Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN

BERBASIS SYARIAH
(Studi pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah X)
Oleh :
Agusman, SE., M.Si., Ak,. CA
Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan laporan keuangan berbasis
syariah pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) berdasarkan PSAK 101.
Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan
memberikan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat,
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.Teknik pengumpulan data dalam penelitian
melalui wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan BPRS. X di Kota Bengkulu telah menerapkan penyajian
laporan keuangan berdasarkan PSAK 101.
PENDAHULUAN
Munculnya istilah akuntansi syariah
dikarenakan tidak tepatnya perbankan syariah
dijalankan
dengan
menganut
akuntansi
konvensional. Hal ini dilihat pada perbedaan
prinsip pada dua jenis perbankan tersebut.
Perbedaan mendasar dapat dilihat dari sistem
bunga yang diterapkan bank konvensional,
sedangkan syariat Islam sebagai landasan
perbankan syariah tidak mengenal bunga atau
lebih dikenal dengan istilah riba. Bank syariah
dalam pembagian keuntungan menggunakan
sistem bagi hasil.
Dalam implementasinya, akuntansi
syariah dilaksanakan harus berorientasi sosial.
Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi tidak
hanya sebagai penerjemah fenomena ekonomi
dalam bentuk ukuran moneter, tetapi juga
sebagai suatu metode untuk menjelaskan
bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan
dalam masyarakat (Islam).
Dengan berkembangnya
akuntansi
syariah mengharuskan pembuat laporan
keuangan mengerti cara untuk menyajikan
laporan keuangan sesuai dengan prinsip syariah.
Pelaku usaha atau pihak perusahaan harus
memiliki sifat amanah dengan menampilkan
sikap keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang
optimal dan berbuat baik (ihsan) dalam segala
hal, apalagi yang berhubungan dengan
pelayanan masyarakat. Dengan sikap amanah,
pelaku usaha memiliki tanggung jawab untuk
mengamalkan kewajiban-kewajibannya.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) X
sebagai salah satu perbankan syariah yang ada di
Kota Bengkulu, dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya harus berdasarkan atas akuntansi
1

Media Ekonomi Volume 16 Nomor 01 Mei 2015

syariah, khususnya dalam penyajian laporan


keuangan. Namun, apakah dalam penyajian
laporan keuangan entitas syariah tersebut, pihak
manajemen bank telah melaksanakannya sesuai
dengan ketentuan yang terdapat dalam PSAK
(Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) Nomor
101 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah. Berdasarkan latar belakang di atas,
penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dengan
judul
Analisis
Penerapan
Laporan
Keuangan Berbasis Syariah (Studi pada
BPRS. X di Kota Bengkulu).
Rumusan Masalah:
Apakah BPRS.X di Kota Bengkulu
dalam penyajian laporan keuangan telah sesuai
dengan PSAK (Pedoman Standar Akuntansi
Keuangan) Nomor 101 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Syariah?
Landasan Teori
Konsep Akuntansi Syariah
Akuntansi
syariah
merupakan
penggabungan dua keilmuan tersendiri yaitu
ilmu sains tentang akuntansi dan ilmu tentang
Islam (syariah). Akuntansi syariah pada
dasarnya merupakan bentuk aplikasi dari nilainilai Islam sebagai suatu agama yang tidak
hanya mengatur masalah keimanan, tetapi juga
mengatur masalah kehidupan sehari-hari
(Nurhayati dan Wasilah, 2009: 14).
Husein (2010: 156) menyatakan bahwa:
Akuntansi syariah adalah akuntansi yang
memberikan informasi secara lengkap untuk
mengetahui nilai dan kegiatan ekonomi yang
bertentangan dan yang diperbolehkan oleh

syariah, meningkatkan kepatuhan terhadap


prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha, serta menentukan hak dan
kewajiban pihak-pihak yang berkepentingan
terkait dalam suatu entitas ekonomi syariah
berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan,
kebajikan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai
dan etika bisnis Islami.
Berdasarkan kedua pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa akuntansi syariah
diperlukan oleh masyarakat Islam khususnya
sebagai instrumen pendukung yang menerapkan
praktik ekonomi Islam dalam tata kehidupan
sosial ekonominya. Artinya, praktik mereka
dalam kegiatan ekonomi, khususnya bidang
perbankan yang diterapkan berdasarkan nilainilai yang terkandung dalam ajaran Islam yang
bersumberkan pada Al-Quran dan Hadist.
Tujuan Akuntansi Syariah
Menurut Harahap (2010: 25), tujuan
dari akuntansi syariah meliputi keputusan yang
bermanfaat (Decision usefulness), kepengurusan
(stewardship), pertanggungjawaban menurut
Islam
(Islamic
accountability),
dan
pertanggungjawaban
melalui
zakat
(accountability through zakat). Secara lengkap
keempat tujuan akuntansi syariah ini diuraikan
sebagai berikut:
1. Decision Usefulness, bertujuan untuk
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pengambilan keputusan.
2. Stewardship.
Pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan pemilik kepadanya.Manajemen
berkewajiban
menjaga
aset
dan
meningkatkan
kemampuan
manajerial
akuntansi syariah dalam mencapai tujuan
entitas.
3. Islamic Accountability. Manusia diciptakan
Allah SWT di muka bumi ini memiliki fungsi
dan peranan ganda, yaitu sebagai Khalifah
dan Abdulah (wakil dan hamba). Manusia
harus mempertanggungjawabkan seluruh
perbuatan yang
telah dilakukannya di
hadapan Allah SWT. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah
ayat 30 sebagai berikut:

...

Artinya: Dan ingatlah ketika Tuhanmu


berfirman kepada para malaikat,

Aku hendak menjadikan khalifah


di muka bumi)...
Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam
surat Al-Qiyamah ayat 36 sebagai berikut:

Artinya: Apakah manusia mengira bahwa ia


akan dibiarkan begitu saja tanpa
ada pertanggungjawaban?
Kedua ayat di atas harus dijadikan sandaran
dalam implementasi akuntansi syariah yang
berdimensi
pertanggungjawaban
accountability).
Dimensi
pertanggungjawaban dalam akuntansi syariah
memiliki
cakupan
yang
luas.
Pertanggungjawaban ini bukan hanya
pertanggungjawaban atas uang (financial)
yang digunakan dalam melaksanakan
kegiatan operasionalnya, namun juga
pertanggung
jawaban
yang
mampu
meningkatkan tanggung jawab individu
secara horizontal dan vertikal.Pertanggung
jawaban
horizontal
tertuju
kepada
masyarakat, pemerintah, dan kepatuhan
terhadap
peraturan
(regulasi)
yang
berlaku.Pertanggungjawaban vertikal tertuju
pada Dzat yang memberikan tanggung jawab,
yaitu Allah SWT.Untuk melaksanakan
akuntabilitas,
maka
entitas
harus
mengidentifikasi,
mengukur,
serta
melaporkan aktivitas sosio-ekonomi dan
lingkungan.
4. Accountability through Zakat. Zakat
merupakan suatu kewajiban muslim yang
harus ditunaikan dan bukan merupakan hak,
sehingga kita dapat memilih untuk membayar
atau tidak. Zakat memiliki aturan yang jelas
mengenai harta apa yang harus dizakatkan,
batasan harta yang terkena zakat, demikian
juga cara perhitungannya, bahkan siapa yang
boleh menerima harta zakat pun telah diatur
oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Jadi, zakat
adalah sesuatu yang bersifat khusus karena
memiliki persyaratan dan aturan baku baik
untuk alokasi, sumber, besaran maupun
waktu tertentu yang telah ditentukan oleh
syariah (Nurhayati dan Wasilah, 2009: 268).
Prinsip Akuntansi Syariah
Menurut Muhammad (2005: 11-12), ada
3 (tiga) nilai yang menjadi prinsip dasar dalam
operasional akuntansi syariah, yaitu nilai
pertanggungjawaban, keadilan, dan kebenaran.
Ketiga prinsip dalam akuntansi syariah tersebut

Agusman | Analisis Penerapan Laporan Keuangan Berbasis Syariah

dijadikan landasan dalam melakukan kegiatan


operasional memberikan pelayanan kepada
nasabah dalam dunia perbankan syariah,
sehingga tujuan dari akuntansi syariah tersebut
dapat tercapai dengan baik, yaitu melakukan
kegiatan bisnis sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Quran dan Hadist agar
mampu dipertanggungjawabkan kepada manusia
dan kepada Allah SWT.
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis
Akuntansi Syariah
Penyajian laporan keuangan berbasis
Akuntansi Syariah telah diatur dengan PSAK
(Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) dan
PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia). Kekurangan perhatian PSAK dan
PAPSI dalam masalah syariah juga terdapat
dalam
hal
fungsi
laporan
keuangan
memfasilitasi DPS untuk memeriksa dana
nonhalal yang diterima oleh bank. Dana
nonhalal berdasarkan PSAK No. 59 dan PAPSI
digabung dengan dana qardh. Penggabungan
dapat menimbulkan persoalan syariah berupa
tercampurnya yang benar dan yang salah,
sehingga akan menyebabkan kurangnya
perhatian untuk mengupayakan pengeliminasian
dana nonhalal pada masa yang akan datang.
Dalam PSAK (Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan) 101 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Syariah (2007: 4) dinyatakan
tujuan Akuntansi Keuangan Syariah sebagai
berikut:
1. Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait,
termasuk hak dan kewajiban yang berasal
dari transaksi yang belum selesai dan atau
kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan prinsip
syariah yang berlandaskan pada konsep
kejujuran,
keadilan,
kebajikan,
dan
kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis Islami.
2. Menyediakan informasi keuangan yang
bermanfaat bagi pemakai laporan untuk
pengambilan keputusan.
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip
syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha.
Penyajian laporan keuangan syariah
terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut
(PSAK 101):
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Laporan perubahan dana investasi
terikat

Media Ekonomi Volume 16 Nomor 01 Mei 2015

6. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan


bagi hasil
7. Laporan sumber dan penggunaan dana
zakat
8. Laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan (Qardhul Hasan)
9. Catatan atas laporan keuangan
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada BPRS. X di
Kota Bengkulu yang berlokasi di Jalan S.
Parman Nomor 62D, Kelurahan Padang Jati,
Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu.
Jenis Penelitian
Penelitian termasuk jenis penelitian deskriptif
yang
dianalisis
dengan
pendekatan
kualitatif.Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan untuk memberikan deskriptif
atau gambaran secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki
(Nazir, 2005: 63).
Penelitian
ini
mencoba
untuk
mendeskripsikan
implementasi
Akuntansi
Syariah dalam penyajian laporan keuangan pada
BPRS. X di Kota Bengkulu, sehingga akan
diketahui apakah telah sesuai dengan ketentuan
yang terdapat dalam PSAK (Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan) Nomor 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2010: 137),
mengatakan bahwa wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan study pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal hal responden yang lebih
mendalam dan jumlah responden sedikit atau
kecil.
Wawancara yaitu pengumpulan data
dengan melakukan tanya jawab langsung dengan
pimpinn yang bersangkutan pada permasalahan
yang dibahas, yaitu mengenai penyajian laporan
keuangan syariah.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara pengumpulan
data melalui catatan yang diarsipkan dan
dokumen yang berhubungan dengan objek
penelitian (Sugiyono, 2010: 113). Data yang

akan diperoleh melalui teknik ini merupakan


data sekunder, yaitu data mengenai penyajian
laporan keuangan yang dilakukan oleh BPRS. X
di Kota Bengkulu dalam bentuk arsip serta data
yang berhubungan dengan sejarah berdirinya
lembaga, visi dan misi, tujuan dan sasaran, dan
struktur organisasi.
Teknik Analisis Data
Analisis data hasil wawancara dengan
pegawai yang bekerja di BPRS. X , khususnya
yang bertugas dibidang penyajian laporan
keuangan serta hasil dokumentasi berupa data
mengenai bentuk penyajian laporan keuangan
dilakukan dengan metode analisis komparatif.
Menurut Nazir (2005: 68), metode
komparatif adalah suatu metode penelitian yang
bertujuan untuk menemukan persamaan dan
perbedaan tentang benda, orang, prosedur, kerja,
ide, dan sebagainya. Data yang diperoleh dari
BPRS. X mengenai bentuk penyajian laporan
keuangan dapat dibandingkan dengan bentuk
penyajian laporan keuangan berdasarkan PSAK
(Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) Nomor
101 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
Data dianalisis dengan pendekatan
induktif kualitatif, yaitu pendekatan yang tidak
menggunakan perhitungan, tetapi dideskripsikan
dengan penyusunan dari umum ke khusus.
Analisis data kualitatif terdiri atas 3 (tiga) alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan,
sistemik, dan interaksionis, yaitu (Sugiyono,
2010: 128):
1. Pengumpulan data sekaligus reduksi data,
setelah pengumpulan data selesai, dilakukan
reduksi
data,
yaitu
menggolongkan,
BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH X
BENGKULU
NERACA
Per 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Rupiah)
Aset
Aset lancar
Kas

mengarahkan, dan membuang data yang


tidak perlu.
2. Penyajian data, data yang direduksi, disajikan
dalam bentuk naratif.
3. Penarikan kesimpulan (verifikasi). Penarikan
kesimpulan dari data yang telah disajikan
pada tahap kedua. Proses analisis data dalam
penelitian ini dimulai dengan menelaah
seluruh data yang dikumpulkan baik yang
diperoleh melalui wawancara terstruktur dan
dokumentasi, kemudian ditarik kesimpulan
dengan menggunakan metode deskriptif.
Hasil Penelitian
Gambaran Umum PT. BPRS. X
BPRS. X Bengkulu didirikan pada tanggal 4
Juni 2004. BPRS. X Bengkulu didirikan dengan
modal
dasar
perseroan
sebesar
Rp.
4.000.000.000,00. Sejak berdiri sampai sekarang
BPRS. X telah membuka kantor cabang di
Ketahun, Curup, dan Manna. Adapun visi dari
BPRS. X adalah menjadi BPR Syariah yang
unggul dan memberikan manfaat dalam
membangun perekonomian masyarakat di
Provinsi Bengkulu. Untuk mewujudkan visi di
atas, maka misi yang dijalankan oleh
BPRS X adalah: Memberikan pelayanan yang
potensial dan amanah dalam menjalankan usaha
perbankan dan Menjadi mitra usaha umat,
khususnya usaha kecil dan menengah (mikro).
Pembahasan
Penyajian Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Informasi yang disajikan dalam Laporan
Posisi Keuangan (Neraca) pada BPRS. X
Bengkulu sebagai berikut :

2012

2011
869.786.983

785.724.550
Penempatan bank lain

8.716.843.214
10.261.173.897

Piutang :
Murabahah
Pendapatan murabahah yang ditangguhkan
Jumlah piutang
Pinjaman qordh
Penyisihan kerugian penghapusan aset produktif

121.840.911.658
(41.244.202.940)
80.596.708.718
1.439.401.300

93.287.697.897
(27.625.677.934)
65.662.019.963
1.287.224.500
(575.071.841)

(957.692.340)
Aset tetap
Perolehan

3.746.688.989

1.755.112.800

Agusman | Analisis Penerapan Laporan Keuangan Berbasis Syariah

Akumulasi penyusutan
Nilai buku aset
Aset lainnya
Jumlah aset
Kewajiban dan ekuitas
Kewajiban
Kewajiban segera
Simpanan wadiah
Pinjaman yang diterima
Kewajiban lainnya
Utang pajak
Investasi yang tidak terikat
Jumlah kewajiban
Ekuitas
Modal disetor
Cadangan
Dana setoran modal
Saldo laba (rugi)
Jumlah ekuitas
Total kewajiban dan ekuitas

Berdasarkan analisis data yang saya


peroleh dari BPRS X Bengkulu, bahwa
penyajian neraca telah sesuai dengan aturan
PSAK 101, meliputi : kas dan setara kas, aset
keuangan, piutang usaha dan piutang lainnya,
persediaan, investasi yang diperlakukan
menggunakan metode ekuitas, aset tetap, aset
tak berwujud, hutang usaha dan hutang lainnya,
hutang pajak, dana syirkah temporer, hak
minoritas, dan modal saham dan pos ekuitas
lainnya.
Adapun dari hasil analisis saya terdapat
pos pos yang berbeda didalam laporan neraca
BPRS. X Bengkulu, meliputi : dana syirkah

(697.571.162)
(1.156.030.039)
2.590.658.950
1.715.353.141
96.413.328.216

1.057.541.638
1.004.653.823
78.022.998.280

123.223.758
10.303.931.355
25.783.495.324
839.344.915
816.013.741
49.858.750.000
87.724.759.093

408.508.300
8.836.326.641
25.922.975.981
175.961.051
781.856.456
35.586.200.000
71.711.828.428

3.000.000.000
387.172.858
2.500.000.000
2.819.396.265
8.706.569.265
96.431.328.216

3000.000.000
295.131.060
3.016.038.792
6.311.169.852
78.022.998.280

temporer, dan hak minoritas. Tidak adanya pos


pos tersebut, bukan karena BPRS. X Bengkulu
kurang menerapkan aturan ketentuan PSAK 101,
tetapi transaksi transaki mengenai pos pos
tersebut memang tidak ada pada BPRS. X
Bengkulu, sehingga dapat disimpulkam bahwa
struktur penyajiannya telah sesuai dengan PSAK
101.
Penyajian Laporan Laba Rugi
Informasi yang disajikan dalam Laporan
Laba Rugi pada BPRS. X Bengkulu sebagai
berikut:

BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH X


BENGKULU
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Rupiah)
2012
Pendapatan operasi utama
Pendapatan dari jual beli
Pendapatan dari bagi hasil :
Pendapatan bagi hasil deposito mudharabah
Pendapatan bagi hasil tabungan bank syariah mandiri
Pendapatan bagi hasil wadiah
Jumlah pendapatan dari bagi hasil
Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat
Pendapatan operasi lainnya :
Pendapatan operasi lainnya
Jumlah pendapatan
Beban operasi
Beban non operasi
Zakat 2,5 %
Jumlah beban operasi
Laba (rugi) sebelum pajak
5

Media Ekonomi Volume 16 Nomor 01 Mei 2015

2011

19.436.971.214

14.992.181.070

27.025.517
1.825.892
32.069.316
60.920.725
(10.478.418.586)

15.388.928
62.368.121
22.077.658
99.834.707
(6.425.846.633)

1.362.298.490
10.381.771.843
6.641.317.127
13.559.810
91.484.900
6.746.361.837
3.635.410.006

1.006.225.396
9.672.394.539
5.648.281.158
10.299.587
100.345.345
5.758.926.089
3.913.468.450

816.013.741
2.819.396.265

Dikurangi beban pajak


Laba (rugi) setelah pajak

Berdasarkan analisis data yang saya peroleh


dari BPRS. X Bengkulu, bahwa penyajian
Laporan Laba Rugi pada BPRS. X Bengkulu
telah sesuai dengan aturan PSAK 101 meliputi :
pendapatan usaha, bagi hasil untuk pemilik
dana, beban usaha, laba atau rugi usaha,
pendapatan dan beban nonusaha, beban pajak,
laba atau rugi bersih untuk periode berjalan, dan
berbagai kegiatan, transaksi, dan
peristiwa menghasilkan pengaruh berbeda
terhadap stabilitas, risiko, dan prediksi.
Pengungkapan
unsur-unsur
kinerja
membantu dalam memahami hasil yang dicapai
dan dalam menilai hasil yang akan diperoleh
pada masa yang akan datang. Dalam rangka
menyajikan laporan laba rugi secara wajar maka
dapat dilakukan penambahan pos-pos dan
perubahan istilah-istilah yang dipakai serta

835.576.465
3.077.891.994

perubahan urutan dari pos-pos yang terdapat


dalam laporan laba rugi. Faktor-faktor yang
harus
diperhatikan
dalam
melakukan
penambahan dan perubahan tersebut meliputi
materialitas, hakekat, dan fungsi dari berbagai
komponen pendapatan dan beban.
Jika
terdapat pendapatan non-halal, maka pendapatan
tersebut tidak boleh disajikan di dalam laporan
laba rugi entitas syariah maupun laba rugi
konsolidasi
entitas
konvensional
yang
mengkonsolidasikan entitas syariah. Informasi
pendapatan non-halal tersebut disajikan dalam
laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
Penyajian Laporan Arus Kas
Informasi yang disajikan dalam Laporan
Arus Kas pada BPRS X Bengkulu sebagai
berikut :

BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH X


BENGKULU
Laporan Arus Kas
Per 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Rupiah)
2012
Arus kas dari Aktivitas operasi
Laba tahun berjalan
Penyesuaian :
Penyusutan aset tetap
Penyisihan kerugian penghapusan aset produktif
Kas yang tersedia untuk dipakai
Penurunan (kenaikan) Aktivitas operasi
Penurunan (kenaikan) Piutang
Penurunan (kenaikan) Pembiayaan musyarakah
Penurunan (kenaikan) pinjaman qordh
Kenaikan (penurunan) kewajiban segera
Kenaikan (penurunan) wadiah
Kenaikan (penurunan) pinjaman uang diterima
Kenaikan (penurunan) kewajiban lainnya
Kenaikan (penurunan) utang pajak
Jumlah arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas investasi
Penurunan (penambahan) aset tetap
Penurunan (penambahan) aset lainnya
Penurunan (kenaikan) investasi
Jumlah arus aktivitas investasi
Aru kas dari aktivitas pendanaan
Penambahan (pengurangan) modal saham
Penambahan (pengurangan) cadang umum dan khusus
Penambahan (pengurangan) laba tahun lalu yang dibagi
Jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas
Kas dan setara kas awal tahun

2011

2.819.396.265

3.077.891.994

469.233.876

285.842.845

382.620.499
3.671.250.640

214.374.139
3.578.108.978

(14.934.688.755)

(29.996.948.124
)

(152.176.800)
(285.284.542)
1.467.604.714
(139.480.657)
663.383.864

(597.718.200)
363.231.576
2.817.137.673
(14.755.962.040
8.775.251

34.157.285
(9.675234.250)

630.415.155
(8.441.035.653)

(2.002.351.189)
(710.699.318)
14.272.550.000
11.559.499.493

(749.986.000)
(596.998.198)
14.938.900.000
13.591.915.802

2.500.000.000
(686.369.992)
(2.237.627.000)
(423.996.992)
1.460.268.251
9.586.630.196

500.000.000
(1.086.435.723)
(1.086.435.723)
(485.782.823)
4.665.097.322
4.921.532.874

Agusman | Analisis Penerapan Laporan Keuangan Berbasis Syariah

Kas dan setara akhir tahun

Berdasarkan analisis data yang saya


peroleh dari BPRS. X Bengkulu, bahwa
penyajian Laporan Arus Kas pada BPRS. X
Bengkulu telah sesuai dengan aturan PSAK 101,
meliputi: entitas melaporkan arus kas dari

11.046.898.448

aktivitas operasi, dan pelaporan Arus Kas dari


Aktivitas Investasi dan Pendanaan.
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas
Informasi yang disajikan dalam Laporan
Perubahan Ekuitas pada
BPRS. X
Bengkulu meliputi:

BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH X


BENGKULU
Laporan Perubahan Ekuitas
Per 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Rupiah)
Modal saham
Dana setoran saham
Cadangan lainnya
Keterangan
Saldo Per 1 2.5000.000.000
194.478.159
januari
Penambahan
selama tahun
500.000.000
1.028.934.355
berjalan
Pembayaran
Deviden dan
(928.281.455)
Jasa
Koreksi
Laba tahun
lalu
Laba (rugi)
bersih tahun
berjalan
Saldo Per 31
Januari 2011 3.000.000.000
295.131.059
Penambahan
selama tahun
2.500.000.000
92.041.798
berjalan
Laba (rugi)
bersih tahun
berjalan
Saldo Per 31
Desember
3000.000.000
387.172.857
2011

Berdasarkan analisis data yang saya


peroleh dari BPRS. X Bengkulu, bahwa
penyajian Laporan Perubahan Ekuitas pada
BPRS. X Bengkulu telah sesuai dengan aturan
PSAK 101 meliputi : laba atau rugi bersih
periode yang bersangkutan, setiap pos
pendapatan dan beban, keuntungan atau
kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan
psak (pernyataan standar akuntansi keuangan)
terkait diakui secara langsung dalam ekuitas,
pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan
akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan
mendasar sebagaimana diatur dalam psak
terkait, transaksi modal dengan pemilik dan
distribusi kepada pemilik, saldo akumulasi laba
atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya, rekonsiliasi antara nilai tercatat
dari masing-masing jenis modal saham, agio,
7

Media Ekonomi Volume 16 Nomor 01 Mei 2015

9.586.630.196

Saldo laba (rugi)

1.028.934.349

Jumlah
3.723.412.508

(1.028.934.355)

500.000.000

(2.237.627.000

(3.165.908.455)

(61.853.195)

(61.853.195)

3.077.891.994

3.077.691.994

778.441.793

4.073.542.852

(778.411.792)

1.813.630.006

2.819.396.265

2.819.396.265

2.819.396.266

8.706.569.123

dan cadangan pada awal dan akhir periode yang


mengungkapkan
secara
terpisah
setiap
perubahan.
Adapun dari hasil analisis saya terdapat pos
pos yang berbeda didalam laporan perubahan
ekuitas BPRS. X Bengkulu, meliputi :
a. Pos pendapatan dan beban
b. Transaksi modal dengan pemilik dan
distribusi kepada pemilik
c. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari
masing-masing jenis modal
Tidak adanya pos pos tersebut, bukan karena
BPRS. X Bengkulu kurang menerapkan aturan
ketentuan PSAK 101, tetapi transaksi-transaki
mengenai pos-pos tersebut memang tidak ada
pada BPRS. X Bengkulu, sehingga dapat

disimpulkam bahwa struktur penyajiannya telah


sesuai dengan PSAK 101.

memperhatikan hasil investasi (Muhammad,


2005: 232).

Penyajian
Laporan
Perubahan
Dana
Investasi Terikat
Investasi dana terikat adalah investasi
yang bersumber dari pemilik dana investasi
terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank
sebagai
manajer
investasi
berdasarkan
mudharabah muqayyadah (agen investasi).
Investasi terikat bukan merupakan aktiva
maupun kewajiban bank, karena bank tidak
mempunyai hak untuk menggunakan atau
mengeluarkan investasi tersebut serta bank tidak
memiliki kewajiban mengembalikan atau
menanggung risiko investasi (Muhammad,
2005: 232). Laporan perubahan dana investasi
terikat adalah laporan keuangan entitas syariah
yang memisahkan dana investasi terikat
berdasarkan sumber dana dan memisahkan
investasi berdasarkan jenisnya.
Tidak
adanya
penyajian
Laporan
Perubahan Dana Investasi Terikat dalam laporan
keuangan pada BPRS. X Cabang Bengkulu
karena tidak ada pemilik dana (investor)
investasi terikat
dan sejenisnya
yang
menginvestasikan dananya yang dikelola oleh
bank yang bertindak sebagai manajer investasi
berdasarkan mudharabah muqayyadah (agen
investasi).
Dana yang diserahkan oleh pemilik
investasi terikat dan sejenisnya adalah dana yang
diterima bank sebagai manajer investasi atau
agen investasi yang disepakati untuk
diinvestasikan oleh bank sebagai pengelola dana
maupun sebagai agen investasi. Dana yang
ditarik oleh pemilik investasi terikat adalah dana
yang diambil atau dipindahkan sesuai dengan
permintaan pemilik dana. Keuntungan atau
kerugian investasi terikat sebelum dikurangi
bagian keuntungan manajer investasi adalah
jumlah kenaikan atau penurunan bersih nilai
investasi terikat selain kenaikan yang berasal
dari penyetoran atau penurunan yang berasal
dari penarikan.
Dalam hal bank bertindak sebagai
manajer investasi dengan akad mudharabah
muqayyadah, bank memperoleh keuntungan
sebesar nisbah (perbandingan) atas keuntungan
investasi.Jika terjadi kerugian, maka bank tidak
memperoleh imbalan apapun. Apabila dalam
investasi tersebut terdapat dana bank, maka bank
menanggung kerugian sebesar bagian dana yang
diikutsertakan. Dalam hal bank bertindak
sebagai agen investasi, imbalan yang diterima
adalah sebesar jumlah yang disepakati tanpa

Penyajian Laporan Rekonsiliasi Pendapatan


dan Bagi Hasil
Rekonsiliasi adalah proses pencocokan
data transaksi keuangan yang diproses dengan
beberapa sistem/subsistem yang berbeda
berdasarkan dokumen sumber yang sama.
Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil
adalah laporan keuangan yang berisikan data
transaksi keuangan berupa pendapatan dan bagi
hasil yang diproses dengan beberapa
sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan
dokumen sumber yang sama (Harahap, 2007:
89).
Dalam ekonomi syariah, konsep bagi hasil
dapat dijabarkan sebagai berikut (Harahap,
2007: 92):
1. Pemilik dana menanamkan dananya melalui
institusi keuangan yang bertindak sebagai
pengelola dana.
2. Pengelola mengelola dana-dana tersebut
dalam sistem yang dikenal dengan
sistem pool of fund (penghimpunan dana),
selanjutnya
pengelola
akan
menginvestasikan
dana-dana
tersebut
kedalam proyek atau usaha-usaha yang
layak dan menguntungkan serta memenuhi
semua aspek syariah.
3. Kedua belah pihak membuat kesepakatan
(akad) yang berisi ruang lingkup kerjasama,
jumlah nominal dana, nisbah, dan jangka
waktu berlakunya kesepakatan tersebut.
Tidak adanya penyajian Laporan
Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil dalam
laporan keuangan pada BPRS. X Cabang
Bengkulu karena pihak manajemen bank kurang
transparan dalam mengelola pendapatan dan
sistem bagi hasil yang mereka jalankan
(terapkan),
sehingga
pengguna
laporan
keuangan tidak dapat mengetahui hal-hal
sebagai berikut (PSAK 101, 2007: 37) :
1. Pendapatan pengelolaan dana oleh bank
sebagai mudharib.
2. Penyesuaian atas:
a. Pendapatan pengelolaan dana oleh bank
sebagai mudharib periode berjalan yang
kas atau setara kasnya belum diterima.
b. Pendapatan pengelolaan dana oleh bank
sebagai mudharib periode sebelumnya
yang kas atau setara kasnya diterima di
periode berjalan.
3. Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil.
4. Bagian bank syariah atas pendapatan yang
tersedia untuk bagi hasil.

Agusman | Analisis Penerapan Laporan Keuangan Berbasis Syariah

5. Bagian pemilik dana atas pendapatan yang


tersedia untuk bagi hasil.
a. Bagi hasil yang sudah didistribusikan ke
pemilik dana.
b. Bagi hasil yang belum didistribusikan ke
pemilik dana.

Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan


Dana Zakat, Kebajikan
Laporan sumber dan penggunaan dana
zakat, kebajikan BPRS. X Bengkulu 2011-2012,
adalah sebagai berikut :

PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH


X BENGKULU
Laporan Sumber dan Penggunaan ZIS
Per 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam Rupiah)
Sumber Dana ZIS awal periode
Zakat dari Bank
Infaq dan Shadaqah luar Bank
Jumlah Sumber Dana
Penggunaan Dana ZIS
Disalurkan ke lembaga / pihak lain
Disalurkan sendiri
Jumlah Pengunaan Dana
Kenaikan (penurunan) sumber dana atas penggunaan
Jumlah Sumber Dana ZIS pada Akhir Tahun 2011

Dari data yang saya analisis bahwa


penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana
Zakat
dan
Laporan
Sumber
danPenggunaan Dana Kebajikan (Qardhul
Hasan) BPRS. X Bengkulu kurang menerapkan
berdasarkan
aturan PSAK 101 , karena
Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Zakat dan Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Kebajikan (Qardhul Hasan)
tergabung dalam 1 (satu) komponen laporan
keuangan, yaitu Informasi yang dilaporkan dan
disajikan dalam laporan sumber dan penggunaan
ZIS (Zakat, Infak, dan Shadaqah) sedangkan
Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Zakat dan Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Kebajikan (Qardhul Hasan)
berdasarkan
PSAK
101
dipisahkan
penyajiannya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan mengenai analisis penyajian laporan
keuangan pada BPRS. X Cabang Bengkulu,
berdasarkan PSAK 101 , maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penyajian Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
telah sesuai dengan informasi entitas syariah
yang harus disajikan berdasarkan PSAK
Nomor 101 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
2. Penyajian Laporan Laba Rugi telah sesuai
dengan informasi entitas syariah yang harus
disajikan berdasarkan PSAK Nomor 101
9

Media Ekonomi Volume 16 Nomor 01 Mei 2015

2012
82.738.076
1.341.000
33.625.000
34.966.000

2011
21.682.672
59.132.441
32.823.434
91.955.874

8.227.000

11.175.000
19.725.470
30.900.470
61.055.
82.738.076

8.227.000
26.739.000
109.477.076

tentang Penyajian Laporan Keuangan


Syariah.
3. Penyajian Laporan Arus Kas telah sesuai
dengan ketentuan yang terdapat dalam PSAK
tentang Penyajian Laporan Keuangan syar
4. Penyajian laporan perubahan Ekuitas telah
sesuai informasi entitas syariah yang harus
disajikan berdasarkan PSAK Nomor 101
tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
5. Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan
ZIS (Zakat, Infak, dan Shadaqah) kurang
menerapkan informasi entitas syariah yang
harus dilaporkan berdasarkan PSAK Nomor
101 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk
meningkatkan kinerja dan pelayanan pada
nasabah sebaiknya manajemen BPRS X
Bengkulu seharusnya sudah menerapkan
pelayanan yang prima dengan sistem
komputerisasi yang sudah terintegrasi sehingga
memudahkan manajemen dalam memberikan
pelayanan kepada nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
Fajarwati, Diana dan Sambodo, Djoko. S. 2010.
Pengkajian tentang Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan pada
Lembaga Keuangan Syariah. Jurusan
Akuntansi,
Fakultas
Ekonomi,

Universitas Islam Malang. JRAK


Volume 2 Agustus 2010.
Harahap, Syofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi
Syariah. Jakarta: Salemba Empat.
, 2010. Akuntansi Perbankan
Syariah, Jakarta: LPPE Universitas
Trisakti.
Hidayat. 2006. Akuntansi Syariah. Jakarta:
Salemba Empat.
Hizazi, Ahmad, Susfayetti, dan Rahayu, Sri.
2010. Analisis Penerapan Akuntansi
Syariah di BMT Al Ishlah Kota
Jambi. Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Jambi. [Jurnal]
Volume 12 Nomor 2, Juli-Desember,
ISSN 0852-8349.
Husein,
Syahatah.
2010.
Pokok-Pokok
PikiranAkuntansi Islam. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi
Syariah, Edisi 2. Jakarta: Salemba
Empat.

Muthaher, Osmad. 2012. Akuntansi Perbankan


Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nazir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurhayati, Siti dan Wasilah, Ahmad.2009.
Akuntansi Syariah dalam Praktiknya.
Jakarta: Rajawali Pers.
Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor
101
tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syariah, Jakarta: IAI
(Ikatan Akuntan Indonesia).
Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor
102 Tahun 2009 tentang Laporan
Arus Kas, Jakarta: IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia).
Sugiyono.
2010.
Metodologi
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Triyuwono.Iwan. 2006. Perspektif, Metodologi,
dan Teori Akuntansi Syariah. Edisi I.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Agusman | Analisis Penerapan Laporan Keuangan Berbasis Syariah

10

Anda mungkin juga menyukai