PEMBUKAAN
A. PENDAHULUAN
Teori permesinana adalah bagian dari teori pemesinan yang
mempelajari tentang proses kerja mesin-mesin perkakas/ mesin produksi.
Dimana mesin-mesin perkakas ini memiliki banyak jenis mesin seperti
mesin bubut, mesin sekrap, mesin bor/drill/gurdi, mesin gerinda, dan
mesin gergaji. Pada makalah ini akan membahas tentang mesin bor.
Proses pengeboran sebenarnya memiliki makana yaitu perluasan
lubang yang biasa dilakukan dengan batang bor yang tidak hanya
dilakukan pada mesin bor tetapi bisa dilakukan di mesin bubut maupun
mesin frais. Sedangkan proses pembuatan lubang tepatnya disebut dengan
proses gurdi. Terlepas dari perbedaan arti diatas. Proses gurdi atau bor
intinya adalah pembuatan lubang silindirs dengan menggunakan bor spiral
yang dimana benda yang dikerjakan pejal maupun sedikit lunak.
Pembuatan lubang dengan menggunakan bor spiral ini merupakan suatu
proses pengikisan dengan daya penyerpihan yang tinggi. Jika terhadap
benda kerja itu dituntut kepresisian yang tinggi, maka diperlukan
pengerjaan lanjutan dengan pembenam atau penggerak.
Pada proses pengeboran ini, beram yang dihasilkan harus keluar
melalui alur helix pahat bor ke luar lubang yang dibor. Karena ujung mata
bor terbenam pada benda yang dibor maka proses pendinginan sulit, maka
biasanya pendinginannya perlu diberikan cairan pendingin ketika
mengebor/ disemprotkan pada saat proses pengeboran tepat pada
pelubangan dengan mesin bor agar mata bor tidak patah.
Oleh karena itu pada makalah ini akan menjelaskan pengetahuan
yang harus dimiliki kusunya ada mesin bor agar mampu melaksanakan
proses pengeboran dengan baik dan benar.
B. TUJUAN
Selain sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Teori Permesinan,
tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan mesin bor kepada
para pendengar dan menciptakan diskusi.
2. Menambah wawasan dan landasan teori sebelum praktik menggunakan
mesin bor, sehingga terhindar dari kecelakaan dan kesalahan dalam
pengoprasian.
BAB 2
1
PEMBAHASAN
A. MESIN BOR
1. Mesin Bor
Bor adalah sebuah pahat pemotong yang ujungnya berputar dan
memiliki satu atau beberapa sisi potong dan galur yang berhubungan
continue disepanjang badan bor. Galur ini, yang dapat lurus atau helix,
disediakan untuk memungkinkannya lewatnya serpihan atau fluida
pemotong. Meskipun bor pada umumnya memiliki dua galur, tetapi
mungkin juga digunakan tiga atau empat galur, maka gurdi kemudian
dikenal sebagai pengeboran inti. Pengeboran semacam ini tidak
dipakai untuk memulai sebuah lubang, melainkan untuk meluaskan
lubang atau menyesuaikan lubang yang telah dibor atau diberi inti.
Mesin yang digunakan untuk melakukan proses pengeboran adalah
Mesin Bor/Drilling Machine/Mesin Gurdi.
Gb. 1 Pengeboran
2. Bagian-bagian mesin bor
1.Base (Dudukan )
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor.
Base terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut.
Pemasangannya harus kuat karena akan mempengaruhi keakuratan
pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.
2.Column (Tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagianbagian yang digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk
silinder yang mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari
meja kerja.
3.Table (Meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan
di bor. Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk
mengakomodasi ketinggian pekerjaan yang berbeda atau bisa berputar
ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada ujung yang melekat
2
Gb. 7 Perkakas Mesin Bor; (a) ragum, (b) klem set, (c) landasan
(block parallel), (d) pencekam mata bor, (e) cekam bor pengencangan
dengan tagan dan kunci, (f) sarung pengurang, (g) pasak pembuka,
dan (h) boring head.
a. Ragum
Ragum untuk Mesin Gurdi digunakan untuk mencekam benda
kerja pada saat akan di bor.
b. Klem set
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Gb. 8 Perkakas Mesin Bor Mata Bor; (a) bor spiral, (b) mata bor
pemotong lurus, (c) mata bor untuk lubang yang dalam, (d) mata bor
skop, dan (e) mata bor stelit
C. JENIS MATA BOR
Ada beberapa jenis mata bor untuk jenis pekerjaan yang berbeda.
Bahan benda kerja dapat juga mempengaruhi jenis dari mata bor yang
digunakan. Bentuk beberapa mata bor khusus untuk pengerjaan tertentu
ditunjukkan pada Gambar berikut.
3. Mata bor kerja berat (heavy-duty drills) : mata bor yang digunakan
untuk menahan tegangan yang tinggi dengan cara menebalkan bagian
web.
4. Mata bor tangan kiri (left hand drills) : mata bor standar dapat
dibuat juga untuk mata bor kiri. Digunakan pada pembuatan lubang
jamak yang mana bagian kepala Mesin Bor didesain dengan sederhana
yang memungkinkan berputar berlawanan arah.
5. Mata bor dengan sisi sayat lurus (straight flute drills) adalah
bentuk ekstrim dari mata bor helix kecil, digunakan untuk membuat
lubang pada kuningan dan plat.
6. Mata bor poros engkol (crankshaft drills) : mata bor yang didesain
khusus untuk mengerjakan poros engkol, sangat menguntungkan
untuk membuat lubang dalam pada material yang ulet. Memiliki web
yang tebal dan sudut helix yang kadang-kadang lebih besar dari
ukuran normal. Mata bor ini adalah mata bor khusus yang banyak
digunakan secara luas dan menjadi mata bor standar.
7. Mata bor panjang (extension drills) : mata bor ini memiliki
batang/shank yang panjang yang telah ditemper, digunakan untuk
membuat lubang pada permukaan yang secara normal tidak akan
dapat dijangkau.
8. Mata bor ekstra panjang (extra-length drills) : mata bor dengan
badan pahat yang panjang, untuk membuat lubang yang dalam.
9. Mata bor bertingkat (step drills) : satu atau dua buah diamater mata
bor dibuat pada satu batang untuk membuat lubang dengan diameter
bertingkat.
10. Mata bor ganda (subland drills) : fungsinya sama dengan mata bor
bertingkat. Mata bor ini terlihat seperti dua buah mata bor pada satu
batang.
11. Mata bor solid carbide : untuk membuat lubang kecil pada material
paduan ringan, dan material bukan logam, bentuknya bisa sama
dengan mata bor standar. Proses pembuatan lubang dengan mata bor
ini tidak boleh ada beban kejut, karena bahan carbide mudah pecah.
12. Mata bor dengan sisipan karbida (carbide tipped drills) : sisipan
karbida digunakan untuk mencegah terjadinya keausan karena
kecepatan potong yang tinggi. Sudut helix yang lebih kecil dan web
yang tipis diterapkan untuk meningkatkan kekakuan mata bor ini,
yang menjaga keawetan karbida. Mata bor ini digunakan untuk
material yang keras, atau material non logam yang abrasif.
13. Mata bor dengan lubang minyak (oil hole drills) : lubang kecil di
dalam bilah pahat bor dapat digunakan untuk mengalirkan minyak
pelumas/pendingin bertekanan ke ujung mata bor. Mata bor ini
digunakan untuk membuat lubang dalam pada material yang liat.
9
14. Mata bor rata (flat drills) : batang lurus dan rata dapat digerinda
ujungnya membentuk ujung mata bor. Hal tersebut akan memberikan
ruang yang besar bagi beram tanpa bagian helix. Mata bor ini
digunakan untuk membuat lubang pada jalan kereta api.
15. Mata bor dengan tiga atau empat sisi potong : mata bor ini
digunakan untuk memperbesar lubang yang telah dibuat sebelumnya
(dengan mata bor atau di-punch). Mata bor ini digunakan karena
memiliki produktivitas, akurasi, dan kualitas permukaan yang lebih
bagus dari pada mata bor standar pada pengerjaan yang sama.
16. Bor senter (center drill) : merupakan kombinasi mata bor dan
countersink yang sangat baik digunakan untuk membuat lubang senter
10
11
12
dan dagu penjepit lebih awet. Bor dengan gagang segi empat digunakan
untuk Mesin Bor tangan (uliran bor, palang bor dan sebagainya).
13
14
v=
dn
1000
; m/menit
15
; mm/put
3. Kedalaman potong :
a=
d
2
; mm/put
16
z=
d 2 2 fn
4 1000
5. Waktu Pemotongan:
t c=
lt
2 fn
; cm3/min
; min
G. LANGKAH-LANGKAH PENGEBORAN
1. Menentukan RPM (Rotasi Per Menit) yang akan digunakan pada proses
pengeboran. Rpm sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Diameter twist drill yang akan digunakan.
Semakin besar diameter twist drill maka Rpm nya akan semakin
lambat.
2) Material benda kerja yang di bor
Material benda yang memiliki kekerasan yang tinggi maka Rpm nya
juga akan lebih pelan dibandingkan material yang lunak. Dalam
permesinan sendiri dikenal istilah kecepatan potong, kecepatan ini
dipengaruhi oleh material benda kerja dan digunakan untuk
menentukan Rpm. Contoh tabel kecepatan potong
Gb. 21 Nc Drill
4. Membuat lubang dengan twist drill
Setelah dibuat lubang awalan, buat lubang dengan twist drill baik
tembus maupun tidak tembus. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat lubang:
1) Pencekaman twist drill tidak boleh terlalu panjang karena akan
rawan patah akibat dari momen yang besar.
2) Langkah pengeboran tidak terlalu cepat tapi kontinyu. Pengeboran
yang baik ditandai dengan keluarnya chip/tatal dengan mudah dan
tatal yang dihasilkan bersambung
3) Twist drill yang berhenti berputar saat pengeboran tembus, agar drill
tidak menancap pada benda kerja dilakukan gerakan naik turun saat
lubang hampir tembus.
4) Pengeboran dengan diameter besar tidak bisa langsung seketika jadi.
Proses pembuatan lubang bertahap dengan selisih diameter 3-5 mm.
Misalnya jika hendak membuat lubang diameter 10 mm, diawali
dengan NC Drill, kemudian Twist drill diameter 5, kemudian 8, dan
baru dengan diameter 10. Hal ini bertujuan untuk memperingan kerja
dari Twist drill.
5. Deburring lubang atau champer lubang
Pada lubang hasil pengeboran biasanya terdapat sisi tajam yang
terdapat pada ujung lubang. Hal ini dapat dihilangkan dengan proses
deburring dengan alat potong countersink. Countersink ini juga dapat
membuat champer pada lubang yang hendak di proses taping. Rpm
pada proses countersink ini lebih jauh rendah dari proses twist drill
akibat dari banyaknya sisi potong pada countersink.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori Permesinan adalah bagian dari Teori Mesin yang
mempelajari jenis-jenis mesin perkakas.Mesin bor merupakan salah
satunya dari jenis mesin perkakas yang ada. Mesin bor adalah sebuah
pahat pemotong yang ujungnya berputar dan memiliki satu atau beberapa
sisi potong dan galur yang berhubungan continue disepanjang badan bor.
Mesin bor memiliki komponen-komponen yang menempel pada mesin bor
itu sendiri yang gunanya untuk mengoprasikan mesin bor. Selain dari
komponen mesin bor itu sendiri, mesin bor dibantu dengan perkakasperkakas mesin bor untuk mempermudah dan mendukung pengerjaan
benda kerja agar hasilnya baik. Dan untuk masing-masing benda kerja kita
harus mampu menetukan mesin bor yang cocok serta mata bor yang
cocok. Hal-hal diatas termasuk dalam tahap perencanaan proses
pengeboran. Lalu untuk melaksanakan proses pengeboran maka seorang
operator harus mampu dan paham mengenai langkah-langkah proses
pengeboran beserta elemen dasar pengeboran yang digunkan sebagai
bahan perhitungan matematis yang menjadi acuan dalam menetukan
kecepatan, kedalaman pengeboran dan yang lainnya.
B. DAFTAR PUSTAKA
Widarto, B Sentot Wijanarka, Sutopo, Paryanto.2006. Teknik Permesinan
untuk SMK. Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Jakarta : Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Mesin Industri: Mesin Bor (Drill Machine)
http://blogkegalih.blogspot.co.id/p/blog-page_7859.html Diakses 26
Oktober 2015 jam 22:00 WIB
19