HISTORY
DEFINITION
ETHIOLOGY
How to spread??
How to spread??
Transmission to human
langsung: bersinnya orang terinfeksi
mukusnya mengenai mata, hidung, atau
mulut orang lain. Bisa juga melalui inhalasi
dari batuk, bersin dan ludah orang yang
terinfeksi.
tidak langsung: makanan, pakaian, dll
tangan ke mulut: dr permukaan yang
terkontaminasi atau kontak langsung dengan
orang
PATHOPHYSIOLOGY
Stage 1
HA berikatan dengan sialic acid yang berada
di permukaan sel epitelial. HA dipotong oleh
protease, kemudian sel mengijinkan virus
masuk melaui endositosis.
Stage 2
Kondisi asam pada endosom menyebabkan
protein HA yang sudah menyatu dengan
pembungkus viral berikatan dengan vacuole
membran. Kemudian saluran ion M2 mengijinkan
proton pindah melalui pembungkus viral dan
mengasamkan inti virus, menyebabkan inti
tersembunyi dan dilepaskan RNA viral dan protein
inti. Lalu vRNA, protein tambahan, RNA terikat
RNA polimerase dilepaskan ke dalam sitoplasma.
Stage 3
vRNA dan protein inti membentuk sebuah
kompleks yang dipindah ke dalam nukleus
sel. RNA terikat RNA polimerase mulai
merekam melengkapi vRNA positive-sense
Stage 4
vRNA dikirim keluar ke dalam sitoplasma
atau diterjemahkan, atau tetap di dalam
nukleus.
Stage 5
Sintesis protein viral yang disekresi melalui golgi
aparatus dikeluarkan ke permukaan sel atau
dikembalikan ke dalam nukleus untuk mengikat
vRNA dan membentuk genom viral baru. Protein
virus lainnya memiliki aksi ganda dalam sel host,
termasuk mendegradasi mRNA seluler
menggunakan nukleotida yang dilepaskan untuk
sintesis vRNA, menghambat translasi host-cell
mRNAs.
Stage 6
vRNA dan protein inti meninggalkan nukleus dan
masuk ke dalam membrane protrusion.
Stage 7
Virus yang sudah matang bersemi pada
membran phospholipid sel host, didapatkan HA
dan NA dengan lapisan membran.
CLINICAL SIGNS
Pada babi;
Demam, letargi, bersin, batuk, sulit bernapas,
penurunan nafsu makan.
Pada manusia;
Kematian akibat gagal napas, pneumonia, sepsis,
demam tinggi, dehidrasi (muntah berlebih dan diare),
ketidakseimbangan elektrolit.
Gejala awal: demam, sakit tenggorokan, sakit kepala,
keletihan, menggigil, tidak enak badan, batuk, diare,
muntah, sulit bernapas, nyeri dada, gejala dehidrasi.
DIAGNOSIS
Tes laborat
PCR (Polymerase Chain Reaction) test
mengidentifikasi adanya virus. Pemeriksaan lain
juga dapat dilakukan kultur sel, DFA (direct
immunofluoresence), EIA (enzyme
immunoassay).
NAT (nucleic acid testing) mendeteksi dan
menghitung banyaknya microorganisme.
TREATMENT
Pada babi
Mencegah penyebaran, vaksinasi,
manajemen ternak dan pemberian
antibiotik.
Pada manusia;
allopathic treatment
ayurvedic treatment
homeopathic treatment
yoga
Allopathic Treatment
Tamiflu
NA inhibitor, menghambat sialic acid berikatan
dengan viral, mencegah penyebaran strain virus A
dan B dalam tubuh.
Zanamivir
NA inhibitor dan profilaksis virus influenza A dan B,
mengikat bagian aktif dari protein NA, mencegah
pelepasan virus dari host cell dan mencegah infeksi
terhadap sel lain, menghambat replikasi virus.
Rimantadine (Flumadine) stain A IV
Ayurvedic Treatment
Basil
Meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh
Ginger dan Garlic
Gi obat herbal, pencegahan, meningkatkan imun,
melindungi tubuh, mengurangi inflamasi
Gooseberry dan Aloe Vera
Kaya vit C meningkatkan resistensi tubuh thdp virus
Camphor dan Eucaliptus Oil
C Mengkontrol penyakit air borne, EO
membersihkan saluran hidung.
PENCEGAHAN
Pada Babi
Executing facility management, herd management
dan vaksinasi
Pada Manusia
Jika ada gejala, bed rest 7-10 hari dan konsultasi ke
dokter.
Hindari kontak dengan babi
Gunakan masker, tutup mulut dan hidung saat batuk
Jaga jarak >6 kaki
Cuci tangan menggunakan sabun
NURSING DIAGNOSE
THANKS