Anda di halaman 1dari 5

Sumber :

Budiah,
Siti
Lailatul.
2012.
Pengaruh
Taqwa
pada
Manusia.
http://embunkeimananhz.blogspot.co.id/2012/11/pengaruh-taqwa-pada-manusia.html
Desember 2015

Melalui
.
02

http://masjidjami.com/tausyiah/pengaruh-taqwa-terhadap-kehidupan-manusia.html
4

. Pengaruh Taqwa pada Manusia


Setelah ummat Islam menyelesaikan proses ibadah mulia ramadhan maka ummat Islam

di anugrahi dengan perolehan nilai-nilai Taqwa. Taqwa adalah satu kondisi yang teramat tinggi
nilainya di sisi Allah SWT. Ajaran agama bagitu banyak mengungkapkan cara atau methode
untuk meraih kondisi Taqwa tersebut,

seperti puasa romadhan sesuai dengan janji Allah

dalam surat al-Baqoroh ayat 183. Menjalankan ibadah qurban pada bulan Haji ( Dzulhijah )
atau hari nahar, dan ada juga ayat yang mengungkapkan bahwa mengagungkan syiar-syiar
Agama Allah akan melahirkan nilai-nilai taqwa.
Berarti begitu banyak methodologi-methodologi yang mengarah pada peraihan kondisi
taqwa tersebut. Taqwa berasal dari perkataan waqa-yaqi-wiqoyah yang artinya memelihara.
Dasar hukumnya adalah ayat Al Quran seperti berikut:
Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu memelihara diri kamu dan
keluarga kamu dari api Neraka." (At Tahrim: 6)
Bagi manusia yang menelusuri hakikat kehidupan yang sebenarnya Taqwa adalah
target utama dalam menjalankan kehidupan ini. Oleh karena itu taqwa sangat berpedoman
dengan IMAN. Taqwa sering dikaitkan oleh Allah dengan iman. Bahkan taqwa bermula dari
iman. Taqwa tumbuh dari iman. Iman adalah perkara asas yang perlu ditanam ke dalam hati
seseorang terlebih dahulu. Apabila iman yang ditanam itu sudah sejati barulah akan lahir taqwa

dalam diri seseorang. Orang yang beriman belum tentu bertaqwa. Tetapi orang yang bertaqwa
sudah tentu dia beriman.
Teramat mulainya posisi Taqwa ini, Taqwa adalah wasiat dari Allah kepada umat
terdahulu dan umat terkemudian. Berarti derajat atau posisi manusia dalam kapasitas taqawa
sudah di ungkapkan Allah bagi manusia sepanjang zaman. Ingat firman Allah :
Artinya : Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di Bumi, dan sungguh
kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang di beri kitab sebelum kamu dan juga
kepada kamu ; Bertaqwalah kepada Allah,... (An Nisa: 131)
Hal yang sangat utama dalam kehidupan beragama manusia adalah proses beramal,
berkarya, berbuat dan bermuamalah, untuk mendapatkan taqwa di isis Allah.
Firman Allah SWT:"Watazau wadu fainna khairazza dittaqwa."
Artinya :"Hendaklah kamu menambah bekalan. Maka sesungguhnya sebaik-baik bekalan itu
adalah sifat taqwa." (Al Baqarah: 197)
Ada 4 hal yang perlu kita renungkan dalam memperoleh derajat dan ciri-ciri taqwa adalah:
1. Ingat dua perkara
a. Pertama : Kebaikan, jasa dan budi orang kepada kita perlu diingat selalu. Lebih-lebih
lagilah kita perlu ingat dan mensyukuri segala nikmat dan limpah kurnia Allah SWT
kepada kita yang tidak terhingga banyaknya.
Firman Allah SWT: " Waamma bini`matihi rabbika fahaddith ."
Artinya : "Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya
(sebagai tanda bersyukur)." (Adh Dhuha:11)
b. Kedua : Kesalahan kita kepada orang lain hendaklah sentiasa kita ingat dan kita
minta maaf daripadanya. Ingat selalu tentang kesalahan diri agar kesalahan itu
tidak diulangi.
2. Lupa dua perkara

a. Pertama : Lupakan segala budi, jasa dan kebaikan kita kepada orang. Jangan
diungkit-ungkit dan dikenang-kenang. Kembalikan segala kebaikan yang kita buat
itu kepada Allah. Rasakan seolah-olah kita tidak pernah berbuat baik kepada
orang.
b. Kedua : Lupakan kejahatan orang terhadap diri kita. Anggaplah seolah-olah
tidak ada siapa yang bersalah dengan kita supaya tidak tercetus rasa marah atau
dendam terhadap orang.
3. Menyukai apa yang Allah suka
Yakni kesukaan kita hendaklah selaras dengan kesukaan Allah. Kita buat apa sahaja
perbuatan dan amalan menurut apa yang disukai Allah
4. Membenci apa yang Allah benci
Yakni kebencian kita hendaklah selari dengan kebencian Allah. Kita tinggalkan
apa sahaja perbuatan dan amalan menurut apa yang dibenci oleh Allah
Membahas tentang taqwa tentu tidak akan terlepas dari manusia, karena manusialah yang
akan melaksanakan atau memelihara taqwa tersebut. Di dalam taqwa terdapat cinta kasih,
harapan, cemas, tawakkal, ridho, sabar dan lain sebagainya.
Taqwa mengandung banyak hal. Bahkan dalam taqwa terdapat juga kemauan memelihara
hubungan dengan Tuhan, bukan saja karena takut, tapi lebih lagi adanya kesadaran diri sebagai
hamba. Alquran memberi petunjuk bagi orang yang bertaqwa, sesuai firman Allah SWT:
Tidaklah akan menyentuh kepadanya, melainkan makhluk yang telah dibersihkan.

Kalau hati tidak bersih dan tidak melaksanakan taqwa, Alquran tidak akan menjadi
petunjuk bagi mereka.
Pengaruh taqwa terhadap kehidupan rutinitas manusia dapat kita deteksi antara lain
sebagai berikut: Mudah dalam menghadapi segala problem hidup. Gemar menunaikan yang baik
dan benar. Menjauhi segala yang mungkar dan kebatilan. Suka meminta maaf. Selektif dalam
segala tindakan, dan memiliki perangai mulia.
Orang yang bertaqwa juga akan memberikan rasa aman kepada yang lain. Karena orang
yang bertaqwa adalah orang yang beriman. Kata iman dalam Bahasa Arab satu akar dengan
kata aman, karena itu orang beriman harus memberikan rasa aman kepada orang lain. Bukan
orang yang bertaqwa jika mereka misalnya menjadi penyebab keonaran, kerusuhan, dan
keributan. Sebab taqwa belum memberikan pengaruh kepada kehidupan sosial, khususnya
memberikan rasa aman kepada orang lain di sekelilingnya.
Janji Allah SWT kepada orang-orang yang sudah mencapai tingkat taqwa, yakni akan
diberik karunia; IANAH: Pertolongan dan kemudahan dalam memperoleh keluhuran,
kecukupan dan sebutan yang baik. INAYAH: Perlindungan dari segala penderitaan dan
kesukaran.
Karenanya, taqwa bisa timbul dan tumbuh serta berkembang dari dalam jiwa, kemudian
berbuah ke segenap anggota yang menggerakkan amal, serta menghasilkan sifat-sifat yang baik
dan perangai yang luhur.
Upaya agar taqwa itu bersemi dan tumbuh dengan subur, berupa keimanan yang tumbuh
di jiwa manusia dan wujudnya ke dalam bentuk perbuatan, sehingga apabila iman menghadapi

krisis, maka dampaknya adalah perubahan yang terjadi atas akhlak seseorang. Manakala akhlak
mengalami dekaden, pengaruh buruk akan berkembang di tengah masyarakat dalam skala lain.
Maka eksesnya timbulnya egoisme, eksploitasi, anti hukum, anarkisme, penjarahan dan
perbuatan negatif yang merugikan.
Komitmen ketaqwaan seseorang sebagai individual maupun masyarakat dalam unit
sosial, pada dasarnya adalah kebutuhan mutlak bangsa dan negara. Apalagi di masa krisis multi
dimensional saat ini. Dengan taqwa, insya Allah segala persoalan yang melilit umat dan
masyarakat akan segera terselesaikan. (Habib Muhammad Baharun)

Anda mungkin juga menyukai