Anda di halaman 1dari 20

ALZHEIMER DISEASE

Rachmat Chusnul Ch.

Departemen Penyakit Terkini


Satria Bhakti

DEFINITION

Gangguan neurodegeneratif yang sering


kali berbentuk dimensia, kehilangan
memori secara progresif dan
kemunduran kognitif.

ETHIOLOGY

Chemical Theory
Kekurangan neurotransmitter
Kelebihan kimia toksik: ion Aluminimum
Genetic Theory
Mutasi kromosom 14 (early onset), kromosom
12 (late onset) dan kromosom 1 dan 21,
Autoimmune Theory
Sistem imun yang menyerang jaringan sendiri
dan membentuk antibodi.

ETHIOLOGY

Slow Virus Theory


Agen penyebab AD
Blood Vessel Theory
Penurunan ADO

PATHOPHYSIOLOGY
Pembentukan senile plaque dan neurofibrillary,
terakumulasi dalam korteks serebral dan sel
saraf serebral, sehingga terbentuk
arterioclerosis. Akibatnya kehilangan memory.
Terbentuknya amyloid fibers yang tidak dapat
dipotong-potong menyebabkan lesi pada otak.
Adanya plaque juga menyebabkan penekanan
serabut saraf dan menghancurkan regio otak
yang terlewati.

PATHOPHYSIOLOGY
Rusaknya jaringan serebral menyebabkan
gangguan perilaku.
Amyloid fiber yang mengelilingi pembuluh
darah, menyebabkan kelemahan struktural dan
kebocoran serum ke ruang serebral, sehingga
dapat memicu terjadinya perdarahan dan
stroke.

STAGE

Stage 1 (Predementia)
Gejala kognitif ringan
yang terjadi dalam 2
bulan, dapat dilihat
dari perencanaan,
berpikir abstrak,
memori semantik dan
perhatian.

STAGE

Stage 2 (Early
dementia)
Gejala kognitif sedang yg
terjadi setelah periode
20 th sebelum diagnosis,
terjadi gangguan belajar,
memori, masalah
bahasa, masalah kosa
kata dan memori
episodik

STAGE

Stage 3 (Moderate
dementia)
Gejala kognitif berat yg
terjadi pada periode 1
5 th. Tampak
kemunduruan progresif,
peningkatan masalah
kosa kata, perburukkan
masalah memori,
anognosia, inkontinensia
urin

STAGE

Stage 4 (Advanced
dementia)
Periode >10 th dengan
ketergantungan penuh,
bed rest total, tidak
mampu makan dll.

CLINICAL SIGNS

Gangguan pola tidur


Marah berlebihan,
agresif
Agitasi
Depresi
Ansietas
Psikotik
Restless leg syndrome

Serotonin
Dopamin
Anxiolytic agent
Anti-alzheimer

DIAGNOSIS

Riwayat pasien scr detail


Informasi dari keluarga atau kerabat
Pemeriksaan fisik dan neurologi dan tes
laborat
Tes neuropsikologi tentang perilaku
CT scan, MRI

TREATMENT

Degenerasi jalur Cholinoceptor


Antikolinergic seperti antikolinesterase
inhibitor (Rivastigmine, Physostigmine,
Neostigmine, Pyridostigmine) dapat
meningkatkan fungsi kognitif.
Tacrine antikolinergic yg menghambat
acetyl cholinesterase dan butynyl
cholinesterase . Selain itu, ada Velnacrine
dan Doneprezil

Degenerasi jalur N-methyl-D-aspartate


NMDA berlebih dapat menyebabkan
excitotoxic pada neuron
neurodegenerative process. Dengan
pemberian derivat Amantadine seperti
Memantine (dimethyl adamantine) dapat
menghambat reseptor NMDA

Antioxidant
Adanya radikal bebas yg dapat menyebabkan
kemunduran kognisi dan penyakit
neurodegeneratif (termasuk AD).
Antioksidan seperti vitamin E (-tocopherol),
monoamino oxidase inhibitor (selegiline),
phenolics (curcumin), tannins (gallic acid)
dan poliphenolics (ferulic acid) dapat
menurunkan pembentukan radikal bebas

Vaccination ( amyloid)
u/ mengurangi gejala kognitif.
Vaksin menstimulasi sistem imun
menghasilkan antibodi, menghancurkan
plaque.
Estrogen Therapy
Terapi hormon postmenopaus dapat
meningkatkan risiko dimensia. Pemberian
estrogen dapat memperbaiki fungsi kognitif

Implanting Healthy Neurons


Transplantasi cholinoceptors ke dalam otak
dapat memperbaiki kadar acetylcholine,
sehingga dapat mencegah penyakit
neurodegenerasi.
Support from Caregivers

NURSING DIAGNOSE

Anxiety
Thought process disturbance
Disorientations
Verbal communication disturbance
Deficit self care

THANKS

Anda mungkin juga menyukai