Anda di halaman 1dari 31

FISIOLOGI SISTEM

PERTAHANAN TUBUH
TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

PENDAHULUAN





Sistem imun melindungi tubuh dari sel asing &


abnormal dan membersihkan debris sel.
Bakteri dan virus patogenik adalah sasaran
utama sistem imun.
Leukosit adalah sel-sel efektor.
Jaringan limfoid yang tersebar di seluruh tubuh
menyimpan, menghasilkan dan mengolah
limfosit.
Bersifat nonspesifik atau spesifik.

LEUKOSIT

Starr dan Taggart, 1998

Fungsi jaringan limfoid


Jaringan
limfoid

Fungsi

Sumsum
tulang

Asal sel darah


Tempat pematangan sel B

Nodus
lymph,
tonsil,
adenoid,
appendiks,
GALT

Memindahkan, menyimpan, menghasilkan


limfosit.
Limfosit resident menghasilkan antibodi dan
sel T sensitized yang dilepas ke limph.
Makrofag resident memindahkan mikroba &
debris lain dari limph.

Limpa

Memindahkan, menyimpan, menghasilkan


limfosit.
Limfosit resident menghasilkan antibodi dan
sel T sensitized yang dilepas ke darah.
Makrofag resident memindahkan mikroba &
debris lain dari darah.

Timus

Proses pematangan limfosit T


Sekresi hormon Timosin
4

RESPON IMUN NONSPESIFIK








Mencakup peradangan, interferon, sel natural killer,


sistem komplemen.
Peradangan melibatkan plasma dan fagosit.
Interferon menghambat multiplikasi virus.
Sel natural killer menghancurkan sel yang terinfeksi
virus dan sel kanker
Sistem komplemen mematikan MO sendiri atau
kerja sama dengan antibodi

PROSES PERADANGAN











Pertahanan oleh makrofag


Vasodilatasi lokal
Peningkatan permeabilitas kapiler
Edema lokal
Pembatasan daerah yang meradang
Emigrasi leukosit, terutama monosit dan neutrofil
Proliferasi leukosit
Destruksi bakteri
Sekresi mediator peradangan oleh fagosit
Perbaikan jaringan
6

Manifestasi inflamasi
(Sherwood, 2004)

Emigrasi leukosit

Mekanisme opsonin
(Sherwood, 2004)

Hubungan antara sistem kinin dan


neutrofil dalam respons inflamasi
(Sherwood, 2004)

10

Responsibilitas fagositosis
(Sherwood, 2004)

11

Mekanisme kegiatan interferon dalam


mencegah replikasi virus (Sherwood, 2004)

12

Fungsi interferon (Sherwood, 2004)

13

Membrane attack complex (MAC) yang


dibentuk sistem komplemen

14

RESPON IMUN SPESIFIK




Mencakup imunitas yang diperantarai antibodi


(limfosit B) dan imunitas yang diperantarai sel
(limfosit T).
Sel B berasal dari limfosit yang matang dan
berdiferensiasi di sumsum tulang, sedangkan sel T
berasal dari sumsum tulang tetapi matang di timus.
Sel B dan T matang berdiam di jaringan limfoid
perifer membentuk koloni.
Setelah masa kanak-kanak, sebagian besar limfosit
baru berasal dari jaringan limfoid perifer.
15

Limfosit B dan T (Sherwood, 2004)

16

LIMFOSIT B: IMUNITAS YANG


DIPERANTARAI ANTIBODI







Menurut aktifitas biologis, antibodi dikelompokkan:


IgM, IgG, IgE, IgA, IgD.
Antibodi menyebabkan destruksi antigen yang
melekat padanya secara spesifik dengan
memperkuat mekanisme pertahanan letal non
spesifik yang lain.
Setiap antigen merangsang klon limfosit B yang
berbeda untuk menghasilkan antibodi.
Imunitas aktif dihasilkan secara spontan, imunitas
pasif merupakan pinjaman.
Limfosit hanya berespon terhadap antigen yang
disajikan mereka oleh makrofag.
17

Struktur antibodi (Sherwood, 2004)

18

Kemampuan antibodi mengeliminasi


mikroba (Sherwood, 2004)

19

Teori seleksi klonal sel B


(Sherwood, 2004)

20

Perbedaan respons imun primer dan


sekunder (Sherwood, 2004)

21

Imunitas jangka panjang (Sherwood, 2004)

22

Interaksi sinergis antara makrofag, sel B,


dan sel T helper (Sherwood, 2004)

23

Perbedaan respons imun alami dengan


adaptif (Sherwood, 2004)

24

LIMFOSIT T: IMUNITAS YANG


DIPERANTARAI SEL



Sel-sel T harus berkontak langsung dengan sasaran.


3 subpopulasi sel T: Sel T sitotoksik, sel T penolong, sel T
penekan.
Major histocompatibility complex adalah kode untuk human
leucocyte-associated antigen yang terikat ke permukaan
membran dan khas setiap individu.
Surveilans imun: kerjasama sel T sitotoksik, sel Natural Killer,
makrofag, dan interferon.

25

Virus HIV menyerang sel T helper

26

Perbedaan limfosit B dan T

27

PENYAKIT IMUN
Penyakit defisiensi imun
 Reaksi alergi:
Hipersensitifitas tipe cepat: histamin, slow-reactive
substance of anaphylaxis (SRS-A)
Hipersensitifitas tipe lambat: diperantarai sel T
Kesembuhan: penyuntikan desensitisasi (allergy
shots).


28

Peran Ig E dan sel mast dalam reaksi


allergi/ hipersensitifitas

29

Perbedaan reaksi hipersensitifitas tipe


cepat dan lambat

30

Kulit sebagai pelindung eksternal tubuh


(Sherwood, 2004)

31

Anda mungkin juga menyukai