Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu hal yang sangat didambakan.
Selama kehamilannya, tak jarang ibu hamil mengalami berbagai
gejala fisik ringan yang sebenarnya merupakan perubahan normal
dialami. Oleh karena itu merupakan suatu pengalaman baru dan
ketidaktahuan akan terjadi perubahan tubuh, berbagai gejala
tersebut kerap memicu kecemasan (Utami, 2008).
Gejala awal kehamilan pada beberapa wanita adalah mual,
dengan atau tanpa muntah. Ini sering disebut morning sickness
(mual pagi). Banyak wanita mengalami mual, biasanya tidak perlu
perhatian

medis.

hyperemesis

Akan

gravidarum

tetapi,
(mual

suatu

keadaan

yang

disebut

dan

muntah

yang

parah)

menyebabkan muntah yang sering sehingga kehilangan nutrisi dan


cairan (Stoppard, 2009).
hiperemesis gravidarum sangat patologis terjadi dalam
1:500

kehamilan,

dan

Walters

(1999)

menyatakan

bahwa

insedensinya adalah tiga dan sepuluh per seribu kehamilan. Dalam


studi Power et al (2001) sekitar 2.4% wanita yang mengalami mual
dan

muntah

memerlukan

hospitalisasi

untuk

hiperemesis

gravidarum. Oleh karena itu hiperemesis gravidarum akan dibahas


di dalam makalah ini.
2. Tujuan
Setelah
menyelesaikan

makalah

Collaborative

Learning

Hiperemesis Gravidarum mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan epidemiologi HIPEREMESIS GRAVIDARUM
2. Menjelaskan definisi HIPEREMESIS GRAVIDARUM
3. Menjelaskan etiologi HIPEREMESIS GRAVIDARUM
4. factor resiko HIPEREMESIS GRAVIDARUM
5. Menjelaskan manifestasi klinis HIPEREMESIS GRAVIDARUM
6. Menjelaskan patofisiologi HIPEREMESIS GRAVIDARUM
7. Menjelaskan pemeriksaan diagnostic HIPEREMESIS GRAVIDARUM
8. Menjelaskan penatalaksanaan HIPEREMESIS GRAVIDARUM
9. Menjelaskan komplikasi HIPEREMESIS GRAVIDARUM

10.

Menjelaskan

asuhan

GRAVIDARUM

BAB 2

keperawatan

HIPEREMESIS

PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Hiperemesis

gravidarum

adalah

mual

dan

muntah

berlebihan pada waktu hamil, sampai mengganggu pekerjaan


sehari hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, sehingga
akibatnya terjadilah dehidrasi. Hidayati, 2009)
Pada keadaan klinis hipereesis gravidarum sudah terdapat
gejala

klinis

yang

memerlukan

perawatan,

seperti

muntah

berlebihan yang menyebebkan terjadinya dehidrasi, beret badan


menurun,

keluhan

mental

dalam

bentuk

delirium,

diplopia,

nistagmus, serta terdapat benda keton dalam darah sebagai akibat


dari metabolisme anaerobik. (Manuaba, 2007)
2. EPIDEMIOLOGI
Hiperemesis gravidarium adalah mual muntah selama
kehamilan yang terjadi antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus
berlanjut hingga 14-16 minggu kehamilan dan gejalanya biasanya
akan

membaik.

Mual

muntah

adalah

keluhan

utama

70%-

80%kehamilan.
Hiperemesis gravidarium adalah kondisi mual muntah
yang berat selama kehamilan, yang terjadi pada 1%-2% dari semua
kehamilan atau 1-20 pasien per 1000 kehamilan.
3. ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor
toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan
perubahan anatomic pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf,
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat zat lain akibat
inanisi. Beberapa factor predisposisi dan faktor lain yang telah
ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim :
hidramnion,

kehamilan

tinggi, mola hidatidosa.

ganda,

estrogen

dan

HCG

b. Faktor organik: masuknya vili khorialis dalam sirkulasi


maternal, perubahan metabolik akibat hamil, resistensi
yang menurun dari pihak ibu dan alergi
c. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang
tidak

diinginkan,

takut

terhadap

kehamilan

dan

persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu


dan kehilangan pekerjaan (Wiknjosastro, 2005).
4. FAKTOR RESIKO
Ada
riwayat

anggota

keluarga

pernah

mengalami

huperemesis gravidarum
Gangguan makan, seperti bulimia
Kehamilan yang pertama
Kehamilan ganda
Mola hidatidosa
Produksi esterogen dan Hcg yang berlebihan terkait dengan

kehamilan ganda/kembar dan mola hidatidosa


Nuli paritas
Adanya penyakit trofoblastik
Pertambahan berat badan ibu ketika hamil
Faktor psikologi (stress)
Gangguan metabolisme, seperti hipertiroid, hiperparatiroid,
gangguan hati, perubahan metabolisme lemak

5. PATOFISIOLOGI
(Terlampir)
6. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan Tingkat
Gejala klinik yang sering dijumpai adalah nausea, muntah,
penurunan berat badan, ptialisme (salivasi yang berlebihan). tandatanda

dehidrasi

termasuk

hipotensi

postural

takikardi

(Prawirohardjo,2010. hal. 816). Secara klinis, gejala hiperemesis


gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :
a. Tingkat I (Ringan)
Muntah yang terus-menerus,
Timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,
Berat badan menurun,
Nyeri epigastrium,

Muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan

empedu, dan yang terakhir keluar darah.


Nadi meningkat sampai 100 kali permenit dan
Tekanan darah sistolik menurun.
Mata cekung dan lidah kering, Turgor kulit berkurang, dan
Urin sedikit tetapi masih normal.
b. Tingkat II (Sedang)
Gejala lebih berat,
Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,
Haus hebat,
Subfebril,
Nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit,
Tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHiperemesis
Gravidarum,
Apatis,
Kulit pucat,
Lidah kotor,
Kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan
Berat badan cepat menurun.
c. Tingkat III(Berat)
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi
adalah
Gangguan kesadaran (delirium-koma),
Muntah berkurang atau berhenti,
tetapi dapat terjadi ikterus,
Sianosis,
Nistagmus,
Gangguan jantung,
bilirubin, dan proteinuria dalam urin.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kondisi obstetric terkait Hiperemesis Gravidarum adalah
a. Kehamilan ganda (gemelli).
b. Penyakit trofoblast.
c. Anomali janin tertentu (mola parsial, trisomi 21, hidrops fetalis).
Tetapi kondisi tersebut hanya meningkatkan kejadian , belum tentu
menyebabkan hiperemesis gravidarum. (Hanifah & Kurniawati,
2010)
DIAGNOSIS BANDING muntah persisten:

a. Gangguan GI : gastroenteritis,misal penyakit saluran empedu,


hepatitis obstruksi

intestinal, ulkus peptikum, pancreatitis,

appendicitis.
b. Gangguan saluran urogenital, misal pyelonefritis, uremia, torsi,
batu ginjal, degenerasi mioma uteri.
c. Penyakit metabolic, misal ketoasidosis

diabetic,

porfiria,

penyakit Addison, hipertiroid.


d. Penyakit Neurologik, misal pseudotumor serebri, lesi vestibuler,
migraine, tumor SSP.
e. Kondisi terkait kehamilan,

misal

perlemakan

hati

akut,

preeclampsia, keracunan obat,/intoleransi, dll . (Hanifah &


Kurniawati, 2010)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
a. Keton urine : peningkatan keton.
b. Elektrolit serum : hiponatremia, hipokalemia, hipokloremia.
c. Enzim liver: peningkatan ringan SGOT/SGPT.
d. Amylase : peningktan amylase.
e. TSH : penurunan TSH dengan peningkatan fraksi T4.
(Hanifah & Kurniawati, 2010)
DIAGNOSIS:
a. Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari
terganggu.
b. Fungsi vital

: nadi meningkat 100 kali per menit,

tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan


gangguan kesadaran (apatis-koma).
c. Fisik
: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, BB
turun, pada VT uterus besar sesuai dengan usia kehamilannya,
konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna
biru (liviide).
d. Pemeriksaan USG

: untuk mengetahui kondisi

kesehatan

kehamilan juga untuk mengetahui kemungkinan adanya kembar


atau kehamilan molahidatidosa.
e. Laboratorium : kenaikan relative hemoglobin dan hematokrit,
f.

shift to the left , benda ketn dan proteinuria.


Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu
dipikirkan untuk konsultasi psikologis. (Prawirohardjo, 2009)

8. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan

medis

bertujuan

untuk

mencegah

terjadinya penurunan berat badan yang signifikan mengoreksi


ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dan mengatasi asidosis dn
alkalosis. Tujuan intervensinya adalah sebagai berikut :
Untuk membatasi dehidrasi dengan pemberian guyur cairan

parenteral (rata-rata 3000ml/24 jam)


Untuk mengatasi kelaparan dengan memberikan glukosa IV dan
tiamin klorida lewat subkutandan jika perlu berikan diit cairan
yang tinggi kalori dan tinggi vitamin per enteral (slang
nasogastrik) atau dengan metode pemberian hiperalimentasi

parenteral.
Untuk menghentikan muntah dengan memberikan antiemetic
Untuk mengatasi aspek emosional dengan sikap memahami
(tindakan pendukung)
Secara ideal, klien dapat ditangani

pemberian

makanan

yang

sedikit

dan

di rumah dengan

sering,

menghindari

makanan pedas dan mencegah stimulus yang memicu terjadinya


gejala; dan persepan obat-obatan antiemetik atau antihistami
seperti piridoksin (vit. B6) sebanyak 10 sampai 30 mg/hari dan
klorpomazin (thorazin) sebanyak 10 sampai 25 mg setiap 4 sampai
6 jam. Apabila muncul gangguan elektrolit atau terapi rawat jalan
gagal, klien perlu dirawat di rumah sakit. Hidrasi IV dengan
memberikan infus prometazin dosis rendah dapat digunakan
dengan dosis 10 sampai 25 mg/L sebanyak 5 6 kali setiap hari
selama lebih dari 48 jam stelah muntah. Pada pasien yang
mengalami penurunan BB yang tetap dan ketosis, hiperalimentasi
enteral

an parenteral

mungkin dibutuhkan. Asupan cairan oral

dibatasi sampai mual dan muntah berkurang.


Pada awal terapi IV dapat digunaka pada pasien yang
rawat jalan untuk mengoreksi dehidrasi ringan sampai sedang.
Cairan dekstrosa dengan salin merupakan terapi caoran yang
sering digunakan. Kalium dan vitamin ditambahkan jika muntah

berkepanjangan. Apabila penambahan BB tidak adekuat, terapi


nutrisi

tambahan

amat

penting

dilakukan

untuk

mencegah

penurunan lemak dan protein yang berat. Nutrisi tambahan dapat


diberikan baik secara enteral maupun secara parenteral yang
bergantung pada kondisi pasien. Nutrisi parenteral total (TPN)
dapat diprogramkan secara perifer atau dengan menggunakan jalur
vena sentral apabila terdapat kebutuhan nutrisi jangka panjang an
ekstensif.

Kadang-kadang

wanita

yang

mengalami

hiperemis

gradivadum bisa tidak berhasil berespon terhadap pengobatan


yang diberikan.
9. KOMPLIKASI
Jika pengobatannya berhasil, maka

prognosis penyakit juga

membaik yang ditandai:


a. Rehidrasi berhasil dan turgor kulit pulih.
b. Diuresis beertambah banyak sehingga benda keton semakin
berkurang.
c. Kesadaran pendeerita semakin baik yang ditandai dengan
kontak bertambah meyakinkan.
d. Keadaan ikterus semakin berkurang.
e. Hasil pemeriksaan laboratorium membaik, artinya benda keton
makin berkurang.
Terminasi kehamilan terpaksa dilakukan jika ada indikasi, sebagai
berikut:
a. Ensefalopati Wernicke.
b. Perdarahan retina.
c. Gangguan kardiovaskular:
Nadi di atas 120x/menit
Tensi turun
Temperatur di atas 38C
d. Gangguan liver: terdapat ikterus
e. Gangguan ginjal: oliguria, uremia, proteinuria.
10.

PENCEGAHAN
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak

terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara :

1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan


sebagai suatu proses yang fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tapi sering
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun
dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit
dengan dengan teh hangat.
5. Makanan yang berminyak

dan

berbau

lemak

sebaiknya

dihindarkan
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau
sangat dingin
7. Defekasi teratur
8. Menghindari kekurangan

karbohidrat

merupakan

faktor

penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.


11.
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seorang perempuan berusia 23 tahun dtang ke IGD RS Kasih Bunda
diantar oleh suaminya. Kilen datang pada hari senin pukul 11 siang.
Klien mengeluh mual muntah terus menerus sejak 2 hari yang lalu.
Namun masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang
ringan seperti menyapu dan mencuci piring. Klien mengeluh mual
muntah semakin sering dan pusing sejak tadi pagi. Sehingga suami
klien membawa klien ke RS. Usia kehamilan klien 13 minggu dan
saat ini merupakan kehamilan yang pertama. Klien mengatakan
tidak nafsu makan hasil pemeriksaan fisik menunjukkan hasil TD
90/60 mmHg, N 89X/M, RR 22X/M, suhu aksilla 37,2 C, bising usus
22x/M

dan

terdapat

nyeri

epigastrium.

Bibir

klien

kering,

kongjungtiva pucat, turgor kulit menurun dan kondisi nya lemah. BB


saat ini 46 kg, BB sebelumnya 48 kg, TB 150 cm. Klien mengatakan
khawatir dengan kondisi janinnya, saat ini perawat melakukan
asuhan keperawatan.
A. Pengkajian

1. Identitas Klien
Nama
: Perempuan
Usia
: 23 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Sumber informasi : Klien
2. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama
: Klien mengeluh mual muntah
terus menerus sejak 2 hari yang lalu. Namun
masih
tangga

bisa
yang

mengerjakan
ringan

pekerjaan

seperti

rumah

menyapu

dan

mencuci piring. Klien mengeluh mual muntah


semakin sering dan pusing sejak tadi pagi. Klien
mengatakan

tidak

nafsu

makan.

Klien

mengatakan khawatir dengan kondisi janinnya.


Lama Keluhan
: Sejak 2 hari yang lalu
Faktor pencetus
: Kehamilan
Faktor Pemberat
: Tidak nafsu makan
3. Riwayat Kesehatan saat ini
Seorang perempuan berusia 23 tahun dtang ke IGD RS Kasih
Bunda diantar oleh suaminya. Kilen datang pada hari senin
pukul 11 siang. Klien mengeluh mual muntah terus menerus
sejak 2 hari yang lalu. Namun masih bisa mengerjakan
pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti menyapu dan
mencuci piring. Klien mengeluh mual muntah semakin sering
dan pusing sejak tadi pagi. Sehingga suami klien membawa
klien ke RS. Usia kehamilan klien 13 minggu dan saat ini
merupakan kehamilan yang pertama. Klien mengatakan
tidak nafsu makan.
4. Riwayat Kesehatan Terdahulu:
Tidak terkaji
5. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Tidak terkaji
6. Riwayat Kehamilan:
Usia kehamilan klien 13 minggu dan saat ini merupakan
kehamilan yang pertama.
7. Pemeriksaan Fisik
TTV: TD 90/60 mmHg, N 89X/M, RR 22X/M, suhu aksilla 37,2
C

Head

to

Toe:

bising

usus

22x/M

dan

terdapat

nyeri

epigastrium. Bibir klien kering, kongjungtiva pucat, turgor


kulit menurun dan kondisi nya lemah. BB saat ini 46 kg, BB
sebelumnya 48 kg, TB 150 cm.
8. Diagnosa Medis:
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
B. Analisa Data
No
1.

Data
Ds:
-Klien mengeluh
mual muntah sejak
2hari yang lalu.

Etiologi
Mual muntah sejak
2hari yang lalu
frekuensi mual muntah
meningkat

-Klien mengeluh
mual muntah
semakin sering dan
pusing sejak tadi
pagi

klien tidak nafsu


makan
bb menurun 2kg
kondisi klien lemah

-Klien mengatakan
tidak nafsu makan.
-Klien mengatakan
saat ini kehamilan
yang pertama
Do:
BB sebelum: 48kg
Saat ini: 46kg
Usia kehamilan :
13minggu
Terdapat nyeri
epigastrium
Kondisi klien saat ini
lemah

nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

Asuhan
Keperawatan
Nutris kurang dari
kebutuhan tubuh

2.

DS :

Ibu mengeluh mual-

Klien
mengeluh

muntah

khawatir

Semakin sering mual-

terhadap

muntah

kondisi hamil
Kehamilan

pertama
Pasien
mengeluh
mual dan

Ansietas

Ibu khawatir terhadap


kondisi janinnya

ansietas

muntah
DO :
3.

(Tidak ada)
Ds:
-

klien mengeluh
mula muntah
sejak 2hari yang
lalu

2hr yang lalu klien

Kekurangan

mual, muntah terus

volume cairan

menerus

Mual muntah semakin

klien semakin

sering dan pusing sejak

sering mula,

tadi pagi

muntah dan

pusing sejak

Klien tidak nafsu

pagi tadi

makan

Do: TTV :
-

Usia kehamilan 13

TD 90/60 mmHg
o

S: 37,2 C

Turgor kulit

minggu, G1

Suami klien membawa

menurun dan

klien ke RS

kondisi lemah

BB : sebelum

TD 90/60 mmHg dan S

48 kg, sekarang

37,2oC

46 kg.
Bibir kering

Bibir klien kering,


konjungtiva pucat,
tugor kulit menurun

Kondisi lemah

BB

Kekurangan volume
cairan

C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
yang ditandai dengan TD, turgor kulit, membrane
mukosa kering, kulit kering, Suhu tubuh, BB, dan
kelemahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
kekurangan volume cairan klien dapat teratasi.
KH: setelah dilakukan evaluasi akan didapatkan hasil sesuai
indicator.
NOC: Fluid Balance
Indicator
TD
Kestabilan BB
Tugor kulit
Kelembaban membrane
mukosa
Anxietas
Pusing
Intervensi

NIC : Fluid Management


1. Mengatur terapi (cairan IV) yang ditentukan
2. Kaji dan monitor TTV
3. Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa,
turgor kulit)
2. Gangguan Nutrisi
berhubungan

kurang

dengan

dari

kebutuhan

pengeluaran

nutrisi

tubuh
yang

berlebihan dan intake kurang


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x
24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil:
No
1.

Indikator : Nutritional Status

Intake nutrisi

2.

Intake makanan

3.

Energy

V
V
V

Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.

Sangat jauh dari nilai normal


Sedikit jauh dari nilai normal
Jauh dari nilai normal
Dekat dengan nilai normal
normal

Intervensi : nutritional therapy


-

Timbang berat badan klien


Berkolaborasi
dengan
dokter

dalam

pemberian

multivitamin / suplemen
- Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
3. Ansietas b.d krisis maturasi ditandai dengan klien
mengeluh sangat khawatir karena kehamilan pertama,
mual dan mutah
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan dalam 2 x
24 jam diharapkan kondisi pasien membaik.
Kriteria hasil : Tercapai skala 4 5 pada NOC
NOC : Anxiety Level
indikator
Mengungkap

1 2 3 4 5

kan
kecemasan
secara
verbal

NOC : Anxiety Self-Control


indikator
Monitor

1 2 3 4 5

intensitas
kecemasan
Mengggunak
an teknik
relaksasi
untuk
mengurangi
kecemasan

NOC : Nausea and Vommiting Severity


indikator
Frekuensi

1 2 3 4 5

mual
Intensitas
mual
Frekuensi
muntah
Intensitas
muntah
Penurunan
BB

NIC : Anxiety Reduction


1. Bantu

pasien

untuk

menyebabkan kecemasan

mengidentifiksi

situasi

yang

2.

Anjurkan keluarga untuk selalu di dekat pasien untuk

memberikan dukungan
3. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
NIC : Relaxation Therapy
1. Menjelaskan teknik relaksasi yang tersedia seperti musik,
meditasi, bernafas berirama, dll
2. Sediakan informasi tertulis tentang teknik relaksasi
3. Evaluasi dan dokumentasi respon terhadap terapi.
NIC : Energy Management
1. Monitor intake nutrisi menunjang sumber energi pasien
agar adekuat
2. Konsultasikan dengan ahli gizi terkait meningkatkan
intake yang tinggi energi.

Referensi
Achadiat, Chrisdiono M, 2004, Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi,
Jakarta : EGC
Wiknjosastro,H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, bayi, &
Keluarga. Jakarta : EGC

Manuaba,I,B,G; Manuaba,I,A,C; Manuaba,I,B,G,F. 2003. Pengantar Kuliah


Obstetri. Jakarta:EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. et all. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta :
EGC
Hidayati,

Ratna.2009.

Asuhan

Keperawatan

Patologis. Jakarta : Salemba Medika

Kehamilan

Fisiolgi

dan

Anda mungkin juga menyukai

  • DIARE
    DIARE
    Dokumen12 halaman
    DIARE
    Ephysia Ratriningtyas
    Belum ada peringkat
  • LP Ruang 27
    LP Ruang 27
    Dokumen17 halaman
    LP Ruang 27
    Ephysia Ratriningtyas
    Belum ada peringkat
  • ADL Barthel
    ADL Barthel
    Dokumen3 halaman
    ADL Barthel
    Ephysia Ratriningtyas
    Belum ada peringkat
  • Pathway Scleroderma
    Pathway Scleroderma
    Dokumen1 halaman
    Pathway Scleroderma
    Ephysia Ratriningtyas
    Belum ada peringkat
  • LP Abses Submandibula (ICU)
    LP Abses Submandibula (ICU)
    Dokumen15 halaman
    LP Abses Submandibula (ICU)
    Ephysia Ratriningtyas
    Belum ada peringkat
  • Pathway Scleroderma
    Pathway Scleroderma
    Dokumen1 halaman
    Pathway Scleroderma
    Ephysia Ratriningtyas
    Belum ada peringkat
  • Pato PPH
    Pato PPH
    Dokumen2 halaman
    Pato PPH
    Ephysia Ratriningtyas
    Belum ada peringkat