Anda di halaman 1dari 51

WHO guidelines on

good manufacturing practices


(GMP) for herbal medicines

OBAT HERBAL
-

Diperoleh dari berbagai sumber di seluruh


dunia
Memiliki komposisi kandungan kimia yang
unik dan khas
Penanganan yang spesifik

Istilah-istilah obat herbal


1. Senyawa aktif
- Material herbal
- Senyawa kimia yang memiliki aktivitas terapi

2. Blending
proses pencampuran / mengkombinasikan untuk
mendapatkan produk homogen/ produk akhir

3. Tanaman obat
- Herbal : simplisia ( daun, bunga,buah, biji, batang, kayu,
kulit kayu, akar, rhizoma)

Istilah-istilah obat herbal


-

Bahan herbal ( material herbal ) : getah, air buah, minyak atsiri,


minyak nabati, dan resin
Hasil olahan herbal ( herbal preparations ) : ekstrak, tingtur, minyak
lemak
Produk akhir herbal : konstituen atau senyawa aktif

4. Marker ( senyawa penanda )


senyawa kimia penentu dari material herbal yang digunakan sebagai
kontrol identitas

5. Aktivitas terapeutik
pencegahan, diagnosis, penyembuhan secara fisik dan mental, dan
perbaikan kesehatan

Updated supplementary guidelines for


the manufacture of herbal medicines

Quality assurance in the manufacture of herbal medicines


Good manufacturing practice for herbal medicines
Sanitation and hygiene
Qualification and validation
Complaints
Product recalls
Contract production and analysis
Self-inspection
Personnel
Training
Personal hygiene
Premises
Equipment
Materials
Documentation
Good practices in production
Good practices in quality control

JAMINAN MUTU OBAT HERBAL


Analisis

Modern
(HPTLC,GC,HPLC,CE,MS,AA)

Kontrol

terhadap bahan baku, penyimpanan


dan proses.

Sangat

perlu sistem QA yang tepat

GMP OBAT HERBAL


Tujuan

: menjamin kualitas, efek dan


keamanan dari produk yang berasal dari
bahan alam

SANITASI DAN HIGIENE

Bahan-bahan herbal dapat mengandung kontaminan


mikrobiologi
Selama waktu panen dan pemrosesan, produk herbal
yang dapat dengan mudah terkena kontaminasi mikroba.
Suplai air ke unit pabrik harus diperiksa, dan jika perlu
dilakukan pengecekan untuk menjamin kualitas yang
konsisten.
Limbah pabrik harus dibuang secara teratur untuk
mempertahankan standar higiene yang tinggi di sekitar
pabrik.
Tempat sampah bertanda harus tersedia, dikosongkan dan
dibersihkan sesuai kebutuhan setidaknya setiap hari.

KUALIFIKASI DAN VALIDASI

Kualifikasi dari peralatan kritis

Proses validasi dan kontrol perubahan adalah


contoh penting bagi produksi obat-obatan herbal
yang komponen senyawa terapetik aktifnya tidak
diketahui.

Tujuan utama untuk memastikan konsistensi


kualitas, efikasi dan keamanan diantara batch.

KUALIFIKASI DAN VALIDASI

Sistem kontrol perubahan formal harus dijalankan


untuk mengevaluasi efek potensi yang dapat
mengakibatkan berbagai perubahan yang terjadi
pada efek obat herbal.
Contoh kandungan bahan aktif.

Penilaian scientific harus digunakan untuk


menentukan jenis tes tambahan dan studi
validasi yang cocok untuk menentukan
perubahan proses validasi.

KELUHAN

Pada dasarnya ada 2 tipe keluhan yakni, keluhan


kualitas produk dan keluhan atas efek samping:

Keluhan atas kualitas produk dapat diakibatkan oleh


masalah seperti kesalahan manufaktur, kerusakan
produk dan deterioriented sebagaimana yang sering
terjadi pada obat-obatan herbal yaitu pencampuran
bahan herbal.

Keluhan semacam ini harus direkam dengan detail dan


melalui proses investigasi (sebagai contoh dengan
melalui perbandingan dengan sampel yang disimpan
dari batch yang sama).

PRODUCT RECALLS

Prosedur pengembalian produk sangat


tergantung kepada peraturan nasional.

Ada prosedur operasi standar yang untuk


penyimpanan produk herbal yang telah ditarik di
daerah terpisah yang aman, yang kemudian
diterapkan sesuai persyaratan sampai nasib
produk tersebut ditentukan.

KONTRAK PRODUKSI DAN ANALISIS


Aspek teknik dari kontrak sebaiknya:
Dibuat oleh orang yang kompeten
Memiliki pengetahuan yang baik mengenai
karakteristik spesifik dari obat-obat bahan alam,
termasuk produksi dan tes pengawasan mutu

INSPEKSI DIRI
Minimal

satu anggota dari tim inspeksi-diri


sebaiknya menguasai pengetahuan
mengenai obat bahan alam.

PERSONALIA

Peluncuran obat bahan alam sebaiknya dicatat oleh


orang yang telah diberi pelatihan dengan gambaran
spesifik pada bidang proses dan pengawasan mutu
material bahan alam, penyiapan dan tahap akhir
produksi produk bahan alam

Personil terkait dengan produksi dan pengawasan


mutu obat bahan alam sebaiknya mendapat
pelatihan yang cukup pada hal spesifik yang relevan
untuk obat bahan alam

PELATIHAN

Personil sebaiknya mendapat pelatihan yang


cukup terhadap bidang yang sesuai seperti
teknologi farmasetikal, botani taksonomi,
fitokimia, farmakognosi, hegiene, mikrobiologi
dan bidang lain yang terkait (seperti
penggunaan tradisional obat bahan alam)

Sebaiknya dijaga laporan pelatihan dan


sebaiknya dibuat pengujian keefektifan program
pelatihan sebaiknya diuji secara periodik

HIGIENE PERSONAL

Personil sebaiknya memiliki higiene diri yang


baik dan pelatihan yang cukup, tidak sedang
menderita infeksi dan sakit

Personil harus terlindungi dari kontak dengan


iritan toksik dan bahan tanaman yang potensial
menimbulkan alergi artinya menggunakan
pakaian pelindung yang cukup (sarung tangan
yang cocok, penutup kepala, masker, baju kerja,
dan sepatu)

BANGUNAN

Bangunan didesain, berlokasi, dibangun, disesuaikan,


dan dipelihara sesuai dengan WHO good manufacturing
practices for pharmaceutical products: main principles
(see section II).

Karena potensi kerusakan dan tempat serangga atau


binatang sebagai mana kontaminasi oleh mikroba maka
produksi dan penyimpanan sementara bahan herbal dan
sediaan herbal dianggap sebagai hal yang penting.

AREA PENYIMPANAN (GUDANG)

Pembangunan ruang penyimpanan tergantung


pada bahan yang disimpan.

Ruang area sebaiknya di label dan bahan


disimpan sedemikian rupa sehingga menghindari
kontaminasi silang.

Seluruh ruang penyimpanan sebaiknya


diidentifikasi untuk karantina bahan herbal yang
masuk.

AREA PENYIMPANAN (GUDANG)

Ruang penyimpanan sebaiknya diletakkan


(ditempatkan) secara efektif dan disusun terpisah
berdasar kategori bahan yang disimpan, dan
memungkinkan rotasi stok.
Bahan herbal yang berbeda seharusnya disimpan di
area terpisah.
Untuk melindungi bahan yang disimpan dan
mengurangi resiko serangan binatang, jangka waktu
penyimpanan bahan herbal dalam bentuk bukan
kemasan/tidak dibungkus harus seminimal mungkin.

AREA PENYIMPANAN (GUDANG)

Jika

memungkinkan bahan herbal


disimpan dalam suhu antara 2-8 oC ,
dimana bahan yang dingin sebaiknya
disimpan pada suhu di bawah
-18 oC.

AREA PENYIMPANAN (GUDANG)

Jika bahan disimpan dalam bentuk ruahan maka untuk


menghindari pertumbuhan jamur atau fermentasi maka
disarankan bahan disimpan dalam ruangan yang dialiri
udara atau kontainer yang menggunakan aliran udara
secara alami atau mekanik.

Area ini sebaiknya dilengkapi dengan alat yang mencegah


serangga atau binatang masuk, khususnya tikus.

Pengukuran efektif sebaiknya dilakukan untuk membatasi


penyebaran binatang dan mikroorganisme dalam bahan
tanaman dan mencegah kontaminasi silang.

AREA PENYIMPANAN (GUDANG)

Bahan herbal, jika disimpan dalam drum fiber, kantong atau


boks, sebaiknya tidak disimpan langsung di atas lantai dan
terdapat ruang yang memungkinkan untuk membersihkan dan
inspeksi.

Simpanan tanaman, ekstrak, tincture dan sediaan yang lain


mungkin memerlukan kondisi kelembaban dan suhu khusus atau
terlindung dari cahaya, langkah yang tepat sebaiknya diambil
untuk meyakinkan bahwa kondisi ini tersedia, terpelihara,
termonitor, dan terekam (tercatat).

Bahan herbal, termasuk bahan herbal mentah (bahan baku)


sebaiknya disimpan dalam area yang kering, terlindung dari
lembab dan proses mengikuti prinsip first in, first out (FIFO).

AREA PRODUKSI

Area produksi sebaiknya memenuhi persyaratan dari


WHO good manufacturing practices for pharmaceutical
products.

Sifat alami khusus dari produk obat herbal memerlukan


perhatian selama proses untuk produk yang
menghasilkan debu.

Ketika diperlukan pemanasan dan pendidihan bahan,


sebuah mekanisme pembuangan udara yang cocok
diperlukan mencegah akumulasi asap dan uap.

AREA PRODUKSI

Untuk menfasilitasi kebersihan dan mencegah


kontaminasi silang:
tindakan pencegahan yang cukup sebaiknya
dilakukan selama sampling, menimbang,
mencampur, dan memproses (mengolah) tanaman
herbal
misalnya dengan menggunakan ekstraksi debu dan
sistem penanganan udara untuk mendapatkan
tekanan dan aliran udara yang diinginkan.

PERALATAN
Pengolahan

bahan herbal : timbul


debu/kontaminasi mikroba
Metode pembersihan : pembersihan basah
dan vakum
Peralatan yang digunakan sebaiknya bukan
dari bahan kayu

BAHAN

Bahan harus dikarantina dan disimpan pada kondisi


yang sesuai
Fumigasi , batas residu, dan spesifikasi peralatan yang
digunakan harus resmi (sesuai peraturan nasional)
Sampel dan standar rujukan
- contoh botani bahan herbal
- contoh sediaan herbal (ekstrak)
- bahan yang secara kimia diketahui (konstituen aktif,
marker, atau pengotor diketahui)
Tidak ada di farmakope --->sampel herbarium dari
sistem perbungaan dan perbuahannya

DOKUMENTASI

Spesifikasi : menggambarkan kualitas--->menjamin mutu dan efikasi


Bahan herbal
nama botani dan famili dengan sistem binomial
rincian sumber tanaman
bagian yang digunakan (bagian atau keseluruhan)
pengamatan makroskopik dan mikroskopik
uji identitas
rincian pengujian konsituen aktif atau marker
uji batas,kadar abu,sari larut air,kadar air,susut pengeringan
metode penentuan kontaminasi pestisida dan batasnya
uji terhadap logam toksik,kontaminan,bahan asing,bahan pencampur
uji terhadap jamur dan/kontaminasi mikobiologi disertai batas yang
diperbolehkan
uji lain yang sesuai

DOKUMENTASI

Bahan dari organisme rekayasa genetik harus diberi label

Produk akhir herbal


uji cemaran mikrobiologi dan senyawa toksik lain
keseragaman bobot,waktu hancur,kekerasan dan
friabilitas,viskositas,konsistensi,dan disolusi, penampilan
fisik, susut pengeringan atau kadar air, uji identitas,
kuantifikasi konstituen aktif, dan uji batas sisa pelarut.

Sediaan herbal
Spesifikasi terdiri dari item-item yang relevan dari
spesifikasi bahan herbal atau produk akhir herbal

DOKUMENTASI

Pedoman Pembuatan---->menggambarkan perlakuan


terhadap bahan tanaman
Kondisi pengeringan sesuai karakter komponen aktif dan
bagian tanaman yang dipakai (jika diproses dalam keadaan
segar harus dicantumkan alasannya)
Produksi ekstrak : detail pelarut,lama waktu, suhu,tingkat
konsentrasi,dan metode ekstraksi
Kondisi lingkungan : suhu, kelembaban,standar kebersihan
Fumigasi : detail proses, pengujian,batas residu yang
diperbolehkan,dan metode
Peraturan terhadap sisa bahan herbal juga harus diuraikan

GOOD PRACTICES IN PRODUCTION


Panduan

proses produksi melingkupi proses


fisik seperti pemotongan dan pemrosesan,
termasuk pengemasan

PERTIMBANGAN UMUM
Penanganan bahan :
tidak merugikan
tidak kontak langsung dengan tanah
tidak terpapar sinar matahari, kecuali diperlukan
pemanasan
terlindung dari hujan dan kontaminasi mikroba.
Klasifikasi kebersihan yang digunakan untuk substansi
farmasetikal yang lain tidak boleh di aplikasikan untuk
proses bahan herbal.

PERTIMBANGAN UMUM

Perlu diperhatikan pemilihan metode pembersihan yang


sesuai, contoh :
Mencuci bahan herbal kering : shower udara.
Jika paparan air terhadap bahan herbal atau agen lain
seperti desinfektan tidak diperbolehkan, maka jumlahnya
haruslah minimum.

Bahan tanaman dari spesies dan varian berbeda, atau


bagian berbeda dari tanaman harus dikontrol selama
proses produksi

Batas waktu tidak boleh terlampaui untuk menjamin


kualitas produk antara dan produk jadi.

PENCAMPURAN ANTAR BETS

Obat herbal yang memiliki komponen yang telah diketahui


aktivitas terapetiknya harus terstandardisasi
Metode yang digunakan untuk stadardisasi harus di
dokumentasikan
Spesifikasi dan kuantitas substansi tambahan harus dicantumkan
Proses pencampuran harus dikontrol, didokumentasikan, dan
divalidasi
Bets yang tercampur harus sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan
Bets obat herbal yang tidak memenuhi spesifikasi tidak boleh
dicampurkan dengan bets lain

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL
Personel

dari bagian quality control harus


memiliki keahlian dan pengetahuan dalam
obat-obatan herbal
Identifikasi dan penentuan kematangan,
adanya pertumbuhan jamur dan hama serta
kurangnya keseragaman
Penyiapan dan produk akhir harus
ditetapkan kualitasnya

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL
Sampling :
Sampling harus dilakukan secara hati-hati
Personel memiliki keahlian yang dibutuhkan
Aturan tambahan untuk sampling dan inspeksi
visual : WHO document Quality Control Methods
for Medicinal Plant Materials

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL
Pengujian :
Identitas dan kualitas, penyiapan dan produk
akhir harus diuji dan tercantum dalam The
Quality Control Methods for Medicinal Plant
Materials.
Instrumen untuk melakukan tes tercantum
dalam petunjuk tersebut.

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL

Bahan baku herbal, produk setengah jadi dan produk jadi


dikategorikan menjadi :
a. mengandung konstituen aktif yang dapat diukur secara
kuantitatif
b. mengandung beberapa komponen yang bertanggung
jawab terhadap aktifitasnya
c. senyawa yang berkhasiat tidak teridentifikasi atau tidak
dapat dikuantifikasi, namun terdapat senyawa marker
d. lainnya, jika kuantifikasi tidak dapat dilakukan atau sulit
dilakukan.

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL
Dasar

pemilihan metode identifikasi :

sifat fisika, dan jika memungkinkan, makroskopik


(organoleptik) dan uji mikroskopik
prosedur kromatografi (KLT, HPLC, HPTLC,
Kromartografi cair-gas, teknik
spektrometri (UV-Vis, IR, NMR, MS), dan/atau
reaksi kimia.

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL
Metode

identifikasi
- spesifik pada material herbal yang diuji
- mampu memisahkan material herbal yang
diinginkan dengan pengotor
- metode untuk kategori a dan b : harus
dapat mengidentifikasi sisi aktif senyawa
- metode utuk kategori c : pemilihan
didasarkan pada karakteristik senyawa.

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL

Sampel referensi dari bahan herbal harus


tersedia untuk digunakan pada uji perbandingan,
misalnya pengujian visual dan mikroskopik serta
kromatografi.

Determinasi kuantitatif dari komponen aktif yang


diketahui untuk bagian dari katergori a dan b
serta market untuk bagian dari kategori c jika
diperlukan.

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL
Pengembangan

dan eksekusi dari metode


jaminan mutu untuk bahan herbal, penyiapan
produk herbal dan hasil produk herbal harus
berada pada dalam garis yang sama.

Syarat

tes dan kualitas yang merupakan


karakteristik dari analit yang diberikan harus
diseleksi.

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL

Data penunjang situasi penyimpanan bahan


herbal tanggal daluarsa produk, proses akhir
pengolahan bahan herbal

Metode Kromatografi, sesuai kromatogram sidik


jari jenis bahan aktif dan kadarnya dalam
bahan/sediaan herbal

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL

Kromatografi (sidik jari) Metode uji stabilitas


Metode pengawasan mutu

Bahan aktif
pengujian umum (untuk yang diketahui markernya)
Uji fisik
Uji organoleptik
dll (yang mungkin)

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL

Penentuan shelf-life produk akhir : kandungan lembab,


kontaminasi mikroba, dosis umum pengujian kontrol
Stabilitas bahan pengawet dan bahan penstabil selalu
harus dimonitor
Program monitoring stabilitas : 3 bets pertama pada
produksi komersial atau kurang dari 3 jika produk
diperkirakan stabil sedikitnya selama 2 tahun
Protokol studi stabilitas berkelanjutan harus
didokumentasikan

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL

Seluruh bahan pengemas, seperti botol dan


bahan lainnya, sebaiknya disimpan dengan baik.
Pengawasan pengeluaran dan penggunaan
bahan pengemas sebaiknya cukup yakin bahwa
label dan karton yang tidak benar tidak dipakai.

Seluruh wadah dan closures sebaiknya


dibersihkan dan dikeringkan sebelum digunakan
untuk mengepak produk.

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL

Kecuali jika dibenarkan, seluruh komposisi kuantitatif


bahan-bahan penyusun produk bahan alam
sebaiknya dicantumkan pada label.

Jika tidak mungkin, minimal bahan penyusun utama


harus dicantumkan pada label dan seluruh
komposisi kualitatif dicantumkan pada kemasan
tambahan

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL
Hal-hal kualitatif dan kuantitatif bahan aktif dalam bahan
herbal dan sediaan herbal sebaiknya mengikuti beberapa
ketentuan :
Untuk bahan herbal dan sediaan herbal :
Kuantitas bahan herbal harus tetap, jika zat aktif
terapetiknya tidak diketahui, kuantitas bahan
herbal atau sediaan herbal harus tetap, atau
Kuantitas bahan herbal/sediaan herbal sebaiknya
dalam rentang berdasarkan kuantitas bahan yang
diketahui aktifitas terapetiknya

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL

Untuk sediaan herbal yang diproduksi dengan berbagai


tahap, jenis dan konsentrasi pelarut dan sifat fisika
ekstrak harus dicantumkan. Selanjutnya, hal-hal berikut
sebaiknya diperhatikan :
Kuantitas ekivalen atau rasio bahan herbal terhadap
sediaan herbal harus tetap jika aktifitas terapetik
konstituen tidak diketahui (tidak dapat diterapkan pada
minyak lemak dan minyak atsiri)
Jika aktifitas terapi konstituen diketahui, kuantitas
sediaan herbal diberikan dalam rentang, sesuai
dengan jumlah zat yang diketahui aktifitas terapetiknya

GOOD PRACTICES IN QUALITY


CONTROL
Komposisi setiap pelarut atau campuran pelarut
dan keadaan fisik ekstrak harus diidentifikasi
Bahan lain: bahan tambahan-->kandungan lain
ekstrak asli-->kandungan aktif

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai