Anda di halaman 1dari 7

SUCIANA MARDIN / 14 / KELAS B STAR

ANGKATAN II

AKUNTANSI PENDAPATAN
A. Definisi
Income is increase in economic benefits during the accounting period in the form of
inflows or enhancements of assets or decrease of liabilities that result in increase in
equity, other than those relating to contribution from shareholders. (Kieso et
al,2012:146).
Dari pernyataan dapat dijelaskan bahwa Pendapatan adalah tambahan atau peningkatan
kemampuan ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus kas masuk atau
penambahan asset atau pengurangan utang yang menghasilkan peningkatan modal, selain
kontribusi dari pemilik.
Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva entitas atau
pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode, yang
ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya
yang merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan. (Kieso:2008)
Dalam lampiran peraturan walikota pagar alam Nomor 10 Tahun 2011 dijelaskan
Pendapatan pemerintah daerah adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah
yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah
daerah.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, dikenal 2 istilah pendapatan, yakni
Pendapatan-LO dan Pendapatan-LRA. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah
yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
dan tidak perlu dibayar kembali. Sedangkan Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah.

B. Klasifikasi
Pendapatan diklasifikasi berdasarkan sumbernya, secara garis besar ada tiga kelompok
pendapatan daerah sesuai dengan Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
yaitu:
Akuntansi Pendapatan

SUCIANA MARDIN / 14 / KELAS B STAR

ANGKATAN II

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD),


2. Pendapatan Transfer,
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah,
C. Pengakuan
Pengakuan Pendapatan sesuai dengan Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 yaitu ;
Pendapatan LO diakui pada saat:
1. timbulnya hak atas pendapatan, kriteria ini dikenal juga dengan earned; atau
2. pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi baik sudah
diterima pembayaran secara tunai (realized).
Pendapatan LRA menggunakan basis kas sehingga pendapatan LRA diakui pada saat:
1. diterima di rekening Kas Umum Daerah; atau
2. diterima oleh SKPD; atau
3. diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD.
Dengan memperhatikan sumber, sifat dan prosedur penerimaan pendapatan maka
pengakuan pendapatan dapat diklasifkasikan kedalam beberapa alternatif:
1. Pengakuan pendapatan ketika pendapatan didahului dengan adanya penetapan terlebih
dahulu, dimana dalam penetapan tersebut terdapat jumlah uang yang harus diserahkan
kepada pemerintah daerah. Pendapatan ini diakui pada pendapatan LO ketika
dokumen penetapan tersebut telah disahkan. Sedangkan untuk pendapatan LRA diakui
ketika pembayaran telah dilakukan.
2. Pengakuan pendapatan ini terkait pendapatan pajak yang didahului dengan
penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan dilanjutkan dengan
pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut. Selanjutnya,
dilakukan pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang
atau lebih bayar untuk kemudian dilakukan penetapan. Pendapatan ini diakui pada
pendapatan LO dan Pendapatan LRA ketika wajib pajak melakukan pembayaran
pajak. Dan apabila pada saat pemeriksaan ditemukan kurang bayar maka akan
diterbitkan surat ketetapan kurang bayar yang akan dijadikan dasar pengakuan
pendapatan LO. Sedangkan apabila dalam pemeriksaan ditemukan lebih bayar pajak
maka akan diterbitkan surat ketetapan lebih bayar yang akan dijadikan pengurang
pendapatan LO.
3. Pendapatan ini terkait pendapatan pajak yang pembayarannya dilakukan di muka oleh
wajib pajak untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan.

Akuntansi Pendapatan

SUCIANA MARDIN / 14 / KELAS B STAR

ANGKATAN II

Pendapatan LO diakui ketika periode yang bersangkutan telah terlalui sedangkan


pendapatan LRA diakui pada saat uang telah diterima.
4. Pengakuan pendapatan ini terkait pendapatan pajak yang didahului dengan
penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan pembayarannya diterima
di muka untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan. Selanjutnya,
dilakukan pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang
atau lebih bayar, untuk selanjutnya dilakukan penetapan. Pendapatan LRA diakui
ketika diterima pemerintah daerah. Sedangkan pendapatan LO diakui setelah
diterbitkan penetapan berupa Surat Ketetapan (SK) atas pendapatan terkait.
5. Pengakuan pendapatan adalah pendapatan yang tidak perlu ada penetapan terlebih
dahulu. Untuk pendapatan ini maka pengakuan pendapatan LO dan pengakuan
pendapatan LRA pada saat pembayaran telah diterima oleh pemerintah daerah.
Secara akrual paripurna, Pendapatan-LO adalah hak pemerintah Pusat/Daerah yang diakui
sebagai penambah ekuitas dalam period tahun anggaran yang bersangkutan dan karena
bukan penerimaan hutang maka tidak perlu dikembalikan entitas penerima pendapatan,
selaras dengan sub-bab Definisi tentang Basis Akrual pada Lampiran 1.02 PSAP 01.
Komite Standar Akuntansi Pemerintah (2013).
D. Pengukuran
Pengukuran sesuai dengan Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yaitu ;
1. Pendapatan-LRA diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
3. Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran).
4. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat diestimasi terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
5. Pendapatan Hibah dalam mata uang asing diukur dan dicatat pada tanggal transaksi
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.
E. Penyajian

Akuntansi Pendapatan

SUCIANA MARDIN / 14 / KELAS B STAR

ANGKATAN II

Pendapatan LO disajikan pada Laporan Operasional sesuai klasifikasi dalam BAS


berdasarkan dengan Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Pendapatan LRA disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran sesuai klasifikasi dalam
BAS berdasarkan dengan Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

F. Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan
pendapatan sesuai dengan Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah
sebagai berikut:
1. Penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun anggaran;
2. Penjelasan mengenai pendapatan yang pada tahun pelaporan yang bersangkutan
terjadi hal-hal yang bersifat khusus;
3. Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan
4. Pendapatan daerah;
Akuntansi Pendapatan

SUCIANA MARDIN / 14 / KELAS B STAR

ANGKATAN II

5. Informasi lainnya yang dianggap perlu.


G. Contoh Analisis Masalah Akuntansi Pendapatan
Pendapatan diakui pada saat diterima pada kas umum daerah. Dengan demikian apabila
terdapat perbedaan yang dipungut oleh/disetor kepada bendahara penerimaan/pemegang
kas belum diakui sebagai pendapatan. Uang tersebut diperlakukan sebagai pendapatan
yang ditangguhkan. Dokumen sumber untuk pengakuan pendapatan ini antara lain berupa
surat tanda setoran, nota kredit, dan bukti penerimaan lainnya yang dianggap sah.
(Sri:2015)
Berikut ini ilustrasi akuntansi untuk penerimaan pendapatan pajak :
Kas di Kas Daerah
xxx
Pendapatan Pajak
xxx
(Buku pembantu sesuai dengan jenis pajak)
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
Contoh: Pemda A memberikan kuasa kepada PT X melakukan pemungutan pajak bahan
bakar dengan upah pungut sebesar 2% dari jumlah penerimaan. Bulan Mei 2006 jumlah
penerimaan pajak bahan bakar Rp 100 jt, dengan upah pungut dipotong langsung sebesar
Rp 2 jt.
Jurnal untuk contoh tersebut adalah
Kas di Kas Daerah
Rp 100 jt
Pendapatan Pajak
(Buku pembantu: Pajak Bahan Bakar)
Belanja Barang
Rp 2 jt

Rp 100 jt

Kas di Kas daerah


Rp 2 jt
(Untuk mencatat upah pungut)
Terdapat pendapatan yang berasal dari penjualan asset tetap/lainnya perlu ada jurnal
pendamping untuk mengakui penurunan asset yang bersangkutan. Jurnal pendamping ini
sering disebut jurnal kololari.
Contoh :
Diterima hasil penjualan kendaraan bermotor sebesar Rp 10 jt. Harga perolehan
kendaraan tersebut Rp 20 jt.
Kas di Kas Daerah
Rp 10 jt
Pendapatan lain-lain PAD
(Untuk mencatat hasil penjualan kendaraan)
Diinventasikan dalam asset tetap
Rp 20jt
Peralatan dan mesin
(Untuk mencatat mesin yang dijual)

Akuntansi Pendapatan

Rp 10 jt

Rp 20 jt

SUCIANA MARDIN / 14 / KELAS B STAR

ANGKATAN II

Apabila terdapat pengembalian pendapatan, maka harus dianalisis terlebih dahulu sifat
pengembalian tersebut. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan
pendapatan periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas
penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
Pendapatan Pajak
Rp 200 jt
Kas di kas daerah
Rp 200 jt
(Buku pembantu pajak X)
Jurnal untuk pengembalian pendapatan pada tahun 2005 tersebut adalah :
Pendapatan Retribusi
Kas di kas daerah

Rp 200 jt
Rp 200 jt

DAFTAR PUSTAKA
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2012). Intermediate Accounting: IFRS Edition
Volume 1. USA: John Wiley & Sons.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2008). Akuntansi Intermediate (Ed. 12). Jakarta:
Penerbit Erlangga
Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Sekretariat Negara RI. Jakarta.
Pagar Alam. 2011. Peraturan Walikota Kota Pagar Alam Nomor 10 tahun 2011 tentang
Akuntansi Pendapatan. Sekretariat Walikota. Pagar Alam.

Komite Standar Akuntansi Pemerintah. 2013. Latar Belakang Akuntansi


Pendapatan

Laporan

Operasional

(LO)

Pemerintahan. Juni. KSAP Jakarta Pusat. Jakarta.


Akuntansi Pendapatan

Dalam

Akuntansi

SUCIANA MARDIN / 14 / KELAS B STAR

ANGKATAN II

Sri,

Purnama

(2015).

Akuntansi

Pendapatan.

From

http://irmajhe.blogspot.co.id/2015/02/akuntansi-pendapatan-belanja-dan.html.
Februari 2015.

Akuntansi Pendapatan

:
14

Anda mungkin juga menyukai