Definisi Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air bahan sampai mencapai
kadar air tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan produk akibat
aktivitas biologi dan kimia. Pengeringan pada dasarnya merupakan proses
perpindahan energy yang digunakan untuk menguapkan air yang berada dalam
bahan, sehingga mencapai kadar air tertentu agar kerusakan bahan pangan dapat
diperlambat. Kelembapan udara pengering harus memenuhi syarat yaitu sebesar 55
60% (Pinem, 2004).
Menurut Hasibun (2005) bahwa bahasa pengeringan merupakan penghidratan,
yang berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Proses pengeringan atau
penghidratan berlaku apabila bahan yang dikeringkan kehilangan sebahagian atau
keseluruhan air yang dikandungnya. Proses utama yang terjadi pacta proses
pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang dikandung oleh
suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada bahan tersebut. Panas ini
dapat diberikan melalui berbagai sumber, seperti kayu api, minyak dan gas, arang
baru ataupun tenaga surya.
Ditambahkan
penjelasan
menurut
Juliana
dan
Somnaikubun
(2008),
akan
lebih
rendah
jika dibandingkan
dengan
makanan
yang
segar.
disebabkan
oleh
reaksi-reaksi
non-enzimatik.
Pengeringan menyebabkan kadar air bahan pangan menjadi rendah yang juga akan
menyebabkan zat-zat yang terdapat pada bahan pangan seperti protein, lemak,
karbohidrat dan mineral akan lebih terkonsentrasi. Vitamin - vitamin yang terdapat
dalam bahan pangan yang dikeringkan akan mengalami penurunan mutu, hal ini
disebabkan karena ada berberapa vitamin yang tidak tahan terhadap suhu tinggi.
Proses pengeringan yang berlangsung pada suhu yang sangat tinggi akan
menyebabkan terjadinya case hardening, yaitu bagian permukaan bahan pangan
sudah kering sekali bahkan mengeras sedangkan bagian dalamnya masih basah.
Prinsip Pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya adalah proses mengurangi kadar air
dalam ikan. Menurut Abdullah (2003), untuk mencegah bakteri dan enzyme bekerja
dalam ikan, selain mengurangi kadar air dalam ikan, diperlukan juga pengendalian
temperatur dan RH udara tempat penyimpanan ikan. Beberapa variabel yang
penting dalam proses pengeringan ikan adalah: temperatur, RH dan laju aliran
udara serta waktu pengeringan. Kadar air ikan bervariasi antara 50% - 80%. Untuk
mengurangi aktivitas bakteri dan enzym, kadar air ikan sebaiknya dijaga dibawah
25% (Handoyo et al., 2011).
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam
hal ini, kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai kelembapan
nisbi yang rendah sehingga terjadi penguapan (Adawyah, 2006).
Proses pengeringan didasari oleh terjadinya penguapan air (pengisapan air
oleh udara) sebagai akibat perbedaan kandungan air produk dengan udara sekitar.
Apabila kandungan uap air diudara cukup rendah berarti udara mempunyai
kelembaban nisbi yang rendah sehingga kesempatan untuk terjadinya penguapan
semakin besar. Makin tinggi perbedaan kandungan uap air di udara dengan produk,
maka semakin banyak kandungan air yang dikeringkan dapat menguap karena
kesanggupan udara untuk menampungnya semakin besar (Zaelanie, 2004).
Menurut
Murniyati
dan
Sunarman
(2000),
cara
yang
umum
untuk
mengeringkan ikan adalah dengan menguapkan air dari tubuh ikan, yaitu dengan
menggunakan tiupan udara panas. Penguapan dimulai dari bagian permukaan,
kemudian menjalar kebagian bagian yang lebih dalam. Kecepatan penguapan atau
pengeringan ditentukan oleh factor factor sebagai berikut:
-
Kecepatan Udara, Makin cepat udara bertiup di atas ikan, makin cepat ikan
menjadi kering.
-
kering.
-
Kelembapan Udara, Makin lembab udara, makin lambat ikan menjadi kering
Ukuran dan Tebal Ikan, Makin tebal ikan, makin lambat ikan kering. Namun
Arah Aliran Udara Terhadap Ikan, Makin kecil sudut antara ikan dengan
Sifat
Ikan, Makin
pengeringannya.
Proses Pengeringan
ikan
tersebut
berlemak,
makin
lama
dan
sulit
b.
(mechanical drying).
Pengeringan Alami
a.
nelayan,
terutama
di
daerah
Ujung
Pandang,
adalah
dengan
pengeringan
menjemur ikan selama 3 hari jika cuaca cerah dan membalik-balik ikan sebanyak
4 5 kali agar pengeringan merata. Pengeringan tradisional ini memerlukan tempat
yang luas karena ikan yang dikeringkan tidak bisa ditumpuk saat dijemur. Pada saat
udara luar terlalu kering dan panas, pengeringan dapat terjadi terlalu cepat
sehingga terjadi case hardening (permukaan daging ikan mengeras). Masalah lain
adalah kebersihan/higienitas ikan yang dikeringkan sangat kurang karena proses
pengeringan dilakukan di tempat terbuka yang memungkinkan dihinggapi debu dan
lalat.
Cara tersebut memang sangat sederhana sehingga setiap orang dapat
melaksanakannya bahkan tanpa alat sekalipun, dikenal dengan penjemuran.
Keuntungan pengeringan dengan menggunakan sinar metahari tidak diperlukan
penanganan khhusus dan mahal serta dapat dikerjakan oleh siapa saja. Namun
kelemahan dari pengeringan dengan menggunakan sinarmatahari berjalan sangat
lambat sehingga terjadi pembusukan sebelum menjadi kering. Hasil pengeringan
pun tidak merata dan pelaksanaan tergantung oleh alam. Jarang diperoleh ikan
kering yang berkualitas tinggi, selain itu memerlukan tempat yang luas dan udah
terkontaminasi (Adawyah, 2007).
Di dalam pengeringan alami yang hanya memanfaatkan sinar matahari dan
angin, ikan dijemur diatas rak rak yang dipasang agak miring (15 0) kearah
datangnya angin, dan diletakkan di bawah sinar matahari tempat angin bebas
bertiup. Angin berfungsi memindahkan uap air yang terlepas dari ikan ketempat
lain, sehingga penguapan dapat berlangsung lebih cepat. Tanpa ada pergerakan
udara, misalnya jika penjemuran dilakukan pada tempat tertutup dan tidak ada
angin di tempat itu, maka pengerngan akan berjalan lambat. Bagitu halnya dengan
intensitas sinar matahari, Intensitas sinar matahari mempengaruhi kecepatan
penguapan. Penguapan berjalan lebih lambat apabila tidak ada sinar matahari
(Murniyati dan Sunarman. 2000)
Menurut Zaelanie (2004), pada musim hujan, pengerigan ikan biasanya akan
berjalan lebih lambat, apalgi bila tidak ada angin. Hal ini sangat merugikan karena
pembusukan sering kali terjadi. Sebaliknya jika udara terlalu panas, pengeringan
terlalu cepat sehingga dapat tgerjadi case hardening yaitu pengerasan permukaan
tubuh ikan tetapi bagiian dalamnya masih basah. Kerugian akibat hal ini dapat di
cegah dengan cara:
-
Menurut Tapotubun
dan
fien
(2008),
Untuk mengetasi
kontaminasi,
sebanyak
65%
dibanding
pengeringan
tradisional
yang
hanya
berupa
ruang
kaca
yang
memanfaatkan
efek
rumah
kaca
(green-
house effect) dan dapat pula menggunakan kolektor surya yang dihubungkan
dengan ruang pengering.
Suhu dalam ruangan dapat ditingkatkan dengan penggunaan bidang warna
hitam. Bidang hitam (misalnya:lembaran plastic hitam) bersifat menyerap panas
lebih cepat. Lembaran plastic warna hitam ini dapat dijadikan sebagai alas rak rak
penjemur ikan dan dapat juga diletakkan di sebagian dinding. Sisi yang hitam
diletakkan di bagian barat pada pagi hari dan di bagian timur pada sore hari.
Pengering rumah kaca ini sangat bermanfaat dalam upaya peningkatan hygiene.
Gangguan lalat, kontaminasi debu, dan kotoran dapat diminimalisasi. Manfaat lain
adalah ketika musim hujan, air hujan tidak akan membasahi ikan dan kita tidak
perlu memindahkan ikan ketempat yang teduh (Zaelanie et al., 2004).
Pengeringan Buatan
a.
Pengeringan mekanis
Menurut Murniyati dan Sunarman (2000), karena banyaknya kesultan- kesulitan
yang didapat pada pengeringan secara alami, maka manusia telah mencoba
membuat peralatan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dengan cara yang
lebih efisien. Alat pengering mekanis berupa suatu ruang atau cabinet dengan
udara panas yang ditiupkan didalamnya. Hal hal pokok yang membuat
pengeringan mekanis ini lebih baik daripada pengeringan alami ialah:
1.
2.
Udara dalam dryer disirkulasikan dengan blower (kipas angin) yang terletak
didalam ruangan atau di dinding. Kecepatan udara yang optimal adalh 70 100
m/menit. Semua iakn dalam dryer diusahakan mengalami pengeringan yang
merata.
Ditambahkan menurut Adawyah (2007), cara pengeringannya yaitu udara
dipanaskan kemudian dialirkan kedalam ruangan yang berisi ikan dalam rak-rak
pengering melalui pertolongan kipas angin. Setelah cukup kering, ikan dikeluarkan
dan diganti dengan ikan yang lainnya, demikian dilakukan terus menerus. Di
Indonesia pernah dicoba alat pengering berbentuk trowongan (tunnel dryer), bentuk
lemari (cabinet dryer), dan cool dryer.
Digambarkan dalam penelitian Haryanto et al., (2008) bahwa alat pengering
tipe cabinet (cabinet dryer) dalam skala kecil berkapasitas 5 kg. spesifikasi alat
pengering ini adalah berupa kotak bertingkat, bagian bawah utuk pengeringan dan
bagian atas untuk sirkulasi pengembalian udara. Dimensi panjang kabin 190 cn,
lebar 65 cm, tinggi 97 cm. Udara pengering di sirkulasikan dengan 9 buah kipas
berdiameter 12 cm dengan kecepata 1,1 m/s. Udara pengering didehumidifikasikan
dengan dehumifier yang dibuat dari modifikasi AC dengan kompresor 0,5 PK.
Sumber pemanas menggunakan elemen lampu inframerah sebanyak 3 buah
masing-masing
berdaya
1500W
dilengkapi
dengan thermosfat.
Try
untuk
Pengeringan vakum
Pengeringan vakum merupakan salah satu cara pengeringan bahan dalam
suatu ruangan yang tekanannya lebih rendah dibanding tekanan udara atmosfir.
Pengeringan dapat berlangsung dalam waktu relatif cepat walaupun pada suhu
yang lebih rendah daripada pengeringan atmosfir. Dengan tekanan uap air dalam
udara yang lebih rendah, air pada bahan akan menguap pada suhu rendah (Astuti,
2008).
Ditambahkan penjelasan menurut Zaelanie et al., (2004), Ikan bisa juga
dikeringakan dengan menggunakan suhu di bawah titik beku. Dalam hal ini, air
dalam tubuh ikan terlebih dahulu dibekukan kemudian disublimasikan dengan
bantuan pompa hampa. Jadi ikan dikeringkan dalam keadan beku hampa. Kelebihan
dari metode ini adalah ikan lebih ringan karena lebih banyak air yang keluar dan
tahan lama, serta proses pengeringan berjalan lebih cepat. Akan tetapi metode
vakum belum bias dijalankan secara ekonomis karena alatnya yang relative mahal.
Cara kerja dari pengeringan metode vakum ini sebagai berikut:
-
merubah menjadi uap air (menyublim) sebagai akibat tekanan yang rendah.
Akhirnya ikan akan menjadi lebih ringan
-
Uap air yang terjadi masuk kedalam kondensor dan dirubah menjadi es dengan
Parameter
Tekanan
Waktu
Air yang hilang
Tekanan Normal
760 mmHg
146 jam
78,5%
Hampa Udara
2 mmHg
11 jam
79,2%
DAFTAR PUSTAKA
Astutik,Sri
Mulia
2008. Teknik
Pengeringan
Bawang
Merah
Dengan
Cara
Pengeringan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
1 Mekanisme pengeringan
2 Metode pengeringan
3 Tujuan pengeringan
4 Referensi
6 Pranala luar
permukaan bahan terjadi secara difusi molekular di mana bagian yang lebih basah (bagian dalam)
memindahkan air ke bagian yang lebih kering (bagian permukaan). Bahan yang dikeringkan
umumnya akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran yang signifikan, kecuali pada
proses pengeringan beku.
Dalam diagram fase, batas antara wujud gas dan cair bergerak dari titik tripel ke titik kritis. Pengeringan biasa
ditunjukan dengan panah hijau,pengeringan superkritis dengan warna merah, dan pengeringan bekuditunjukan
dengan warna biru.
Penjemuran
Aplikasi udara panas (pengeringan secara konveksi). Udara yang dipanaskan meningkatkan
kelembaban relatif udara, sehingga mampu mengangkat uap air dari bahan yang terpanaskan
oleh udara.
Pengeringan kontak (melalui dinding yang terpanaskan) pada pengeringan drum dan
pengeringan vakum.
Pengeringan dielektrik, di mana frekuensi radio atau gelombang mikro diserap oleh bahan.
Pengeringan beku di mana cairan dibekukan sebelum dikeringkan secara sublimasi (es
langsung menjadi uap).
Pengeringan superkritis