya
Peningkatan kerja
sama dengan lembaga
internasional relevan:
2 lembaga
Peningkatan kerja
sama dengan lembaga
internasional relevan:
3lembaga
Peningkatan kerja
sama dengan lembaga
internasional relevan:
3 lembaga
Peningkatan kerja
sama dengan lembaga
internasional relevan:
3 lembaga
f.
Lomba-lomba
134
135
Tunjangan Fungsional
Tunjangan Fungsional
Umum
Tunjangan Beras
Tunjangan PPH
Pembulatan
Jumlah I
PROGRAM
SEKOLAH
Insentif PTT
13,013,000
Tunjangan Jabatan
10
203,832,200
Tunjangan Keluarga
2,750,106,527
46,201,570
27,971
49,571,293
122,700,864
4,680,000
189,233,759
Gaji Pokok
2,120,845,870
RUTIN
GAJI GURU
DAN
PEGAWAI
Pemenuhan Standar
Kompetensi Lulusan
NON
PROGRAM
SEKOLAH
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL, JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
9,000,000
9,000,000
87,568,500
396,890,000
BOS
APBDII DAN
PARTISIPASI
BOS TK II
APBN
KAB/KOTA
39,075,000
BOS TK I
PROVINSI
2,759,106,527
9,000,000
46,201,570
27,971
49,571,293
122,700,864
13,013,000
203,832,200
4,680,000
189,233,759
2,120,845,870
JUMLAH
136
Pembiasaan
Kedisiplinan, dan
Karakter Kebangsaan
melalui Upacara-upacara
Pengayaan Mata
Pelajaran UN
Pelaksanaan Latihan
Dasar KepemImpinan
Pelaksanaan Persami
Kontribusi Kepramukaan
Kwaran
Kegiatan Pelantikan
CALAS
Lomba Tekpram
32,032,000
2,000,000
400,000
3,625,000
1,625,000
2,450,000
7,922,000
952,600
BOS
BOS TK II
APBDII DAN
PARTISIPASI
RUTIN
APBN
KAB/KOTA
Pembinaan tim
olimpiade secara rutin
oleh tim pembina
olimpiade MIPA dari PTN
Peningkatan keimanan
dan ketaqwaan siswa
(Maulid Nabi)
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL, JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
BOS TK I
PROVINSI
2,000,000
400,000
3,625,000
1,625,000
2,450,000
39,954,000
952,600
JUMLAH
137
Pendukung Lomba
FLS2N
Peningkatan Prestasi
Siswa (Class Meeting)
10
11
12
Pendukung
Pembinaan
Ektrakurikuler
Karnaval
Pembangunan
Publikasi dan
Sosialisasi Sekolah
Pembinaan
Ektrakurikuler
Lomba FLS2N
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL, JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
RUTIN
1,460,000
BOS
APBDII DAN
PARTISIPASI
BOS TK II
APBN
KAB/KOTA
BOS TK I
PROVINSI
1,460,000
JUMLAH
138
II
III
Kemitraan Sekolah
Unggulan
Pengelolaan Prestasi
Pendidikan
Rapat Perencanaan
Program OSIS
Manajemen sekolah
Melaksanakan MOS
Melaksanakan
Penerimaan Peserta
Didik Baru
861,000
1,140,000
3,640,000
861,000
1,140,000
3,640,000
3,640,000
54,866,600
3,640,000
Review dan
Penyelesaian
Dokumen Kurikulum
SMP Negeri 2
Purworejo
18,974,600
1,460,000
2,400,000
BOS TK I
JUMLAH
34,432,000
2,400,000
BOS
BOS TK II
APBDII DAN
PARTISIPASI
PROVINSI
Jumlah SKL
Lomba Karakter
Kebangsaan
RUTIN
APBN
KAB/KOTA
Mengembangkan Karakter
Kebangsaan
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL, JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
139
IV
Pemantapan Karakter
Siswa oleh Wali Kelas
Peningkatan Kualitas
Kesehatan/ Jumat
Sehat
2,001,000
3,200,000
3,000,000
Pengadaan Almari
Kaca
Pengadaan Meja
Perpustakaan
10,000,000
4,600,000
950,000
Pengadaan Alat
Pengolahan Sampah
3,500,000
13,000,000
3,200,000
9,050,000
1,000,000
600,000
Pembelian Tanaman
Taman, Pot, dan
pupuk
Pengadaan Jam
Dinding
400,000
1,000,000
1,000,000
4,690,000
2,345,000
2,345,000
4,690,000
2,345,000
2,345,000
Workshop Kurikulum
2013
2,001,000
BOS TK I
JUMLAH
BOS
BOS TK II
APBDII DAN
PARTISIPASI
PROVINSI
WorkShop/ Peningkatan
Kompetensi Tenaga Kependidikan
RUTIN
APBN
KAB/KOTA
Koordinasi Wakil
Kepala Sekolah
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL, JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
140
6,000,000
4,000,000
-
600,000
2,500,000
11,100,000
Pengadaan Buku
Bacaan Perpustakaan
Pengadaan Filling
Kabinet Perpustakaan
Pengadaan 50 Kursi
Rapat Besi dan 50
kursi Plastik
Pengadaan Portable
Tape
Pengadaan 5 buah
Proyektor
Pengadaan 3 buah
Layar Proyektor
Pengadaan 5 buah
Display Foto
Pengadaan 1 unit TV
LED
Pengadaan Bola
Basket, Sepak Bola,
Volley, dan Mistar
Lompat Tinggi
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
9,000,000
10,000,000
800,000
Pengadaan Micropone
9,500,000
9,900,000
9,000,000
-
19,844,500
3,270,000
4,500,000
14,000,000
BOS
BOS TK II
APBDII DAN
PARTISIPASI
Pengadaan Gorden
Perpustakaan dan
Ruang Multimedia
RUTIN
APBN
KAB/KOTA
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL, JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
BOS TK I
PROVINSI
11,100,000
2,500,000
600,000
28,844,500
3,270,000
4,000,000
6,000,000
19,900,000
4,500,000
14,000,000
800,000
18,500,000
JUMLAH
141
VII
VI
Pengadaan 25 pot.
Seragam Drumband
22
Honor Tenaga
Lepas Tata Laksana
Administrasi
Honor Tenaga
Lepas Tata Laksana
Komputer
Lembur Satpam
Insentif Pengelola
Dana BOS
Honor GTT
Peningkatan Pelayanan
Administrasi Sekolah
Rapat Penyusunan
RAPBS
52,200,000
48,600,000
4,500,000
4,500,000
98,190,000
4,500,000
1,800,000
7,350,000
6,921,000
74,019,000
3,600,000
143,764,500
2,500,000
1,550,000
BOS TK I
JUMLAH
41,490,000
1,800,000
7,350,000
6,921,000
25,419,000
3,600,000
47,214,500
67,000,000
28,000,000
2,500,000
BOS
BOS TK II
APBDII DAN
PARTISIPASI
PROVINSI
RUTIN
APBN
KAB/KOTA
21
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL, JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
142
VIII
Ulangan Mid
semester I
Ulangan akhir
semester I
Uji Kompetensi
Kelas 8
Ulangan Mid
semester II
Ulangan Kenaikan
Kelas
Pengadaan buku
laporan hasil belajar
siswa kelas VII
Melaksanakan 3 keg.
Try Out Ujian Nasional
(4 mapel) Kabupaten
Melaksanakan 3 keg.
Try Out Ujian Nasional
(4 mapel) Sekolah
Melaksanakan Tryout
ujian sekolah
Ulangan harian
3,457,000
8,434,500
8,194,500
7,725,000
10,736,100
8,433,600
4,235,000
10,586,000
8,433,600
1,872,000
3,457,000
8,434,500
8,194,500
7,725,000
10,736,100
8,433,600
4,235,000
10,586,000
8,433,600
1,872,000
BOS TK I
JUMLAH
BOS
BOS TK II
APBDII DAN
PARTISIPASI
PROVINSI
RUTIN
APBN
KAB/KOTA
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL, JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
143
IX
Melaksanakan Ujian
Nasional
Suku cadang
Kelistrikan
Penyediaan jasa
Komunikasi, sumber
daya air, dan Listrik
Penyediaan jasa
Perbaikan Peralatan
Kerja dan Bangunan
Penyediaan barang
Cetakan dan
Penggandaan
Penyediaan barang
bacaan dan Peraturan
Perundangan
Penyediaan Makanan
dan Minuman
Melaksanakan ujian
sekolah dan ujian
praktek
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL, JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
RUTIN
5,478,000.00
3,600,000.00
153,329,500.00
5,000,000
8,141,100
14,775,800
24,051,600
2,000,000
3,500,000
12,655,000
20,000,000
15,000,000
114,385,500
1,120,000
1,500,000
77,620,300
4,235,000
1,278,000
BOS
APBDII DAN
PARTISIPASI
BOS TK II
APBN
KAB/KOTA
9,670,000
2,700,000.00
77,620,300
1,278,000
4,235,000
JUMLAH
14,400,000
1,975,000
7,900,000
19,878,000.00
3,500,000.00
26,371,100.00
42,675,800.00
4,000,000 196,381,100.00
- 114,385,500.00
1,550,000
1,200,000
BOS TK I
PROVINSI
144
Rapat-rapat koordinasi
dan konsultasi ke
dalam daerah
Penyediaan Peralatan
kebersihan dan bahan
pembersih
10
11
194,189,600
194,189,600
3,000,000
NIP 196206281988031009
54,468,500
54,468,500
5,500,000
13,279,100
9,750,000
167,407,500
167,407,500
BOS
BOS TK II
APBDII DAN
PARTISIPASI
RUTIN
APBN
KAB/KOTA
Ketua Komite,
JUMLAH
Rapat-rapat koordinasi
dan konsultasi ke luar
daerah
SPESIFIKASI,
SATUAN,
VOL, JMLH,
UNIT, OR/
BLN, DLL
33,025,000
33,025,000
2,000,000
BOS TK I
PROVINSI
449,090,600
449,090,600
10,500,000.00
13,279,100.00
9,750,000.00
JUMLAH
145
Bahan Bacaan 8
Mengembangkan Pendidikan Inklusi untuk Anak yang Berkebutuhan Khusus
(Penyandang Disabilitas)
A. Latar Belakang
Setiap individu pada dasarnya memiliki keunikannya masing-masing. Berdasar pada
prinsip tersebut maka kini dikembangkan sistem pendidikan inklusi. Di dalam sekolah
inklusi terdapat peserta didik dengan berbagai macam latar belakang dari yang reguler
(biasa) sampai anak berkebutuhan khusus. Pelayananan pendidikan yang diberikan
secara bersamaan, sehingga akan terjadi interaksi antara keduanya, saling memahami,
mengerti adanya perbedaan, dan meningkatkan empati bagi anak-anak reguler.
B. Landasan Hukum
Pada tanggal 18 Oktober 2011, Pemerintah telah meratifikasi Konvensi PBB tentang Hak
Penyandang Disabilitas (United Nation Convention on Rights of Persons with Disabilities).
Pada pasal 24 tentang Pendidikan disebutkan bahwa negara-negara pihak mengakui
hak orang-orang penyandang cacat atas pendidikan. Dalam rangka mewujudkan hak
tersebut tanpa diskriminasi dan atas dasar kesetaraan kesempatan, maka negara-negara
pihak harus menjamin suatu sistem pendidikan yang inklusif di semua tingkatan dan
pembelajaran jangka panjang yang ditujukan untuk:
1. Pengembangan potensi manusia yang sepenuhnya dan perasaan martabat dan
harga diri, serta penguatan penghormatan terhadap hak asasi manusia, kebebasan
mendasar, dan keragaman manusia;
2. Pengembangan personalitas, bakat, dan kreativitas, serta kemampuan mental dan
fisik orang-orang penyandang cacat sejauh potensi mereka memungkinkan;
3. Memampukan orang-orang penyandang cacat untuk berpartisipasi secara efektif di
masyarakat yang bebas;
4. Dalam mewujudkan hak ini, Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa:
5. Orang-orang penyandang cacat harus dimasukkan dalam sistem pendidikan umum
atas dasar kecacatan, dan bahwa anak-anak penyandang cacat harus dapat mengikuti
pendidikan dasar wajib secara gratis, atau pendidikan tingkat kedua atas dasar
kecacatan;
6. Anak-anak penyandang cacat dapat mengakses pendidikan dasar yang gratis dan
pendidikan tingkat kedua yang berkualitas dan inklusif atas dasar kesetaraan dengan
orang-orang lain dalam masyarakat di mana mereka tinggal;
7. Akomodasi yang selayaknya yang dibutuhkan oleh individu-individu tersedia;
8. Orang-orang penyandang cacat menerima dukungan yang dibutuhkan, dalam sistem
pendidikan umum, untuk memfasilitasi pendidikan mereka secara efektif;
9. Tersedia sarana-sarana pendukung individual yang efektif dalam lingkungan yang
memaksimalkan pengembangan akademik dan sosial, yang konsisten dengan tujuan
dan inklusi secara penuh.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 70 Th 2009, Tentang Pendidikan
Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/
atau bakat Istimewa. Peraturan Menteri ini menyatakan bahwa sistem penyelenggaraan
146
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama
dengan peserta didik pada umumnya.
Guna menunjang terwujudnya sistem pendidikan inklusi maka sarana fisik sekolah
harus disesuaikan dengan kebutuhan fisik anak didik yang berkebutuhan khusus. Oleh
karena itu pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan menyangkut aksesibilitas
yang berkaitan dengan fasilitas umum termasuk bangunan sekolah. Peraturan tersebut
diantaranya;
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; Undang-undang
ini mensyaratkan agar dalam pembangunan gedung dipenuhi fasilitas dan aksesibilitas
yang mudah, aman dan nyaman bagi penyandang cacat yang tercantum dalam Pasal
27.
2. Keputusan Menteri Pekerjan Umum Nomor 68/K P T S/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan,
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
C. Teknik Pelaksanaan
1. Input siswa
Kemampuan awal dan karakteristik siswa menjadi acuan utama dalam
mengembangkan kurikulum dan bahan ajar serta penyelenggaraan proses belajarmengajar. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Siapa input siswanya, apakah semua peserta didik berkelainan dapat mengikuti
kelas reguler bercampur anak lainnya anak normal?
b. Bagaimana identifikasinya?
c. Apa alat identifikasi yang digunakan?
d. Siapa yang terlibat dalam identifikasi?
2. Kurikulum
Kurikulum (bahan ajar) yang dikembangkan hendaknya mengacu kepada kemampuan
awal dan karakteristik siswa. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Bagaimana model kurikulum (bahan ajarnya) untuk kemampuan anak yang
beragam dalam kelas reguler yang sama?
b. Siapa yang mengembangkannya?
c. Bagaimana pengembangannya?
3. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan (guru/instruktur/pelatih/therapist dsb.) yang mengajar
hendaknya memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan, yaitu memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tentang materi yang akan diajarkan/dilatihkan, dan
memahami karakteristik siswa. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
147
5. Pembiayaan
Penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah reguler memerlukan dukungan dana
yang memadai. Untuk itu dapat ditanggung bersama antara pemerintah, masyarakat,
dan orang tua siswa, serta sumbangan suka rela dari berbagai pihak.
Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Dari mana sumber dana untuk operasional sekolah inklusi?
b. Untuk keperluan apa saja dana tersebut?
6. Manajemen
Penyelenggaraan pendidikan inklusif memerlukan manajemen yang berbeda dengan
sekolah reguler. Implikasinya antara lain perlu difikirkan:
a. Bagaimana manajemennya?
b. Siapa saja yang dilibatkan?
c. Apa tugas dan fungsinya?
7. Lingkungan
Agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan maka lingkungan belajar dibuat
sedemikian rupa sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung secara aman
dan nyaman. Implikasinya antara lain perlu difikirkan:
a. Bagaimana lingkungan sekolahnya? Bangunan sekolah dan lingkungan apakah
aksesibel bagi anak berkebutuhan khusus?
b. Bagaimana lingkungan sekitaranya?Bagaimana lingkungan rumah tangganya?
c. Upaya apa yang dilakukan dalam rangka meningkatkan peranserta masyarakat
dan orang tua untuk meningkatkan mutu pendidikan di sini?
8. Proses belajar-mengajar
Proses belajar-mengajar lebih banyak memberikan kesempatan belajar kepada siswa
melalui pengalaman nyata. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Bagaimana perencanaan kegiatan belajar-mengajar?
b. Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar?
c. Bagaimana evaluasi kegiatan belajar-mengajar?
Sumber : Pusat Kajian Perlindungan Anak & Pusat Kajian Disabilitas UI (PUSKAPA)
148
Bahan Bacaan 9
149
150
5. Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh
sebagai orang tua terhadap anak.
6. Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik
fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
7. Anak yang menyandang cacat adalah anak yang mengalami hambatan fisik dan/atau
mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar.
8. Anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang mempunyai kecerdasan luar biasa,
atau memiliki potensi dan/atau bakat istimewa.
9. Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga
orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan,
pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua
angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan.
10. Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan
bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orang
tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak
secara wajar.
11. Kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara,
membina, melindungi, dan menumbuhkembangkan anak sesuai dengan agama yang
dianutnya dan kemampuan, bakat, serta minatnya.
12. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan
dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.
13. Masyarakat adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan organisasi sosial dan/
atau organisasi kemasyarakatan.
14. Pendamping adalah pekerja sosial yang mempunyai kompetensi profesional dalam
bidangnya.
15. Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi
darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan
terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang
diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan,
perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang
menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
16. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi.
17. Pemerintah adalah Pemerintah yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar
Konvensi Hak-Hak Anak meliputi :
151
a. non diskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
d. penghargaan terhadap pendapat anak.
Pasal 3
Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,
demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN ANAK
Pasal 4
Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 5
Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
Pasal 6
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.
Pasal 7
1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh
orang tuanya sendiri.
2) Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang
anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau
diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 8
Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
152
Pasal 9
1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya.
2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang
menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi
anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.
Pasal 10
Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari,
dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
Pasal 11
Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan
anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan
tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.
Pasal 12
Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial,
dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
Pasal 13
1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang
bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
a. diskriminasi;
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;
c. penelantaran;
d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;
e. ketidakadilan; dan
f. perlakuan salah lainnya.
2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.
153
Pasal 14
Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan
dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.
Pasal 15
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :
a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik;
b. pelibatan dalam sengketa bersenjata;
c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;
d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan;dan
e. pelibatan dalam peperangan.
Pasal 16
1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan,
atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
3) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila
sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.
Pasal 17
1) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :
a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari
orang dewasa;
b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap
tahapan upaya hukum yang berlaku; dan
c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif
dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.
2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan
dengan hukum berhak dirahasiakan.
Pasal 18
Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan
bantuan hukum dan bantuan lainnya.
154
Pasal 19
Setiap anak berkewajiban untuk :
a. menghormati orang tua, wali, dan guru;
b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;
c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara;
d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan
e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.
BAB IV
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 20
Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.
Bagian Kedua
Kewajiban dan Tanggung Jawab
Negara dan Pemerintah
Pasal 21
Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan
menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis
kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan
kondisi fisik dan/atau mental.
Pasal 22
Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan
sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak.
Pasal 23
1) Negara dan pemerintah menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan
anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang
secara hukum bertanggung jawab terhadap anak.
2) Negara dan pemerintah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.
155
Pasal 24
Negara dan pemerintah menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam
menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak.
Bagian Ketiga
Kewajiban dan Tanggung Jawab Masyarakat
Pasal 25
Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak dilaksanakan
melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak.
Bagian Keempat
Kewajiban dan Tanggung Jawab
Keluarga dan Orang Tua
Pasal 26
1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;dan
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
2) Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena
suatu sebab, tidak dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, maka
kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat beralih
kepada keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
BAB V
KEDUDUKAN ANAK
Bagian Kesatu
Identitas Anak
Pasal 27
1) Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya.
2) Identitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam akta kelahiran.
3) Pembuatan akta kelahiran didasarkan pada surat keterangan dari orang yang
menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran.
4) Dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui, dan orang tuanya tidak
diketahui keberadaannya, pembuatan akta kelahiran untuk anak tersebut didasarkan
pada keterangan orang yang menemukannya.
156
Pasal 28
1) Pembuatan akta kelahiran menjadi tanggung jawab pemerintah yang dalam
pelaksanaannya diselenggarakan serendah-rendahnya pada tingkat kelurahan/desa.
2) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diberikan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diajukannya permohonan.
3) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dikenai biaya.
4) Ketentuan mengenai tata cara dan syarat-syarat pembuatan akta kelahiran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Anak yang Dilahirkan dari
Perkawinan Campuran
Pasal 29
1) Jika terjadi perkawinan campuran antara warga negara Republik Indonesia dan warga
negara asing, anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut berhak memperoleh
kewarganegaraan dari ayah atau ibunya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
2) Dalam hal terjadi perceraian dari perkawinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
anak berhak untuk memilih atau berdasarkan putusan pengadilan, berada dalam
pengasuhan salah satu dari kedua orang tuanya.
3) Dalam hal terjadi perceraian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), sedangkan
anak belum mampu menentukan pilihan dan ibunya berkewarganegaraan Republik
Indonesia, demi kepentingan terbaik anak atau atas permohonan ibunya, pemerintah
berkewajiban mengurus status kewarganegaraan Republik Indonesia bagi anak
tersebut.
BAB VI
KUASA ASUH
Pasal 30
1) Dalam hal orang tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, melalaikan kewajibannya,
terhadapnya dapat dilakukan tindakan pengawasan atau kuasa asuh orang tua dapat
dicabut.
2) Tindakan pengawasan terhadap orang tua atau pencabutan kuasa asuh sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui penetapan pengadilan.
157
Pasal 31
1) Salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai derajat ketiga, dapat
mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mendapatkan penetapan pengadilan
tentang pencabutan kuasa asuh orang tua atau melakukan tindakan pengawasan
apabila terdapat alasan yang kuat untuk itu.
2) Apabila salah satu orang tua, saudara kandung, atau keluarga sampai dengan derajat
ketiga, tidak dapat melaksanakan fungsinya, maka pencabutan kuasa asuh orang
tua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat juga diajukan oleh pejabat yang
berwenang atau lembaga lain yang mempunyai kewenangan untuk itu.
3) Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat dapat menunjuk orang
perseorangan atau lembaga pemerintah/masyarakat untuk menjadi wali bagi yang
bersangkutan.
4) Perseorangan yang melaksanakan pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) harus seagama dengan agama yang dianut anak yang akan diasuhnya.
Pasal 32
Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) sekurangkurangnya memuat ketentuan :
a. tidak memutuskan hubungan darah antara anak dan orang tua kandungnya;
b. tidak menghilangkan kewajiban orang tuanya untuk membiayai hidup anaknya; dan
c. batas waktu pencabutan.
BAB VII
PERWALIAN
Pasal 33
1) Dalam hal orang tua anak tidak cakap melakukan perbuatan hukum, atau tidak
diketahui tempat tinggal atau keberadaannya, maka seseorang atau badan hukum
yang memenuhi persyaratan dapat ditunjuk sebagai wali dari anak yang bersangkutan.
2) Untuk menjadi wali anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui
penetapan pengadilan.
3) Wali yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) agamanya harus sama
dengan agama yang dianut anak.
4) Untuk kepentingan anak, wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) wajib mengelola
harta milik anak yang bersangkutan.
5) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penunjukan wali sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
6) Peraturan Pemerintah.
158
Pasal 34
Wali yang ditunjuk berdasarkan penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33, dapat mewakili anak untuk melakukan perbuatan hukum, baik di dalam maupun
di luar pengadilan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak.
Pasal 35
1) Dalam hal anak belum mendapat penetapan pengadilan mengenai wali, maka harta
kekayaan anak tersebut dapat diurus oleh Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain
yang mempunyai kewenangan untuk itu.
2) Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
bertindak sebagai wali pengawas untuk mewakili kepentingan anak.
3) Pengurusan harta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) harus mendapat
penetapan
Pasal 36
1) Dalam hal wali yang ditunjuk ternyata di kemudian hari tidak cakap melakukan
perbuatan hukum atau menyalahgunakan kekuasaannya sebagai wali, maka status
perwaliannya dicabut dan ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan
pengadilan.
2) Dalam hal wali meninggal dunia, ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan
pengadilan.
BAB VIII
PENGASUHAN DAN PENGANGKATAN ANAK
Bagian Kesatu
Pengasuhan Anak
Pasal 37
1) Pengasuhan anak ditujukan kepada anak yang orang tuanya tidak dapat menjamin
tumbuh kembang anaknya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh lembaga yang
mempunyai kewenangan untuk itu.
3) Dalam hal lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlandaskan agama, anak
yang diasuh harus yang seagama dengan agama yang menjadi landasan lembaga yang
bersangkutan.
4) Dalam hal pengasuhan anak dilakukan oleh lembaga yang tidak berlandaskan agama,
maka pelaksanaan pengasuhan anak harus memperhatikan agama yang dianut anak
yang bersangkutan.
159
5) Pengasuhan anak oleh lembaga dapat dilakukan di dalam atau di luar Panti Sosial.
6) Perseorangan yang ingin berpartisipasi dapat melalui lembagalembaga sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).
Pasal 38
1) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, dilaksanakan tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa,
status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental.
2) Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan
melalui kegiatan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, dan pendidikan secara
berkesinambungan, serta dengan memberikan bantuan biaya dan/atau fasilitas lain,
untuk menjamin tumbuh kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, spiritual
maupun sosial, tanpa mempengaruhi agama yang dianut anak.
Bagian Kedua
Pengangkatan Anak
Pasal 39
1) Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik bagi
anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2) Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak memutuskan
hubungan darah antara anak yang diangkat dan orang tua kandungnya.
3) Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon anak
angkat.
4) Pengangkatan anak oleh warga negara asing hanya dapat dilakukan sebagai upaya
terakhir.
5) Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan
agama mayoritas penduduk setempat.
Pasal 40
1) Orang tua angkat wajib memberitahukan kepada anak angkatnya mengenai asal
usulnya dan orang tua kandungnya.
2) Pemberitahuan asal usul dan orang tua kandungnya sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan kesiapan anak yang bersangkutan.
160
Pasal 41
1) Pemerintah dan masyarakat melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengangkatan anak.
2) Ketentuan mengenai bimbingan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB IX
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN
Bagian Kesatu
Agama
Pasal 42
1) Setiap anak mendapat perlindungan untuk beribadah menurut agamanya.
2) Sebelum anak dapat menentukan pilihannya, agama yang dipeluk anak mengikuti
agama orang tuanya.
Pasal 43
1) Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, orang tua, wali, dan lembaga sosial
menjamin perlindungan anak dalam memeluk agamanya.
2) Perlindungan anak dalam memeluk agamanya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi pembinaan, pembimbingan, dan pengamalan ajaran agama bagi anak.
Bagian Kedua
Kesehatan
Pasal 44
1) Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyeleng-garakan upaya kesehatan
yang komprehensif bagi anak, agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang
optimal sejak dalam kandungan.
2) Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan secara komprehensif
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didukung oleh peran serta masyarakat.
3) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan
dasar maupun rujukan.
4) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diselenggarakan secara cumacuma bagi keluarga yang tidak mampu.
5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
161
Pasal 45
1) Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan merawat
anak sejak dalam kandungan.
2) Dalam hal orang tua dan keluarga yang tidak mampu melaksanakan tang?gung jawab
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pemerintah wajib memenuhinya.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pelaksanaannya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 46
Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang lahir
terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan
kecacatan.
Pasal 47
1) Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari upaya
transplantasi organ tubuhnya untuk pihak lain.
2) Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari perbuatan:
a. pengambilan organ tubuh anak dan/atau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan
kesehatan anak;
b. jual beli organ dan/atau jaringan tubuh anak; dan penelitian kesehatan yang
menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seizin orang tua dan tidak
mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak.
Bagian Ketiga
Pendidikan
Pasal 48
Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun
untuk semua anak.
Pasal 49
Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.
Pasal 50
Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 diarahkan pada :
a. pengembangan sikap dan kemam?puan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental
dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal;
b. pengembangan penghormatan atas hak asasi manusia dan kebebasan asasi;
162
c. pengembangan rasa hormat terha?dap orang tua, identitas budaya, bahasa dan nilainilainya sendiri, nilai-nilai nasional di mana anak bertempat tinggal, dari mana anak
berasal, dan peradaban-peradaban yang berbeda-beda dari peradaban sendiri;
d. persiapan anak untuk kehidupan yang bertanggung jawab; dan
e. pengembangan rasa hormat dan cinta terhadap lingkungan hidup.
Pasal 51
Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama
dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.
Pasal 52
Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk
memperoleh pendidikan khusus.
Pasal 53
1) Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau
bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu,
anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
2) Pertanggungjawaban pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat termasuk pula
mendorong masyarakat untuk berperan aktif.
Pasal 54
Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau temantemannya di dalam sekolah yang
bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.
Bagian Keempat
Sosial
Pasal 55
1) Pemerintah wajib menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak terlantar,
baik dalam lembaga maupun di luar lembaga.
2) Penyelenggaraan pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam ayat dapat dilakukan
oleh lembaga masyarakat.
3) Untuk menyelenggarakan pemeli?ha?raan dan perawatan anak terlantar, lembaga
pemerintah dan lembaga masyarakat, sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dapat
mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait.
163
164
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
(napza), anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan
baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan
salah dan penelantaran.
Pasal 60
Anak dalam situasi darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 terdiri atas :
a. anak yang menjadi pengungsi;
b. anak korban kerusuhan;
c. anak korban bencana alam; dan
d. anak dalam situasi konflik bersenjata.
Pasal 61
Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi pengungsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 60 huruf a dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum humaniter.
Pasal 62
Perlindungan khusus bagi anak korban kerusuhan, korban bencana, dan anak dalam
situasi konflik bersenjata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf b, huruf c, dan
huruf d, dilaksanakan melalui :
a. pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri atas pangan, sandang, pemukiman,
pendidikan, kesehatan, belajar dan berekreasi, jaminan keamanan, dan persamaan
perlakuan; dan
b. pemenuhan kebutuhan khusus bagi anak yang menyandang cacat dan anak yang
mengalami gangguan psikososial.
Pasal 63
Setiap orang dilarang merekrut atau memperalat anak untuk kepentingan militer dan/
atau lainnya dan membiarkan anak tanpa perlindungan jiwa.
Pasal 64
1) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 meliputi anak yang berkonflik dengan hukum dan anak
korban tindak pidana, merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat.
2) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui :
a. perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak anak;
b. penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini;
c. penyediaan sarana dan prasarana khusus;
165
d. penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi anak;
e. pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak yang
berhadapan dengan hukum;
f. pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua atau
keluarga; dan
g. perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk
menghindari labelisasi.
3) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui :
a. upaya rehabilitasi, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga;
b. upaya perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk
menghindari labelisasi;
c. pemberian jaminan keselamatan bagi saksi korban dan saksi ahli, baik fisik,
mental, maupun sosial; dan
d. pemberian aksesibilitas untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan
perkara.
Pasal 65
1) Perlindungan khusus bagi anak dari kelompok minoritas dan terisolasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui penyediaan prasarana dan sarana untuk
dapat menikmati budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya
sendiri, dan menggunakan bahasanya sendiri.
2) Setiap orang dilarang menghalang-halangi anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
untuk menikmati budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya,
dan menggunakan bahasanya sendiri tanpa mengabaikan akses pembangunan
masyarakat dan budaya.
Pasal 66
1) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 merupakan kewajiban dan tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat.
2) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan melalui :
a. penyebarluasan dan/atau sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan perlindungan anak yang dieksploitasi secara ekonomi
dan/atau seksual;
b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi; dan
c. pelibatan berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, lembaga
swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap
anak secara ekonomi dan/atau seksual.
166
167
168
Pasal 75
1) Keanggotaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 2
(dua) orang wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris, dan 5 (lima) orang anggota.
2) Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari unsur
pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi sosial, organisasi
kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, dan
kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak.
3) Keanggotaan Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelengkapan organisasi, mekanisme kerja, dan
pembiayaan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Pasal 76
Komisi Perlindungan Anak Indonesia bertugas :
a. melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundangundangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima
pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi, dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak;
b. memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam
rangka perlindungan anak.
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 77
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan :
a. diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian, baik
materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya; atau
b. penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau
penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial,
c. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 78
Setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, anak yang berhadapan dengan hukum, anak
dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan/
atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan
169
narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan,
anak korban perdagangan, atau anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 59, padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 79
Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak yang bertentangan dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 80
1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau
penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah).
2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya.
Pasal 81
1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling
sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap
orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Pasal 82
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak
untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan
170
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp
60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Pasal 83
Setiap orang yang memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri
atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Pasal 84
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan transplantasi organ dan/atau
jaringan tubuh anak untuk pihak lain dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Pasal 85
1) Setiap orang yang melakukan jual beli organ tubuh dan/atau jaringan tubuh anak
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan pengambilan organ tubuh dan/
atau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan kesehatan anak, atau penelitian
kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seizin orang tua
atau tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Pasal 86
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan tipu muslihat, rangkaian kebohongan,
atau membujuk anak untuk memilih agama lain bukan atas kemauannya sendiri, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa anak tersebut belum berakal dan belum bertanggung
jawab sesuai dengan agama yang dianutnya dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 87
Setiap orang yang secara melawan hukum merekrut atau memperalat anak untuk
kepentingan militer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 atau penyalahgunaan
dalam kegiatan politik atau pelibatan dalam sengketa bersenjata atau pelibatan dalam
kerusuhan sosial atau pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan
171
172
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 92
Pada saat berlakunya undang-undang ini, paling lama 1 (satu) tahun, Komisi Perlindungan
Anak Indonesia sudah terbentuk.
Pasal 93
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
173
174
PENILAIAN
175
176
Isilah nama, unit kerja, alamat, no telepon/HP Saudara dan nama penilai/
pengawas Saudara, serta no telepon/HP-nya.
Berilah tanda centang () pada kolom penilaian diri. Apakah hasil belajar yang
diharapkan Sudah Tercapai atau Belum Tercapai, dengan cara, memeriksa
bukti-bukti hasil pembelajaran yang Saudara miliki.
Tanda tanganilah hasil penilaian diri dan diskusikan hasil penilaian diri ini
dengan assessor/pengawas pada saat pelaksanaan In-2. Untuk kasus remidi,
buatlah perjanjian dengan assessor/pengawas agar hal tersebut dapat
diselesaikan dalam rentang waktu dua minggu.
Nama BPU
Nama Kepala
Sekolah/
Madrasah dan
Telepon/HP
Tercapai
Belum
Tercapai
Ketercapaian
Target Kompetensi
(Kompeten atau
belum Kompeten)
Kolom Komentar
.........................................................,................
Kepala Sekolah/Madrasah
(......................................................)
177
178
Nama BPU
Nama Kepala
Sekolah/
Madrasah dan
Telepon/HP
Tercapai
Belum
Tercapai
Ketercapaian
Target Kompetensi
(Kompeten atau
belum Kompeten)
(Bersama ini saya menyatakan bahwa, saya telah mengkaji bukti-bukti fisik yang
dilampirkan dalam penyelesaian tagihan dan saya menyatakan bahwa nama kepala
sekolah/madrasah tersebut di atas)
KOMPETEN/BELUM KOMPETEN*
mencapai hasil yang diharapkan dan target kompetensi
Kolom Komentar
.........................................................,................
Pengawas Sekolah/Madrasah
(......................................................)
179
REFERENSI
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Buku Indikator Sekolah Berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan Kemendiknas Ditjen Mandikdasmen Direktorat Pembinaan
SMP
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Peraturan Mendiknas No.19 Tahun 2007
Tentang Standar Pengelolaan.
Departemen Pendidikan Nasional, 2010. Buku Petunjuk Teknis penyusunan Laporan
Analisis Konteks tahun 2010 dari Direktorat Pendidikan SMA.
Departemen Pendidikan Naional, 2007. Peraturan Mendiknas No.13 tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Kementerian Pendidikan Nasional. Peraturan Mendiknas No.15 Tahun 2010 Tentang
Standar Pelayanan Minimal.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Buku Petunjuk Teknis RKJM No. 16 Tahun 2010
dari Direktorat Pembinaan SMA.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Panduan Teknis Evaluasi Diri Sekolah dan
Madrasah (EDS/M).
180
DAFTAR ISTILAH
SINGKATAN/ISTILAH
KEPANJANGAN/PENGERTIAN
LPPKS
PPPTK
RKAS/M
RKJM
RKT
SNP
SPM
181
182