Tuna sirip biru Atlantik (BFT) adalah spesies yang beruaya yang feed di perairan
dingin di Atlantik Utara, tapi bermigrasi ke laut tropis untuk
menelurkan. Iklim global model simulasi dipaksa oleh proyek pemanasan rumah kaca di masa depan bahwa suhu atas-laut di utama Barat Atlantic pemijahan tanah, Teluk Meksiko (GOM), akan meningkat secara substansial, berpotensi mengubah temporal dan spasial tingkat aktivitas pemijahan BFT. Dalam penelitian ini, sebuah ensemble dari simulasi model iklim yang digunakan di 20 Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim Laporan Penilaian keempat (IPCC-AR4) diprediksi perubahan suhu rata-rata dalam GOM bawah skenario A1B sampai 2100. Asosiasi antara orang dewasa dan larva BFT di GOM dan laut suhu didefinisikan menggunakan abad ke-20 observations, dan efek potensial dari pemanasan pada kesesuaian GOM sebagai tempat pemijahan yang diukur. Area di GOM dengan probabilitas tinggi terjadinya larva menurun di akhir musim semi oleh 39-61% pada tahun 2050 dan 93-96% pada akhir abad ke-21. Sebaliknya, awal musim semi mungkin menjadi lebih cocok untuk pemijahan. BFT karena itu cenderung rentan terhadap perubahan iklim, dan ada potensi dampak yang signifikan terhadap perilaku pemijahan dan migrasi
bluefin tuna: Tuna sirip biru
climate change: Perubahan Iklim temperature: Suhu fish Habitat: Habitat ikan physiological and behavioural: Fisiologis dan perilaku spawning: ikan bertelur larval habitat mode: modus habitat larva salinity: Salinitas Growth: Pertumbuhan Survival: Kelangsungan hidup
Rangkuman Hydrographic data were collected on plankton cruises using a
Seabird SBE 9/11 Plus CTD with an SBE 03 temperature sensor,
SBE digiquartz pressure sensor, SBE 04 conductivity sensor, and SBE 43 dissolved oxygen sensor. Temperatures from the surface and 200 m depth were utilized in this study.
Data hidrografi dikumpulkan di kapal pesiar plankton menggunakan
Seabird SBE 9 / 11 Ditambah CTD dengan SBE 03 sensor suhu, SBE digiquartz sensor tekanan, SBE 04 sensor konduktivitas, dan SBE 43 terlarut sensor oksigen. Suhu dari permukaan dan kedalaman 200 m yang digunakan dalam penelitian ini. n summary, further research is required on ecosystem-based responses to climate change in the GOM and other large marine ecosystems, before conclusions that are more robust can be drawn. However, this study suggests that BFT are likely to be vulnerable to climate change impacts and that the potential for significant impacts on spawning and migration is high. If this species is to be managed effectively under climate change conditions, improved understanding of both species responses and ecosystem-level changes is urgently needed. Ringkasan n, penelitian lebih lanjut diperlukan pada berbasis ekosistem tanggapan terhadap perubahan iklim di GOM dan laut besar lainnya ekosistem, sebelum kesimpulan yang lebih kuat dapat ditarik. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa BFT cenderung vulnerable terhadap dampak perubahan iklim dan potensi sigdampak nifikan pada pemijahan dan migrasi yang tinggi. Jika ini spesies harus dikelola secara efektif di bawah perubahan iklim conditions, meningkatkan pemahaman dari kedua tanggapan spesies dan perubahan ekosistem tingkat sangat dibutuhkan