Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kurikulum adalah suatu hal yang bersifat esensial dalam suatu
penyelenggaraan pendidikan, sehingga dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
kurikulum. Disetiap jenjang atau tingkatan pendidikan pelaksanaannya telah diatur
pemerintah dalam sebuah kurikulum pendidikan yang dijadiakan sebagai acuan.
Berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pengertian kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum pendidikan ini terus berkembang dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan dunia pendidikan atau karena
adanya kekurangan pada kurikulum sebelumnya. Di negara Indonesia perkembangan
kurikulum terbaru yang berlaku secara berturut-turut yaitu Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan terakhir
kurikulum 2013.
Di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, pada saat penulisan ini terpantau
sebagian besar sekolah kembali menerapkan KTSP dan sebagian kecil lainnya tetap
menerapkan kurikulum 2013. Walaupun adanya perbedaan kurikulum yang
diterapkan di sekolah-sekolah akan tetapi kedua kurikulum ini masih memiliki
persamaan yaitu tetap menekankan pada peningkatan kualitas belajar peserta didik
dari segi aspek pengetahuan, sikap (spiritual sosial,) dan keterampilan (Kurinasih

2
dalam Qomariyah 2014). Sariono (2013) menyatakan bahwa perubahan dari KTSP
menuju Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan bukan perubahan yang bersifat
radikal.
Kurikulum 2013 menuntut adanya perubahan proses pembelajaran yang lebih
mengedepankan peserta didik melakukan pengamatan, bertanya dan mengeksplorasi,
dan mencoba (Sari, dkk., 2014). Sebagai komponen penting dalam penentuan
keberhasilan pembelajaran, guru dituntut untuk mampu menerapkan suatu kegiatan
pembelajaran yang antara lain berpusat pada peningkatan aktifitas belajar peserta
didik, menumbuhkan karakter positif pada diri peserta didik, melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan karakter/kondisi peserta didik dan lingkungan sekolah
serta melaksanakan evaluasi sekaligus perbaikan kualitas pembelajaran.
Keberhasilan kegiatan pembelajaran tersebut di atas sangat berhubungan erat
dengan profesionalitas dan kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Merujuk
pada Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang guru yaitu guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Wahyuni, dkk (2015) menyatakan untuk menjadi seorang guru yang profesional
maka guru harus memiliki 4 kompetensi dasar guru termasuk kompetensi pedagogik.
Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kemampuan dasar melaksanakan
tugas keguruan yang dapat dilihat dari kemampuan merencanakan pembelajaran,
kemampuan melaksanakan atau mengelola proses belajar-mengajar dan kemampuan
menilai proses belajar mengajar (Balqis, dkk., 2014). Untuk mencapai keberhasilan
pendidikan dan meningatkan mutu pendidikan, guru harus memiliki kompetensi yang

3
memadai. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial
(Barinto, 2012).
Kompetensi guru yang erat hubungannya dengan interaksi peserta didik dan
merancang kegiatan pembelajaran di sekolah adalah kompetensi pedagogik.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang

meliputi

pemahaman

peserta

didik,

perancangan

dan

pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk


mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Suyanto dan Asep dalam
Indriyani, 2013 ). Jadi bagi seorang guru untuk menjadi profesional harus
mengetahui dan memiliki kompetensi ini agar proses pembelajaran dan transfer ilmu
pengetahuan berjalan dengan baik.
Tidak berbeda jauh dengan guru, tuntutan yang sama juga akan dihadapi oleh
mahasiswa calon guru yang akhirnya nanti akan masuk ke dalam dunia pendidikan.
Sebagai bekal untuk menjadi seorang guru profesional dan dapat melakukan proses
belajar mengajar yang baik, mahasiswa calon guru telah diberikan pengetahuan baik
dari mata kuliah khusus bidang studi yang dipilih maupun mata kuliah ilmu
pendidikan. Dari mata kuliah ilmu pendidikan inilah mahasiswa calon guru
mendapatkan pengetahuan tentang kompetensi guru.
Sebagai langkah untuk melihat dan meningkatkan kemampuan mengolah
pembelajaran oleh mahasiswa calon guru, maka dilaksanakan suatu kegiatan yang
bernama Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Dalam kegiatan PPL ini mahasiswa
akan berhadapan langsung dengan peserta didik dan berbagai macam masalah yang

4
muncul di kelas atau sekolah. Mahasiswa akan mendapatkan tantangan, pengalaman
dan bisa juga menjumpai kendala dalam PPL tersebut. Disinilah peranan kompetensi
guru mahasiswa PPL dibutuhkan sekaligus akan diuji sejauh mana tingkat
penguasaannya oleh mahasiswa tersebut.
Hasil penelitian Utomo, dkk (2012) menyimpulkan terdapat hubungan positif
antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta. Hasil penelitian lain yang dilakukan Sari, dkk (2013) di SMAN 2
Surakarta menyimpukan dari segi metode mengajar yang digunakan oleh mahasiswa
PPL masih monoton yaitu ceramah, dikarenakan sarana prasarana yang ada di
sekolah terbatas. Kekurangan penguasaan kompetensi guru dapat menyebabkan
kendala, kekurangan, minim kreatifitas pada proses belajar mengajar yang dilakukan
mahasiswa PPL, sehingga hasilnya kurang maksimal.
Pada penelitian ini penulis bermaksud melakukan studi terhadap kompetensi
guru mahasiswa PPL FKIP Kimia Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh.
Mengingat kurikulum terbaru yang menekankan aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan tentu saja sangat sesuai dengan karakteristik ilmu kimia sebagai ilmu
yang berdasarkan eksperimen, maka penting untuk mengetahui kompetensi
pedagogik mahasiswa PPL FKIP Kimia Unsyiah dalam mengolah kegiatan belajar
sesuai dengan tuntutan kurikulum terbaru dan karakteristik tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis ingin
mengajukan proposal penelitian dengan judul Studi Kompetensi Pedagogik
Mahasiswa Prodi Kimia FKIP Unsyiah Banda Aceh Setelah Pelaksanaan Kegiatan
PPL Tahun 2015.

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kompetensi pedagogik mahasiswa
Prodi Kimia FKIP Unsyiah Banda Aceh dalam melaksanakan kegiatan PPL di
sekolah?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: penelitian yang dilakukan
dibatasi hanya meninjau kompetensi guru dari segi kompetensi pedagogik.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kompetensi pedagogik
mahasiswa Prodi Kimia FKIP Unsyiah Banda Aceh dalam melaksanakan kegiatan
PPL di sekolah.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1)

Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam


melakukan penelitian, memberikan informasi apa yang terjadi di lapangan

2)

sehingga peneliti dapat memperbaiki diri dalam mengajar.


Bagi mahsiswa dapat dijadikan referensi, masukan, persiapan diri sebelum

3)

terjun ke dalam PPL serta mengembangkan kompetensi pedagogik sejak dini.


Bagi dosen dan guru pamong dapat memberikan gambaran tentang kualitas
kompetensi pedagogik mahasiswa didikannya, dapat melakukan evaluasi dan

6
perbaikan dalam kualiatas pembelajaran sehingga mahasiswa PPL kedepannya
4)

lebih memiliki kompetensi pegagogik yang baik.


Bagi sekolah dapat mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan PPL

Anda mungkin juga menyukai