Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA MODERN

Judul Praktikum
CACAH RADIASI

Oleh:
Fahyurinda Erviarismana (130322615545)
Kelompok 11

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September 2015

PERCOBAAN 6
PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

A. TUJUAN
1. Menentukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif
2. Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung

B. DASAR TEORI
Detektor radiasi bekerja dengan cara mengukur perubahan yang disebabkan oleh
penyerapan energi nuklir oleh medium penyerap. Walaupun jenis peralatan untuk mendeteksi
zarah radiasi nuklir banyak macamnya, akan tetapi prinsip kerja peralatan tersebut pada
umumnya didasarkan pada interaksi zarah radiasi terhadap detektor (sensor) yang sedemikian
rupa sehingga tanggap efek radiasi atau sebanding dengan sifat radiasi yang diukur. Detektor
radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaiut:
a. Detektor Isian Gas
b. Detektor Sinitasi
c. Detektor semikonduktor
Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Muller adalah sebuah alat pengukur
radiasi ionisasi. Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta.
Sensornya menggunakan sebuah tabung yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor
ketika partikel atau foton radiasi menyebabkan gas (umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat
tersebut akan membesarkan sinyal dan menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa jarum
penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Pada kondisi
tertentu pencacag Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat
reliabilitasnya kurang. Pencacah Geiger tidak bisa digunakan untuk mengisi neutron.
Detektor GM terdiri dari suatu tabung gelas/logam berisi gas mulia dengan tekanan rendah
dan pada umumnya juga berisi polyatomik atau gas halogen. Gas ini disebut quenching gashes
(tekanan = 1 cmHg). Ditengah-tengah tabung, sepanjang sumbunya dimasukkan suatu lapisan
logam silinder yang dilapiskan pada dinding tabung. Antara katoda dan anoda diberi tegangan
tinggi dengan polaritas positif pada anoda. Karena itu perlu ionisasi antara anodan dan katoda.

Bila peristiwa yang ditimbulkan oleh partikel gamma produksi pasangan katoda masuk ke
dalam tabung yang menimbulkan ionisasi pada gas mulia. Dalam peristiwa ionisasi terbentuk
pasangan ion positif dan ion negatif dengan jumlah yang berbanding lurus dengan energi
pengionnya.
Adanya tegangan tinggi dalam tabung antar katoda dan anoda menyebabkan elektron yang
terbentuk bergerak ke anoda dengan cepat sedangkan ion positif bergerak dengan lambat.
Elektron mendapat percepatan dari medan listrik yang ada diantara anoda dan katoda. Dalam
perjalanan elektron juga mengionisasi atom-atom dengan jalan tumbukan. Elektron hasil
ionisasi disebut elektron sekunder dan dipercepat lagi sehingga arus ion positif dan elektron
semakin besar. Jadi, ion positif dan elektron sekunder terjadi secara beranting terkumpul di
anoda sejumlah N jauh lebih besar dari jumlah elektron primer sebagai berikut:
N = M . n dimana M = faktor multifikasi yang besarnyaM >> 1
Peristiwa ionisasi ini disebt Avalanche.
Pencacah pulsa yang mengitung akibat adanya partikel pengion dilakukan oleh pencacah
yang disebut counter. Pulsa ini tingginya tetap waktu terdeteksi, karena karakteristik counter
dan kondisi-kondisi alat ketika sedang bekerja. Bila GM terkena radiasi nuklir yang
intensitasnya tetap, maka terjadi ketergantungan laju pencacah terhadap tegangan yang
merupakan karakteristik dari GM. Tegangan dimana GM mulai mencacah disebut tegangan
mulai (start) kemudian pencacah naik dengan cepat bila tegangan diperbesar sampai tegangan
ambang.
Jika terbentuknya pulsa sebagai masuknya zarah-zarah pengion, sewaktu ion positif
bergerak menuju katoda, kuat medan listrik disekitar kawat anoda naik dari harga rendah.
Sedikit demi sedikit sampai mencapai harga minimun yang diperlukan untuk bisa
menimbulkan avelanche yang baru. Sampai ini dicapai detektor tak peka. Sesudahnya
medannya kembali lagi keharga starting operatio, pada saat ini detektor kembali peka. Waktu
selama detektor memberikan pulsa-pulsa dengan ukuran yang kurang dari harga penuhnya
disebut recovery time (waktu pulih kembali).
Deteksi dari radiasi dengan intensitas yang tinggi memerlukan koreksi dengan adanya dead
time counter , maka bila countingrate yang diberikan oleh counter = N maka selama waktu

N counter tersebut mengalami keadaan mati. Andaikan counting rate yang sebenarnya = n
maka kehilangan count selama selang waktu N tersebut adalah N x x n. Jadi N = n N = n
(1 N), atau =

Untuk N yang tinggi, maka koreksi adanya dead time (sebesar faktor 1 / (1 N)) penting
untuk diperhitungkan. Koreksi ini hanya bisa dilaksanakan bila dari counter diketahui.
Dead time dapat ditentukan paling mudah dengan metode dua sumber. Didalam mtode
ini bila masing-masing sumber memberikan counting rate teramati sebesar N1 dan N2 dan bila
dua sumber radiasi tersebut memberikan N12 maka n1 dan n2 masing-masing adalah counting
rate yang sebenarnya dari kedua sumber tersebut, sehingga persamaan untuk masing-masing
n1 dan n2 serta n1 + n2 adalah sebagai berikut:
1 =
= |

11

; 2 =

2
1 2

dan 1 + 2 =

12
1 12

dengan pendekatan diperoleh hasil:

1 + 2 12
|
2
12
12 22

C. ALAT DAN BAHAN


1. Satu set GM counter beserta counter
2. Sumber radioaktif (Amersium, Barium, dan kaos lampu)
3. Kabel penghubung
4. Alumunium foil
5. Timah hitam
6. Stopwatch
Keterangan:
2. Detektor radiasi
5

3. Sumber radiasi

4. Counter

Skema Rangkaian:
Gambar 2. Set-Up
percobaan1
menentukan daerah
plateau

5. Statif

4
3

D. PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan 1
Tujuan: Menentukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif
1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam percobaan dan sekalian di set seperti pada
gambar 2.
2. Menyalakan Geiger Counter dan detektor.
3. Meletakkan bahan radioaktif (Barium) tanpa pelindung didekat detektor.
4. Mengoperasikan alat pencacah radiasi bersamaan dengan pencatat waktu
5. Mencatat cacah radiasi selama selang waktu satu menit.
6. Mencatat data hasil percobaan pada tabel 1.
7. Melakukan prosedur 1 4 dengan mengganti bahan radioaktif dengan Amersium dan kaos
lampu.
Percobaan 2
Tujuan: Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung
1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam percobaan dan sekalian di set seperti pada
gambar 2.
2. Meletakkan sumber radioaktif barium, kemudian melakukan cacah radiasi dalam satu menit.
3. Membungkus bahan radioaktif dengan alumunium foil atau timah hitam.
4. Mencatat cacah radiasi selama waktu satu menit pada tabel 2.

E. DATA PENGAMATAN
1. Menentukan counting rate (cacah radiasi) dari bahan radioaktif
No

Sumber Radioaktif

1.

Cacah radiasi / menit (N)


1

Barium

45

40

46

43

35

2.

Amersium

211

201

197

222

238

3.

Kaos Lampu

19

15

16

17

16

2. Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung


No

Sumber Radioaktif

Barium

Bahan Pelindung

Cacah radiasi / menit

1 Alumunium foil

1. 36

2 Alumunium foil

2. 33

3 Alumunium foil

3. 22

Amersium

3.

1 Alumunium foil

1. 184

2 Alumunium foil

2. 171

3 Alumunium foil

3. 170

Kaos lampu

F. ANALISIS DATA
Percobaan 1.
a. Cacah radiasi Barium (N1)
No

Cacah Radiasi

|1
1 |

|1
1 |2

45

3,2

10,24

40

1,8

3,24

46

4,2

17,64

43

1,2

1,44

35

6,8

46,24

209

17,2

78,8

1 =

1
209
radiasi
=
= 41,8 cacah
= 0,6967

5
menit

1 =

|1
1 |2
78,8
radiasi
=
= 1,985 cacah
= 0,0331
( 1)
20
menit

1 =

1
100%
1

1 =

0,0331
100%
0,6967

1 = 4,75 % (3 )
Jadi nilai 1 = (0,697 0,033) 4,75 %
b. Cacah radiasi Amersium (2 )
No

Cacah Radiasi

2|
|2

2|2
|2

211

2,8

7,84

201

12,8

163,84

197

16,8

282,24

222

8,2

67,24

238

24,2

585,64

1069

64,8

1106,8

2 =

2
1069
radiasi
=
= 213,8 cacah
= 3,5633

5
menit

2|2
|2
1106,8
radiasi
2 =
=
= 7,439 cacah
= 0,1240
( 1)
20
menit

2 =

2
100%

2 =

0,1240
100%
3,5633

2 = 3,48 % (3 )
Jadi nilai 2 = (3,560 0,124) 3,48 %
c. Cacah radiasi Kaos Lampu (N3)
No

Cacah Radiasi

3|
|3

3|2
|3

19

2,4

5,76

15

1,6

2,56

16

0,6

0,36

17

0,4

0,16

16

0,6

0,36

83

5,6

9,2

3 =

3
83
radiasi
=
= 16,6 cacah
= 0,2767

5
menit

3|2
|3
9,2
radiasi
3 =
=
= 0,6782 cacah
= 0,0113
( 1)
20
menit

3 =

3
100%

3 =

0,0113
100%
0,2767

3 = 4,09 % (3 )
Jadi nilai 3 = (0,277 0,011) 4,09 %

Percobaan 2
Menentukan hubungan tebalnya lapisan pelindung dengan cacah radiasi barium

Menentukan hubungan tebalnya lapisan pelindung dengan cacah radiasi amersium

G. PEMBAHASAN
Dalam pengukuran suatu besaran fisis selalu diperlukan beberapa komponen yang
membentuk suatu sistem, demikian pula untuk pengukuran radiasi nuklir. Sistem pengukuran
radiasi selalu terdiri dari detektor dan alat penunjang lainnya. Detektor berfungsi sebagai
pengubah energi nuklir menjadi energi lain yang lebih mudah diolah, seperti energi listrik,
sedng penunjang lainnya berfungsi untuk mengolah sinyal listrik yang dihasilkan oleh detektor
menjadi informasi.
Salah satu aplikasinya yakni sebagai pencacah radiasi nuklir dengan detektor GM dalam
bentuk kartu antarmuka di IBM-PC. Sistem pencacah beroperasi cukup baik, bentuk dalam
kartu antarmuka yang dipasangkan pada slot IBM-PC cukup memberikan kemudahan operasi
dan kemudahan untuk modifikasi konfigurasi pengukuran dan lenih jauh dalam pengolahan
data serta pengarsipan hasil akuisisi data maupun pengolahan data (Gayani: 2000).
Pengukuran radiasi radioaktif yang terdapat di udara dilakukan dengan menggunakan air
sampler dan dilengkapi dengan kertas filter. Selanjutnya kertas filter yang digunakan untuk
menangkap partikulat diudara di cacah radioaktifitasnya dengan menggunakan detektor radiasi.
Untuk keperluan pencacahan radiasi digunakan detektor . Pengukuran paparan radiasi
dengan menggunakan detektor . Pengukuran udara buang biasanya dilakukan dengan
menggunakan instrumen aerosol yang bekerja secara otomatis dan terus menerus.
Namun dalam pengukuran radiasi dalam praktikum ini hanya mengukur cacah radiasi yang
dipancarkan oleh bahan radiasi barium, amersium, dan kaos lampu setiap menitnya.Terdapat 2
besaran yang biasanya diukur dari suatu paparan radiasi nuklir, yaitu jumlah radiasi dan energi
radiasi. Akan tetapi, dalam praktikum ini yang diukur hanyalah jumlah radiasi yang dapat
digunakan untuk mengukur aktifitas radioaktif. Secara ideal, setiap radiasi yang mengenai
detektor akan diubah menjadi pulsa sehingga jumlah radiasi dapat diukur dengan jumlah pulsa
yang dihasilkan detektor. Dalam hal ini, praktikan menggunakan detektor GM Counter.
Proses pengubahan radiasi menjadi pulsa listrik dan akhirnya tercatat sebagai sebuah
cacahan memerlukan selang waktu tertentu yang sangat dipengaruhi oleh kecepatan detektor
dan peralatan penunjangnya. Selang waktu tersebut adalah dead time. Radiasi yang datang
berurutan dengan selang waktu yang lebih singkat daripada sistem matinya, tidak dapat dicacah
oleh sistem pencacah karena intensitas radiasi yang mengenai detektor tidak tercatat. Waktu
mati sistem pencacah yang menggunakan detektor GM adalah sekitar ratusan X detik. Untuk
sumber arus disesuaikan dengan aktifitasnya. Sumber dipilih yang belum dipengaruhi waktu
mati tetapi bila dicacah bersama-sama dipengaruhi waktu mati. Tapi karena dalam praktikum
ini tidak dilakukan percobaan untuk cacah radiasi barium + amersium yang dikarenakan tidak

ada bahannya, maka tidak dapat dihitung dead time nya maupun cacah radiasi sebenarnya dari
barium dan amersium.
Kalibrasi alat merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan praktikum.
Seharusnya sebelum praktikum kalibrasi alat terlebih dahulu sehingga akan menghasilkan data
yang lebih valid. Dalam praktikum kali ini, praktikan tidak melakukan kalibrasi alat sehingga
data yang diperoleh mendapatkan ralat yang besar. Sama halnya dengan jurnal yang
didapatkan, pengolahan data hasil pengukuran radiasi menggunakan perambatan ralat dan
deviasi standar dari nilai rerata.
Dari praktikum pertama didapatkan cacah radiasi Barium sebesar 1 = (0,697
0,033) dengan ralat relatif sebesar 4,75%. Untuk Amersium didapatkan nilai 2 =
(3,560 0,124) dengan ralat relatif sebesar 3,48%. Sedangkan untuk kaos lampu
didapatkan nilai 3 = (0,277 0,011) dengan ralat relatif sebesar 4,09%.
Pada praktikum kedua, bahan radioaktif Barium dan Amersium diberi pelindung berupa
lapisan alumunium foil. Hal ii dimaksudkan untuk melihat seberapa besar penyerapan bahan
pelindung terhadap cacah radiasi. Pemberian lapisan bahan pelindung akan membuat GM
counter mencatat nilai cacah radiasi semakin kecil. Grafik yang didapatkan pada analisis data
telah menunjukkan nilai cacah radiasi semakin turun pada bahan Barium dan Amersium.
Dari hasil praktikum, data yang diperoleh mendapatkan nilai ralat yang relatif besar dan
juga grafik hubungan tebal bahan lapisan pelindung dengan bahan barium maupun amersium
sudah sesuai dengan teori. Grafik tersebut seharusnya menurun kebawah karena semakin tebal
lapisan maka akan semakin banyak radiasi yang akan diserap. Kesalahan-kesalahan dalam
praktikum dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Peralatan tidak dikalibrasi terlebih dahulu
2. Kurang telitinya praktikan saat mengatur jarak antara detektor dengan sumber radioaktif
3. Kurang telitinya praktikan pada saat membaca skala pada alat ukur

H. JAWABAN TUGAS
Percobaan 1
1. 1 = (0,697 0,033) dengan ralat relatif sebesar 4,75%.
2 = (3,560 0,124) dengan ralat relatif sebesar 3,48%.
3 = (0,277 0,011) dengan ralat relatif sebesar 4,09%.
2. Untuk dead time tidak bisa dihitung karena tidak ada bahan barium + amersium.
3. Cacah radiasi sebenarnya juga tidak bisa dihitung karena tidak ada dead time.

4. Kesimpulan percobaan dilampirkan pada halaman tersendiri.


Percobaan 2
1. Dari grafik yang diperoleh pada analisis data didapatkan hubungan antara ketebalan lapisan
dengan bahan radioaktif adalah berbanding terbalik. Semakin banyak bahan pelindung
radiasi yang diserap semakin besar sehingga radiasi yang diipancarkan kelingkungan akan
semakin berkurang.
2. Kesimpulan percobaan dilampirkan pada halaman tersendiri

I. KESIMPULAN
1. Setiap bahan radioaktif memiliki cacah radiasi yang berbeda dan dapat diukur dengan GM
counter.
2. Banyaknya cacah radiasi dapat dihitung dengan perambatan ralat dan deviasi standar dari
nilai rerata.
3. Dead Time adalah waktu ketika detektor tidak peka sama sekali.
4. Recovery time adalah waktu selama detektor memberikan pulsa dengan ukuran kurang dari
harga sepenuhnya.
5. Cacah radiasi Amersium lebih besar daripada Barium.
6. Hubungan antara ketebalan lapisan dengan bahan radioaktif adalah berbanding terbalik.
7. Semakin banyak lapisan bahan pelindung maka radiasi yang diserap semakin besar sehingga
radiasi yang dipancarkan kelingkungan semakin berkurang.

J. DAFTAR PUSTAKA
Beissner, Arthur. 2010. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Gayani, Didi., Indasah, Iin., 2000. Pencacah Radiasi Nuklir dengan Detektor GM dalam
Bentuk Kartu Antarmuka di IBM-PC. ISSN 1411-3481. Vol 1 No 2. Agustus 2000 : 121135.
Team Pembina Mata Kuliah Praktikum Fisika Modern. 2015. Petunjuk Eksperimen Fisika
Modern. Malang: Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai