Anda di halaman 1dari 70

PENGANTAR LUMPUR

PENGEBORAN (Drilling Fluid)

Outline

Mengenali komponen-komponen dari lumpur


pengeboran

Fasa cair
Reactive solids
Inert solids
Fasa kimia

Memahami fungsi lumpur pengeboran


Memahami rheology lumpur pengeboran
Memahami sifat-sifat kimia lumpur pengeboran

DEFINISI FLUIDA BOR


Fluida Bor adalah fluida yang digunakan untuk
membantu kelancaran dalam mengebor batuan
Karena sering menggunakan bahan tambahan (additive)
yang berbeda-beda maka sering dikenal sebagai Lumpur
Pengeboran
Fluida bor secara umum terdiri dari suspensi padat yang
dirubah menjadi fasa cair.

FUNGSI DRILLING FLUID


1. Mendinginkan, melicinkan dan
mendukung Mata Bor & peralatan bor
dalam lubang
2. Mengangkat Cutting
3. Mengisi celah-celah dinding bor dari
formasi batuan (Seal permeable
formations)

4. Mengontrol tekanan formasi

FUNGSI DRILLING FLUID


6. Menjaga stabilitas dinding sumur
7. Meminimalkan Kerusakan formasi batuan
8. Mentransmisikan energi hidrolik kepada peralatan
di dalam lubang sumur
9. Media pelaksanaan logging sumur (evaluasi
formasi)
10. Mengontrol korosi (dalam batas-batas tertentu)
11. Membantu proses penyemenan dan penyelesaian
sumur

Fungsi spesifik Lumpur Bor

Mengangkat cutting ke permukaan. Hal ini


dipengaruhi oleh

Kecepatan fluida di annulus (umumnya kecepatan 100-120


fpm sudah cukup)
Kapasitas untuk menahan fluida yang merupakan fungsi dari
densitas, aliran, dan viskositas.

Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string

Panas dapat timbul karena gesekan bit dan drill string


dengan formasi.
Karena konduktivitas formasi kecil, panas ini tidak cepat
hilang sehingga perlu didinginkan oleh lumpur.

Mengontrol Tekanan Formasi

Mengatasi Lost Circulation

Mengurangi Gesekan Rod Dinding


Lubang Bor

Komponen Lumpur pengeboran


Pada mulanya orang hanya menggunakan air saja untuk
mengangkat serpih pengeboran. Lalu dengan berkembangngnya
pengeboran, lumpur mulai digunakan. Untuk memperbaiki
sifat-sifat lumpur, zat-zat kimia ditambahkan dan akhirnya
digunakan pula udara dan gas untuk pengeboran walaupun
tetap bertahan.
Secara umum lumpur pengeboran dapat dipandang mempunyai
empat komponen atau fasa:
a. Fasa cair (air atau minyak)
b. Reactive solids, yaitu padatan yang bereaksi dengan air
membentuk koloid (clay)
c. Inert solids (zat padat yang tidak bereaksi)
d. Fasa kimia

Komponen Lumpur pengeboran

Fasa Cair

Minyak atau air (tawar atau asin)


75% lumpur pengeboran menggunakan air
Apabila kandungan minyak dalam fasa cair lebih dari 95%,
maka lumpur disebut oil based
Apabila kandungan minyaknya 50-70% dalam fasa kontinue,
lumpur disebut invert-emulsion.

Reactive Solids

Clay air tawar (Bentonite) atau clay air asin (attapulgite)


Jumlah barrel lumpur yang dapat dihasilkan dari satu ton
clay agas viskositas lumpur 15 cp disebut yield.
Bentonite rata-rata memiliki yield 100.

Komponen Lumpur pengeboran

Inert Solids
Barite (BaSO4) atau galena (bijih besi)
untuk menaikkan densitas lumpur.
Berasal juga dari formasi yang dibor dan
terbawa lumpur. Padatan ini perlu
dibuang secepat mungkin karena dapat
menyebabkan abrasi dan kerusakan
pompa dll)

Komponen Lumpur Pengeboran


Fasa

Kimia

Digunakan untuk mengontrol sifat-sifat


lumpur seperti dispersi, flokulasi,
menurunkan viskositas, mengurangi
water loss
Contoh zat yang digunakan untuk
menurunkan viskositas adalah surfactant
Contoh zat yang menaikkan viscositas
adalah CMC, Starch, dan beberapa
senyawa polymer

Komponen Lumpur Pengeboran


Bentonit/polimer

Sifat-sifat Lumpur Bor

Peningkatan Densitas Lumpur material dalam


lumpur yang tidak diinginkan dapat dihilangkan
dengan:
a)
b)
c)
d)

Shale shaker: membersihkan lumpur dari cutting yang


berukuran besar.
Degasser: membersihkan lumpur dari gas yang masuk.
Desander: membersihkan lumpur dari padatan kecil
yang lolos dari shale shaker.
Desilter: sama dengan desander, tetapi untuk padatan
yang lebih kecil.

Sifat-sifat Lumpur Bor


Viskositas

dan Gel Strength

Sifat gel dari lumpur sangat berguna


pada saat round trip
Berdasarkan kelakuan viskositas-nya,
fluida dibagi menjadi 4 kategori, yaitu
Newtonian, Bingham-plastic, Power Law
dan Modified Power Law.
Fluida Newtonian memiliki viskositas
yang konstan, tidak tergantung dari
shear rate (dipengaruhi oleh laju alir)

Daya Alir (Rheologi) Lumpur


Viskositas plastik: bagian dari resistensi
untuk mengalir yang disebabkan oleh friksi
mekanik.
Yield Point: bagian dari resistensi untuk
mengalir oleh gaya tarik-menarik antar
partikel dalam kondisi dinamis.
Gel Strength: bagian dari resistensi untuk
mengalir oleh gaya tarik-menarik antar
partikel dalam kondisi statis.

Sifat-sifat Lumpur Bor

Filtrasi dan Mud Cake

Ketika terjadi kontak antara lumpur pengeboran


dengan batuan berpori, batuan tersebut akan
bertindak sebagai saringan yang memungkinkan fluida
an partikel kecil melewatinya.
Fluida yang hilang ke dalam batuan disebut filtrate.
Lapisan yang dibentuk oleh partikel yang tertahan di
dinding lubang bor disebut mud cake.
Proses filtrasi terjadi jika tekanan di lubang bor lebih
besar dari tekanan formasi.
Proses filtrasi dibedakan menjadi dua: static filtration
dan dynamic filtration.

Sifat-sifat Lumpur Bor


Filtrasi

dan Mud Cake (continued)


Mud cake yang tipis merupakan
bantalan yang baik antara pipa
pengeboran dan dinding lubang bor.
Mud cake yang tebal akan menjepit
pipa pengeboran sehingga sulit
diangkat dan diputar.
Filtrate yang banyak akan
menimbulkan formation damage.

Sifat Lumpur pada P dan T yang Tinggi


Temperatur yang tinggi dapat mengurangi
efektivitas aditif yang ditambahkan untuk
membentuk sifat lumpur, sehingga dapat
menimbulkan masalah dalam kecepatan
pengeboran, bit dan hole cleaning, kestabilan
lubang bor dan lainnya.
Temperatur tinggi dapat menyebabkan lumpur
menjadi encer, sehingga viskositas plastisnya
berkurang.

Analisa Kimia Lumpur pengeboran


Analisa alkalinitas (keasaman).
Analisa kesadahan (ion Ca dan Mg).
Analisa ion Chlor (sehubungan dengan
kontaminasi oleh NaCl).
Analisa ion Calcium (kontaminasi oleh
gypsum yang dapat mempengaruhi sifat
water loss dan gel strength).
Analisa ion Besi (indikasi korosi).

Sifat-sifat Lumpur Bor

Kemampuan lumpur untuk melumasi bagian alatalat pengeboran yang saling bersinggungan atau
bergesekan pada saat pengeboran berlangsung.
Gesekan yang dapat terjadi:
Metal-to-metal: antara drill string dan casing
Metal-to-mineral: antara drill string dengan
dinding bor
Mineral-to-mineral
Sifat pelumasan diperlukan untuk:

memperpanjang umur peralatan (bit, casing, dll)


Menurunkan torsi, drag dan side-wall sticking

Kontaminasi Lumpur pengeboran


Kontaminasi Sodium Chlorida

Terjadi jika menembus kubah garam, lapisan garam atau lapisan dengan
air salinitas tinggi.
Dapat mengubah viskositas, yield point, gel strength dan pH

Kontaminas Gypsum

Terjadi saat menembus gypsum atau shale dan limestones yang


mengandung gypsum.
Dapat mengubah viskositas, yield point, gel strength dan fluid loss

Kontaminasi Semen

Terjadi karena penyemenan yang kurang sempurna


Dapat mengubah viskositas, yield point, gel strength, pH dan fluid loss

Kontaminasi lainnya: Carbon-dioxide, Hydrogen Sulfide, dan


Oxigen

Pengeluaran padatan dari lumpur


dgn Hydrocyclone

Jenis-Jenis Lumpur Bor


Fresh

Water Muds
Salt Water Muds
Oil-in-Water Emulsion Muds
Oil Base and Oil Base Emulsion
Muds
Gaseous Drilling Fluids

Klasifikasi Lumpur Bor

JENIS-JENIS FLUIDA PENGEBORAN


Terdapat 3 (tiga) kategori fluida pengeboran, yaitu:

1. Water-Based Muds (WBM dispersi dan nondispersi), paling umum digunakan.

a) Terdiri dari bahan dasar yaitu Air---Lempung Zat Kimia lain -


diaduk hingga menjadi homogen.
b) Lempung (sebagai batuan disebut serpih ~ shale) yang paling
sering digunakan adalah Bentonit
c) Dalam pengeboran minyak sering disebut sebagai gel.
d) Zat kimia aditif (misl. potassium formate) yang ditambahkan ke
dalam sistem WBM diharapkan dapat memberikan dampak
kepada:

Pengendalian kekentalan .
Shale stability.
Meningkatkan kecepatan penembusan (drilling rate).
Mendinginkan dan melicinkan perlatan bor.

KANDUNGAN WBM
Liquid water, karena sifatnya sebagai fasa yang
kontinu dan digunakan untuk mendapatkan kondisi
kekentalan awal (initial viscousity).
Fraksi Reaktif untuk meningkatkan kekentalan.
Fraksi Inert untuk meningkatkan berat jenis lumpur.
Zat Kimia Aditif untuk menjaga sifat-sifat lumpur.

WBM
WBM umumnya mengandung Bentonite clay (gel), dengan
bahan additive:
1. Barium sulfate (barite),
2. Calcium carbonate (chalk) atau hematite.
3. Bahan pengental lain, seperti: glycol,
carboxymethylcellulose dan starch.
4. Deflocculant biasanya ditambahkan untuk mengurangi
viskositas clay-based muds;

Anionic polyelectrolytes (tannic acid derivates such as


Quebracho)
Red mud (Quebracho-based mixture), adalah istilah untuk
warna merah pada asam/garam tannic;
Saat ini yang populer digunakan adalah lignosulfonates.

2. OIL BASE MUD (OBM)


Oil-Based Mud (OBM), dapat berupa lumpur
di mana base fluid-nya berasal dari turunan
produk hidrokarbon seperti Minyak Diesel.
Penggunaan OBM dapat disebabkan karena
beberapa alasan, seperti:
Untuk meningkatkan lubrikasi
Meningkatkan ikatan lempung

OBM juga lebih tahan terhadap panas, tanpa


menguraikan sifat lumpur.

3. GASEOUS DRILLING FLUID

Udara: Udara dimampatkan dan dipompa ke dalam


lubang melalui annulus atau melalui drill string.
Udara/Air: Hampir sama seperti di atas, di mana air
ditambahkan untuk menambah viskositas, untuk
membersihkan lubang, agar didapatkan pendinginan
dan/atau untuk mengontrol debu.
Udara/Polimer: Adalah formulasi khusus secara
kimiawi, seringnya berupa jenis polimer tertentu
yang ditambahkan ke dalam air + udara, dicampur
sedemikian rupa agar didapatkan kondisi khusus.
Polimer yang umum digunakan adalah busa.

Synthetic-based fluid (SBM)


SBM adalah lumpur di mana base fluid-nya
berbahan dasar Minyak Sintetik. SBM paling banyak
digunakan pada pekerjaan pengeboran lepas
pantai, karena memiliki sifat2 yang sama dengan
OBM, tetapi tingkat toxicity-nya lebih rendah
daripada OBM. Hal ini sangat penting, karena
Pengeboran Offshore berada pada ruang yang
terbatas dan tertutup.

JENIS-JENIS ZAT ADDITIVE


Bentonite: nama batuan untuk mineral montmorilonite, umumnya
ditambahkan kedalam air tawar untuk mendapatkan sifat-sifat
lumpur yang alamni dari lempung murni;
Attapulgite: merupakan salah satu jenis mineral lempung yang
ditambahkan pada Salt-Water-Based Muds;
Barite : Adalah nama mineral untuk kimia barium sulfate, memiliki
nilai specific gravity yang tinggi, ditambahkan untuk memperberat
lumpur; Pb dan Fe juga sering digunakan untuk melengkapi susunan
kimianya;
Chrome lignosulfonates: Adalah pengencer kimia yang saat ini sering
digunakan untuk menurunkan viskositas lumpur;
Polymers: adalah molekul hidrokarbon rantai panjang yang berfungsi
sebagai peningkat viskositas lumpur;

KELEBIHAN - KEKURANGAN
LUMPUR BOR AIR (CLEAN WATER)

BENTONITE/POLYMER

Lumpur Bor - Biopolimer

OBM

SHALE SHAKER

DRYER

DIAGRAM ALIR LUMPUR

MUD TANK SEDIMENTATION

Mud Pits dan Mud Pumps

Mud Pit

Anda mungkin juga menyukai