Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang ada di wilayah

ASEAN. Dengan prosentase wilayah lautnya sebesar 70% lebih, Indonesia


termasuk dalam negara yang memiliki jumlah sumber daya air (SDA) yang sangat
besar di wilayah ASEAN. Untuk mendukung pendayagunaan sumber daya air
secara optimal, maka dibutuhkan pengelolaan dan pengembangan sumber daya air
yang menyeluruh, terpadu, berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan.
Dalam mengatur pengelolaan dan pengembangan yang tepat, Pemerintah
selaku salah satu stakeholder menerapkan regulasi berupa peraturan perundangundangan, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air. Cakupan pengelolaan SDA yang diatur dalam peraturan tersebut
meliputi bagian perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharan
dalam rangka upaya konservasi, pendayagunaan, pengendalian daya rusak air pada
wilayah sungai, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, serta pemanfaatan
sistem informasi.
Rencana pengelolaan sumber daya air merupakan salah satu unsur dalam
penyusunan, peninjauan kembali, dan/atau penyempurnaan rencana tata ruang
wilayah. Menurut pasal 60, UU RI No. 7 Tahun 2004, perencanaan pengelolaan
sumber daya air disusun sesuai dengan prosedur dan persyaratan melalui tahapan
yang ditetapkan dalam standar perencanaan yang berlaku secara nasional yang
mencakup inventarisasi sumber daya air, penyusunan, dan penetapan rencana
pengelolaan sumber daya air, dimana ketentuan mengenai prosedur dan persyaratan
perencanaan tersebut diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Oleh karena
itu, untuk mengoptimalkan dalam pengembangan sumber daya air yang ada
dibutuhkan sebuah tujuan yang jelas mengenai arah dan sasaran yang ingin dicapai
dalam pengelolaan sumber daya air.
1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka dapat dirumuskan


masalah dalam makalah ini yaitu apakah tujuan perencanaan untuk pengembangan
infrastruktur sumber daya air.
1.3.

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah pada subbab 1.2, maka tujuan dari makalah

ini yaitu untuk mengetahui tujuan perencanaan untuk pengembangan infrastruktur


sumber daya air.
1.4.

Manfaat
Manfaat yang dapat dicapai melalui makalah ini adalah memperluas

wawasan pembaca mengenai perencanaan dalam pengembangan infrastruktur


sumber daya air, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam memanfaatkan sumber daya air dengan baik dan benar.
1.5.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pembuatan makalah ini adalah hanya mengenai tujuan

perencanaan untuk pengembangan infrastruktur sumber daya air secara umum,


bukan dalam artian tujuan perencanaan pengembangan yang sudah terspesifikasi
atau terpusatkan dalam suatu bidang yang khusus. Sumber rujukan yang digunakan
dalam pembuatan makalah ini berdasarkan perundang-undangan yang berlaku saat
ini, yaitu UU RI No. 7 Tahun 2004.
1.6.

Metodologi
Metodologi penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah melalui

studi litelatur atau studi pustaka.

BAB II
ISI
2.1.

Pencemaran Udara
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
dalam sumber daya air adalah kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan dan

mengatur pendayagunaan sumber daya air yang ada secara efektif dalam rangka
pencapaian kesejahteraan masyarakat.
2.2.

Tujuan dan Manfaat Perencanaan


Kontaminan udara dapat merupakan ancaman signifikan terhadap
kesehatan dan keselamatan pekerja. Dengan demikian, identifikasi
dan kuantifikasi kontaminan ini melalui pemantauan udara merupakan
komponen penting dari kesehatan dan
program keselamatan di lokasi limbah berbahaya. Pengukuran yang dapat
diandalkan kontaminan udara yang berguna
untuk:

Memilih alat pelindung diri.

Menggambarkan daerah di mana perlindungan yang dibutuhkan.

Menilai efek kesehatan potensial dari paparan

Menentukan perlunya pemantauan medis tertentu. Bab ini melukiskan


faktor untuk
dipertimbangkan ketika melakukan pemantauan udara di sebuah situs
limbah berbahaya. Hal ini menyajikan strategi untuk
menilai kontaminasi udara di lokasi limbah

berbahaya

dan

menggambarkan instrumen dan


metode untuk mengukur eksposur.
Instrumen Pengukuran
Tujuan dari pemantauan udara adalah untuk mengidentifikasi dan
mengukur kontaminan udara dalam rangka untuk menentukan
tingkat perlindungan pekerja yang dibutuhkan.
2.3.

Perencanaan dalam Pengembangan Sumber Daya Air


pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,

memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,


pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Hasil dari perencanaan pengelolaan sumber daya air yang menyeluruh dan
terpadu akan menghasilkan sebuah rencana pengelolaan sumber daya air.
Perencanaan pengelolaan sumber daya air tersebut disusun untuk menghasilkan
rencana yang berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

Perencanaan pengelolaan sumber daya air dilaksanakan berdasarkan asas


pengelolaan sumber daya air seperti yang tertuang dalam Pasal 2 dalam UU RI No.
7 Tahun 2004, yaitu berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan
umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan
akuntabilitas. Kemudian perencanaan tersebut disusun sesuai dengan pola
pengelolaan sumber daya air sesuai yang tertuang dalam Pasal 11, yaitu
berdasarkan wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air permukaan dan
air tanah, serta didasarkan pada prinsip keseimbangan antara upaya konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air. Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air ini
sebaiknya dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat dan dunia usaha seluasluasnya.
2.4.

Perencanaan sebagai Strategi Pengembangan Sumber Daya Air


Pencapaian tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas tidak terlepas dari

prinsip-prinsip berikut ini,


a) Menjaga pengembangan sumberdaya air seiring dengan keseluruhan
pembangunan

sosial

ekonomi

dengan

memperhatikan

keragaman

kenampakan sumberdaya air pada kondisi alamnya.


Pengembangan ekonomi membutuhkan suatu pembangunan yang
proporsional pada proyek-proyek infrastruktural dan produktif. Sedangkan
pengeluaran pada bidang inftastruktur dapat menurunkan biaya aktifitas
produksi langsung.
Biaya produksi akan menurun dengan adanya penurunan harga
infrastruktur hingga mencapai suatu nilai minimum yang hendak dicapai yang
sangat dibutuhkan untuk pemenuhan output dan aktivitas produksi langsung.
Untuk meningkatkan hasil produksi secara teknis dapat ditempuh dengan dua
jalan berikut ini.
1 Penurunan kapasitas infrastruktur yang memerlukan biaya produksi
2

langsung yang lebih tinggi.


Jika dilakukan peningkatan kapasitas infrasruktur, biaya produksi
langsung harus dijaga pada tingkat yang rendah.

b) Memperhatikan batas lingkungan alam secara keseluruhan dengan penggunaan


yang rasional demi kepentingan masyarakat.

Sasaran dasar pengembangan sumberdaya air sebagai suatu kesatuan dari


kepentingan sosial ekonomi adalah:
1 memaksimumkan standar kehidupan,
2 menjaga kelangsungan hidup masyarakat.
Potensi sumberdaya pada areal tertentu dapat disimpulkan sebagai suatu
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara permanen.
Sedangkan potensi air yang membentuk suatu kesatuan potensi sumberdaya
dapat dicirikan oleh beberapa hal berikut:
1 debit tahunan air permukaan dan kuantitas air tanah,
2 hujan tahunan dan koefisien aliran,
3 debit minimum dan kurva durasi aliran,
4 kualitas air.
Memperhatikan batas dari lingkungan hidup berarti pengembangan air
harus dilaksanakan dengan pendekatan yang rasional dan penggunaan metode
sistematis untuk mencapai tujuan pembangunan tanpa dampak lingkungan
jangka panjang yang di luar batas toleransi.
c) Memaksimumkan pengaruh positif dan meminimumkan pengaruh negatif
Berikut ini adalah kendala dalam pengembangan sumber daya air, yaitu
1) kondisi kebutuhan air lebih besar dari ketersediaan ai yang ada merupakan
gambaran umum yang sering terjadi. Pada dasarnya ketersediaan air tersebut
merupakan air bersih yang berasal dari air tanah dan air permukaan yang
bergantung pada siklus hidrologi. Sedangkan hubungan antara ketersediaan
air dan kebutuhan akan air sering kali menunjukkan kontradiksi, dimana
sering dijumpai keadaan dimana kebutuhan air meningkat, tetapi
ketersediaan air menurun.
2) biaya operasi dan investasi rata-rata untuk tiap-tiap m 3 meningkat secara
eksponensial. Kenaikan jumlah kebutuhan air yang semakin tinggi
menyebabkan

dibutuhkannya

pengaturan

ketersediaan

air

dengan

menggunakan sistem penampung air buatan. Seiring dengan peningkatan


jumlah reservoir dapat mengakibatkan kenaikan harga investasi, biaya
operasional dan perawatan.
3) Surplus air temporer yang menyebabkan penggunaan air berlebih yang pada
saat itu secara ekonomi tidak memberikan pengaruh negatif, namum dapat
menyebabkan terjadinya kekurangan air pada saat tertentu. Permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan kekurangan air dapat diselesaikan
dengan pelaksanaan operasi proyek-proyek pengairan. Sedangkan proyek

yang sudah berjalan baik terkadang memberikan surplus air yang


sebenarnya belum dibutuhkan.
4) Keseluruhan sumberdaya air yang tersedia telah digunakan sebelum
efisiensi penghematan air dapat diterapkan. Salah satu cara menyelesaikan
permasalahan kekurangan air adalah dengan pelaksanaan proyek baru
seperti dalam bagan di bawah ini,

Keseimbangan aktif sumberdaya air dan kebutuhan Kenaikan penggunaan air

Investasi dan
konstruksi

Keseimbangan pasif sumberdaya air dan kebutuhan

Gambar 2.1. Bagan tahapan penyelesaian permasalahan kekurangan air

Putaran tersebut terus diulang, sejalan dengan diusahakannya


perluasan pengembangan sumberdaya air untuk areal yang lebih luas,
hingga mencapai suatu tahap bahwa secara ekonorni penggunaan
sumberdaya air masih cukup layak walaupun secara teknis efisiensi
penghematan air belum dapat dilakukan.

BAB III
PEMBAHASAN

Sumber daya air merupakan sebuah potensi yang harus dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan dengan potensi sumber
daya air yang melimpah sebaiknya memiliki sebuah perencanaan yang matang untuk
mengelola dan mengembangkan potensi sumber daya air yang ada untuk sumber
penghidupan dan sumber pembangunan yang dapat digunakan secara berkelanjutan.
Dengan pengelolaan dan pengembangan yang terpadu, menyeluruh, berwawasan
lingkungan, dan berkelanjutan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran
rakyat, sehingga dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang efisien, sejahtera,
maju, dan mandiri.
Untuk mengelola sumber daya air secara tepat, maka diperlukan penataan dalam
perencanaan penggunaan air secara terpadu antar berbagai sektor pembangunan, untuk
dapat menguatkan kelembagaan pengguna dan pengawasan pemanfaatan sumber daya
air. Selain itu, pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya air secara
efisien, serta penggunaan air untuk kesejahteraan masyarakat perlu diterapkan.
Sehingga pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan serta seimbang dapat
dicapai.
Sebuah strategi pengembangan sumber daya air dapat ditentukan dengan
merumuskan tujuan-tujuan dari pengembangan sumber daya air yang akan dicapai.
Tujuan perencanaan dalam pengembangan sumber daya air tersebut dibagi menjadi
jangka waktu dimana tujuan atau sasaran dari perncanaan tersebut hendak dicapai, yaitu
jangka panjang dan jangka pendek.
Perencanaan jangka panjang dalam pengembangan sumber daya air adalah
merupakan sarana dasar mencapai tujuan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Adapun tujuan perencanaan jangka panjang untuk pengembangan sumber daya air, yaitu
a) untuk menginventarisasi sumber daya air permukaan dan air tanah yang ada
berdasarkan evaluasi kualitasnya;

b) untuk mengevaluasi kebutuhan air jangka menengah (5 tahunan) dan kebutuhan


air jangka panjang dalam usaha menyelaraskan keseimbangan fisik, sosioekonomi dan lingkungan;
c) untuk menyelaraskan keseimbangan antara sumberdaya dan kebutuhan,
pendeteksian daerah-daerah kritis beserta permasalahan yang ada sekarang dan
masa mendatang;
d) untuk merumuskan alternatif skenario dan strategi untuk menyelesaikan
permasalahan mengenai sumber daya air secara nasional, regional dan lokal;
e) untuk menentukan serta mengevaluasi skenario dan strategi yang berisi
kelebihan dan kekurangannya, serta pengaruh sosial ekonomi dan lingkungan
beserta keuntungan dan kerugiannya;
f) untuk menyeleksi skenario dan strategi yang paling tepat dalam penyelesaian
masalah regional dan lokal;
g) untuk melakukan persetujuan skenario oleh seluruh penentu kebijaksanaan
sentral dan regional;
h) untuk menentukan

penentuan anggaran dan pelaksanaan bertahap di dalam

kerangka kerja jangka menengah, untuk mengintegrasikan program yang


direncanakan dari sektor-sektor yang berbeda; dan
i) untuk

mengevaluasi penampilan perencanaan, modifikasi dan merubah jika

diperlukan.

Perencanaan jangka pendek dalam pengembangan sumber daya air adalah


merupakan sarana dasar mencapai tujuan dalam jangka waktu yang pendek, umumnya
dalam jangka waktu bulanan hingga 5 tahun ke depan. Tujuan umum dari perencanaan
jangka pendek adalah untuk menyelaraskan:
a) pembangunan lingkungan alami, mencakup keseimbangan kebutuhan dan
perlindungan lingkungan; dan

b) kebutuhan air yang ada sekarang (kualitas dan kuantitas) dengan potensi
pengguna air dalam optimasi kondisi-kondisi ekonomi.

Berdasarkan

penjabaran

tersebut,

maka

tujuan

perencanaan

dalam

pengembangan sumber daya air adalah untuk mencapai keterpaduan dalam perencanaan
penggunaan sumber daya air yang ada; memperbaiki kualitas sumber daya air;
mengoptimalisasi

pemanfaatan

sumber

daya

air

untuk

berbagai

pengguna;

pemberdayaan masyarakat pengguna air; serta pendistribusian secara efisien dan


berkelanjutan.

BAB IV
PENUTUP

4.1.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu, tujuan perencanaan untuk

pengembangan infrastruktur sumber daya air adalah untuk mewujudkan


perencanaan penggunaan air, memperbaiki mutu sumber daya air, optimalisasi
pemanfaatan sumber daya air, pemberdayaan masyarakan dalam memanfaatkan
sumber daya air, serta pendistribusian air yang dilakukan secara efisien dan
berkelanjutan.
4.2.

Saran
Sebaiknya dilakukan peninjauan pustaka dari referensi yang lebih beragam

atau dilakukan survei langsung, sehingga hasil kajian analisis yang didapatkan
diharapkan dapat lebih mendalam dan dapat dipercaya kesahihannya.

10

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang


Sumber Daya Air. Jakarta.
Anonim.

2014.

Strategi

Pengembangan

Sumber

Daya

Air.

Diunduh

dari

http://marno.lecture.ub.ac.id/files/2012/02/STRATEGI-PENGEMBANGANSUMBERDAYA-AIR.doc pada tanggal 10 Mei 2014.


Jayadi, Rachmad. 2004. Strategi dan Kendala Pengembangan Sumber Daya Air.
Diunduh dari http://repository.binus.ac.id/content/S0462/S046274254.doc pada
tanggal 10 Mei 2014.

11

Anda mungkin juga menyukai