Anda di halaman 1dari 6

MEMBANGUN MASYARAKAT PROFESIONAL

BERBASIS AKHLAKUL KARIMAH

OLEH : KELOMPOK 4
1. Fakhay Yina Ridha
2. Fiqi Amalia
3. Frendy Egy Sagita

(11)
(12)
(13)

Kelas : TT-1B

POLITEKNIK NEGERI MALANG


Jalan Soekarno-Hatta No.9, PO.BOX 04 Malang 65141, Jawa Timur
Telp. (0341) 404424, 404425, Fax. (0341) 404420
Website : www.polinema.ac.id
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era sekarang ini, membentuk seseorang yang professional berakhlak baik (akhlakul
karimah) sangatlah susah. Banyak orang yang mempunyai sifat professional dalam arti ahli atau
terampil dalam melakukan pekerjaannya dan mempunyai jabatan yang tinggi di dalam
pekerjaannya tetapi tidak mempunyai sifat akhlakul karimah seperti tidak taat kepada Allah
SWT, orang tua, atau lingkungan sekitar.
Biasanya orang-orang professional imannya tergoyahkan oleh harta dan kenikmatan hidup,
sehingga mereka lupa akan bersyukur kepada Allah SWT dan melakukan tindakan-tindakan yang
tidak seharusnya dilakukan oleh orang yang professional. Contohnya koruptor, mereka
sebenarnya merupakan orang yang professional dalam pekerjaannya, namun mereka tergoda oleh
harta yang berlimpah sehingga mereka melakukan korupsi uang karena merasa tidak puas
terhadap hasil yang diperolehnya.
1.2 Tujuan
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4

Dapat memehami makna dari profesionalisme yang berakhlak


Untuk mengetahui ciri masyarakat profesional yang berakhlak
Untuk mengetahui bagaimana cara membentuk individu berakhlak
Dapat menerapkan akhlakul karimah dalam berbangsa dan benegara

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Profesional
Profesional adalah :
a. Orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian
atau keterampilan yang tinggi dan juga berpengaruh terhadap penampilan seseorang
dalam melakukan pekerjaan.
b. Profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas
rata-rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat tetapi di lain pihak
ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan
masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu
standar profesional yang tinggi bisa diharapkan akan terciptanya suatu kualitas
masyarakat yang semakin baik.

2.2 Pengertian Akhlakul karimah


Akhlak juga sering disebut dengan tingkah laku, perangai, budi pekerti.
Akhlak sebenarnya merupakan sifat dasar manusia yang telah ada pada diri manusia sejak ketika
dia lahir dan akan terus melekat pada jiwa manusia untuk mendorongnya melakukan tindakantindakan yang tidak melalui pertimbangan fikiran terlebih dahulu.
Jika sifat hatinya baik, maka yang muncul adalah akhlak yang baik (al-akhlaq al-karimah)
dan sebaliknya jika sifat hatinya tidak baik maka akan muncul akhlak yang buruk dalam
perilakunya (al-akhlaq al-mazmumah).
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf, serta berpalinglah
daripada orang-orang yang bodoh. (Al-Araaf: 199)
Seperti dalam kutipan arti dari ayat diatas, Allah Swt memerintahkan kita untuk
meninggalkan hal yang buruk dan lebih menekankan kita agar berbuat jujur dalam melakukan
pekerjaan.
Akhlakul Karimah atau Akhlaq al Karimah atau disebut juga akhlak islamiyah adalah
suatu sistem akhlak yang berpedoman kepada Al Qur'an dan Hadits. Dengan demikian kriteria

baikdan buruknya suatu perbuatan tidak lepas dari garis Al Qur'an dan Hadits. Jadi, Akhlakul
karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat terpuji.
2.3 Ciri masyarakat yang profesional yang berakhlak
a. Orang yang terampil, handal dan sangat bertanggung jawab dalam menjalankan amanah
profesinya.
b. Memberi makna dan manfaat yang maksimal bagi dirinya sendiri maupun organisasi atau
perusahaan dimana ia bekerja serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mencerminkan sikap dan jati diri tehadap profesinya dengan kesungguhan untuk
mendalami, menguasai, menerapkan dan bertanggungjawab atas profesinya
d. Memiliki sifat intelektual serta mencari dan mempertahankan kebenaran.
e. Mengutamakan dan mendahulukan pelayanan yang maksimal di atas imbalan jasa, tetapi
tidak berarti bahwa jasanya diberikan tanpa imbalan.
2.4 Usaha mewujudkan mayarakat profesional berbasis akhlakul karimah
Sumber Daya Manusia suatu bangsa dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial,
keterampilan teknis, sikap kewirausahaan, dan kemampuan lain yang dipersyaratkan untuk
bersaing sekaligus bermitra antar bangsa. Dalam proses beiajar mengajar, guru menempati posisi
penting dan penentu berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu proses pembelajaran. Sekalipun
proses pembelajaran telah menggunakan berbagai model pendekatan dan metode yang lebih
memberi peluang siswa aktif. Guru dituntut untuk berjiwa muda yang dapat menyelami gejolak
perasaan serta liku-liku hidup generasi muda dan juga harus mempunyai daya tarik agar dapat
mendekati dan didekati oleh siswa.
Masing-masing manusia telah dibekali oleh Allah Swt. dengan berbagai kemampuan, baik
kemampuan untuk berpikir maupun kemampuan untuk berbuat atau bekerja juga kemampuan
untuk selalu dan tetap beribadah kepada-Nya. Kemampuan-kemapuan inilah yang pada akhirnya
dapat mengisi aktivitas. Bentuk kerja keras yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
meliputi berbagai bidang kehidupan.
Seperti yang tertera pada surat at-taubah ayat 105




Artinya : Dan katakanlah: `Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan`.(QS. 9:105)
Dengan niatdan budi pekerti yang baik seorang muslim dalam bekerja memiliki tujuan,
karena memiliki tujuan maka kerja penuh semangat, penuh perhitungan, dan perencanaan dengan
berpijak pada tauhid.
Karena itu, sebagai siswa didik harus diajarkan untuk dapat bekerja keras, ulet dalam
meraih cita-cita dengan melalui belajar yang giat pada semua mata pelajaran yang dipelajari.
Jangan bermalas-malasan dalam belajar, dalam mencari nafkah, meniti karir dalam bidang yang
ditekuni, mengurus keluarga, mengurus masalah sosial, dan lain sebagainya.
Masyarakat harus mulai belajar berubah dan mengubah diri seperti; dari sebuah
masyarakat yang menekankan rasa, menjadi masyarakat yang lebih menghargai rasio, dari
sebuah masyarakat yang amat menekankan prestise, menjadi masyarakat yang ulet dan gigih
mengejar prestasi, dan menghargainya, dari sebuah masyarakat yang amat menekankan tenggang
rasa, menjadi masyarakat yang kian mendorong orang untuk berpikir bebas, dari masyarakat
yang cenderung santai, menjadi masyarakat yang gigih, ulet, tekun dan mencintai kerja keras,
dari masyarakat yang amat menekankan konformisme, menjadi masyarakat yang membuka
ruang semangat persaingan kehidupan yang sehat. Suatu masyarakat ilmiah dan sikap ilmiah
hanya dapat bertumbuh didalam suatu masyarakat yang menjamin kebebasan ilmiah, artinya;
mencintai kebenaran, mencari kebenaran, mengatakan kebenaran dan melakukan kebenaran.
Itulah satu-satunya yang memungkinkan kita untuk mampu dan dapat hadir dalam masyarakat
ilmiah dan masyarakat professional. Insyallah kedepan bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa
yang tangguh dalam segala bidang dikawasan Asiaamin

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akhlak adalah sebagai penentu kemuliaan seseorang dan juga sebagai penentu
kemuliaan sebuah komunitas bangsa. Kemuliaan dan kehormatan bangsa banyak ditentukan
oleh pelaksanaan akhlak di dalamnya. Semakin mulia seseorang, semakin baik akhlaknya,
dan akhlak juga sebagai ukuran kualitas ketakwaan seseorang.
Dalam proses pembangunan bangsa diperlukan masyarakat professional yang berbasis
akhlakul karimah. Dengan niatdan budi pekerti yang baik seorang muslim dalam bekerja
memiliki tujuan, karena memiliki tujuan maka kerja penuh semangat, penuh perhitungan, dan
perencanaan dengan berpijak pada tauhid.
3.2 Saran
1) Kita harus senantiasa berbuat baik dan menjaga akhlak kita dimanapun berada, karena
setiap perbuatan manusia, baik secara individu maupun interaksi sosial tidak bisa
terlepas dari pengawasan Allah SWT.
2) Kita telah diwajibkan oleh Allah untuk beribadah dan menyembah kepadanya sebagai
bentuk ketaatan serta pengakuan kita akan keesaan Allah SWT, karena itu kita harus
selalu berusaha untuk beribadah kepada Allah dengan khusuk dan penuh kerendahan
3) Kita harus mampu menjaga perilaku dan tingkah laku kita melalui akhlak yang baik
untuk diri kita sendiri seperti ridha atas musibah yang dihadapi, bersikap adil antara
hak dan kewajiban serta menanamkan rasa syukur pada diri kita atas nikmat yang kita
miliki.
4) Kita dianjurkan untuk berbakti kepada kedua orang tua kita. Berbuat baik kepada

orang tua dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan seperti menyayangi dan


mencintai keduanya sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan
lemah lembut, menaati apa yang diperintahkan oleh mereka, meringankan beban,
serta menyantuni mereka ketika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Selain itu,
kita dapat mendoakan dan meminta ampunan untuk mereka serta meneruskan tali
silaturahmi dengan sahabat-sahabat mereka ketika mereka telah meninggal dunia.

Anda mungkin juga menyukai