Anda di halaman 1dari 2

System Information Technology

Awangku Zeffrey Ali Musa Jeludin 37R14003


MM UGM Reguler 37 Jakarta

Manajemen Data Dan Penciptaan Nilai


Seiring berkembangnya teknologi terutama yang berkaitan dengan sistem
informasi, banyak hal yang sudah dilakukan secara paper less contohnya yang
berkaitan dengan penilaian kinerja karyawan. Banyak perusahaan baik perusahaan
skala multinasional maupun skala nasional, sudah menerapakan suatu sistem yang
bernama Human Resources Information System atau Human Resources Management
System atau Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. Istilah istilah penamaan HRIS
bisa saja berbeda beda di setiap perusahaan. Intinya dari sistem ini adalah untuk
mengatur sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan dimulai dari untuk
mencatat absensi karyawan, overtime, performance appraisal, talent pool, bahkan
hingga melakukan analisis preferensi kerja seorang karyawan.
Akan tetapi masih banyak pihak yang meragukan hal hal yang dihasilkan
oleh HRIS terutama yang berkaitan dengan performance appraisal atau penilaian
kinerja seorang karyawan. Terdapat sebuah teori yang mendukung atas keraguan hal
ini yang dikemukakan oleh Goffman (1959) yang beranama Dramaturgical Theory.
Teori ini menjelaskan bagaimana peran manajer dalam memahami dan meresponi
informasi terkait kinerja pegawai yang tersedia. Goffman mengatakan seolah olah
para karyawan sedang bermain sandiwara untuk mendapatkan penilaian yang baik
dari atasannya.

Goffman menekankan potensi dari ekspresi dramaturgical karena banyak karyawan


membuat pencitraan yang seakan akan lebih baik daripada prestasi kinerjanya
karena pihak lain tidak dapat memiliki hak untuk melakukan penyangkalan atas hasil
yang dikeluarkan. Di dalam hal ini ditemukan banyak kebohongan kebohongan
yang disembunyikan atau yang tidak terungkap.

System Information Technology


Awangku Zeffrey Ali Musa Jeludin 37R14003
MM UGM Reguler 37 Jakarta

Jika hal ini terus berkelanjutan, akan berdampak buruk bagi perusahaan.
Karena banyak hasil penilaian kinerja yang dipertanyakan keakuratannya. Apakah
HRIS sudah benar - benar mengukur kinerja dan efektifitas kerja menjadi hal yang
perlu diteliti kembali. Oleh karena itu Goffman mengatakan untuk menyelesaikan
permasalahan perusahaan terkait penyajian data kinerja karyawan yang tidak akurat
dan kekeliruan manager dalam menanggapi data kinerja karyawan yaitu dengan cara
menghindari perilaku karyawan yang tidak memberikan penilaian dirinya secara
akurat dengan menggunakan sistem informasi yang dilengkapi dengan prosedur dan
pengawasan yang lebih ketat.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendorong karyawan untuk melaksanakan
prosedur dengan teratur atau dengan kata lain mendorong secara paksa penerapan dan
penyajian data kinerja pegawai ke manajer hingga ke pimpinan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai