Anda di halaman 1dari 68

Laporan Kasus

Status Epileptikus
Penyaji: Audrey. N; 07120110014
Pembimbing: dr. Azis. M, SpA

Status Pasien

Identitas Pasien
Nama
No. RM
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Alamat
Agama
Tgl Masuk
Penjamin

: An. K.P.R
: 34-34-54
: Perempuan
: 10 Oktober 2014
: Cilandak Timur, Jakarta
: Islam
: 18 Agustus 2015
: BPJS Mandiri

Identitas Pasien
Nama Ayah: Tn. S.R
Usia Ayah : 27 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan : Pegawai Restoran
Pendidikan : SMA

Nama Ibu : Ny. E


Usia Ibu
: 22 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA

Anamnesis

Keluhan Utama
Pasien datang ke UGD RSAL Marinir Cilandak
pada tanggal 18 Agustus 2015 dan dilakukan
aloanamnesis pada pukul 07.00.
Keluhan Utama: Demam dan kejang 7 kali sejak
3 jam SMRS.

Riw. Penyakit Sekarang


Orang tua pasien mengeluhkan pasien
demam sejak 3 jam SMRS dan kejang 7 kali.
Kejang seluruh tubuh dan setiap kali kejang
berlangsung sekitar 10 menit. Pasien tidak
sadarkan diri di antara 7 kali kejang tersebut.

Riw. Penyakit Sekarang


Berat badan pasien naik normal tiap bulannya,
tidak ada penurunan berat badan, anak aktif
dan pertumbuhan baik sesuai usia.
Orang tua pasien mengaku belum memberi
pasien obat untuk kejangnya.

Riw. Penyakit Dahulu


Pasien memiliki riwayat kejang sebelumnya
dan dirawat karena kejang demam kompleks
sebanyak 4 kali.
Dirawat di RSAL Marinir Cilandak pada 19
Juli 2015, 22 Juni 2015, 13 Juni 2015 dan 25
April 2015.
Pasien pertama kali kejang demam pada
usia 5 bulan.

Riw. Penyakit Keluarga


Riwayat kejang dalam keluarga ada dari Ibu
pasien, saat usia 1 tahun pernah kejang demam,
namun Ibu Pasien mengaku tidak pernah kejang
demam lagi.

Riw. Kehamilan Ibu


Orangtua pasien mengatakan bahwa pasien
adalah anak pertama, tiap bulannya Ibu
pasien melakukan kunjungan antenatal ke
bidan dan rutin mengonsumsi vitamin saat
kehamilannya.
Ibu pasien tidak mengkonsumsi obat tertentu
saat masa kehamilannya. Ibu pasien mengaku
sehat selama masa kehamilannya.

Riw. Kelahiran
Pasien lahir secara normal dibantu oleh bidan
setempat. Berat badan pasien saat lahir adalah
2700 gr, orangtua pasien lupa panjang badan
pasien saat lahir. Kehamilan sang ibu cukup
minggu yaitu 38 minggu. Pasien lahir normal
dengan ketuban jernih tidak ada komplikasi
selama proses kelahiran, anus (+), cacat (-).

Riw. Kebiasaan
Orangtua pasien mengatakan bahwa anak ini
aktif dan aktif menyusu (tapi bukan ASI
eksklusif, melainkan susu formula).

Riw. Imunisasi
Imunisasi pasien lengkap sesuai dengan
usianya.

Riw. Pengobatan
Pasien tidak mengonsumsi obat-obatan dan
jamu-jamuan untuk keluhannya ini.

Riw. Sosial, Ekonomi, Pribadi


Pasien, merupakan anak tunggal, tinggal
bersama ayah, ibu, dan kakek neneknya.
Keadaan ekonomi pasien menengah ke bawah.

Pemeriksaan Fisik

Tanda Tanda Vital


Keadaan Umum
Kesadaran
Pernapasan
Nadi
Suhu

: Tampak sakit berat


: Somnolen
: 30 kali per menit
: 128 kali per menit
: 38.1oC

Antropometri
Berat Badan
Panjang Badan
Status Gizi

: 8 kg
: 68 cm
: Persentil 63.7%
(Gizi Baik)

Status Generalis
Kepala

normocephal, deformitas (-), bekas luka (-) rambut hitam, distribusi


merata

Mata

konjung:va anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung

septum deviasi (-), sekret (-/-), hiperemis (-/-)

Telinga

Bentuk normal di kedua telinga, serumen (-/-), sekret (-/-),


pendengaran kedua telinga normal

Mulut

Mukosa normal, faring hiperemis (-), stoma::s (-), karies (-)

Leher

Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar :roid (-),


deviasi trakea (-)

Aksilla

Tidak terlihat maupun teraba benjolan ataupun pembesaran kelenjar


getah bening

Status Generalis
Kardio-
vaskular

Regularitas: reguler, S1/S2 (+), Murmur (-), Gallop (-)

Respirasi

Simetri (+/+), Suara Nafas: vesikuler, Ronki (-), Wheezing (-)

Abdomen

Datar, supel, BU (+), NT (-)

Ekstremitas Edema (-), Kulit :dka terdapat kelainan, turgor baik, akral hangat,
deformitas (-)
Reeks

Fisiologis (+), Patologis (-)

Pem. Penuunjang

18 Agustus 2015
Pemeriksaan

Hasil

Hb

10.9 g/dL

Hct

31%

WBC

16.3 x 103 /uL

Trombosit

455 x 103/uL

Gula Darah Sewaktu (09.44)

273 mg/dL

Gula Darah Sewaktu (13.40)

104 mg/dL

21 Agustus 2015
Pemeriksaan

Hasil

Hb

11.3 g/dL

Hct

35%

WBC

4.9 x 103 /uL

Trombosit

422 x 103/uL

SGOT

54 u/l

SGPT

24 u/l

27 Agustus 2015
Pemeriksaan

Hasil

Hb

9.4 g/dL

Hct

27 %

WBC

4.8 x 103 /uL

Trombosit

405 x 103/uL

Gula Darah Sewaktu

91 mg/dL

Ureum
Crea:nine

14 mg/dL
0.7 mg/dL

Ringkasan

Ringkasan
Pasien perempuan 10 bulan, datang ke RSAL
Marinir Cilandak dengan keluhan demam dan
kejang 7 kali, 3 jam SMRS. Pada pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan suhu tinggi dan
kesadaran somnolen. Status generalis pasien
dalam batas normal. Pada hasil pemeriksaan
darah rutin didapatkan leukositosis.

Diagnosis

Diagnosis Kerja
Diagnosis Kerja:
Status Epileptikus

Pengkajian
Atas dasar:
Anamnesis: Pasien kejang sebanyak 7 kali
dan masing-masing selama kira - kira 10
menit (total durasi kejang kira-kira 70 menit).
Pemeriksaan Fisik: Pasien tampak sakit berat
dengan kesadaran somnolen.

Penatalaksanaan

Penatalaksanan
IVFD RL 12 tetes per menit
Inj. Ceftriaxone 1x500 drip NaCl 50 cc
Inj. Ranitidine 2x12
Inj. Dexamethasone 3x2
Loading phenytoin 120 mg diencerkan dengan NaCl,
pengenceran 20x dalam syringe pump selama 30 menit
Bila kejang teratasi, 12 jam kemudian diinjeksi Phenytoin
2x30 mg diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam
syringe pump selama 15 menit
O2 nasal 1-2 liter per menit
Pasien dipuasakan

Prognosis
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: dubia ad bonam
Quo ad Sananctionam : dubia ad malam

Follow Up

19 Agustus 2015

Kejang (-), Demam naik turun (P1), Muntah (-), Makan & Minum dipuasakan,
BAK & BAB normal.

Tanda Tanda Vital


KU: Tampak sakit sedang
Kesadaran: Compos Mentis
RR: 48x/menit
Nadi: 120x/menit
0

Suhu: 36.5 C
A

Status Epileptikus

R/ Tatalaksana:

IVFD RL 12 tetes per menit

Inj. Ceftriaxone 1x500 drip NaCl 50 cc (Hari Ke-1)

Inj. Ranitidine 2x12 IV (Hari Ke-2)

Inj. Dexamethasone 3x2 (Hari Ke-2)

Loading phenytoin 120 mg diencerkan dengan NaCl, pengenceran 20x


dalam syringe pump selama 30 menit

Bila kejang teratasi, 12 jam kemudian diinjeksi Phenytoin 2x30 mg


diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam syringe pump selama 15 menit

O2 nasal 1-2 liter per menit

Pasien dipuasakan

Sanmol Drip 3x125 mg (Kalau Perlu)

20 Agustus 2015

Kejang (-), demam naik turun (P2-BP1), muntah (-), batuk (+), pilek (+), makan
dipuasakan, minum sedikit-sedikit/bertahap, BAK & BAB normal.

Tanda Tanda Vital


KU: Tampak sakit sedang
0

Suhu: 36.6 C
Nadi: 80 x/menit
RR: 24 x/menit
A

Status Epileptikus dengan Perbaikan

R/ Diagnosis:

Urinalisis diulang

Cek SGOT & SGPT

R/Tatalaksana:

IVFD RL 12 tetes per menit ! diganti menjadi KAEN IB 10 tpm

Inj. Ceftriaxone 1x500 drip NaCl 50 cc (Hari Ke-2)

Inj. Ranitidine 2x12 (Hari Ke-3/Terakhir)

Inj. Dexamethasone 3x2 (Hari Ke-3/Terakhir)

Phenytoin 2x30 mg diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam


syringe pump selama 15 menit ! diturunkan menjadi 2x20 mg

O2 nasal 1-2 liter per menit

Sanmol Drip 3x125 mg (Kalau Perlu)

21 Agustus 2015

Kejang (-), demam naik turun (P3-BP2), muntah (-), batuk (+), pilek (+), makan
& minum normal, BAK normal, belum BAB dari kemarin

Tanda Tanda Vital


KU: Tampak sakit sedang
Suhu: 36.50C
Nadi: 130 x/menit
RR: 30 x/menit

Pemeriksaan Laboratorium (21 Agustus 2015 pukul 08.00)


Hb

: 11.3 g/dL

Hct

: 35 %

WBC

: 4.9 x 10 /uL

Trombosit

: 422 x103/uL

SGOT

: 54 u/l

SGPT

: 24 u/l

Status Epileptikus dengan Perbaikan

R/Tatalaksana:

IVFD KAEN IB 10 tetes per menit

Inj. Ceftriaxone 1x500 drip NaCl 50 cc (Hari Ke-3)

Phenytoin 2x20 mg diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam


syringe pump selama 15 menit ! diturunkan menjadi 2x10 mg

O2 nasal 1-2 liter per menit

Depaken 2x60mg (2x1.2cc) dengan spuit

22 Agustus 2015

Kejang (-), tidak demam (P4-BP3), muntah (-), batuk (+), pilek (+) ringan,
makan & minum normal, BAK normal, BAB 1x pagi ini

Tanda Tanda Vital


KU: Tampak sakit sedang
Suhu: 36.50C
Nadi: 134 x/menit
RR: 32 x/menit

Status Epileptikus dengan Perbaikan

R/Tatalaksana:

IVFD KAEN IB 10 tetes per menit

Inj. Ceftriaxone 1x500 drip NaCl 50 cc (Hari Ke-4)

Phenytoin 2x10 mg diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam


syringe pump selama 15 menit

Depaken 2x60mg (2x1.2cc) dengan spuit

Elakana syrup 1x1/2 cth

Sanmol Drip 3x125 mg (Kalau perlu)

23 Agustus 2015

Semalam pasien kejang pukul 18.30 selama 5 menit dan diberikan stesolid supp
10 mg, Phenytoin injeksi dinaikkan menjadi 2x30 mg, O2 2 liter per menit dan
makan/minum di stop. Batuk (+), Pilek (+), BAB kemarin 2x warna kecoklatan
dan ampas >> cair. Tangan kanan pasien bengkak bekas infus.

Tanda Tanda Vital


KU: Tampak sakit sedang
0

Suhu: 36.8 C
Nadi: 130 x/menit
RR: 30 x/menit
A

Status Epileptikus dengan Perbaikan

R/Tatalaksana:

IVFD KAEN IB 10 tetes per menit

Inj. Ceftriaxone 1x500 drip NaCl 50 cc (Hari Ke-5)

Phenytoin 2x30 mg diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam


syringe pump selama 15 menit

O2 nasal 1-2 liter per menit

Depaken 2x60mg (2x1.2cc) dengan spuit

Elakana syrup 1x1/2 cth

Sanmol Drip 3x125 mg (Kalau perlu)

24 Agustus 2015

Pagi ini kejang 1x jam 09.08-09.12, stesolid supp 5 mg & O2 1 liter per menit
masuk pukul 09.10. BAB 1x kemarin, ampas > cair. Demam (-), Minum normal,
makan dipuasakan. Tangan kanan sudah tidak bengkak.

Tanda Tanda Vital


KU: Tampak sakit sedang
Suhu: 37.50C
Nadi: 140 x/menit
RR: 36 x/menit

Status Epileptikus dengan Perbaikan

R/Tatalaksana:

IVFD KAEN IB 10 tetes per menit

Inj. Ceftriaxone 1x500 drip NaCl 50 cc (Hari Ke-6)

Phenytoin 2x30 mg diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam


syringe pump selama 15 menit

O2 nasal 2 liter per menit

Depaken 2x60mg (2x1.2cc) dengan spuit

Elkana syrup 1x1/2 cth

Sanmol Drip 3x125 mg (Kalau perlu)

25 Agustus 2015

Pasien kejang semalam 1x, tonic clinic, 01.10-01.12, langsung sadar dan
menangis setelah kejang berhenti. Pilek (+), Batuk (-), Demam semalam naik
0

turun dengan suhu tertinggi 39 C sebelum kejang.


O

Tanda Tanda Vital


KU: Tampak sakit sedang
0

Suhu: 37.4 C
Nadi: 120 x/menit
RR: 24 x/menit
A

Status Epileptikus dengan Perbaikan

R/ Diagnosis:

CT Scan dengan kontras

R/Tatalaksana:

IVFD KAEN IB 10 tetes per menit

Phenytoin 2x30 mg diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam


syringe pump selama 15 menit

Inj. Ceftriaxone 1x500 mg dalam NaCl 50 cc (Hari Ke-7)

Depaken 2x100mg (2x2cc) dengan spuit

Elakana syrup 1x1/2 cth

Sanmol Drip 3x125 mg (Kalau perlu)

26 Agustus 2015

Kejang (-), Batuk Pilek (-), Demam (-), belum BAB sejak kemarin, Minum baik

Tanda Tanda Vital


KU: Tampak sakit sedang
Suhu: 36.60C
Nadi: 116 x/menit
RR: 22 x/menit

Status Epileptikus dengan Perbaikan

R/ Diagnosis:

CT Scan dengan kontras

R/Tatalaksana:

IVFD KAEN IB 10 tetes per menit

Phenytoin 2x30 mg diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam


syringe pump selama 15 menit

Inj. Ceftriaxone 1x500 mg dalam NaCl 50 cc (Hari Ke-8/Terakhir)

Depaken 2x100mg (2x2cc) dengan spuit

Elakana syrup 1x1/2 cth

Sanmol Drip 3x125 mg (Kalau perlu)

O2 di aff

Coba makan bertahap

27 Agustus 2015

Semalam kejang 1x, tonic clonic, selama 5 menit (19.50-19.55), dimasukkan


stesolid supp 5 mg pukul 19.52 dan propiretik supp 120 mg pukul 20.07. Demam
P13/P3-P1, Batuk (-), Pilek (+) warna ingus bening. Makan/Minum dipuasakan
setelah kejang.

Tanda Tanda Vital


KU: Tampak sakit sedang
0

Suhu: 36.6 C
Nadi: 116 x/menit
RR: 22 x/menit
A

Status Epileptikus dengan Perbaikan

R/ Diagnosis:

CT Scan dengan kontras

Cek ulang Darah Rutin, GDS, Ureum, Creatinine

R/Tatalaksana:

IVFD KAEN IB 10 tetes per menit

Phenytoin 2x30 mg diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam


syringe pump selama 15 menit

Depaken 2x100mg (2x2cc) dengan spuit

Sanmol Drip 3x125 mg (Kalau perlu)

28 Agustus 2015

Kejang (-)/Bebas Kejang 1 Hari, Pilek (+), Demam (P13/P5-BP1), Makan &
Minum baik

Tanda Tanda Vital


KU: Tampak sakit sedang
Suhu: 36.50C
Nadi: 112 x/menit
RR: 22 x/menit

Status Epileptikus dengan Perbaikan

R/ Diagnosis:

CT Scan dengan kontras

R/Tatalaksana:

IVFD KAEN IB 10 tetes per menit

Phenytoin 2x30 mg diencerkan NaCl pengenceran 20x dalam


syringe pump selama 15 menit

Inj. Ceftriaxone 1x500 mg dalam NaCl 50 cc (Hari Ke-8/Terakhir)

Depaken 2x100mg (2x2cc) dengan spuit

Elkana syrup 1x1/2 cth

Sanmol Drip 3x125 mg (Kalau perlu)

O2 di aff

Coba makan bertahap

Tinjauan Pustaka
Status Epileptikus

Status Epileptikus
International League Against Epilepsy
mendefinisikan status epileptikus sebagai
aktivitas kejang yang berlangsung terus
menerus selama 30 menit atau lebih.

Epidemiologi
Jumlah kasus status epileptikus di Amerika
Serikat saja telah diperkirakan dari studi
epidemiologi menjadi sekitar 102.000-152.000
episode per tahun dan sebanyak 55.000 kematian
per tahun telah dikaitkan dengan status
epileptikus. Status epileptikus memiliki kejadian
tahunan berkisar 10-86 per 100.000 orang.

Etiologi

Penyakit serebrovaskular
Hipoksia
Gangguan metabolik
Alkohol
Tumor
Infeksi
Trauma
Idiopatik

Patofisiologi
Instabilitas membran sel saraf sel lebih mudah
mengalami pengaktifan;
Neuron hipersensitif ambang untuk melepaskan
muatan menurun, apabila terpicu akan melepaskan
muatan secara berlebihan;
Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan,
hipopolarisasi) disebabkan oleh kelebihan
asetilkolin atau defisiensi GABA

Patofisiologi
Instabilitas membran sel saraf sel lebih mudah
mengalami pengaktifan;
Neuron hipersensitif ambang untuk melepaskan
muatan menurun, apabila terpicu akan melepaskan
muatan secara berlebihan;
Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan,
hipopolarisasi) disebabkan oleh kelebihan
asetilkolin atau defisiensi GABA

Patofisiologi
Ketidak seimbangan ion yang mengubah
keseimbangan asam-basa atau elektrolit
mengganggu homeostasis kimiawi neuron terjadi
kelainan pada depolarisasi neuron peningkatan
berlebihan neurotransmitter eksitatorik atau deplesi
neurotransmitter inhibitorik.

Patofisiologi
Semua kejang diinisiasi oleh mekanisme yang
sama. Namun status epileptikus melibatkan
adanya kegagalan dalam pemutusan rantai kejang
tersebut

Diagnosa - Anamnesa
Gejala klinis adalah kejang dengan tonik, klonik,
atau tonik-klonik pada gerakan tungkai. Pasien
mungkin hanya menunjukkan gerakan kejang
dengan amplitudo yang kecil pada wajahnya,
tangan, kaki dan sentakan nistagmoid pada
kedua matanya.
Jika kejang ini berhenti, pasien akan tetap
dalam kondisi tidak sadar dan tidak memberikan
respon atau kemungkinan pasien bingung
kemudian kejang kembali terjadi.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan neurologis, pasien tidak
akan memberikan respon terhadap komando
verbal.
Tonus otot dapat meningkat atau menurun,
dengan gerakan yang tidak perlu pada tungkai,
dan akan memperlihatkan refleks Babinski
positif.
Umumnya, tanda neurologis yang ditemukan
bersifat simetris

Pemeriksaan Penunjang
EEG
MRI
CT Scan dengan kontras

Penatalaksanaan

Stadium

Stadium I (0-10 menit)

Penatalaksanaan

Memperbaiki fungsi kardio-respirasi

Memperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen,


resusitasi bila perlu

Stadium II (10-60 menit)

Pemeriksaan status neurologic

Pengukuran tekanan darah, nadi dan suhu

Monitor

status

metabolic,

AGD

dan

status

hematologi
!

Pemeriksaan EKG

Memasangi infus pada pembuluh darah besar


dengan NaCl 0,9%. Bila akan digunakan 2
macam OAE pakai jalur infus

Mengambil 50-100 cc darah untuk pemeriksaan


laboratorium (AGD, Glukosa, fungsi ginjal dan
hati, kalsium, magnesium, pemeriksaan lengkap
hematologi,

waktu

pembekuan

dan

kadar

OAE), pemeriksaan lain sesuai klinis


!

Pemberian

OAE

emergensi

Diazepam

0.2

mg/kg dengan kecepatan pemberian 5 mg/menit


IV dapat diulang bila kejang masih berlangsung
setelah 5 menit
!

Berilah

50

hipoglikemia

cc

glukosa

50%

pada

keadaan

Penatalaksanaan

Stadium III (0-60/90

Menentukan etiologi

menit)

Bila

kejang

pemberian

berlangsung

lorazepam

terus

setelah

diazepam,

beri

phenytoin iv 15 20 mg/kg dengan kecepatan <


50 mg/menit. (monitor tekanan darah dan EKG
pada saat pemberian)
!

Atau

dapat

mg/kg

pula

dengan

diberikan

kecepatan

<

fenobarbital
100

10

mg/menit

(monitor respirasi pada saat pemberian)


!

Memulai terapi dengan vasopressor (dopamine)


bila diperlukan

Stadium IV (30/90 menit)

Mengoreksi komplikasi

Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60


menit, pasien dipindah ke ICU, diberi Propofol
(2mg/kgBB bolus iv, diulang bila perlu) atau
Thiopenton (100-250 mg bolus iv pemberian
dalam 20 menit, dilanjutkan dengan bolus 50
mg setiap 2-3 menit), dilanjutkan sampai 12-24
jam setelah bangkitan klinis atau bangkitan
EEG terakhir, lalu dilakukan tapering off.
Iviemonitor
intracranial,
rumatan

bangkitan
memulai

dan

EEG,

pemberian

tekanan

OAE

dosis

Penatalaksanaan
Tipe

Terapi Pilihan

Terapi Lain

SE Lena

Benzodiazepin IV/Oral

Valproate IV

SE Parsial Complex

Klobazam Oral

Lorazepam / Fenintoin /
Fenobarbital IV

SE Lena Atipikal

Valproat Oral

Benzodiazepin,
Lamotrigin,

Topiramat,

Metilfenidat, Steroid Oral


SE Tonik

Lamotrigine Oral

SE Non-konvulsif pada Fenitoin


pasien koma

Fenobarbital

IV

Metilfenidat, Steroid
atau Anastesi
tiopenton,

dengan
Penobarbital,

Propofol atau Midazolam


!

Penatalaksanaan
Status Epileptikus Refrakter:
Terapi bedah epilepsy
Stimulasi N.Vagus
Modifikasi tingkah laku
Relaksasi
Mengurangi dosis OAE
Kombinasi OAE

Penatalaksanaan
Kombinasi OAE yang dapat
digunakan pada SE refrakter:
Kombinasi OAE

Indikasi

Sodium valproate + etosuksimid

Bangkitan Lena

Karbamazepin + sodium valproate

Bangkitan Parsial Kompleks

Sodium valproate + Lamotrigin

Bangkitan Parsial/Bangkitan Umum

Topiramat + Lamotrigin

Bangkitan Parsial/Bangkitan Umum

Analisa Kasus

Analisa Kasus
Pasien datang ke UGD dan diberi diagnosa :

Kejang Demam Kompleks

Pada anamnesa, orangtua pasien mengatakan pasien demam dan


kejang sebanyak 7 kali. Kejang seluruh tubuh dan setiap kali kejang
berlangsung sekitar 10 menit.
Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit berat dengan kesadaran
somnolen.
Dikarenakan terjadi kejang lebih dari 1 kali dalam 24 jam, pasien dapat
didiagnosis sebagai kejang demam kompleks.

Analisa Kasus
Pasien memiliki faktor risiko yang cukup tinggi
untuk kejang demam karena ibu pasien memiliki
riwayat kejang demam saat usia 1 tahun.
Pada pasien dengan kejang demam, terapi
pertama yang diberikan adalah diazepam rektal.
Pada pasien ini, karena pasien masih kejang
selama sekitar 70 menit, diberikan fenitoin IV
dengan dosis 10-20 mg/kgBB dengan kecepatan
1 mg/kgBB/menit. Jika setelah evaluasi selama
5 menit pasien masih kejang, dapat dilakukan
transfer ke ICU atau PICU.

Analisa Kasus
Diagnosa akhir pasien :
Status Epileptikus
Setelah reanamnesis, orangtua pasien
mengatakan pasien tidak sadarkan diri di antara
7 kali kejang tersebut. Dikarenakan pasien tidak
sadarkan diri di antara kejang selama lebih dari
30 menit, pasien dapat didiagnosis sebagai
status epileptikus.

Kesimpulan

Kesimpulan
Pasien perempuan 10 bulan, datang ke RSAL Marinir Cilandak
dengan keluhan demam dan kejang 7 kali selama 10 menit
tiap kejang sejak 3 jam SMRS. Pada pemeriksaan tandatanda vital didapatkan suhu tinggi dan kesadaran somnolen.
Status generalis pasien dalam batas normal. Pada hasil
pemeriksaan darah rutin didapatkan leukositosis. Pada saat
rawat inap, pasien kejang total sebanyak 4 kali dengan 2 kali
kejang dibawah 24 jam. Pada pasien ditegakkan diagnosis
status epileptikus dengan masalah kejang demam kompleks,
atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang tersebut di atas.

Kesimpulan

Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad malam,


karena tingkat rekurensi kejang demam tinggi,
dikarenakan riwayat kejang demam dibawah usia 1
tahun dan riwayat kejang demam dalam keluarga dekat.
Dilakukan pemberian obat-obatan anti kejang, antibiotik
dan antipiretik serta vena seksi selama rawat inap. Hasil
pemeriksaan Darah Rutin, GDS, Ureum, Creatinine
pasien juga dalam batas normal. Dilakukan monitoring
KU, TTV dan tatalaksana yang sesuai. Pasien pulang
dari RSAL Marinir Cilandak pada 28 Agustus 2015.

Anda mungkin juga menyukai