Pembahasan Skrofuloderma
Pembahasan Skrofuloderma
bagian lateral,
ketiak,
dan
Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Pembesaran
Abses
Ulkus
yang khas
Jaringan
parut
Jembatan
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
bakteriologik.
Tatalaksana
Tata laksana tb kutis sama dengan tb sistemik. Hal ini dikarenakan jumlah
bakteri penyebab tb kutis jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tb sistemik. 7 Tb
kutis, termasuk skrofuloderma, tergolong tb ekstra paru ringan yang mendapat
pengobatan tb kategori III.
Centers for disease control and prevention (CDC) merekomendasikan kemoterapi
tb kutis menjadi 2 fase terdiri dari:
Fase
inisial
Fase ini meliputi pemberian dosis harian regimen obat antituberkulosis (OAT);
isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 8 minggu. Terapi fase
inisial dimaksudkan untuk memusnahkan bakteri penyebab tb kutis.
Fase lanjutan
Fase ini diberikan regimen obat isoniazid dan rifampisin dosis harian, sebanyak 23xseminggu selama 16 minggu. Terapi pada fase ini ditujukan untuk
mengeliminasi sisa bakteri yang menjadi etiologi tb kutis.
Tahap
Lama
pengobata
pengobat
an
Tablet
Tablet
Isoniazid
Rifampisin
(5mg/kgbb
(10mg/kgbb
Tablet
Tablet
Jumlah
Etambutol
kali
(18mg/kgb
minum
b)
obat
60
54
Pirazinami
d
(25mg/kgb
b)
Tahap
inisial
(dosis
8 minggu
harian)
2
Tahap
lanjutan
(dosis
18 minggu
Dosis:
3xsemingg
10mg/kgb
u)
1
Dosis:
10mg/kgbb