Anda di halaman 1dari 7

Promosi Kesehatan Program KB dalam Menurunkan Jumlah Kelahiran

Rayhand Mubarakh
102015013
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No. 06, Jakarta Barat 11510, Indonesia
Email : rayhand.2015fk013@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Program Keluarga Berencana (KB) adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan
nasional dan bertujuan untuk memperkecil angka kelahiran, menjaga kesehatan ibu dan anak,
serta membatasi kehamilan jika jumlah anak sudah mencukupi. Program KB ini dibuat karena
mengingat peningkatan jumlah penduduk yang setiap tahun terus membesar dan memadat, maka
organisasi seperti posyandu dan puskesmas berperan penting dalam melakukan promosi
kesehatan dengan membantu dalam memberi edukasi dan melakukan penyuluhan mengenai
pentingnya program KB dalam mengatasi tingkat kematian bayi maupun ibu yang semakin lama
semakin meningkat. Selain itu, program KB bertujuan untuk menciptakan Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS). Sehingga kualitas maupun kuantitas sang bayi hingga menjadi
seorang anak yang mulai dewasa menjadi sangat baik.
Kata kunci : Program KB, promosi kesehatan
Abstract
Family Planning ( KB ) is an integral part of the national development program and aim to
reduce the birth rate , maintaining the health of mothers and children , and limit pregnancies if
the number of children to be sufficient . Family planning program was created because of the
increased number of people each year continues to grow and solidify , then organizations such
as neighborhood health center and community health centers play an important role in
promoting health by helping to educate and conduct counseling about the importance of family
planning programs in addressing infant mortality rate and maternal increasingly growing old .
In addition , KB program aims to create Norma Small Family Happy Prosperous ( NKKBS ) . So
that the quality and quantity of the baby to be a boy who begins to mature to be very good .
Key Word : KB program, health promotion
1

Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk dan juga jumlah kelahiran setiap tahunnya meningkat cukup
pesat, bahkan Indonesia merupakan peringkat ketiga dengan jumlah penduduk sebanyak 225 juta
jiwa.1 Angka yang sangat besar ini diduga karena ledakan bayi pertama pada tahun 1960-an dan
1970-an, sehingga memungkinkan jumlah angka kelahiran pada saat ini meningkat lebih besar
lagi.2 Tingginya tingkat kependudukan ini memberikan perhatian kepada pemerintah terhadap
masalah kependudukan, sehingga pemerintah memberi kebijakan berupa program Keluarga
Berencana (KB). Hal ini merupakan salah satu langkah pemerintah untuk menurunkan maupun
menekan jumlah angka kelahiran yang setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup
pesat.1
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 334 per 100.000 kelahiran
hidup (SDKI tahun 1997). Angka tersebut cukup tinggi dibandingkan dengan target yang harus
dicapai pada tahun 2010 yaitu 125 per 100.000 kelahiran hidup. Sebaliknya Angka Kematian
Bayi (IMR) telah menunjukkan penurunan yang cukup bermakna dari 59 (1998) menjadi 35
(2002) per 1.000 kelahiran hidup. Namun penurunan Angka Kematian Bayi tersebut tidak diikuti
dengan penurunan Angka Kematian Neonatal. Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu
dan neonatal, maka Strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang telah dicanangkan oleh
Departemen Kesehatan RI harus ditindaklanjuti dengan menyiapkan tenaga kesehatan terampil
dan penyediaan fasilitas pelayanan yang memadai.3
Program Keluarga Berencana (KB)
Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan
bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial penduduk
Indonesia. Tujuan program KB adalah memperkecil angka kelahiran, menjaga kesehatan ibu dan
anak, serta membatasi kehamilan jika jumlah anak sudah mencukupi. Kegiatan KB merupakan
salah satu komponen dari pelayanan kesehatan reproduksi esensial (PKRE) yang dapat
dilaksanakan di tiap tingkat pelayanan sesuai dengan kewenangan seperti pelayanan di tingkat
desa dan pelayanan di tingkat puskesmas.2,4

Posyandu
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat dapat sekaligus
pelayanan profesional oleh petugas sektor, serta non-profesional (oleh kader) dan
diselenggarakan atas usaha masyarakat sendiri. Pelayanan yang diberikan posyandu meliputi:
KB, KIA, gizi imunisasi, dan penanggulangan diare serta kegiatan sektor lain. Posyandu
memiliki tujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak, dan angka kelahiran,
sehingga mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) agar
masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunggu, sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuannya.5
Dalam pengaturan posyandu terdapat 5 meja, dimana meja ke-5 mempunyai beberapa
pelayanan berupa pelayanan KIA, KB, dan pengobatan. 5 Pelaksanaan usaha-usaha KIA,
dilakukan oleh Balai-Balai KIA (BKIA) di seluruh Tanah Air Indonesia, dengan kegiatankegiatan berupa pemeriksaan bayi sampai umur 1 tahun, pemeriksaan ibu waktu hamil dan
setelah melahirkan, pertolongan persalinan baik dari fasilitas pemerintah maupun swasta,
pelayanan Keluarga Berencana di tempat-tempat yang sudah memungkinkan untuk
pelaksanaannya, dll. Pada dasarnya untuk dapat mencapai tujuan KIA tersebut harus diupayakan
seperti pengusahaan agar semua ibu sebelum dan sedang hamil, serta sesudah melahirkan dapat
diperiksa kesehatannya secara teratur dan kontinyu serta diberi petunjuk seperlunya dan juga
diberi pengertian menurut kebutuhan ibu yang bersangkutan. Selain itu, semua bayi sejak lahir
sampai umur 6 tahun dapat diawasi kesehatannya dengan tindakan-tindakan pengobatan menurut
kebutuhannya.6,7
Pembinaan posyandu dilakukan dengan melakukan pertemuan untuk membahas hasil
kegiatan dan mengusahakan dukungan masyarakat melalui penyuluhan KB dan kesehatan pada
setiap kesempatan yang ada seperti arisan, pengajian, selamatan, dan pertunjukkan. Mengajak
masyarakat ikut terlibat dalam pelaksanaan. Menggali dan menghimpun kemampuan masyarakat
untuk melengkapi kebutuhan Posyandu dengan dana, sarana, dan pemikiran.5,8

Puskesmas
Puskesmas adalah satu kesatuan organisasi fungsional yang memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh (promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif/ pemilihan kesehatan
dengan pengertian bahwa secara fungsional BKIA berada di bawah koordinasi Puskesmas untuk
memberi pelayanan kepada masyarakat. Dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat di
wilayah kerjanya BKIA tentunya hanya memberikan pelayanan saja sedangkan tanggung jawab
lainnya tentunya dilimpahkan kepada instansi yang lebih tinggi misalnya Dinas Kesehatan Tk. II
(Dokabu), Dinas kesehatan Tk. I (propinsi), Departemen Kesehatan (pusat). Selain itu pelayanan
yang ada pada puskemas adalah program KB yang merupakan usaha untuk menurunkan jumlah
angka kelahiran.6
Di Indonesia program KB telah diakui oleh dunia berhasil dalam menurunkan tingkat
kelahiran dan melembagakan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Akan tetapi,
implementasi otonomi daerah telah berdampak pada intensitas dan kelangsungan program KB di
Indonesia. Prevalensi KB meningkat lambat. Sementara itu, penduduk berpendidikan rendah,
berpendapatan rendah, dan tinggal di wilayah yang sulit dijangkau masih memerlukan informasi
dan pelayanan KB karena tingkat kelahiran tinggi pada kelompok penduduk ini. 2 Hal ini
merupakan analisa lingkungan yang berada pada taha ke-3 dalam pelaksanaan stratifikasi
puskemas.2
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat agar
dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Promosi kesehatan meliputi dan merangkum
pengertian dari istilah Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, Komunikasi, Informasi,
dan Edukasi (KIE), dan istilah lainnya. Proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat
tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian informasi (seperti kegiatan penyuluhan, KIE, dan
pendidikan kesehatan), tetapi juga menyangkut penggalangan berbagai dukungan aplikasi
promosi kesehatan. Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan
individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis
filosofi yang jelas menegnai pemberdayaan diri sendiri (self empowerment). Proses
pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat serta sesuai dengan
4

sosial budaya setempat. Demi mencapai derajat kesehatan yang sempurna, masyarakat harus
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya, lingkungan disini mencakup lingkungan fisik,
sosial budaya, dan ekonomi, termasuk kebijakan, dan peraturan perundang-undangan.10
Kependudukan
Penduduk Indonesia pada tahun 1990 adalah 179,4 juta jiwa, dan diproyeksikan akan
mencapai 201,4 juta jiwa pada athun 1997. Angka tersebut menempatkan Indonesia pada urutan
keempat dari negara yang berpenduduk paling besar di dunia setelah Republik Rakyat Cina,
India, dan Amerika Serikat. Pada tahun 1990, sekitar 55,4 juta orang (31% dari penduduk)
tinggal di daerah perkotaan. Pada tahun 1997 angka tersebut mencapai 73,4 juta orang (37% dari
penduduk). Di damping itu jumlah penduduknya yang besar, tingkat pertumbuhan penduduk
Indonesia masih tinggi, walupun telah mengalami penurunan dalam dua dasawarsa terakhir.
Antara tahun 1971 dan tahun 1980, rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahun adalah 2,3%
sedang antara tahun 1980 dan tahun1990 angka tersebut adalah 2,0%. Pada periode 1990-1997
rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun diproyeksikan turun lagi menjadi 1,7%. Sementara
itu, hasil sensus dan survey menunjukkan bahwa tingkat fertilitas di Indonesia menurun tajam
sejak akhir tahun 1960-an. pada periode 1986-1989, CBR turun lagi menjadi 28 per 1000
penduduk yang berarti laju penurunan per tahunnya adalah 2,1% pada periode antara 1976-1979
dan 1986-1989. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi percepatan dalam
penurunan tingkat kelahiran. Pada tahun 1997, CBR diproyeksikan menjadi 23 kelahiran per
1000 penduduk. Angka fertilitas total (Total Fertility Rate atau TFR) turun dari 5,6 anak per
wanita dalam periode 1967-70, menjadi 4,7 anak dalam periode 1976-79, dan menjadi 3,3 anak
dalam periode 1986-89. Rata-rata penurunan TFR setiap tahu antara periode 1967-70 dan 197679 adalah 1,8% antara periode 1976-79 dan 1986-89 adalah sebesar 2,9%. TFR diproyeksikan
menjadi 2,6 anak per wanita pada tahun 1997.11

Kesimpulan
Program KB adalah usaha yang patut di laksanakan karena mempunyai tujuan untuk
menurunkan maupun menekan jumlah angka kelahiran sehingga kemungkinan bayi ataupun ibu
meninggal saat proses melahirkan dapat dicegah dan diminimalkan agar terciptanya Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dan membuat kualitas maupun kuantitas sang anak
menjadi baik. Promosi kesehatan akan program KB merupakan salah satu tugas maupun
pelayanan yang di berikan oleh puskesmas ataupun posyandu. Pelayanan ini bertujuan untuk
mengedukasi ataupun memberi pengetahuan ke masyarakat akan pentingnya mengikuti program
KB ini.

Daftar Pustaka
1

Effendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas. Jakarta: Salemba Medika;


2009. h. 206
2 Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM); Universitas Indonesia,
fakultas ekonomi. Indonesia economic outlook 2010, 2008-2009. Jakarta (Indonesia):
Grasindo; 2010.
3 Departemen Kesehatan RI. Pedoman sistem rujukan material dan neonatal di tingkat
kabupaten/kota. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2007
4 Syafrudin, Hamidah. Kebidanan komunitas. Ester M, Wahyuningsih E, editor. Jakarta:
EGC; 2009
5 Suryanah. Keperawatan anak untuk siswa SPK. Diana E, editor. Jakarta: EGC; 1996
6 Dainur. Kegiatan KIA di puskesmas dan permasalahannya. Asih NL, editor. Jakarta:
EGC; 1994
7 Hidayat AA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika; 2008. h. 54
8 Maulana DJ. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2009. h. 119
9 Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC; 1998. h. 267
10 Maulana HD, Promosi kesehatan. Egi, Yudha K, editor. Jakarta: EGC; 2009.
11 Soeroso S. Mengharus utamakan pembangunan berwawasan kependudukan di Indonesia.
Widyastuti P. Jakarta: EGC; 2004

Anda mungkin juga menyukai