Oleh:
R. Fanny Megayanti
Intan Adrikni
Goklas Valentino
Fitry Mulyani Martinova
Hendra Febriana
Reynaldo Mahendra Riyanto
Al Rivan Marsyah Dzikri
Reisna Ayuwanda
Roro Yodita Fitri
Wulan Marayani
123020348
123020349
123020350
123020351
123020353
123020355
123020357
123020358
123020360
123020362
1.1. Buah-buahan
1.1.1. Buah Klimaterik
Buah klimakteri merupakan suatu fase yang kritis dalam
kehidupan buah dan selama terjadinya proses ini banyak sekali
perubahan yang berlangsung. Buah klimakteri dapat dikatakan suatu
keadaan auto stimulation dari dalam buah sehingga buah menjadi
matang yang disertai dengan adanya peningkatan proses respirasi.
Buah-buahan
dan
faktor
internal,
dimana
faktor
internal:
tingkat
suhu,
penggunaan
etilen,
ketersediaan
oksigen,
rendah, dapat
Produk yang dipanen dari kebun pada umumnya suhunya tinggi dan masih
memiliki laju respirasi yang tinggi. Mempercepat penurunan suhu produk sangat
efektif untuk menjaga kualitas buah-buahan dan sayur-sayuran. Oleh karena itu
teknologi pendinginan digunakan secara luas terutama untuk produk yang mudah
rusak dan membusuk.
Penurunan nutrisi pada buah klimaterik selama penyimpanan;
Penyimpanan untuk buah klimateri harus diperhatikan mulai dari
suhu,
kelembaban,
dan
komposisi
atmosfir
karena
itu
semua
phytochemical,
dan
dietary
fiber
akan
mengalami
penurunan bahkan buah akan mati, karena bila tidak tersedia O 2, CO2,
dan gas etilen maka buah cenderung akan mengalami proses
fermentasi yang mengakibatkan energi yang diperoleh lebih sedikit
persatuan substrat dibandingkan dengan cara respirasi, oleh sebab itu
apabila buah melakukan fermentasi akan membutuhkan banyak energi
serta diperlukan substrat (glukosa) dalam jumlah banyak yang berasal
dari karbohidrat pada buah sehingga dalam waktu singkat persedian
substrat
akan
mengalami
penurunan
dan
buah
akan
mati.
lebih
cepat
karena
tidak
terjadi
proses
oleh
beberapa
pigmen
warna
yang
menyebabkan
kerusakan pada pigmen warna yang lain (Masking Effect). Apabila jeruk
dipetik terlalu muda, kandungan asam oksalat yang masih tinggi
menyebabkan rasa asam. Namun seiring dengan bertambahnya umur
jeruk dipohon maka kandungan asam oksalat semakin berkurang oleh
karena itu rasa manisnya pun semakin tua semakin bertambah.
Timbulnya
aroma
manis
pada
jeruk
pascapanen
dikarenakan
beberapa
proses
yakni
respirasi
adalah
proses
sayur
menjadi
karbondioksida
dan
air.
Proses
ini
juga
dengan
tekanan
uap
air
di
udara.
Proses
transpirasi
akan
menyebabkan susut bobot pada buah dan sayur yang disimpan. Untuk
melindungi dari transpirasi buah dan sayur harus disimpan dalam
ruangan dengan kelembaban udara (Relatif Humidity/RH) yang tepat.
Penurunan
nutrisi
pada
buah
non
klimakteri
selama
penyimpanan;
Perubahan yang dapat terjadi pada buah
contohnya
jeruk
diantaranya
perubahan
vitamin
non klimaterik
C
pada
buah.
dan
perubahan
citarasa
terus
menerus
karena
adanya
Selama
dimana
penyimpanan,
kadar
buah
gula meningkat
mengalami
proses
disebabkan
pematangan
adanya
degradasi
bekerja,
baik
enzim
yang
berasal
dari
tanaman
itu
semakin
matang sehingga
kadar
gulanya
naik.
Turunnya
sehingga menyebabkan
buah
menjadi
matang,
dengan
demikian, pada kemasan sel biasa tanpa lubang dan vakum, kadar gula
lebih
tinggi,
walaupun
umur
simpannya
lebih singkat
(cepat
membusuk).
Penurunan nutrisi buah non klimaterik selama pengolahan;
Perlakuan pencucian sebelum penyimpanan tidak terlalu besar
memberikan pengaruh terhadap perubahan kadar gula pada buah
terkemas. dari data buah yang dicuci dengan air biasa tidak dapat
dianalisa pengaruh suhu, jenis kemasan dan pencucian terhadap kadar
gula buah karena pada pengamatan kedua tidak terdapat data (data
kosong). Sebaliknya untuk buah yang dicuci dengan detergen,
terdapat pola perubahan nilai kadar gula yang tetap dan berfluktuasi
selama waktu penyimpanan. Dalam hal ini banyak faktor yang
mempengaruhi,
terutama
pengamatan.
Dalam
mudah,
harus
kita
faktor kesalahan
menggunakan
lebih
teliti
dalam
melakukan
refraktometer memang
dalam
mengukur
dan
tidak
melihat
suatu
penelitian,
pada
sayur-sayuran
hijau
yang
disimpan dalam suhu 68-75 0F, akan hilang sejumlah asam korbat
(vitamin
C)
dalam waktu 3 hari, yaitu pada bayam akan hilang sebanyak 83% dan
beras sebanyak 35%. Sedangkan pada suhu yang lebih rendah akan
didapat nilai gizi yang lebih baik.
mikro
(vitamin
dan
mineral).
Umumnya
vitamin-vitamin
(khususnya vitamin larut air) dan mineral tidak stabil terhadap panas.
Beberapa jenis bahan pangan seperti halnya susu dan kapri serta
daging, sangat peka terhadap suhu tinggi karena dapat merusak warna
maupun rasanya.
Penggorengan merupakan salah satu jenis pengolahan pangan
dengan menggunakan panas. Suhu yang digunakan biasanya adalah
160oC, sehingga dapat merusak vitamin dan mineral.
Kandungan -
C mampu
nilai
gizi
suatu
bahan
makanan
lebih
banyak
beberapa
faktor
antara
1)
Varietas,
2)
Tingkat
pun pendingin).
kandungan vitamin C.
Penurunan nutrisi pada sayuran selama penyimpanan;
Dalam proses pengawetan akan ada kehilangan beberapa nilai gizi yang
dikandungnya, seperti dalam proses pemotongan, pengupasan dan pengurangan
dari bentuk aslinya. Pada proses penguapan / dehidrasi, akan terjadi kerusakan
dari kandungan gizinya oleh karena panas.
Pengaruh radiasi juga akan memberi hasil pengurangan bahan gizi seperti
proses pemanasan, yaitu dari sejumlah 75-90% vitamin A dan B, asam folat,
niasin, piridoksin dan riboflavin menjadi sekitar 35% thianin.
Nilai gizi makanan segar lebih baik ketimbang yang dibekukan, tetapi gizi
makanan beku masih lebih baik dibanding makanan kalengan. Sayuran yang
dibekukan sesaat setelah dipanen berisi lebih banyak vitamin daripada sayuran
segar
yang
langsung
diangkut
melintasi
wilayah
untuk
dipasarkan.
Ada sejumlah pertukaran zat gizi saat Anda memilih sayuran yang dikemas
dan diproses. Contohnya, sayuran kalengan dan beku mengandung lebih banyak
sodium. Satu porsi brokoli beku bisa mengandung lebih banyak betakaroten
karena batangnya sudah dibuang, hanya menyisakan kuntumnya saja. Namun,
brokoli ini hanya mengandung sedikit kalsium dan lebih banyak sodium. Jadi
sesering mungkin, hidangkan sayuran segar bagi keluarga, sehingga mereka
terbiasa
terhadap
rasa
yang
lebih
bervariasi
dan
lebih
kuat.
Mengukus sayuran melindungi lebih banyak zat gizi dan rasa sayuran
segar daripada direbus yang melarutkan beberapa zat gizi ke dalam air. Memasak
menggunakan
microwave
juga
melindungi
zat
gizi
pada
sayuran.
Hindari memotong sayuran terlalu lama sebelum dimasak. Jarak yang terlalu
lama antara saat memotong sayuran atau buah dengan memasak bisa
menimbulkan kerusakan. Alasannya, potongan sayur maupun buah dapat terpapar
papas, cahaya, dan oksigen, si perusak zat gizi. Lebih baik potong sayuran atau
buah saat akan dimasak atau dimakan.
Sedangkan cara pengolahan sayur yang baik untuk balita adalah direbus
atau ditumis sebentar. Gunakan air perebus seminimal mungkin dan manfaatkan
air perebusnya karena selama perebusan kandungan vitamin sayur yang larut air
seperti vitamin B dan C akan terlarut. Semakin kecil sayur, maka kemungkinan
kehilangan kandungan vitamin akan terjadi.
1.3. Serealia
Serealia yaitu biji-bijian dari familia rumput-rumputan (gramine)
yang kaya akan karbohidrat sehingga merupakan makanan pokok
manusia, pakan ternak dan industri yang mempergunakan karbohidrat
sebagai bahan baku.
Penurunan nutrisi serelia pada selama pasca panen;
1. Karbohidrat: Perubahan-perubahan berikut dapat terjadi pada
komponen karbohidrat serealia selama penyimpanan, yaitu :hidrolisa
pati karena kegiatan enzim amilase, berkurangnya gula karena
pernafasan, terbentuknya bau asam dan bau apek karena kegiatan
mikroorganisme, reaksi pencoklatan bukan karena enzim.
2. Protein: Selama penyimpanan Nitrogen total sebagian besar
tidak mengalami perubahan, tetapi Nitrogen dari protein sedikit turun.
Jumlah total asam amino menunjukkan perubahan yang berarti bila
terjadi kerusakan lebih lanjut akibat kegaiatan enzim proteolitik.
3. Lemak: Kerusakan lemak dan minyak dalam biji serealia
terjadi secara oksidasi, menghasilkan flavour dan bau tengik. Hidrolisa
lemak ini dipercepat oleh suhu tinggi, kadar air tinggi dan faktor-faktor
lain seperti pertumbuhan kapang. Pada beras akibat aktivitas kapang,
amino
esensial
yang
jumlahnya
cukup
banyak.
Kedelai
lipoprotein, protein, enzim, dan komponen biologis biji yang lain. Biji
kedele dengan kandungan total asam lemak bebas yang tinggi akan
mengakibatkan rendahnya mutu produk olahan.
2.) Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Komposisi zat gizi meliputi protein berkisar 25-30%, lemak 4050%, karbohidrat 21% dan zat gizi lain yang terdapat dalam jumlah
yang cukup banyak yaitu Ca, P, Fe, Mg, Zn, vitamin A,C dan
B(1,2,3,6,9). Kacang tanah adalah sumber protein (30 gram per cangkir
setelah disangrai), tetapi protein yang dimiliki bukanlah protein komplit
karena kadar asam amino esensial lisin, sistein dan metioninnya
rendah. Kacang tanah sangat rentan terhadap serangan jamur dan
serangga. Kandungan lemaknya yang tinggi juga menjadi pemicu
ketengikan (rancidity) pada kacang tanah selama penyimpanan.
Daya simpan kacang tanah ditentukan oleh tingkat kematangan
panen yang tepat dan kehati-hatian saat penanganannya. Suhu
penyimpanan kacang tanah harus rendah. Dengan suhu rendah
diharapkan proses respirasi dan perombakan kimia lainnya yang terjadi
dalam biji kacang tanah selama penyimpanan dapat ditekan serendah
mungkin.. Pada suhu 21 C kacang tanah berkulit dapat bertahan
dengan kualitas baik selama 6 bulan penyimpanan, sedangkan pada
kacang tanah tanpa kulit bisa bertahan hingga 3-4 bulan. Kelembaban
relatif ruang simpan harus rendah. Hal ini untuk dapat mengendalikan
kadar air biji selama penyimpanan. Kelembaban relatif yang disarankan
untuk penyimpanan kacang tanah adalah 65-70%. Kadar air awal yang
disarankan untuk penyimpanan kacang tanah adalah 8-10%. Udara
harus bebas dari bau-bauan dan tersirkulasi dengan baik. Hal ini
disebakan oleh sifat kacang tanah yang mudah mengabsorbsi baubauan/flavour dari udara di sekitarnya.
Kacang tanah pada penyimpanan yang lama dan kondisi
penyimpanan yang jelek menyebabkan perubahan tekstur kacang
tanah menjadi berkerut (kisut) dan tidak utuh lagi, menyebabkan bau
dan rasa yang tidak enak.
Pada kacang tanah dapat terjadi perubahan yang disebabkan
oleh mikroorganisme yaitu kontaminasi aflatoksin. Kacang tanah yang
mengalami
kontaminasi
oleh
kapang
Aspergillus
flavus
dapat
sebagai
sumber
vitamin
dan
mineral.
Karbohidrat
merupakan komponen terbesar (lebih dari 55%) biji kacang hijau, yang
terdiri dari pati, gula dan serat. Pati pada kacang hijau memiliki daya
cerna yang sangat tinggi yaitu 99,8%. Kacang hijau mengandung 20-25
persen protein. Protein pada kacang hijau mentah memiliki daya cerna
sekitar 77 persen. kacang hijau kaya akan asam amino leusin, arginin,
isoleusin, valin dan lisin. Kualitas protein dibatasi oleh kandungan asam
amino bersulfur seperti metionin dan sistein (jumlahnya sangat
sedikit). Kandungan lemak dalam kacang hijau relatif sedikit (1-1,2
persen). Keadaan ini menguntungkan, sebab dengan kandungan lemak
yang rendah, kacang hijau dapat disimpan lebih lama dibandingkan
kacang-kacangan lainnya.
seperti kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium. Vitamin yang paling
banyak terkandung pada kacang hijau adalah thiamin (B1), riboflavin
(B2) dan niasin (B3). Kacang hijau juga merupakan sumber serat
pangan (dietary fiber).
Penyimpanan yang lama dan kondisi penyimpanan yang jelek
menyebabkan tekstur kacang hijau berubah menjadi berkerut (kisut)
dan teksturnya tidak utuh lagi. Rasanya juga menjadi tidak enak.
4.) Kacang merah (Phaseolus vulgaris L)
Kacang merah kaya akan asam folat, kalsium, karbohidrat
kompleks, serat, dan protein yang tergolong tinggi. Kandungan
karbohidrat kompleks dan serat yang tinggi dalam kacang merah
membuatnya dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Kadar indeks
glikemik
kacang
merah
juga
termasuk
rendah
sehingga
enak.
Perubahan yang disebabkan oleh mikroorganisme biasanya
disebabkan oleh kapang yang dapat menyebabkan perubahan warna
benih, kemampuan berkecambah rusak, bau dan cita rasa yang buruk,
terjadi metabolit racun, berkurangnya nilai gizi (pemecahan protein
dan lemak).
Penurunan nutrisi kacang-kacangan selama penyimpanan;
Penyimpanan harus mampu mempertahankan sifat-sifat baik
bahan yang disimpan. Sifat-sifat baik seperti kualitas daya tumbuh
selama penyimpanan dapat mengalami kerusakan oleh karena kondisi
penyimpanan
yang
tidak
baik.
Kerusakan
kondisi
penyimpanan
setahun (walnut dan pistachio sampai tiga bulan). Kacang yang sudah
dikuliti bisa bertahan sampai 4 bulan, jika disimpan di kemasan kedap
udara dan masukkan ke lemari es, atau di freezer. Karena tidak
mengandung air sama sekali, kacang bisa langsung dimakan atau
dimasak.
Sejak
di
panen
kacang
hijau
telah
melewati
proses
berikut
adalah
perubahan
yang
dapat
terjadi
selama
penyimpanan kacang-kacangan.
selama
pengeringan, penyimpanan,
serta metode
dipisahkan
dengan
biji
dengan
pengendalian
kulit
kadar
luarnya. Kerusakan
air
dan
bisa
pengendalian
biji-bijian
merupakan
tahapan
proses
untuk
proses
sebelumnya
belum
selesai,
misalnya
proses
tahap
penghentian
sementara
proses
yang
sedang
memungkinkan
untuk
berlangsungnya
proses
tersebut,
misalnya
untuk
menunggu
proses
selanjutnya
seperti
proses
mikrobiologi,
maupun
organoleptik.
Bahkan,
dapat
pula
aktivitas
enzim
amilase
untuk
menghidrolisis
pati
perebusan
atau
pengukusan
kacang-kacangan
dapat
pati
tapioka.
Tanin
tidak
dapat
dihancurkan
dengan
pengawet),
atau
mengalami
perlakuan
biologis,
sehingga
akan
mengakibatkan
terjadinya ketengikan
Polimerisasi
minyak/lemak
dapat
terjadi
pada
proses
(misalnya
etalase). Polimerisasilemak/minyak
selama
selama
dipajang
pemanasan
pada
di
suhu
temperature
short
time)
lebih
dapat
mempertahankan
vitamin
itu,
mdium
asam
(pH
rendah)
lebih
dapat
umumnya
pangan,
tidak
mengalami
kerusakan
selama
terjadi
akibat
pelarutan
(leaching),
misalnya
pada
air.
Selain
itu,
pelarutan
ketersediaan
mineral
dapat
terjadi
karena
dapat
mengikat
mineral
ketersediaannya.
(zat
Tannin
besi),
dan asam
sehingga
dapat
oksalat banyak
kadarnya
hanya
dapat
dilakukan
dengan
cara