Anda di halaman 1dari 84

Laporan Kasus

Status
Epileptikus
Penyaji: Audrey. N; 07120110014
Pembimbing: dr. Imam S, SpS

Status Pasien

Identitas Pasien
Nama
No. RM
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Alamat
Depok
Agama
Tgl Masuk
Penjamin

: Nn. D.I
: 33-10-24
: Perempuan
: 1 September 1999
: Jl. Swadaya Ujung
: Islam
: 4 Oktober 2015
: BPJS Mandiri

Anamnesis

Keluhan Utama
Pasien datang ke UGD RSAL Marinir
Cilandak pada tanggal 4 Oktober 2015
dan dilakukan aloanamnesis pada pukul
13.15.
Keluhan Utama: Kejang dan penurunan
kesadaran sejak 12 jam SMRS.

Riw. Penyakit Sekarang


Orang tua pasien mengeluhkan pasien
demam sejak 1 hari SMRS dan kejang 3
kali. Kejang seluruh tubuh dan setiap
kali kejang berlangsung sekitar 10-15
menit. Pasien tidak sadarkan diri di
antara 3 kali kejang tersebut dan
selama 12 jam setelah terakhir kejang.

Riw. Penyakit Sekarang


Pasien aktif dan pertumbuhan baik
sesuai usia.
Orang tua pasien mengaku sudah
pernah berobat ke dokter untuk
masalah kejang dan mengaku kontrol ke
poli neuro RSMC untuk epilepsi.

Riw. Penyakit Dahulu


Pasien memiliki riwayat kejang
sebelumnya dan rutin kontrol ke poli
neurologi RSMC untuk epilepsi.
Diberikan Fenitoin, Asam Valproat,
Piracetam
Pasien pertama kali kejang pada usia
15 tahun.

Riw. Penyakit Keluarga


Riwayat kejang dalam keluarga tidak ada.
Ibu Pasien menderita anemia aplastik dan
meninggal tahun 2012. Ayah pasien
memiliki riwayat asma namun sudah 20
tahun tidak pernah kambuh.

Riw. Kehamilan Ibu


Ayah pasien mengatakan bahwa pasien
adalah anak pertama dari tiga
bersaudara & tiap bulannya Ibu pasien
melakukan kunjungan antenatal ke
bidan dan rutin mengonsumsi vitamin
saat kehamilannya.
Ayah pasien mengaku Ibu pasien tidak
mengkonsumsi obat tertentu saat masa
kehamilannya. Menurut Ayah pasien,
Ibu pasien mengaku sehat selama
masa kehamilannya.

Riw. Kelahiran
Pasien lahir secara normal dibantu oleh
bidan setempat. Berat badan pasien saat
lahir adalah 2700 gr, orangtua pasien lupa
panjang badan pasien saat lahir.
Kehamilan sang ibu cukup minggu yaitu
38 minggu. Pasien lahir normal dengan
ketuban jernih tidak ada komplikasi
selama proses kelahiran, anus (+), cacat
(-).

Riw. Kebiasaan
Ayah pasien mengatakan sebelum pasien
kejang ini, pasien akhir-akhir ini sering
bergadang dan terlalu kecapekan karena
banyaknya aktivitas.

Riw. Imunisasi
Imunisasi pasien lengkap sesuai dengan
usianya.

Riw. Pengobatan
Pasien tidak mengonsumsi obat-obatan
dan jamu-jamuan untuk keluhannya ini,
hanya rutin kontrol ke Poli Neurologi
RSMC untuk epilepsinya dan diberikan
Fenitoin, Asam Folat dan Piracetam.

Riw. Sosial, Ekonomi, Pribadi


Pasien, merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara, tinggal bersama ayah dan
kedua adiknya. Keadaan ekonomi pasien
menengah ke bawah.

Pemeriksaan Fisik

Tanda Tanda Vital


Keadaan Umum
Kesadaran
Pernapasan
Nadi
menit
Suhu

: Tampak sakit berat


: GCS E3M1V2
: 40 kali per menit
: 120 kali per
: 37.4oC

Antropometri
Berat Badan
: 41 kg
Panjang Badan : 159 cm
Status Gizi
: Persentil
16.2%
(Underweight)

Status Generalis
Kepal
a

normocephal, deformitas (-), bekas luka (-) rambut


hitam, distribusi merata

Mata

konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidun
g

septum deviasi (-), sekret (-/-), hiperemis (-/-)

Teling
a

Bentuk normal di kedua telinga, serumen (-/-), sekret


(-/-), pendengaran kedua telinga normal

Mulut

Mukosa normal, faring hiperemis (-), stomatitis (-),


karies (-)

Leher

Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran


kelenjar tiroid (-), deviasi trakea (-)

Aksill
a

Tidak terlihat maupun teraba


pembesaran kelenjar getah bening

benjolan

ataupun

Status Generalis
Kardiovaskular

Regularitas: reguler, S1/S2 (+), Murmur (-), Gallop (-)

Respirasi Simetri (+/+), Suara Nafas: vesikuler, Ronki (-),


Wheezing (-)
Abdome
n

Datar, supel, BU (+), NT (-)

Ekstremi
tas

Edema (-), Kulit tidka terdapat kelainan, turgor baik,


akral hangat, deformitas (-)

Refleks

Fisiologis (+), Patologis (-)

Status Neurologis
Nervus Kranialis
I

Kanan

Kiri

Subjektif

Normal

Normal

Objektif dengan
bahan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Status Neurologis
Nervus Kranialis
II

Kanan

Kiri

Visus

6/6

6/6

Lapangan
pandang

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Melihat warna

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Fundus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Status Neurologis
Nervus Kranialis III

Kanan

Kiri

Kedudukan Bola Mata

Di tengah

Di tengah

Nasal

Baik

Baik

Temporal atas

Baik

Baik

Temporal Bawah

Baik

Baik

Nasal Atas

Baik

Baik

Nistagmus

Strabismus

Eksoftalmus

Pergerakan Bola Mata

Status Neurologis
Nervus Kranialis III

Kanan

Kiri

Ptosis

Bentuk Pupil

Bulat

Bulat

Ukuran Pupil

3 mm

3 mm

Refleks Cahaya Langsung

Refleks Cahaya Tidak


Langsung

Refleks Konvergensi

Diplopia

Status Neurologis
Nervus Kranialis IV

Kanan

Kiri

Pergerakan Bola Mata

Nasal Bawah

Baik

Baik

Diplopia

Status Neurologis
Nervus Kranialis
V

Kanan

Kiri

Membuka mulut

Mengunyah

Menggigit

Refleks Kornea

Tidak
dilakukan

Tidak dilakukan

Sensibilitas Wajah

Tidak ada
kelainan

Tidak ada kelainan

Status Neurologis
Nervus Kranialis VI

Kanan

Kiri

Temporal

Baik

Baik

Diplopia

Pergerakan Bola Mata

Status Neurologis
Nervus Kranialis VII

Kanan

Kiri

Kelopak Mata

Normal

Normal

Sudut mulut

Normal

Normal

Lipatan nasolabial

Normal

Normal

Status Neurologis
Nervus Kranialis VII

Kanan

Kiri

Mengerutkan dahi

Mengangkat alis

Menutup mata

Tersenyum

Menyeringai

Mencucu

Bersiul

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Sensorik (pengecapan 2/3


anterior lidah)

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Status Neurologis
Nervus
Kranialis VIII

Kanan

Kiri

Suara berbisik

Tidak ada
kelainan

Tidak ada
kelainan

Tes Rinne

Tidak dilakukan

Tidak dllakukan

Tes Weber

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tes Swabach

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Status Neurologis
Nervus Kranialis IX

Kanan

Kiri

Pengecapan 1/3 posterior


lidah

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Sensibilitas Faring

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Status Neurologis
Nervus Kranialis X
Arkus Faring

Simetris, uvula di tengah

Disfoni

Disfagia

Status Neurologis
Nervus
Kranialis XI

Kanan

Kiri

Mengangkat bahu Tidak ada


kelainan

Tidak ada kelainan

Menoleh

Tidak ada kelainan

Tidak ada
kelainan

Status Neurologis
Nervus
Kranialis XII

Kanan

Kiri

Deviasi

Tidak ada
kelainan

Tidak ada kelainan

Atrof

Tidak ada
kelainan

Tidak ada kelainan

Fasikulasi

Tidak ada
kelainan

Tidak ada kelainan

Tremor

Tidak ada
kelainan

Tidak ada kelainan

Menjulurkan
lidah

Tidak ada
kelainan

Tidak ada kelainan

Kekuatan lidah

Tidak ada
kelainan

Tidak ada kelainan

Disartria

Status Neurologis
Motorik
Ekstremitas Atas

Kanan

Kiri

Pergerakan

Tidak ada
hambatan

Tidak ada
hambatan

Kekuatan

5555

5555

Trof

Tidak ada
kelainan

Tidak ada
kelainan

Tonus

Tidak ada
kelainan

Tidak ada
kelainan

Refleks Fisiologis
(Biceps & triceps)

Refleks Patologis
(Hoffman &
trommer)

Klonus

Status Neurologis
Motorik Ekstremitas Bawah

Kanan

Kiri

Pergerakan

Tidak ada
hambatan

Tidak ada
hambatan

Kekuatan

5555

5555

Trof

Tidak ada
kelainan

Tidak ada
kelainan

Tonus

Tidak ada
kelainan

Tidak ada
kelainan

Refleks Fisiologis (Patella &


Achilles)

Refleks Patologis (Babinski,


Chaddock, Oppenheim,
Rossolimo Schaeffer, Gordon,
Gonda)

Klonus

Status Neurologis
Sensibilitas Ektremitas
Atas

Kanan

Kiri

Raba

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Tekan

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Nyeri

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Suhu

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Diskriminasi Titik

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Status Neurologis
Sensibilitas
Ekstremitas Bawah

Kanan

Kiri

Raba

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Tekan

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Nyeri

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Suhu

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Diskriminasi Titik

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Status Neurologis
Fungsi Otonom
Miksi

Tidak ada kelainan

Defekasi

Tidak ada kelainan

Status Neurologis
Keseimbangan

Kanan

Kiri

Cara berjalan

Kesan
normal

Kesan normal

Tes Romberg

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Tes Fukuda Stepping

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Ataksia

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Disdiadokinesis

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

Status Neurologis
Meningeal Signs
Kaku kuduk

Lasegue sign

Brudzinski 1

Brudzinski 2

Brudzinski 3

Tidak dilakukan

Brudzinski 4

Tidak dilakukan

Pem. Penuunjang

4 Oktober 2015
Pemeriksaan

Hasil

Hb

12.5 g/dL

Hct

37%

WBC

18.6 x 103 /uL

Trombosit

287 x 103/uL

Hitung Jenis
B/E/N.Batang/N.Segmen/L/M

0/0/0/63/25/12

Gula Darah Sewaktu

91 mg/dL

LED

30 mm/jam

Ringkasan

Ringkasan
Pasien perempuan 16 tahun, datang ke
RSAL Marinir Cilandak dengan keluhan
kejang dan penurunan kesadaran sejak 12
jam SMRS. Pada pemeriksaan tanda-tanda
vital
didapatkan
suhu
tinggi
dan
penurunan
kesadaran
berat.
Status
generalis dan neurologis pasien dalam
batas normal. Pada hasil pemeriksaan
darah rutin didapatkan leukositosis.

Diagnosis

Diagnosis Kerja
Diagnosis Klinis:
Kejang, demam, penurunan
kesadaran
Diagnosis Topis:
Korteks Serebri
Diagnosis Etiologi:
Status Epileptikus

Pengkajian
Atas dasar:
Anamnesis: Pasien kejang sebanyak 3
kali dan masing-masing selama kira kira 10-15 menit (total durasi kejang
kira-kira 45 menit).
Pemeriksaan Fisik: Pasien tampak sakit
berat dengan penurunan kesadaran
berat.

Penatalaksanaan

Penatalaksanan
Diazepam 1 ampul bolus perlahan (2 menit),
observasi 10 menit
Bila masih kejang, berikan 1 ampul Diazepam
bolus dan observasi 10 menit
Bila masih kejang, beri Fenitoin 1 ampul
IVFD RL 14 tetes per menit
Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gram

Prognosis
Quo ad Vitam
: dubia ad
bonam
Quo ad Functionam
: dubia ad
bonam
Quo ad Sananctionam : dubia ad malam

Follow Up

5 Oktober 2015

7 Oktober 2015

10 Oktober 2015

11 Oktober 2015

13 Oktober 2015

19 Oktober 2015

20 Oktober 2015

Tinjauan Pustaka
Status Epileptikus

Status Epileptikus
International League Against Epilepsy
mendefnisikan status epileptikus sebagai
aktivitas kejang yang berlangsung terus
menerus selama 30 menit atau lebih.

Epidemiologi
Jumlah kasus status epileptikus di Amerika
Serikat saja telah diperkirakan dari studi
epidemiologi menjadi sekitar 102.000152.000 episode per tahun dan sebanyak
55.000 kematian per tahun telah dikaitkan
dengan status epileptikus. Status
epileptikus memiliki kejadian tahunan
berkisar 10-86 per 100.000 orang.

Etiologi

Penyakit serebrovaskular
Hipoksia
Gangguan metabolik
Alkohol
Tumor
Infeksi
Trauma
Idiopatik

Patofsiologi
Instabilitas membran sel saraf sel lebih
mudah mengalami pengaktifan;
Neuron hipersensitif ambang untuk
melepaskan muatan menurun, apabila
terpicu akan melepaskan muatan secara
berlebihan;
Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan,
hipopolarisasi) disebabkan oleh
kelebihan asetilkolin atau defsiensi GABA

Patofsiologi
Instabilitas membran sel saraf sel lebih
mudah mengalami pengaktifan;
Neuron hipersensitif ambang untuk
melepaskan muatan menurun, apabila
terpicu akan melepaskan muatan secara
berlebihan;
Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan,
hipopolarisasi) disebabkan oleh
kelebihan asetilkolin atau defsiensi GABA

Patofsiologi
Ketidak seimbangan ion yang mengubah
keseimbangan asam-basa atau elektrolit
mengganggu homeostasis kimiawi neuron
terjadi kelainan pada depolarisasi neuron
peningkatan berlebihan neurotransmitter
eksitatorik atau deplesi neurotransmitter
inhibitorik.

Patofsiologi
Semua kejang diinisiasi oleh mekanisme
yang sama. Namun status epileptikus
melibatkan adanya kegagalan dalam
pemutusan rantai kejang tersebut

Diagnosa - Anamnesa
Gejala klinis adalah kejang dengan tonik,
klonik, atau tonik-klonik pada gerakan
tungkai. Pasien mungkin hanya
menunjukkan gerakan kejang dengan
amplitudo yang kecil pada wajahnya,
tangan, kaki dan sentakan nistagmoid
pada kedua matanya.
Jika kejang ini berhenti, pasien akan tetap
dalam kondisi tidak sadar dan tidak
memberikan respon atau kemungkinan
pasien bingung kemudian kejang kembali

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan neurologis, pasien
tidak akan memberikan respon terhadap
komando verbal.
Tonus otot dapat meningkat atau
menurun, dengan gerakan yang tidak
perlu pada tungkai, dan akan
memperlihatkan refleks Babinski positif.
Umumnya, tanda neurologis yang
ditemukan bersifat simetris

Pemeriksaan Penunjang
EEG
MRI
CT Scan dengan kontras

Penatalaksanaan
Stadium

Stadium I (0-10 menit)

Penatalaksanaan

Memperbaiki fungsi kardio-respirasi

Memperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen,


resusitasi bila perlu

Stadium II (10-60 menit)

Pemeriksaan status neurologic

Pengukuran tekanan darah, nadi dan suhu

Monitor

status

metabolic,

AGD

dan

status

hematologi
-

Pemeriksaan EKG

Memasangi infus pada pembuluh darah besar


dengan NaCl 0,9%.

Bila akan digunakan 2

macam OAE pakai jalur infus


-

Mengambil 50-100 cc darah untuk pemeriksaan


laboratorium (AGD, Glukosa, fungsi ginjal dan
hati, kalsium, magnesium, pemeriksaan lengkap
hematologi,

waktu

pembekuan

dan

kadar

OAE), pemeriksaan lain sesuai klinis


-

Pemberian

OAE

emergensi

Diazepam

0.2

mg/kg dengan kecepatan pemberian 5 mg/menit


IV dapat diulang bila kejang masih berlangsung
setelah 5 menit
-

Berilah

50

hipoglikemia

cc

glukosa

50%

pada

keadaan

Penatalaksanaan
Stadium III (0-60/90

Menentukan etiologi

menit)

Bila

kejang

pemberian

berlangsung

lorazepam

terus

setelah

diazepam,

beri

phenytoin iv 15 20 mg/kg dengan kecepatan <


50 mg/menit. (monitor tekanan darah dan EKG
pada saat pemberian)
-

Atau

dapat

mg/kg

pula

dengan

diberikan

kecepatan

<

fenobarbital
100

10

mg/menit

(monitor respirasi pada saat pemberian)


-

Memulai terapi dengan vasopressor (dopamine)


bila diperlukan

Stadium IV (30/90 menit)

Mengoreksi komplikasi

Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60


menit, pasien dipindah ke ICU, diberi Propofol
(2mg/kgBB bolus iv, diulang bila perlu) atau
Thiopenton (100-250 mg bolus iv pemberian
dalam 20 menit, dilanjutkan dengan bolus 50
mg setiap 2-3 menit), dilanjutkan sampai 12-24
jam setelah bangkitan klinis atau bangkitan
EEG terakhir, lalu dilakukan tapering off.
Iviemonitor

bangkitan

intracranial, memulai
rumatan

dan

EEG,

pemberian

tekanan

OAE

dosis

Penatalaksanaan
Tipe

Terapi Pilihan

Terapi Lain

SE Lena

Benzodiazepin IV/Oral

Valproate IV

SE Parsial Complex

Klobazam Oral

Lorazepam / Fenintoin /
Fenobarbital IV

SE Lena Atipikal

Valproat Oral

Benzodiazepin,
Lamotrigin,

Topiramat,

Metilfenidat, Steroid Oral


SE Tonik

Lamotrigine Oral

SE Non-konvulsif pada Fenitoin


pasien koma

Fenobarbital

IV

Metilfenidat, Steroid
atau Anastesi
tiopenton,

dengan
Penobarbital,

Propofol atau Midazolam

Penatalaksanaan
Status Epileptikus Refrakter:
Terapi bedah epilepsy
Stimulasi N.Vagus
Modifkasi tingkah laku
Relaksasi
Mengurangi dosis OAE
Kombinasi OAE

Penatalaksanaan
Kombinasi OAE yang dapat
digunakan pada SE
Kombinasi OAE
Indikasi
refrakter:
Sodium valproate + etosuksimid

Bangkitan Lena

Karbamazepin + sodium valproate

Bangkitan Parsial Kompleks

Sodium valproate + Lamotrigin

Bangkitan Parsial/Bangkitan Umum

Topiramat + Lamotrigin

Bangkitan Parsial/Bangkitan Umum

Analisa Kasus

Analisa Kasus
Pasien datang ke UGD dan diberi diagnosa :

Status Epileptikus

Pada anamnesa, orangtua pasien mengatakan pasien demam


dan kejang sebanyak 3 kali. Kejang seluruh tubuh dan setiap
kali kejang berlangsung sekitar 10-15 menit.
Pada pemeriksaan fsik, pasien tampak sakit berat dengan
kesadaran GCS E3M1V2.

Analisa Kasus
Pasien memiliki faktor risiko yang cukup tinggi
untuk status epileptikus karena memiliki
riwayat epilepsi.
Pada pasien dengan status epileptikus, terapi
pertama yang diberikan adalah diazepam
rektal. Pada pasien ini, karena pasien masih
kejang selama lebih dari 30 menit, diberikan
diazepam IV. Jika setelah evaluasi selama 5
menit pasien masih kejang, dapat dilakukan
transfer ke ICU.

Analisa Kasus
Diagnosa akhir pasien :

Status Epileptikus + Dekubitus

Dikarenakan pasien tidak sadarkan diri di antara


kejang selama lebih dari 30 menit, pasien dapat
didiagnosis sebagai status epileptikus.
Pasien juga mengalami dekubitus/pressure
ulcers di punggung bagian bawah

Kesimpulan

Kesimpulan
Pasien perempuan 16 tahun, datang ke RSAL Marinir
Cilandak dengan keluhan kejang 3 kali selama 1-150
menit tiap kejang dan penurunan kesadaran sejak 12
jam SMRS. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan suhu tinggi dan penuruna kesadaran
berat. Status generalis dan neurologis pasien dalam
batas normal. Pada hasil pemeriksaan darah rutin
didapatkan leukositosis. Pada saat rawat inap, pasien
kejang total sebanyak 8 kali. Pada pasien ditegakkan
diagnosis status epileptikus, atas dasar anamnesis,
pemeriksaan fsik dan pemeriksaan penunjang
tersebut di atas.

Kesimpulan

Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad


malam, karena tingkat rekurensi kejang tinggi,
dikarenakan riwayat epilepsi.
Dilakukan pemberian obat-obatan anti kejang,
antibiotik, anti-inflamasi dan antipiretik serta
vena seksi selama rawat inap. Hasil
pemeriksaan Darah Rutin, GDS, SGOT, SGPT,
Ureum, Creatinine pasien juga dalam batas
normal. Dilakukan monitoring KU, TTV dan
tatalaksana yang sesuai. Pasien pulang dari
RSAL Marinir Cilandak pada 28 Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai