Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Sidang Sarjana Muda
Program Studi Strata Satu
Leonita Sabrina
21121159
ABSTRAK
ABSTRACT
Tuberculosis (TB) is an infectious disease which caused by Mycobacterium
tuberculosis. The most common medications to treat TB is used of anti-tuberculosis drug.
Isoniazid (INH) is one of the bactericidal first-line anti-tuberculosis drug with mechanism of
action inhibits acid mycolic biosynthesis as a component of the M. tuberculosiss cell wall.
Failure treatment can caused resistance to anti-tuberculosis drug. Resistance due to changes
in the genetic material or commonly called mutations. This literature review aims to map
patterns of genetic mutations in M. tuberculosis that is resistant to INH and also determine
the effect of different countries to changes in patterns of genetic mutations. M. tuberculosis
mutations that cause resistance to INH occurs in the gene katG and InhA promoter region.
Country differences affect changes in the pattern of genetic mutations. The highest frequency
of mutations of katG315 is in South East Asia (78.4%) and the highest frequency of mutations
of InhA-15 is in Portugal (94%). The common changes in patterns of genetic mutations of
katG315 is the change serine to threonine (AGCACC) (55.30%-93.40%).
Keywords : M. tuberculosis, INH, katG315, inhA-15
PENDAHULUAN
Penyakit
tuberkulosis
(TB)
merupakan masalah kesehatan dunia yang
menempati peringkat kedua penyebab
kematian terbanyak karena infeksi bakteri
(WHO, 2012). WHO memperkirakan
terdapat sembilan juta kasus yang
diantaranya terdapat 1,5 juta kematian.
(WHO, 2013). Tahun 2012 diperkirakan
masih terdapat 130.000 kasus TB yang ada
di Indonesia tetapi belum terlaporkan.
(Dirjen PP dan PL, 2014)
TB merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh Mycrobacterium
Tuberculosis. Mycrobacterium merupakan
bakteri tahan asam (BTA) dengan
pertumbuhan sangat lambat. BTA ini dapat
dibunuh
dengan
penggunaan
obat
golongan antibiotik yang termasuk
kedalam obat anti tuberkulosis (OAT).
(Departemen Farmakologi dan Terapeutik
FK UI, 2007)
Upaya pengobatan TB dengan cara
pemberian OAT seperti isoniazid (INH),
rifampisin (RIF), pirazinamid (PZA),
streptomisin (STR), etambutol (EMB), dan
lain-lain. Pengkonsumsian OAT ini perlu
dilakukan secara teratur setiap hari selama
minimal 6 bulan agar pasien dapat sembuh
dan mencegah terjadinya kekambuhan atau
penularan. (Dirjen PP dan PL, 2014)
Permasalahan yang sering terjadi
adalah kegagalan pengobatan akibat
kelalaian pasien yang mengkomsumsi
OAT secara tidak teratur ataupun pasien
yang putus berobat (lost to follow-up). Hal
ini mengakibatkan terjadinya mutasi pada
M. tuberculosis sehingga menimbulkan
resistensi terhadap OAT dimana OAT
sudah tidak lagi mampu membunuh M.
tuberculosis. (Dirjen PP dan PL, 2014)
Ada beberapa jenis resistensi yaitu,
monoresistant (TB-MN), polyresistant,
Multidrug Resistant (TB-MDR), dan
Extensively Drug Resistant (TB-XDR).
TB-MDR merupakan resistensi terhadap
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis (TB)
TB merupakan penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh M.
tuberculosis. M. Tuberculosis termasuk
bakteri gram positif, berbentuk batang,
dinding selnya mengandung komplek
lipida-glikolipida serta lilin (wax) yang
sulit ditembus zat kimia. (Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005). M.
tuberculosis akan cepat mati di bawah
sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup pada tempat yang gelap
dan lembab. M. tuberculosis yang berada
dalam jaringan tubuh dapat berubah
menjadi
bentuk
inaktif/dormant.
(Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik, 2005)
Sumber penularan berasal dari
penderita TB aktif (BTA positif). Ketika
batuk atau bersin, penderita menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan
dahak).
Droplet
yang
mengandung kuman dapat bertahan di
udara pada suhu kamar selama beberapa
jam. Manusia dapat terinfeksi bila droplet
tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan. (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik, 2005)
M. tuberculosis yang masuk
melalui
saluran
pernapasan
dapat
menyebar dari paru ke bagian tubuh
lainnya. Penyebaran ini melalui saluran
peredaran darah, pembuluh limfe, saluran
napas. Hal ini beresiko menimbulkan
komplikasi lainnya, seperti hemoptysis
berat, bronkietaksis, pneumotorak, dan
insufisiensi kardio pulmoner. (Direktorat
(Drug
PEMBAHASAN
INH dalam tubuh masih berbentuk
prodrug yang harus diaktivasi sebelum
dapat memberikan efek farmakologis. INH
masuk ke dalam sel M. tuberculosis lewat
Unisa,
2014
Goncalves,
2012
Machado
, 2013
316
0.40%
inhA
promoto
r
region
-15
19.20%
-8
1.30%
-47
0.40%
katG
315
66%
katG
315
55%
inhA
promoto
r
region
-15
25%
katG
315
6%
inhA
promoto
r
region
India
Brazil
-15
94%
Portug
al
91%;
Nukleoti
da
ACC/T
Goncalves,
2012
Seifert,
2015
AAC/N
AGA/R
CGC/R
ACG/T
ACC/T
ACA/T
AAC/A
ATC/I
Unisa,
2014
%
91.00%
3.00%
3.00%
2%
1.50%
93.40%
1.60%
3.60%
0.50%
ACC/T
55.30%
AAC/N
7.02%
ATC/I
CGC/R
2.34%
1.17%
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian pustaka,
perbedaan
negara
mempengaruhi
perubahan pola mutasi genetik. Frekuensi
mutasi katG tertinggi terletak pada kodon
315 di South East Asia (78.4%) dan
frekuensi mutasi inhA promotor region
tertinggi terletak pada daerah -15 di
Portugal (94%). Mutasi katG315 terbanyak
DAFTAR PUSTAKA
Arisan, S., et al. (2003). Polymerase Chain
Reaction is a Good Diagnostic Tool for
Mycobacterium tuberculosis in Urine
Samples. Journal of Cell and Molecular
Biology 2, 99-103.
Chiang, et al. (2010). Drug resistant
tuberculosis: past, present, future.
Respirology.
Deniariasih, et al. (n.d.). Optimasi PCR
(Polymerase Chain Reaction) Fragmen
724 Pb Gen KatG Multi Drug Resistance
Tuberculosis
untuk
Meningkatkan
Produk Amplifikasi. Jurusan Farmasi
Fakultas
Matematika
Dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
Universitas
Udayana.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik
FK UI. (2007). Farmakologi dan Terapi
Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi FK
UI.