Singhgsen Shpkotif
‘Hasit-fasil eneftian Tahun 2009
EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) SEBAGAI
OBAT KUMUR UNTUK PENGOBATAN GINGIVITIS PADA
WANITA
Drg. Karlina Hardjawinata, MDSc"’, Drg. Irna Sufiawati, Sp.PM",
Dr. Drg. Nina Djustiana, Mkes”, Muchtaridi, S.Si, M.Si, Apt”,
dan Ir. Sri Olyndriana Dewi”
Daun jambu biji (OJB) yang
mengandung bahan-bahan berkhasiat,
adalah suatu warisan obat tradisional
bernilai tinggi, berpotensi untuk menjadi
obat kumur, yang terjangkau oleh
masyarakat, karena mudah diperoleh
dengan harga relatif murah. Pengujian
suatu bahan obat yang baru,
merupakan syarat_ mutlak —sebelum
digunakan kepada pasion. — Melalui
serangkaian —penelitian, —_dilakukan
Pengujian laboratorium ——_farmasi,
mikrobiologi, farmakologi dan klinik,
untuk mendapatkan formula obat kumur
dari ekstrak daun jambu biji (EDJB)
dalam pengobatan gingivitis, sehingga
mampu meningkatkan nilai pendapatan
petani jambu melalui budidaya
tanaman sesuaiteknologi_ yang
dianjurkan dalam pemanfaatan DJB.
‘Sebagai_persiapan pembuatan
EDJB dilakukan pengumpulan bahan,
determinasi tanaman, —_penapisan
fitokimia, formulasi dan ekstrak DJB, uji
fisik sediaan obat kumur dan uji
kesukaan. Uji daya antibakteri EDJB
terhadap Streptococcus —_sanguis
sebagai bakteri dominan pada plak gi
yang menginduksi terjadinya gingivitis
terutama pada wanita pubertas, akibat
kondisi sistemiknya, —_ dilaksanakan
dengan penentuan konsentrasi hambat
minimal (KHM) EDJB dan waktu
kontaknya, —dillengkapi_ dengan
penentuan konsentrasi hambat minimal
‘Kypjsana Kpmitruan enebton Orion
Dengan deeper Tinggi XEID
(KHM) EDJB dan waktu kontaknya,
dilengkapi_ dengan —_penghitungan
pengurangan jumlah populasi bakteri
sebelum dan sesudah berkumur EDJB
pada 40 siswi SMP pubertas yagng
menderita gingivitis. Uji antiinfiamasi
EDJB terhadap ekspresi TNFa sebagai
sebagai indikator peradangan pada
jaringan gusi, dilakukan terhadap 30
ekor tikus putih dewasa. — Selain
kelompok kontrol, semua tikus diinduksi
dengan suspensi Streptococcus sanguis
supaya menderita gingivitis, lau
diaplikasikan EDJB. Pada hari ke 16
semua tikus—dieksekusi__untuk
pemeriksaan ekspresi TNFa dan tingkat
radang di dalam jaringan gusi hewan
percobaan dengan metode
imunohistokimia.
Hasil penelitian memperlihatkan
bahwa penapisan fitokimia dengan
etanol membultikan EDJB mengandung
flavonoid, tanin, polifenol,
monoterpenoid, sesquiterpen
triterpenoid, kuinon dan saponin
Pengamatan organoleptis. = dan
kestabilan formula obat kumur yang
dibuat dengan perbedaan konsentrasi
EDJB dan variasi pelarut stabil selama
masa penyimpanan 56 hari, tidak
terlinat perubahan aroma, bentuk dan
wamanya. Uji daya anti bakteri
tethadap Streptococcus sanguis
menghasilkan KHM dengan konsentrasi
EDJB 0.25%. —Penghitungan jumlah
178populasi Streptococcus sanguis yang
dilakukan sebelum dan sesudah
berkumur dengan EDJB menunjukkan
Pengurangan jumlah sampai 64,09%.
Dari penelitian pada tikus tampak
bahwa ekspresi TNFa sertatingkat
peradangan gingivitis secara
mikroskopis berkurang sesudah diberi
EDJB, walaupun secara statistik tidak
menunjukkan —perbedaan yang
signifikan.
T_ Pangajar Universitas Padjadjaran
2. Peneliti Badan Litbang Pertanian
‘Kypjsana Kpmitruan enebton Orion
Dengan deeper Tinggi XEID
Singhgsen Shpkotif
‘Hasit-fasil eneftian Tahun 2009
Sebagai kesimpulan dinyatakan
EDJB mempunyai daya anti bakteri
secara in vitro di laboratorium farmasi
dan mikrobiologi, dan daya anti
inflamasi secara in vivo pada tikus putih,
Supaya dapat diterapkan pada pasien
dengan gingivitis, obat kumur EDJB ini
harus melalui serangkaian uji lanjutan
yang lainnya, baik secara laboratoris
maupun kiinis, sesuai persyaratan yang
harus dipenuhi untuki kelayakan suatu
obat kumur yang bermutu.
179